Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

JENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "JENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI"— Transcript presentasi:

1 JENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI

2 Apa Itu Jender? Konstruksi Sosial Yang Menempatkan Manusia (Laki-laki dan Perempuan) atas kategori feminin maskulin Perbedaan laki-laki dan perempuan atas kategori sosial bukan fisik. Perbedaan laki-laki dan perempuan atas peran dan fungsinya dalam masyarakat.

3 Contoh Ketimpangan Jender Dalam Kesehatan Reproduksi
Firginitas (Keperawanan) Marital Rape (Perkosaan Dalam Perkawinan) Pemenuhan Kebutuhan Seksual Suami-Istri Disfungsi Seksual Infertilitas Pemakaian KB Seductive Rape (Dating Rape) dll

4 Tubuh, Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Jender

5 FENOMENA “KESEHATAN TUBUH” Pasien Puskesmas/RS ……. Meningkat !!!
Konsumen Pusat Kebugaran (Female Clinic, On Clinic, Fitness Centre, dll) …… Meningkat !!! “KESEHATAN TUBUH”

6 Fenomena Membanjirnya Pusat Kebugaran
Demi perawatan kesehatan, pembentukan tubuh atau penampilannya?

7 Kesehatan tubuh  perluasan makna.
Sehat tidak hanya tiadanya rasa sakit, lemah dan kecacatan saja, sehingga mampu melakukan kegiatan ekonomi produktif, tapi juga telah merambah lebih jauh dari itu yaitu ke bentuk dan penampilan tubuh, seperti perut yang langsing, kulit yang kencang, pinggul dan pantat yang ‘berbentuk’, dsb.

8 Mengapa Terjadi ?? Pertama, karena makna ‘sehat’ dari tubuh sangat ditentukan oleh struktur sosial yang ada di luar jangkauan individu. Secara sosial, tubuh tidak terlepas dari pengaturan, monitoring dan pengendalian masyarakat yang menjelma dalam berbagai bentuk seperti harus vaksinasi agar tidak terkena penyakit, harus memilih metode kontrasepsi tertentu agar terhindar dari efek sampingnya, cara menyusui bayi harus baik agar bentuk ‘payudara’ tidak jelek, harus senam fisik agar membentuk bagian tubuh tertentu, dan sebagainya. Dengan demikian manajemen dan pengendalian tubuh karenanya, sangat terikat pada ukuran-ukuran atau standar nilai yang ada di suatu masyarakat.

9 Kedua, karena ekspos body ideal dari fotomodel
Kedua, karena ekspos body ideal dari fotomodel. Tahun 1970-an misalnya, sewaktu lagi trendnya model Twiggy, remaja-remaja putri banyak yang menyukai tubuh yang kerempeng, karena dapat memberi kesan lincah dan sehat. Mungkin di era millenium ketiga ini yang disukai remaja bukan lagi tubuh yang kerempeng, tapi tubuh yang padat, montok dengan lekuk tubuh yang kelihatan. Dengan demikian tubuh manusia dipahami sebagai ‘konstruksi’ sosial yang dapat berubah dan berbeda berdasarkan perbedaan ruang dan waktu.

10 Ketiga, karena label orang lain terhadap seseorang
Ketiga, karena label orang lain terhadap seseorang. Cukup banyak wanita merasa minder karena mendapat panggilan ‘jerapah’ karena terlalu tinggi, ‘tong’ karena terlalu gemuk dan gembrot, dan sebagainya. Bila demikian keadaannya, maka seseorang akan selalu gelisah dan mencemaskan bentuk tubuhnya walaupun sebenarnya cukup sempurna. Sebuah survey di Amerika Serikat menunjukkan hasil bahwa hampir 70% responden wanita merasa kurang langsing, padahal hanya 15% diantaranya yang kegemukan. Sementara pada pria 59% menginginkan tubuh yang berisi karena merasa kerempeng, meskipun pada kenyataannya ditemukan yang benar-benar kerempeng hanya 25% saja.

11 Mengapa Pusat Manajemen Tubuh Berkembang Pesat??
Pertama, alasan ekonomi. Bagi sebagian orang tubuh merupakan aset ekonomi yang memiliki nilai jual. Merawat tubuh atau memperindah tubuh sama artinya dengan memberikan nilai tambah kepada tubuh.

12 Kedua, penolakan terhadap ketuaan dan nasib
Kedua, penolakan terhadap ketuaan dan nasib. Ketakutan tampil jelek dan tua hampir identik dengan trauma kematian, dimana muncul kecenderungan untuk melakukan tawar-menawar terhadap nasib tubuhnya.

13 Ketiga, bentuk pelarian dari rutinitas
Ketiga, bentuk pelarian dari rutinitas. Bertambahnya jumlah wanita dari berbagai kelas sosial melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tubuhnya merupakan tanda bahwa wanita semakin tidak memiliki ‘arena’ ekspresi diri yang produktif dalam bidang publik dan ekonomi

14 Kapitalisme Tubuh wanita, misalnya digunakan dalam iklan untuk menjual berbagai komoditi, seperti mobil, minuman, kacamata, sepatu olah raga dan sebagainya. Daya erotik menjadi faktor perangsang cukup kuat untuk membangkitkan minat orang terhadap suatu produk.

15 Kapitalisme dalam media ini menurut Ibrahim (1998) adalah perangkap keindahan yang menyakitkan dan sekaligus perangkap tiranik yang menggiurkan. Tubuh yang merupakan bagian yang paling private dari seorang wanita telah menjadi milik publik. Berbagai kriteria publik terus menggoda dengan dalih ‘kesehatan’ wanita. Wanita harus bertubuh sintal, tidak boleh berburuk nafas, jerawatan apalagi kurang enak bau badannya. Kecenderungan memotret wanita dari tubuhnya telah menjauhkan wanita dari realitas, karena yang direpresentasi dari seorang wanita hanyalah ‘citra’, bukan sesuatu yang riil.

16 Kapitalisme telah membawa dampak yang cukup serius bagi wanita
Kapitalisme telah membawa dampak yang cukup serius bagi wanita. Di satu sisi, ia menjadi alat di dalam proses distribusi produk dan gaya hidup. Wanita dieksploitasi sedemikian rupa, dengan cara membentuk dan menonjolkan bagian tertentu dari tubuh untuk membangun image yang sesuai dengan produk yang dipasarkan

17 Wanita yang seksi diidentikkan dengan kenikmatan minuman, keindahan mebel, kelincahan suatu merk mobil, dan sebagainya. Di sisi lain, wanita menjadi objek pasar dari produk kapitalisme.

18 ‘the death of the subject’ ,
wanita sebagai subyek yang mati, dimana ia tidak lagi dapat mengendalikan dirinya sendiri, tetapi telah dikendalikan oleh ideologi dan kepentingan pasar.

19 Seksi: Unsur Kepribadian?
Seksi diartikan sebagai sesuatu yang dapat merangsang timbulnya dorongan seksual

20 Wanita Seksi Menurut 400 pria muda di Surabaya: 24.3% melihat wanita seksi dari ukuran payudaranya, 13.5% dari wajah, 7.5% dari pantat dan 4.3% dari kakinya.

21 Pria Seksi Di USA, Pria menganggap wanita mengagumi dan menyukai : dada bidang dan bahu berotot (21%), lengan berotot (18%), tubuh yang tinggi (13%) dan mata 4%. Kenyataannya, 39% wanita mengagumi pantat yang berotot, tubuh ramping (15%), 11% mengagumi mata tajam dengan alis hitam lebat, tubuh tinggi (5%), dada dan bahu yang berotot (1%) dan bagian lain (27%). Beberapa wanita juga menganggap pria botak seksi karena mengundang gairah untuk mengelusnya. Dan mengelus kepala adalah salah satu tanda keintiman. Sementara di Indonesia, wajah, terutama mata dan bibir, merupakan daya tarik yang menjadi pangkal utama penilaian

22 Orang-Orang Seksi


Download ppt "JENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google