Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehoktofa pamungkas Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Pengetahuan & Informasi Terkait Pengaruh Komitmen Manajemen K3
2
Table of Content 1. Pengkajian manajemen K3 di Australia 2. Pengkajian manajemen K3 di Eropa 3. Benchmarking manajemen K3 antar Australia dan Eropa
3
Budaya keselamatan dan kesehatan kerja dapat dideskripsikan sebagai sikap, tata nilai, norma dan perilaku terkait dengan resiko keselamatan yang ditunjukkan dalam tataran lingkungan kerja tertentu oleh sekelompok individu yang terorganisasi Budaya keselamatan merupakan bagian dari manajemen organisasi kerja Strategi efektif untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang sehat dan aman adalah dengan mengintegrasikan manajemen resiko K3 kedalam operasional kerja rutin sehari-hari Preambule
4
Model manajemen K3 yang telah dikembangkan di Australia memiliki 6 komponen diantaranya adalah; 1) kepemimpinan dan komitmen senior manajer dalam mengaplikasikan dan membudayakan manajemen resiko K3, 2) keterlibatan secara aktif setiap individu di tempat kerja, 3) komunikasi efektif melalui konsultasi, 4) penyediaan informasi, edukasi dan pelatihan yang memadai, 5) asesmen identifikasi resiko bahaya [hazard identification risk asesmen], dan 6) sistem informasi manajemen K3. Manajemen K3 di Australia
5
Elemen kunci dalam model manajemen K3 adalah kepemimpinan dan komitmen manajemen. Senior manajemen adalah yang paling tepat untuk mendemonstrasikan komitmen dan menunjukkan kepemimpinan dalam pengembangan dan implementasi program manajemen resiko K3 agar sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Kepemimpinan dan komitmen senior manajemen mengandung arti bahwa manajemen berperan aktif dan berkomitmen untuk mengembangkan performansi K3 di area kerjanya
6
Kepemimpinan dan komitmen manajemen ditunjukkan oleh beberapa hal, misalnya; 1) akuntabilitas, 2) sistem review, serta 3) informasi dan edukasi.
7
Akuntabilitas Akuntabilitas terlihat dari komitmen untuk menetapkan dan mencapai target-target terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja, mengetahui dan menyadari tanggung jawab manajer untuk menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pekerjanya, mengembangkan dan mempromosikan visi terkait apa yang akan dicapai dalam performasi K3 dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan baik finansial maupun sumber daya manusia.
8
Sistem Review Sistem review memastikan pemenuhan kewajiban organisasi/perusahaan dalam menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat, penerapan audit internal secara rutin terkait dengan program K3, pengukuran dan evaluasi perilaku aman, pemeriksaan terhadap pelaksanaan manajemen resiko.
9
Informasi & Edukasi Informasi dan edukasi mendorong pekerja atau staf untuk berkontribusi dalam pemecahan masalah terkait K3 di area kerjanya, mendidik para manajer tentang permasalahan-permasalah K3 dan bagaimana pengaruhnya ke perusahaan serta memberikan saran dan masukan.
10
Manajemen K3 di Eropa Komitmen dalam upaya untuk mengembangkan strategi manajemen K3 juga ditunjukkan oleh European Commissions yang mencanangkan program kerja dengan tujuan pengurangan insiden kecelakan kerja. Program tersebut diantaranya menggarisbawahi beberapa aspek dalam manajemen K3; 1) memperbaiki dasar hukum dan pelaksanaannya melalui kampanye kesadaran tentang K3, benchmarking, tukar informasi dan pelatihan. 2) menyusun dan mengimplementasikan strategi yang disesuaikan dengan kepentingan nasional, strategi ini menargetkan sektor-sektor dan badan usaha yang dipengaruhi oleh insiden kecelakaan kerja. 3) bersinergi dengan bidang-bidang lain seperti pendidikan, kesehatan masyarakat, riset dan penelitian untuk pengembangan K3. 4) mengidentifikasi potensi-potensi resiko bahaya baru secara efektif.
11
Agensi negara-negara Eropa yang dikhususkan untuk K3 (EU-OSHA) juga berupaya mengadakan studi yang pada dasarnya menganalisis temuan-temuan survei (ESENER), utamanya yang berkaitan dengan faktor pengaruh efektifitas manajemen K3. Studi menemukan bahwa konsep dan sistem manajemen efektif walaupun semakin dipahami oleh stakeholders seperti pengambil kebijakan, pemilik usaha, pekerja dan ahli K3 tetapi belum terdapat bukti nyata bahwa pemahaman tersebut efektif untuk meningkatkan performasi K3
12
Salah satu faktor yang mempengaruhi performansi K3 diantaranya adalah besarnya badan usaha. Badan usaha atau perusahaan level menengah umumnya memiliki komitmen yang lebih kuat untuk mengembangkan iklim K3 yang baik serta menginvestasikan sumber daya yang lebih banyak untuk kepentingan K3 dibandingkan dengan usaha kecil ataupun mikro.
13
Faktor lain yang berhubungan dengan performansi K3 adalah : manajemen yang terlibat dalam pelatihan personel K3. ketersediaan sumber daya finansial untuk memajukan K3. kesediaan dan komitmen manajemen untuk berinvestasi dalam K3 kontrol periodik dengan memanfaatkan register data insiden. keberadaan sistem dan standar untuk analisis resiko kurangnya kesempatan pelatihan untuk personel yang bertanggung jawab secara operasional dalam K3. ketentuan hukum yang terlalu berlebihan. kesediaan untuk meningkatkan informasi dan pelatihan untuk personel K3.
14
Benchmarking Perbedaan antara implementasi dan performansi K3 di Australia dan Eropa Penanggung jawab utama pelaksanan manajemen K3 di Australia adalah senior manajemen walaupun secara operasional seluruh personel harus berperan aktif. Sedangkan di Eropa lebih terbagi antara senior manajemen (manajer representatif) dengan pekerja operasional, masing- masing komponen ini memiliki kelebihan tersendiri. Pekerja/karyawan kurang positif tentang kebijakan organisasi dibandingkan dengan manajemen, meskipun demikian perwakilan pekerja umumnya memiliki ide yang lebih baik terkait bagaimana sebaiknya langkah-langkah K3 diterapkan dalam praktek
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.