Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Marlina Jaya Diputri G1A012009

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Marlina Jaya Diputri G1A012009"— Transcript presentasi:

1 Marlina Jaya Diputri G1A012009
Ambliopia Keratitis Marlina Jaya Diputri G1A012009

2

3 Definisi : Ambliopia merupakan suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak mencapai optimal sesuai dengan usia dan intelegensinya, penglihatan yang buruk pada salah satu ataupun kedua mata yang disebabkan oleh cacat semasa kanak-kanak dapat menyebabkan kondisi seumur hidup yang disebut “lazy eye” atau mata malas.

4 Etiologi : Ukuran kacamata tinggi (contohnya astigmatisma, hiperopia dan miopia). Mata juling (strabismus). Apapun yang menghalangi aksis visual pada satu mata (contohnya kelopak mata turun, katarak anak).

5 Faktor Risiko : Astigmatisma yang besar
Rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropi) Perbedaan ukuran kacamata yang besar antara mata satu dengan lainnya Gangguan penglihatan karena cacat sejak lahir seperti kelopak mata turun (ptosis) Katarak atau luka pada mata Strabismus atau mata juling dimana mata yang tidak sejajar tidak digunakan

6 Gejala : Amblyopia sering tidak terdeteksi sampai seseorang berniat melakukan pemeriksaan. Salah satu gejala yang paling umum biasanya adalah anak akan memicingkan matanya ketika penglihatannya terasa tidak sejajar. Tentunya lebih baik lagi jika orang tua segera berkonsultasi dengan ahli mata ketika anak mengeluhkan matanya kabur dan perlu memicingkan mata saat melihat sesuatu.

7 Cara mendiagnosis : Untuk mengetahui hal ini, perlu diperiksakan ke dokter spesialis mata. Uji refraksi dilakukan untuk melihat apakah penggunaan kacamata akan memperbaiki tajam penglihatan. Jika penglihatan tidak dapat diperbaiki dengan penggunaan kacamata, maka dokter akan mencari kondisi yang menyebabkan timbulnya gangguan penglihatan, misalnya skar kornea, katarak atau masalah retina.

8 Uji refraksi : Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dengan mata kanan kemudian mata kiri, dilakukan setelah tajam pemeriksaan  diperiksa dan diketahui adanya kelainan refraksi. Caranya: a.       Pasien duduk dengan jarak 6m dari kartu snellen. b.      Satu mata ditutup dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris yang terkecil yang masih dapat dibaca. c.       Pada mata yang terbuka diletakan lensa + 0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan. d.      Kemudian diletakan lensa positif tambahan, dikaji: 1)      Bila penglihatan tidak bertambah baik berarti pasien tidak hipermetropi. 2)      Bila bertambah jelas dan dengan kekuatan lensa yang ditambah secara perlahah  - lahan bertambah baik berarti pasien mengalami hipermetropi, lensa positif terkuat yang masih memberikan ketajaman terbaik merupakan ukuran lensa koreksi untuk mata hipermetropia tersebut. e.       Bila penglihatan tidak bertambah baik maka diletakan lensa negatif, bila menjadi lebih jelas bearti pasien mengalami myopia. Ukuran lensa koreksi adalah lensa negatif teingan yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal.] f.        Bila baik dengan lensa positif maupun negatif penglihatan tidak bertambah baik  atau tidak maksimal ( penglihatan tidak mencapai 6/6 ) maka akan dilakukan ujipinhole. Letakan pinhole didepan mata yang sedang diuji dan meminta membaca baris terakhir yang masih dapat dilihat atau dibaca sebelumnya bila:

9 1)      Pinhole tidak memberikan perbaikan berarti mata tidak dapat dikoreksi lebih lanjut karena media penglihatan keruh terdapat kelainan pada retina atau syaraf optik. 2)      Terjadi perbaikan penglihatan, berarti terdapat astigmatisma atau silinder pada mata tersebut yang belum mendapat koreksi. g.       Bila pasien astigmatisma maka pada mata tersebut di pasang lensa potsitif untuk membuat pasien menderita kelainan refraksi astigmatismus miopikus. h.       Paien diminta melihat kartu kipas astigma dan ditanya garis yang paling jelas terlihat pada kartu  kipas astigma. i.         Bila perbedaan tidak terlihat lensa positf diperlemah secara perlahan  - lahan hingga pasien melihat garis yang paling jelas dan kabur. j.        Dipasang lensa silinder negatif dengan sumbu yang sesuai dengan garis terkabur pada kipas astigma. k.      lensa silinder negatif diperkuat sedikit demi sedikit  pada sumbu tersebut sehingga sama jelasnya dengan garis lainya. l.         Bila sudah sampai jelasnya dilakukan tes kartu snellen kembali. m.     Bila tidak didapatkan hasil 6/6 maka mungkin lensa positif yang diberikan terlalu berat harus dikurangi perlahan – lahan atau ditambah lensa negatif perlahan – lahan sampai tajam penglihatan menjadi 6/6. derajat astigmat adalah ukuran lensa silinder negatif yang dipakai sehingga gambar kipas astigmat terlihat sama jelas

10 Terapi : Pertama, jika ada gangguan refraksi, anak memerlukan pemakaian kacamata yang sesuai sepanjang waktu. Selanjutnya, anak perlu dimotivasi untuk berusaha menggunakan mata yang malas tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan menutup mata yang sehat selama beberapa jam setiap harinya. Terapi mungkin memerlukan beberapa bulan atau bahkan tahun, dan akan lebih efektif bila dimulai lebih dini. Bila ambliopia terdeteksi terlambat (di atas usia 8 tahun), maka sulit untuk mengembalikan kondisi normal. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan anak Anda bila Anda atau petugas kesehatan sekolah mencurigai adanya masalah semacam ini.

11 Prognosis : Ambliopia ini akan dapat cepat dicegah atau diobati bila cepat diketahui pada usia dini.


Download ppt "Marlina Jaya Diputri G1A012009"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google