Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSusanti Agusalim Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Mohamad Salam Dan La ode Ahmad Jazuli
STRUKTUR ALJABAR Mohamad Salam Dan La ode Ahmad Jazuli
2
Himpunan Pemetaan Bilangan Bulat Operasi Biner
Pendahuluan Himpunan Pemetaan Bilangan Bulat Operasi Biner
3
Grup Definisi Grup dan contoh grup Sub Grup
Sub grup Normal dan Grup hasil bagi Homorfisma Automorfisma Grup Permutasi
4
Ring (Gelanggang), Daerah Integral dan Lapangan
Definisi dari gelanggang Daerah integral Lapangan
5
REFERENSI I.N. Herstein, Topics in Algebra, secon edition, 1975.
Jimmie Gilbert dan Linda Gilbert, Elements of Modern Aljebra, fifth edition, 2000, publiser Gary Ostedt. Buku-buku lain yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
6
HIMPUNAN Himpunan adalah suatu kumpulan obyek yang dapat didefinisikan dengan jelas. Obyek-obyek dalam himpunan dinamakan anggota himpunan. Untuk membentuk himpunan dapat digunakan metode Roster yaitu dengan cara menyebut atau mendaftar semua anggota dan metode Rule yaitu dengan menyebut syarat keanggotaannya.
7
HIMPUNAN Himpunan A dikatakan sebagai himpunan bagian dari himpunan B jika setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B dan dinotasikan dengan Himpunan A=B jika dan hanya jika dan
8
HIMPUNAN Dari suatu himpunan A dapat dibuat himpunan kuasa yaitu himpunan yang anggota-anggotanya adalah himpunan bagian dari himpunan A. Komplemen dari himpunan A adalah semua anggota dari semesta yang bukan anggota A, dan dinotasikan
9
HIMPUNAN Gabungan dari dua buah himpunan A dan B, ditulis adalah
Irisan dari dua himpunan A dan B, ditulis dengan , adalah himpunan Diberikan sembarang dua buah himpunan A dan B, maka A-B adalah himpunan
10
HIMPUNAN Dua himpunan A dan B dikatakan saling asing apaa bila
Misalkan diberikan dua buah himpunan A dan B, maka himpunan AxB adalah didefinisikan sebagai himpunan semua pasangan terurut (a,b) dimana a anggota A dan b anggota B. Pasangan (c,d)=(e,f) jika dan hanya jika c = e dan d = f.
11
RELASI EKIVALEN Relasi biner pada Himpunan A dikatakan relasi ekivalen pada A, jika untuk setiap a, b, c dalam A memenuhi : 1. a a (reflesif) 2. jika a b maka b c (simetri) 3. jika a b dan b c maka a c (transitif)
12
RELASI EKIVALEN Misalkan S sembarang himpunan dan didefinisikan ab untuk a, b anggota S, jika dan hanya jika a = b. Maka pendefinisian tersebut suatu relasi ekivalen pada S. Misalkan S suatu himpunan bilangan bulat, diberikan a,b elemen S, definisikan ab jika a-b adalah bilangan bulat genap. Misalkan S himpunan semua bilangan bulat dan n>1 bilangan bulat tetap. Untuk a,b elemen S, definisikan ab jika a-b adalah kelipatan dari n. Misalkan A, B himpunan dan f:AB suatu fungsi. Jika didefinisikan pada A dengan x y jika f(x)=f(y)
13
DEFINISI CLASS EKIVALEN
Jika A suatu himpunan dan jika suatu relasi ekivalen pada A, maka class ekivalen dari a anggota A adalah himpunan semua x anggota A dimana a berelasi dengan x. Dan kita notasikan dengan cl(a).
14
class EKIVALEN Misalkan S sembarang himpunan dan didefinisikan ab untuk a, b anggota S, jika dan hanya jika a = b. Maka pendefinisian tersebut suaatu relasi ekivalen pada S. Class ekivalen pada a adalah a sendiri. Misalkan S suatu himpunan bilangan bulat, diberikan a,b elemen S, definisikan ab jika a-b adalah bilangan bulat genap. Class ekivalen pada a adalah semua bilangan bulat yang berbentuk a + 2m, dimana m bilangan bulat. Misalkan S himpunan semua bilangan bulat dan n>1 bilangan bulat tetap. Untuk a,b elemen S, definisikan ab jika a-b adalah kelipatan dari n. Class ekivalen pada a adalah semua bilangan bulat yang berbentuk a + kn, dimana k bilangan bulat.
15
TEOREMA Class ekivalen yang berbeda dari suatu relasi ekivalen pada A dapat menentukan suatu dekomposisi pada A melalui gabungan dari sub himpunan yang saling asing. Sebaliknya diberikan dekomposisi dari A melalui gabungan dari sub himpunan tak kosong yang saling asing kita dapat mendefinisikan suatu relasi ekivalen pada A dari sub himpunan-subhimpunan class ekivalen yang berbeda tersebut.
16
Partisi Suatu partisi (partition) dari himpunan X merupakan suatu keluarga himpunan bagian tidak kosong dari X yang saling asing dan gabungannya sama dengan X. Partisi merupakan hal yang penting dalam matematika dan terdapat hubungan antara relasi ekuivalensi dan partisi
17
DEFINISI Class ekivalen yang berbeda dari suatu relasi ekivalen pada A dapat menentukan suatu dekomposisi pada A melalui gabungan dari sub himpunan yang saling asing. Sebaliknya diberikan dekomposisi dari A melalui gabungan dari sub himpunan tak kosong yang saling disjoin kita dapat mendefinisikan suatu relasi ekivalen pada A untuk sub himpunan-sub himpunan class ekivalen yang berbeda tersebut.
18
PEMETAAN DEFINISI Jika S dan T himpunan-himpunan tak kosong, maka pemetaan dari S ke T adalah sub himpunan M dari SxT sedemikian sehingga untuk setiap sS terdapat secara tunggal t T sedemikian sehingga pasangan terurut (s,t) M.
19
CONTOH PEMETAAN Misalkan S sembarang himpunan; definisikan :SS dengan (s) = s untuk setiap sS. Pemetaan disebut pemetaan identitas dari S Misalkan S dan T sembarang himpunan; dan t0 suatu elemen dari T. Definisikan :ST dengan :s t0 untuk setiap s S. Misalkan S adalah himpunan bilangan rasional positif dan T=JxJ dimana J adalah himpunan bilangan bulat. Diberikan suatu bilangan rasional s, dimana s dapat ditulis dengan s = m/n dimana m dan n tidak mempunyai faktor persekutuan. Definisikan :ST dengan (s) = (m,n).
20
CONTOH PEMETAAN 4. Misalkan J himpunan semua bilangan bulat dan S = ; misalkan T adalah himpunan dari bilangan rasional; definisikan :ST, dengan ((m,n))=m/n untuk setiap (m,n) dalam S. 5. Misalkan J himpunan bilangan bulat dan S = JxJ. Definisikan :SJ dengan (m,n)=m+n. 6. Misalkan S dan T sembarang himpunan; definisikan :SxTS dengan (a,b) = a untuk setiap (a,b)SxT. ini disebut proyeksi dari SxT pada S. Dengan cara serupa definisikan proyeksi dari SxT pada T.
21
CONTOH PEMETAAN Misalkan S adalah himpunan yang terdiri dari elemen-elemen x1, x2, x3. Definisikan :SS dengan (x1)=x2, (x2)=x3, (x3)=x1. Misalkan S adalah himpunan bilangan bulat dan T adalah himpunan yang terdiri dari elemen-elemen E dan 0. Definisikan :ST dengan (n)=E jika n bilangan genap dan (n)=0 jika n bilangan ganjil
22
CONTOH PEMETAAN Misalkan diberikan diberikan S, kita dapat mengkonstruksi himpunan baru S*, yaitu himpunan semua subhimpunan dari S. Misalkan S adalah himpunan dan T = S*; definisikan :ST dengan (s) = dalam S = S-{s}.
23
CONTOH PEMETAAN Misalkan S suatu himpunan dengan suatu relasi ekivalen, dan misalkan T adalah himpunan dari semua klas ekivalen dalam S. Definisikan :ST dengan (s) = cl(s).
24
DEFINISI Pemetaan dari S kedalam T adalah dikatakan onto (pada) T, jika diberikan tT terdapat suatu sS sedemikian sehingga (s)=t. Pemetaan dari S kedalam T adalah dikatakan pemetaan satu-satu jika untuk sembarang s1s2 maka (s1)=(s2)
25
Contoh Misalkan S = {x1,x2,x3} dan T = S. Misalkan :SS yang didefinisikan dengan (x1) = x2, (x2) = x3, (x3) = x1 dan :SS dengan (x1) = x1, (x2) = x3, (x3) = x2 Apakah = ?
26
Lemma Jika : ST, :S U dan :UV, maka ( )= ()
Misalkan : ST, :T U; maka: adalah pada jika dan pada. adalah satu-satu jika dan satu-satu.
27
Lemma Pemetaan : ST, :S U adalah korespondensi datu-satu diantara S dan T jika terdapat pemetaan :TS sedemikian sehingga dan = adalah pemetaan identitas pada S dan T Masing-masing.
28
Definisi Jika S suatu himpunan tak kosong maka A(S) adalah himpunan semua pemetaan satu-satu dan pada dari S pada dirinya sendiri.
29
Teorema Jika , , adalah elemen A(S), maka : 1. adalah di A(S)
2. ()= () 3. Terdapat suatu elemen (pemetaan identitas) di A(S) sedemikian sehingga 4. Terdapat elemen anggaota A(S) sedemikian
30
Lemma Jika S mempunyai lebih dari dua unsur, maka kita dapat menemukan dua unsur , dalam A(S) sedemikia sehingga
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.