Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Metode Pengembangan Sistem Informasi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Metode Pengembangan Sistem Informasi"— Transcript presentasi:

1 Metode Pengembangan Sistem Informasi

2 Terdapat 2 macam PSI PSI Perubahan SI manual ke SI berbasis Komputer
Perubahan SI berbasis Komputer ke berbasis komputer yang lebih efektif dan efisien

3 Pengembangan Sistem Informasi (PSI)
Pengembangan Sistem Informasi / Information System Development (PSI): kesatuan aktivitas penyusunan suatu sistem informasi baru untuk menggantikan sistem informasi yang sedang berjalan. Faktor pemicu dilakukannya PSI: 1. Adanya masalah pada sistem informasi yang sedang berjalan. 2. Adanya tuntutan/instruksi/permintaan logis dari para stakeholders (pihak manajemen, karyawan, pemegang saham, pelanggan, pemerintah, atau lainnya) untuk segera memiliki SI baru yang jauh lebih efektif dan efisien.

4 Pengembangan Sistem Informasi (PSI)
3. Adanya kebutuhan untuk menciptakan berbagai inovasi. 4. Adanya kepentingan meraih berbagai peluang bisnis. 5. Adanya kepentingan untuk secara bekesinambungan terus menjaga keunggulan daya saing dalam mengantisipasi tingkat persaingan yang semakin ketat.

5 THE SYSTEMS DEVELOPMENT LIFE CYCLE
System Development Life Cycle (SDLC / siklus hidup pengembangan sistem) adalah salah satu metode dengan pendekatan sistem yang diterapkan untuk pengembangan sistem informasi berbasis komputer. 5

6 Traditional Systems Lifecycle
Systems Development lifecycle (SDLC) Merupakan metode pengembangan sistem informasi yang paling umum digunakan (Traditional) terutama untuk proyek TI berskala besar. Pelaksanaannya dibagi ke dalam beberapa tahapan formal (dengan selalu harus mendapat persetujuan pihak manajemen pada setiap selesainya satu tahapan) yang wajib dilakukan dan dituntaskan seluruh tahapan secara berurutan sehingga disebut juga Waterfall Approach / pendekatan metode air terjun.

7 Team Pengembang Sistem
Steering Committee: kelompok manajemen puncak yang memberi keputusan persetujuan proyek dan segala dukungan sumber-sumber daya yang diperlukan. Project Leader: pimpinan proyek PSI bisa dipimpin oleh Manager TI dari perusahaan penguna, atau diambil dari pihak vendor yang memiliki kemampuan dan pengalaman tinggi dalam hal manajemen proyek PSI yang sukses.

8 Team Pengembang Sistem
Para pengguna (users) Manager masing-masing divisi dan beberapa karyawan dari berbagai divisi fungsional. System analysts para profesional sistem informasi yang menspesialisasikan di bidang analisis dan perancangan berbagai sistem Programmers para profesional sistem informasi yang memiliki kemampuan memodifikasi program-program komputer yang sedang berjalan maupun membuat software baru berdasarkan hasil rancangan dari System Analyst yang memenuhi kebutuhan para penggunanya.

9 Team pengembang sistem (lanjutan)
Technical specialists /para ahli di bidang teknologi tertentu seperti bidang database, telekomunikasi, dsb. System stakeholders/ semua orang/semua pihak yang terkait ataupun berkepentingan dengan proyek maupun hasil dari proyek pengembangan sistem informasi: para spesialis sistem informasi, karyawan, manajemen, pemasok, pelanggan, mitra bisnis, dsb.

10 Tahapan dalam SDLC Perencanaan (Planning) Analisis (Analysis)
Perancangan (Design): a. Perancangan secara garis besar (general design) b. Perancangan secara rinci (detailed design) 4. Penerapan (Implementation) 5. Pengoperasian/Penggunaan dan Pemeliharaan (Use/Operation & Maintenance)

11 11

12 Conduct a feasibility study
The Planning Phase MIS Steering Comm Manager Systems Analyst Recognize the problem 1. Define the problem 2. Set system objectives 3. Consult 4. Identify system constraints Conduct a feasibility study 5. Prepare a system study proposal 6. 7. Approve or disapprove the study project Establish a control mechanism 8. 12 12

13 Tahap 1: Perencanaan / Planning
Memahami masalah-masalah yang ada sehingga bisa menetapkan arah pengembangan sistem yang ingin dilakukan. Mendefiniskan masalah agar lebih rinci dan jelas apa-apa saja secara spesifik yang perlu dikembangkan. Menetapkan tujuan-tujuan proyek pengembangan SI yang ingin dicapai. Menetapkan ruang lingkup/batasan proyek agar jelas fokusnya.

14 Tahap 1: Perencanaan / Planning
5. Melaksanakan studi kelayakan dari sisi operasional perusahaan, organisasi yang bersangkutan, sisi ekonomi, teknologi, perilaku sosial, politik, dan hukum.

15 Feasibility Study Feasibility Studies/Studi Kelayakan: suatu studi awal untuk menetapkan: Informasi apa saja yang dibutuhkan oleh para pengguna Kebutuhan sumber daya keuangan, teknologi, manusia, dsb. Pembiayaan, penjadwalan, dan pembentukan team. Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh Kelayakan (memastikan apakah PSI layak atau tidak layak dilakukan) Pada beberapa kasus tertentu, FS (Feasibility Study) tidak diperlukan. Hal ini dikarenakan telah ada dokumentasi FS sebelumnya, segala situasi telah dipahami dan dipersiapkan, keadaan yang memaksa dan mendesak, dsb.

16 Feasibility Study/Studi Kelayakan
Technical feasibility/kelayakan teknis/teknologi: mengevaluasi apakah PSI yang akan dilakukan mampu menghasilkan SI baru yang jauh lebih mengefektifkan dan mengefisienkan proses-proses bisnis, memecahkan berbagai masalah, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, mewujudkan strategi-strategi perusahaan, serta mempertahankan keunggulan daya saing untuk jangka panjang yang ditetapkan.

17 Feasibility Study/Studi Kelayakan
Economic feasibility/kelayakan ekonomi: mengevaluasi apakah PSI yang akan dilakukan tidak mengganggu (tidak berisiko tinggi terhadap) keuangan perusahaan serta memiliki waktu untuk terlibat didalam proyek baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengevaluasi pula apakah SI yang diusulkan akan mampu lebih menghemat biaya untuk jangka panjang, meningkatkan pendapatan dan kemampuan memperoleh keuntungan (profitabilitas) dengan melakukan cost&benefit analysis (analisis biaya dan manfaat).

18 Feasibility Study (Lanjutan)
Organizational feasibility/ Kelayakan organisasional: mengevaluasi apakah pihak organisasi memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan proyek PSI. Behavioral / Social feasibility/Kelayakan perilaku sosial: mengevaluasi apakah para stakeholders termasuk pengguna sistem secara keseluruhan mendukung perubahan yang akan dilakukan, mendukung dilaksanakannya training / pengembangan ketrampilan/keahlian.

19 Feasibility Study (lanjutan)
Operational Feasibility/Kelayakan operasional: Mengevaluasi seberapa baikkah SI yang diusulkan mampu: Membantu mewujudkan strategi-strategi perusahaan pengguna termasuk prioritas-prioritas. Memecahkan berbagai masalah pada setiap proses bisnis baik yang bersifat rutin, semi rutin, maupun tidak rutin. Sesuai dengan struktur organisasi yang ada.

20 Feasibility Study (lanjutan)
Legal and political feasibility/kelayakan dari segi hukum dan politik: mengevaluasi apakah proyek PSI yang akan dilakukan memenuhi kriteria berikut: Tidak melanggar undang-undang hak cipta, hak paten, maupun merek dagang. Seluruh software yang dibuat memiliki lisensi resmi yang asli. Tidak melanggar peraturan pemerintah. Dokumentasi perubahan-perubahan dilaporkan dengan mengikuti format pelaporan yang sah.

21 Tahap 1: Perencanaan / Planning
6. Membuat proposal/usulan proyek pengembangan sistem informasi (PSI) Menyetujui atau menolak proyek PSI oleh pihak manajemen/steering Committee. 8. Membuat mekanisme pengawasan dan pengendalian selama berlangsungnya dan pasca selesainya proyek PSI.

22 MIS Steering Committee
The Analysis Phase MIS Steering Committee Manager Systems Analyst Announce the system study Organize the project team Define information needs Define system performance criteria Prepare design proposal Approve or disapprove the design project 1. 2. 3. 4. 5. 6. 20 22

23 Tahap 2: ANALISIS Meresmikan pelaksanaan analisis
Membentuk project team bisa dipimpin oleh manager IT di perusahaan yang bersangkutan atau oleh pimpinan dari pihak vendor/konsultan. Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan informasi yang diperlukan seluruh para pengguna (Hardware, software, network, database) Mendefinisikan kriteria-kriteria kemampuan/kinerja SI yang diharapkan/diidamkan. Membuat proposal / usulan rancangan sistem informasi secara umum / garis besar yang telah jadi berdasarkan hasil analisis. Menyetujui atau menolak proposal rancangan sistem informasi tersebut oleh pihak manajemen/steering Committee.

24 The Design Phase MIS Steering Committee Manager Systems Analyst 1. 2.
Prepare the detailed design system The Design Phase 2. Identify alternate system configurations 3. Evaluate system configurations 4. Select the best configuration 5. Prepare the implementation proposal Approve or disapprove the system implementation 6. 22 24

25 Tahap 3: PERANCANGAN Meresmikan dilaksanakannya perancangan SI secara umum/garis besar (untuk didiskusikan kepada user, bukan kepada programmer atau IT specialists lainnya) dan perancangan SI secara rinci (untuk didiskusikan kepada programmer dan para IT Specialists lainnya dalam hal perancangan rincian hardware yang paling tepat dibutuhkan, Business Process Diagrams, DFD, ERD, System Flowchart, integrated database, network, perancangan output seperti pembuatan berbagai macam laporan, dll)

26 Tahap 3: PERANCANGAN Menetapkan beberapa alternatif konfigurasi sistem yang mungkin dibuat. Mengevaluasi masing-masing alternatif tersebut. Menetapkan pilihan/seleksi alternatif terbaik. Membuat proposal / usulan implementasi / penerapan sistem informasi baru. Menyetujui atau menolak proposal implementasi sistem informasi oleh pihak manajemen/steering Committee. Membuat mekanisme pengawasan dan pengendalian selama berlangsungnya aktivitas perancangan PSI.

27 Systems Design Perancangan sistem informasi difokuskan pada tiga area:

28 The Implementation Phase
MIS Steering Committee Manager Information Specialists Plan the implementation 1. 2. Announce the implementation 3 Obtain the hardware resources Control Control 4 Obtain the software resources 5 Prepare the database 6 Prepare the physical facilities 7 Educate the participants and users 8. Cutover the new system 35 28

29 Tahap 4: IMPLEMENTASI (tahap terpanjang)
Melakukan persiapan langkah-langkah yang diperlukan dalam implementasi sistem informasi baru. Meresmikan dimulainya tahap implementasi. Memperoleh hardware yang diperlukan sesuai rancangan. Membuat / memperoleh seluruh software yang diperlukan sesuai rancangan. Membuat database system. Melakukan testing hadware, software, network dan konversi database ( koreksi data error, filtering pembebasan dari data yang tak diinginkan, integrasi database, dll).

30 Tahap 4: IMPLEMENTASI (tahap terpanjang)
7. Membuat dokumentasi lengkap ( user documentation dan system documentation) 8. Membuat / memperoleh fasilitas fisik yang dibutuhkan (ruang data processing, ruang IT, meja-meja komputer, ruang server, dll) 9. Memberikan berbagai pelatihan kepada semua ragam pengguna. 10. Melakukan konversi penempatan sistem baru dengan mempertimbangkan sistem yang sedang berjalan (sistem lama) melalui 4 metode konversi sistem informasi baru. 11. Membuat mekanisme pengawasan dan pengendalian selama pelaksanaan implementasi SI baru.

31 Implementation Process

32 Kunci kesuksesan implementasi sistem informasi baru
1. Testing 2. Konversi data 3. Konversi yang tepat terhadap sistem informasi baru 4. Pelatihan

33 Dokumentasi User Documentation
Mendokumentasikan sample dari tampilan-tampilan data entry, seluruh formulir-formulir perusahaan yang dikomputerisasikan, laporan-laporan.) Instruksi-instruksi sistem operasi Systems Documentation Mendokumentasikan metode komunikasi dari mulai tahap perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, pengoperasian dan pemeliharaan sistem informasi baru. Rekam jejak terperinci perancangan sistem informasi baru. Dokumentasi cara-cara mendiagnosa / analisis masalah-masalah, penetapan pilihan/keputusan perubahan sistem.

34 Training End-user training : para pengguna akhir harus diberi pelatihan mengoperasikan sistem informasi baru agar SI baru tidak gagal seperti pelatihan mulai dari data entry di sistem baru, dan seluruh aspek pelatihan lainnya di masing-masing divisi dan cabang yang berbeda. Manager training: para manager perlu diberi pelatihan singkat agar lebih memahami bagaimana SI baru berdampak pada operasi-operasi bisnis perusahan dan pencapaian strategi-strategi. System training juga dilakukan yang terkait dengan: Perangkat keras (hardware) Paket-paket software yang diimplementasi di perusahaan yang bersangkutan.

35 Strategi Konversi SI Baru terhadap Sistem Lama

36 Direct / Immediate Conversion
Langsung menerapkan sistem baru secara penuh (100%) dan sistem lama langsung dihapus secara penuh pula. Sepintas merupakan cara yang paling cepat dan sederhana. Cukup menghebohkan semua pihak dalam organisasi/perusahaan. Biasanya digunakan bila dalam keadan mendesak/memaksa atau sistem lama sudah rusak/tak bisa digunakan lagi. Secara umum lebih menghemat waktu, menghemat tenaga pengoperasi sistem, menghemat biaya. Berisiko tertinggi. Harus didasari pemikiran yang komprehensif untuk memutuskan penggunaan strategi ini.

37 Parallel Conversion Sistem baru dan sistem lama berjalan secara bersamaan sampai semua pihak telah merasa sangat puas dengan kinerja SI baru barulah SI lama dihapus. Berisiko terendah terhadap kegagalan SI. Berbiaya tertinggi. Pada perusahaan tertentu (misalnya: Bank) malah mempertahankan metode paralel untuk jangka waktu panjang bahkan tak terbatas karena Bank memiliki pelanggan dengan berbagai keragaman budaya, wilayah, dan demografinya. Misalnya:

38 Parallel Conversion - Pelanggan yang tidak suka teknologi baru/gagap teknologi baru lebih memilih bertransaksi dengan sisem lama. -Pelanggan yang mengerti teknologi baru tetapi kurang percaya terhadap keamanan teknologi baru, juga memilih SI lama. - Pelanggan di wilayah pelosok yang belum terfasilitasi dengan TI baru memilih SI lama. Belum lagi pelanggan berusia muda, dewasa, tua, dsb. - Perusahaan ingin merangkul lebih banyak pelanggan dari berbagai kalangan.

39 Pilot Conversion 1. Dipilih bila perusahaan memiliki sejumlah cabang yang berbeda lokasi. 2. SI baru diterapkan di salah satu cabang terpilih sampai waktu dimana SI baru dirasakan sangat memuaskan, barulah diterapkan untuk cabang-cabang lainnya. 3. Bila uji coba gagal, maka bisa dibatalkan dengan risiko hanya satu cabang. 4. Berisiko lebih rendah daripada Direct/immediate Conversion.

40 Phased / Gradual Conversion
Implementasi SI baru dilakukan secara bertahap semakin besar penggunaannya, sementara SI lama bertahap semakin dikecilkan penggunaannya, sampai pada saat dimana SI baru digunakan penuh dan SI lama dihapus secara total. Dengan maksud mengurangi risiko. 3. Memerlukan waktu terpanjang. 4. Paling menghebohkan dalam waktu bekepanjangan. 5. Sulit menentukan pada bagian proses bisnis mana yang bisa dijalankan dengan SI baru terlebih dahulu, bagian mana pada tahap berikutnya, dst.

41 The Use Phase 2 1 3 4 5 MIS Steering Committee Manager
Information Specialists 2 Audit the system 1 Use the system Control 3 Maintain the system 4 Prepare re- engineering proposal Approve or disapprove the reengineering proposal 5 41

42 Tahap 5: Pengoperasian/penggunaan dan pemeliharaan/ Use and maintenance
Audits dilakukan untuk mengevaluasi apakah SI baru benar-benar memiliki kemampuan sesuai harapan dan memastikan apakah SI baru digunakan secara benar oleh para pengguna. 3 jenis pemeliharaan/maintenance: Debugging: suatu proses evaluasi/pengecekan/pengawasan dan pengendalian yang berlangsung terus menerus dan berulang sesuai tahapan siklus hidup pengembangan sistem. Updating: melakukan pembaruan-pembaruan SI untuk mengakomodasikan perubahan-perubahan kondisi bisnis. Maintenance: menjaga keberlangsungan operasi SI yang tetap berkinerja baik dan meningkatkan fungsi SI melalui penambahan fitur-fitur baru tanpa mengganggu operasi SI yang sedang berlangsung.

43 Systems Maintenance/ Pemeliharaan sistem
4 kategori dasar pemeliharaan sistem: Corrective: memperbaiki kerusakan-kerusakan dan kesalahan-kesalahan logika/ logical errors Adaptive: meningkatkan fungsional sistem dengan menambahkan fitur-fitur baru. Perfective: meningkatkan kinerja SI. Preventive: tindakan-tindakan antisipasi sebelumnya terhadap kegagalan siostem yang mungkin aja terjadi.

44 44

45 SDLC Manfaat utama Control sistem yang baik
Accountability/dapat diandalkan karena lengkap dan rinci Kemudahan mendeteksi error Hasilnya lebih komprehensif/menyeluruh Cocok untuk PSI berskala besar

46 SDLC Kelemahan utama Relatif tidak fleksibel/kaku karena harus mengikuti tahapan-tahapan pelaksanaan proyek yang tidak boleh terlewatkan sedikitpun. Memerlukan banyak waktu dan biaya Bisa terjadi keraguan-keraguan pada saat perjalanan proyek seperti kembali menjadi tidak siap, atau selalu ada perubahan-perubahan mendadak saat berjalannya PSI.

47 Metode PSI lainnya 2. Rapid Application Development (RAD)/Pengembangan Aplikasi Cepat Figure RAD Advantages and Disadvantages 47

48 R A D Manfaat RAD: Penghematan waktu yang cukup besar dibantu aplikasi khusus untuk RAD Fokus kepada kebutuhan sistem yang pokok-pokok saja (tidak perlu rinci) Mampu melakukan perancangan sistem secara cepat yang sesuai dengan kebutuhan user. Kelemahan RAD: Kualitas hasil tidak sebaik hasil SDLC karena yang penting adalah penghematan waktu penyelesaian proyek. Membuang waktu yang terkadang cukup lama untuk mendapatkan kesepakatan komitmen dari para manajemen dan pegawai kunci. Memungkinkan terjadinya pelanggaran terhadap standar internal perusahan.

49 Tahapan dalam RAD 1. Requirement Planning/perencanaan kebutuhan dimana para users seringkali terlibat sehingga dapat saja mengganggu mereka dari segi jam kerja, konsentrasi, dsb. ( 2. Perancangan secara langsung sesuai kebutuhan/keinginan para users yang tentunya kegiatan ini melibatkan kembali para users secara aktif. 3. Construction adalah tahap pembuatan sistem informasi baru yang aktif melibatkan divisi TI perusahaan pengguna. 4. Cutover / konversi dari SI lama ke SI baru, kembali sangat aktif melibatkan para users di masing-masing divisi. Tidak melakukan feasibility study dan analisis secara lengkap dan formal.

50 3. Metode Prototyping Prototyping. Salah satu metode PSI berskala kecil yang mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan user, dilanjutkan secara langsung membuat contoh sistem usulannya, diujicobakan, dan secara berulang /iteratif dikembangkan/diperbaiki sesuai berjalannya masukan/umpan balik dari para pengguna. Prototyping tidak melakukan feasibility study, dan tidak melakukan analisis formal yang lengkap.

51 Manfaat Kelemahan Bermanfaat dalam merancang end-user interface.
Essentials of Management Information Systems Chapter 12 Redesigning the Organization With information Systems ALTERNATIVE SYSTEM-BUILDING APPROACHES Manfaat dan kelemahan Prototyping Manfaat Bermanfaat dalam merancang end-user interface. Kelemahan Dapat terjadi incompatibility karena banyak tahapan yang dilewatkan untuk kecepatan pelaksanaan. 51

52 52

53 4. Metode JAD Joint application design (JAD). Merupakan salah satu metode PSI melalui penggunaan software aplikasi kelompok yang khusus membantu pelaksanaan PSI yang melibatkan aktif suatu kelompok untuk mengumpulkan kebutuhan pengguna dan dilanjutkan dengan aktivitas perancangan sistem. Metode ini untuk PSI berskala sedang dan ringan dengan waktu yang relatif cepat. Metode ini memiliki kelemahan berupa banyaknya waktu terbuang karena seringkali terjadi perbedaan pendapat/komitmen antar anggota dalam kelompok.

54 5. End-User Development End-User Development merupakan salah satu metode PSI berskala kecil dimana pengembangan SI dilakukan sendiri oleh pengguna yang bersangkutan yang memiliki keahlian untuk lebih memenuhi kebutuhannya. Skala kecil Cepat Hanya memenuhi kebutuhan per pengguna Bila dilakukan kurang matang, dapat terjadi incompatibility dengan sistem secara keseluruhan.

55 Aplikasi-Aplikasi yang dapat dipakai untuk membantu pelaksanan proyek PSI dalam perekayasaan berbasis komputer terintegrasi Computer-Assisted Software Engineering (CASE) adalah software yang dipakai untuk mengotomatiskan banyak aktivitas SDLC. Ada 2 jenis: Upper Case: mengotomatiskan aktivitas-aktivitas awal dalam SDLC Lower Case: mengotomatiskan aktivitasaktivitas akhir dalam SDLC.

56 Aplikasi-Aplikasi yang dapat dipakai untuk membantu pelaksanan proyek PSI dalam perekayasaan berbasis komputer terintegrasi Integrated Computer-Assisted Software Engineering (ICASE) Tools . adalah aplikasi yang mengintegrasikan (link) Upper Case dengan Lower Case.

57 Menyeleksi Vendor & Software
Step 1: Mengidentifikasi vendor mana saja yang potensial (berpengalaman dan kinerja kesuksesan yang baik, serta reputasi yang baik.) Step 2: Menetapkan kriteria evaluasi melalui pembuatan RFP. Request for proposal (RFP) adalah dokumen yang dikirimkan oleh perusahaan pengguna kepada pihak vendor untuk mengajukan proposal yang disesuaikan dengan kriteria user mengenai paket software yang ditawarkan dan apakah software tersebut mampu memenuhi kebutuhan user, perincian pembiayaan dan waktu yang diperlukan untuk proyek PSI, permintaan melakukan software demo, dsb). Step 3: Pelaksanaan evauasi terhadap vendor dan paket-paket software yang ditawarkannya.

58 Menyeleksi Vendor dan Software (lanjutan)
Step 4: menetapkan pilihan pada vendor dan paket software-nya. Step 5: menegosiaskan kontrak proyek PSI . Step 6: membuat dokumen ikatan kontrak bermuatan hukum mengikat antara kedua pihak (servive level agreement/SLA).

59 Strategi Perolehan Software
1. Membeli produk software jadi (off-the-shelf strategy) 2. Menyewa (Lease strategy) dari pihak ketiga (vendor) 3. Membangun sendiri (Insourcing/in-house building strategy) 4. Menggunakan jasa vendor/IT consultant/software house (vendor strategy) 5. Menyerahkan penyediaan software dan pengoperasian kepada pihak ketiga (outsourcing strategy)

60 Strategi Membeli produk jadi / off-the-shelf strategy
Kelebihan: 1.Tersedia banyak pilihan produk. 2. Menghemat waktu karena software dapat langsung digunakan. 3. Perusahaan mendapat lebih banyak waktu untuk mengalihkan fokus pemikiran bisnis ke hal-hal lain yang bersifat strategis. 4. Dapat diketahui cara proses dan hasil/outputnya berdasarkan uji coba singkat sebelum membeli. 5. Sudah banyak para user lain yang telah menggunakannya. 6. Tidak memerlukan tenaga ahli untuk membuat dan mengopeasikannya, karena diberikan pelatihan singkat. 7. Biaya relatif lebih murah. 8. Tidak perlu melaksanakan proyek PSI.

61 Strategi Membeli produk jadi / off-the-shelf strategy
Kelemahan: 1. Pada umumnya hanya berupa aplikasi, bukan kumpulan paket aplikasi terintegrasi untuk keseluruhan perusahaan. 2. Belum tentu sesuai/pas dengan kebutuhan. 3. Tidak bisa dikembangkan, karena target bisnis penjual yang mengharuskan adanya pembelian lanjutan untuk versi yang lebih baru pengembangannya. 4. Tidak compatible dan tidak dapat terintegrasi. 5. Produsennya belum tentu ‘exist’ terus, bisa saja behenti berproduksi, sehingga mengganggu pengembangan lanjutan,. Bila mengganti ke produsen lain, bisa terjadi perombakan ulang dokumentasi, filing, dsb.

62 Strategi Menyewa dari pihak ketiga/vendor
Kelebihan: 1.Tidak memerlukan proyek PSI. 2. Mengurangi tuntutan keahlian bagi divisi TI dan para user. 3. Perusahaan mendapat lebih banyak waktu untuk mengalihkan fokus pemikiran bisnis ke hal-hal lain yang bersifat strategis. 4. Dapat menyewa TI yang tercanggih tanpa harus membuat terlebih dahulu 5. Biaya relatif lebih murah untuk jangka pendek. 6. Pemeliharaan dilakukan oleh pihak vendor.

63 Strategi Menyewa dari pihak ketiga/vendor
Kelemahan: 1. Pihak vendor kurang dapat mengontrol terutama bila terjadi gangguan, kekacauan, ataupun kegagalan sistem. 2. Perusahaan pengguna menjadi tergantung dengan vendor. 3. Software sewaan belum tentu sesuai/pas dengan kebutuhan pengguna. 4. Keamanan informasi dan kerahasiaan perusahaan pengguna bisa saja tidak aman karena diolah oleh sistem ataupun software sewaan milik vendor. 5. Kemungkinan terjadinya kenaikan-kenaikan harga sewa yang terkadang mendadak/tidak dipersiapkan sebelumnya. 6. Modifikasi belum tentu sesuai kebutuhan.

64 Strategi Membuat sendiri / insourcing/in-house
Kelebihan: 1.Tidak perlu melakukan metode SDLC termasuk Feasibility Study karena tidak lagi diperlukan analisis secara mendalam karena dilakukan oleh orang dalam perusahaan sendiri yang tentunya sudah mengenal dan memahami kondisi sistem internal sendiri. 2. Hanya memerlukan proyek PSI dengan metode RAD, JAD, bahkan bisa saja Prototyping. 3. Hasil bisa sesuai / pas dengan kebutuhan pengguna. 3. Biaya menjadi lebih rendah. 4. Meningkatkan kepercayaan diri, keahlian, dan pengalaman. 5. Keamanan informasi lebih terjamin.

65 Strategi Membuat sendiri / insourcing/in-house
Kelemahan: 1. Keterbatasan keahlian. 2. Rawan terjadinya kegagalan dipertengahan proyek yang pada akhirnya ditangani juga oleh pihak vendor (biaya menjadi lebih mahal) 3. Perusahaan disibukkan/banyak waktu tersita oleh proyek tersebut, sehingga bisa saja mengganggu fokus ke pengembangan-pengembangan strategi bisnis lainnya. 4. Jangka waktu proyek PSI bisa saja tidak sesuai jadwal karena kurangnya komitmen, karena bisa saja disela oleh kesibukan mendesak lainnya.

66 Strategi Memakai Jasa vendor/Vendor Strategy
Kelebihan: 1. Produk lebih pas/sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 2. Hanya memerlukan proyek PSI dengan metode RAD, JAD, bahkan bisa saja Prototyping. 3. Hasil bisa sesuai / pas dengan kebutuhan pengguna. 3. Biaya menjadi lebih rendah. 4. Meningkatkan kepercayaan diri, keahlian, dan pengalaman. 5. Keamanan informasi lebih terjamin.

67 Strategi Memakai Jasa vendor/Vendor Strategy
Kelemahan: 1. Memerlukan proyek PSI tergantung skalanya termasuk feasibility study. 2. Ketergantungan pihak perusahaan pengguna kepada vendor. 3. Kemungkinan terjadinya pelanggaran komitmen baik dari pihak pengguna atau vendor. 4. Jangka waktu proyek PSI bisa saja memanjang keluar dari jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan, serta biaya yang melambung,

68 Strategi Menyerahkan kepada pihak ketiga/Outsourcing
Kelebih 1.Tidak memerlukan proyek PSI. 2. Mengurangi tuntutan keahlian bagi divisi TI dan para user. 3. Perusahaan mendapat lebih banyak waktu untuk mengalihkan fokus pemikiran bisnis ke hal-hal lain yang bersifat strategis. 4. Biaya relatif lebih murah untuk jangka pendek. 5. Pemeliharaan dilakukan oleh pihak vendor.

69 Strategi Menyerahkan kepada pihak ketiga/Outsourcing
Kelemahan: 1. Pihak perusahaan kurang dapat mengontrol terutama bila terjadi gangguan, kekacauan, ataupun kegagalan sistem. 2. Perusahaan pengguna menjadi tergantung dengan vendor. 3. Software yang digunakan belum tentu sesuai/pas dengan kebutuhan pengguna. 4. Keamanan informasi dan kerahasiaan perusahaan pengguna bisa saja tidak aman karena diolah oleh sistem ataupun software milik vendor. 5. Biaya lebih mahal dari pada menyewa. 6. Ketergantungan.


Download ppt "Metode Pengembangan Sistem Informasi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google