Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Graha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Mei, 2015

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Graha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Mei, 2015"— Transcript presentasi:

1 PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-2 IKATAN AHLI KEBENCANAAN INDONESIA (IABI)
Graha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Mei, 2015 Metode Pemetaan Partisipatif Untuk Penyusunan Program Pengurangan Risiko Bencana Longsor. Studi Kasus Desa Cibanteng, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Eko Kusratmoko1), Adi Wibowo1), Sofyan Cholid2), & Tjiong Giok Pin1) 1)Departemen Geografi, FMIPA Universitas Indonesia, Kampus Baru, Depok 16424 2)Departemen Kesejahteraan Sosial, FISIP, Universitas Indonesia, Kampus Baru, Depok 16424

2 Pendahuluan Keberhasilan pengurangan risiko bencana yang berkelanjutan dan berdaya guna harus menempatkan warga masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sebagai subjek yang berpartisipasi (Gaillard & Maceda, 2009; Perka BNPB no. 1 Tahun 2012). PRBBM seharusnya mampu memberdayakan masyarakat dengan pengembangan diri sesuai dengan budayanya untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan akibat bencana alam (Gaillard & Maceda, Cadag & Gaillard, 2012) Pemetaan partisipatif ,baik PP2D maupun PP3D adalah salah satu bagian dari kegiatan PRBBM

3 Tujuan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Menerapkan Pemetaan Partisipatif 2 Dimensi (PP2D) berbasis SIG Wilayah Longsor dan Rawan Longsor di Desa Cibanteng Menerapkan Pemetaaan Partisipasi 3 dimensi (PP3D) dalam kerangka PRBBM di Desa Cibanteng Membantu Desa Cibanteng menuju Desa Tangguh Bencana.

4 METODOLOGI

5 Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Jumlah Penduduk tahun 2014 : 5097 Jiwa Jumlah KK : KK Lebih dari 30% termasuk kategori rumah tangga miskin Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

6 Topografi Desa Cibanteng
Peta Ketinggian Peta Lereng (Sumber: diolah dari data dijital rupabumi skala 1:25.000, BIG) Ketinggian berkisar; m dpl. Sebagian besar wilayah (43% dari luas Desa) berada pada ketinggian > 500 m dpl dan wilayah dengan lereng antara 15-25% mendominasi dengan proporsi sekitar 60% dari luas Desa

7 Sawah dan pertanian lahan kering, berupa tegalan dan kebun campuran mendominasi penggunaan lahan di Desa Cibanteng

8 METODOLOGI PEMETAAN PARTISIPATIF
WILAYAH RAWAN LONGSOR Kordinasi: BPBD Kab. Cianjur & Kades Desa Cibanteng; Persiapan dan Pembekalan Pelaksanaan Pemetaan Diskusi Hasil Penetapan Wilayah dan Peserta Penyiapan Peta Dasar RBI skala1:25.000 Pelatihan GPS dan Pengetahuan ttg longsor Wilayah longsor Wilayah rawan longsor Pembahasan hasil Penyepakatan hasil

9 Pelaksanaan Diskusi Kelompok
METODOLOGI PEMETAAN PARTISIPATIF 3 DIMENSI UNTUK PENYUSUNAN PROGRAM PRBBM Persiapan Pelaksanaan Diskusi Kelompok Penyusunan Program Pengurangan Risiko BencanaDiskusi Hasil Penyiapan Peta Dasar Pembuatan Peta 3 Dimensi Penetapan Peserta Pengetahuan keruangan Pengetahuan Kebencanaan dan pengetahuan mengurangi risiko bencana Pembentukan Tim Penanggulangan Bencana Kompilasi program

10 HASIL & PEMBAHASAN

11 Pelaksanaan Kegiatan : Pembekalan Tentang Terjadinya Longsor dan Dasar-Dasar Pemetaan dan Penggunaan GPS

12 Pelaksanaan Kegiatan : Pemetaan Partisatif

13

14 Pemetaan Partisitpatif 3 Dimensi untuk Penyusunan PRBBM
Ada 2 Fokus Utama dalam Diskusi Kelompok Mengukur pengetahuan keruangan masyarakat akan lingkungan wilayahnya Menyusun program pengurangan risiko bencana dan Rencana Implementasinya

15 Kegiatan Diskusi Kelompok dengan Metode PP3D

16 Hasil Diskusi Kelompok
Kesalahan toponimi (nama kampung, nama sungai) dapat dikoreksi Koreksi batas administrasi Desa Cibanteng Dapat menetapkan daerah rawan longsor di lingkungan sekitarnya Program Awal Dalam Kerangka PRBBM dapat disusun mencakup: program pengelolaan lingkungan, program peningkatan kapasitas kesiapsiagaan serta tanggap bencana program sosialisasi tentang kebencanaan, khususnya longsor-

17 Indikator Keberhasilan Kegiatan (McCall & Pinang, 2005)
Legitimasi & Partisipasi Pemberdayaan Proses Transfer Pengetahuan Efektifitas Hasil Kegiatan Indikator Keberhasilan Kegiatan (McCall & Pinang, 2005)

18 Kesimpulan Metode Pemetaan Partisipatif 2 dimensi dan didukung dengan teknologi SIG dapat memetakan dan menyepakati luas wilayah longsor yang terjadi pada tahun 2013, wilayah rawan longsor dan wilayah bekas longsor. Metode Pemetaan Partisipatif 3 Dimensi dapat mengasah pengetahuan keruangan masyarakat dalam memahami lingkungan desanya, sehingga memudahkan dalam penyusunan program PRBBM dan implementasiya. Hasil kegiatan ini dapat menjadi jalan bagi Desa Cibanteng menuju desa tangguh bencana.

19


Download ppt "Graha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Mei, 2015"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google