Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Dosen Pengampu Zainal Putra, SE., MM
2
Kelompok III Ardimin Hartata Warziah Desni Mira Santika Dewi Rosmawar
Aad Gunawan Lili Syerlina Mariulis Rahmah Yanti Munira
3
Proses Tindakan Disipliner
Tindakan Disipliner adalah mengenakan sanksi terhadap karyawan yang gagal memenuhi standar yang telah di tetapkan. Proses tindakan disipliner bersifat dinamis dan berkelanjutan, karena tindakan-tindakan seseorang bisa mempengaruhi orang-orang lainnya dalam sebuah kelompok kerja.
4
Proses Tindakan Disipliner
Menetapkan Tujuan Organisasi Membuat Peraturan Mengomunikasikan Peraturan Kepada Karyawan Mengamati Kinerja Membandingkan Kinerja Dengan Peraturan Mengambil Tindakan Disipliner Yang Tepat
5
Pendekatan-pendekatan Tindakan Disipliner
Tiga konsep tindakan disipliner : Aturan Tungku Panas (Hot Stove Rule) Menurut pendekatan ini, harus memiliki konsekuensi-konsekuensi berikut ini: Membakar dengan segera; Memberikan Peringatan; Memberikan hukuman yang konsisten; dan Membakar tanpa pandang bulu
6
2. Tindakan Disipliner Progresif Pendekatan tindakan disipliner yang dirancang untuk memastikan bahawa sanksi minimum yang diberikan sudah tepat untuk sebuah pelanggran. Gambar: Pendekatan Tindakan Disipliner Progresif
7
3. Tindakan Disipliner Tanpa Hukuman Proses dimana karyawan diberi cuti di bayar untuk memikirkan tentang mau tidaknya ia mengikuti peraturan dan tetap bekerja untuk perusahaan. Contoh : “GTE’s Telephone Operatins mengurangi seluruh keluhan sebesar 63 persen dan keluhan disipliner sebesar 86 persen setahun setelah manjemen menggunakan pendekatan tersebut “
8
Masalah-masalah dalam Pelaksanaan Tindakan Disipliner
Pelaksaan tindakan disipliner bukanlah tugas yang menyenangkan, namun ini adalah sebuah tugas yang terkadang harus dijalankan oleh para manajer. Tetapi dalam hal ini para manajer lebih suka menghindarinya karena alasan seperti : Kurangnya pelatihan, Rasa takut, Menjadi satu-satunya, Rasa bersalah, Kehilangan persahabatan, Hilangnya waktu, Kehilangan kendali diri dan Rasionalisasi.
9
Penanganan Keluhan Berdasarkan Perjanjian Perundingan Bersama
Para karyawan yang merasa yakin bahwa mereka telah diberi hukuman atau diperlakukan secara tidak adil bisa menuntut melalui prosedur keluhan dan arbitrase dari perjanjian perundingan bersama. Keluhan : ketidakpuasan karyawan atau perasaan diperlakukan tidak adil sebagai pribadi sehubungan dengan pekerjaan nya.
10
Prosedur keluhan adalah sebuah proses formal dan sistematis yang memungkinkan para karyawan mengungkapkan keluhan tanpa membahayakan pekerjaan mereka Gambar : Prosedur Keluhan Bertahap
11
ARBITRASE Jika arbitrase digunakan untuk menyelasaikan keluhan,beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, antara lain: Karakteristik dari pelanggaran; Proses kelayakan dan ketepatan prosedural; Bahaya ganda; Riwayat masa lala penyampai keluhan; Masa kerja bersama perusahaan; Pengetahuan tentang peraturan-peraturan; Peringatan-peringatan; Penegakan aturan yang lunak; dan Perlakuan diskriminatif
12
Bukti Diperlukannya Tindakan Disipliner
Perlu ada dokumen yang bisa menjadi bukti tindakan disipliner dan alasan-alasan pelaksanaannya. Didalamnya harus mencakup informasi sebagai berikut: Pernyataan mengenai fakta yangterkait dengan pelanggaran; Identifikasi peraturan yang telah dilanggar; Pernyataan mengenai apa akibat pelanggaran tersebut; Identifikasi atas pelanggaran yang serupa sebelumnya oleh orang yang sama; dan Pernyataan mengenai konsekuensi.
13
Penanganan Keluhan dalam Organiasi-Organisasi Tanpa Serikat Pekerja
Pada umumnya prosedur keluhan yang dirancang dengan baik memastikan bahwa karyawan memiliki peluang yang besar untuk menyampaikan keluhan tanpa khawatir akan hukuman. Gambar: Contoh Peringatan Tertulis
14
Ombudsman Pejabat keluhan yang memiliki akses ke manajemen puncak dan bertugas mendengarkan keluhan karyawan, menyelidiki, dan merekomendasikan tindakan yang tepat
15
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.