Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DIETETIK LANJUT Ani P. WS, DCN, M.Kes.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DIETETIK LANJUT Ani P. WS, DCN, M.Kes."— Transcript presentasi:

1 DIETETIK LANJUT Ani P. WS, DCN, M.Kes

2 TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Umum :
Memahami dan menjelaskan dan menerapkan ilmu dietetik Tujuan khusus : Memahami dan menjelaskan dan menerapkan ilmu dietetik pada penyakit anak, penyakit degeneratif, penyakit dengan tindakan tertentu Mahasiswa dapat melihat langsung penatalaksanaan diet dari pasien yang dirawat Menjadi bekal untuk PKL pada semester selanjutnya

3 POKOK BAHASAN Dietetik pada Anak gagal tumbuh
(Gizi buruk), jantung bawaan, ginjal, infeksi Dietetik pada pasien dengan stress Metabolik Dietetik pada penyakit degeneratif kanker , Ginjal, Hati, Pra/Pasca operasi, luka bakar dll Makanan enteral & Parenteral

4 Pembahasan Dietetik Lanjut
Patofisiologi & gejala-gejala Faktor resiko & Penyebab Identifikasi penyakit Penentuan status gizi Preskripsi diet Pelaksanaan pemberian diet Monitoring & Evaluasi

5 Proses Pengajaran dan Pembelajaran
Teori -- Penugasan bagi setiap mahasiswa berupa penelusuran pustaka Studi kasus & Presentasi kasus - Materi kasus yang dipresentasikan sesuai dengan bahan yang akan dibahas atau diluar bahan yang dbahas.

6 MATERI PENUGASAN ( TUGAS PERORANGAN )
Penyakit gagal tumbuh Penyakit Gizi Buruk/ marasmus - kwasiokor Penyakit Jantung rematik Penyakit bawaan Jantung Penyakit Pra/Pasca bedah Penyakit Luka bakar Penyakit HIV/AIDS Penyakit Jantung koroner Penyakit Hiperlipidemia Penyakit IDDM Penyakit NIDDM Penyakit DM Gestasional Penyakit pre eklamsi Penyakit Hepatitis Penyakit Serosis Hepatis Penyakit Ginjal kronik Penyakit Ginjal dengan dialisa Penyakit Tumor Penyakit kanker Penyakit hipertensi akut Penyakit stroke Sumber : 1. Internet 2. Buku text book

7 PEMBAHASAN ( tugas perorangan )
Pengertian/definisi penyakit Faktor penyebab Patofisiologi Gejala-gejala umum Identifikasi penyakit ( pemeriksaan fisik, umum, laboratorium ddl ) Pengobatan medis Penatalaksanaan diet

8 TUGAS ( STUDY KASUS ) Studi kasus & Presentasi kasus - Setiap kelompok akan mempresentasikan kasus Bahan kasus dapat diperoleh di RS terdekat / ditempat kerja. Bahan dapat juga diperoleh dari kampus

9 Pembahasan dalam study kasus
Identitas pasien/penderita Pengkajian : Data Subyektif ( keluhan,riwayat makan,riwyat penyakit keluarga, riwayat penyakit sebelumnya, olah raga, Sosial, ekonomi ) Data obyektif ( pemeriksaan fisik, laboratorium,Antropometri,Diagnostik yang mendukung. Diagnosa / Assesment : Meliputi diagnosa medis & diagnosa gizi Planing / Perencanaan Dietetik a. Tujuan diet b. Syarat diet c. Perhitungan kebutuhan zat gizi d. Cara pemberian makanan e. Pembagian makanan perhari e. Bentuk makanan & Contoh menu Monitoring dan evaluasi: a. Antropometri b. Laboratorium c. Intake makanan

10 PROPORSI PENILAIAN Kehadiran 10 % Penelusuran pustaka : 15 %
Study kasus & Presentasi kasus : 25 % Ujian Mid semester : 25% Ujian akhir semester : 25 %

11 Penyerahan Tugas Tugas perorangan Study kasus - Kasus di RS terdekat
- Bahan dari Kampus Presentasi kasus ( bulan April & bulan Mei ) Ujian Mid semester Ujian semester

12 CONTOH KASUS Tn. K Umur 51 th masuk ke RS dengan keluhan sesak nafas yang dialami sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu. Sesak timbul saat beraktifitas & pada malam hari sering terbangun karena sesak & batuk2. Saat di RS ditemukan adanya oedema pada tungkai & perut. Sejak 5 th yang lalu os didiagnosa sebagai penderita hypertensi & berobat ke dokter spesialis jantung. Sebelum masuk rawat pasien kurang nafsu makan karena sering mengeluh sesak dan perut penuh terutama bila makan nasi. Hasil anamnesa diketahui bahwa dimasa mudanya pasien adalah seorang atlet binaraga, mempunyai kebiasaan merokok. Tn K. berasal dari keluarga penderita hipertensi. Saat ini os didiagnosa menderita CHF fc III ec HHD. BB os sebelum masuk RS adalah 62 kg TB = 165 cm Hb. 16,7 gr/dl . Pemeriksaan tek darah : 140/90 mm Hg, Hasil pemeriksaan Lab : Hb : 13,5mg/dl, Leukosit : 8900, Albumin :3,3 gr, Natrium 133 mEq , Kalium 3,4 mEq . Terapi Obat Lasix drip 5 mg/jam ,Digoksin 1x 1, Aldacton1 x 100 mg, Captopril, 3 x 100 mg, Dopamin 5 µg/kg/menit.

13 Pasien masuk dengan keluhan sesak nafas dan batuk sudah sejak 2 hari.
SUBYEKTIF Pasien masuk dengan keluhan sesak nafas dan batuk sudah sejak 2 hari. Keluhan terjadi saat beraktifitas maupun saat tidur. Keluhan tidak nafsu makan. Pasien adalah pasien lama RS Jantung harapan kita, Riwayat penyakit terdahulu & riwayat keluarga: Hipertensi, seorang atlet binaraga, perokok, OBYEKTIF BB os sebelum masuk RS adalah 62 kg , TB = 165 cm Data Lab I : Hb. 16,7 gr/dl,Leukosit 890 juta,Albumin 3,3 gr Natrium 133 mEq / L, Kalium 3,4 mEq / L Terapi Obat Lasix drip 5 mg/jam,Digoksin 1x 1 tab Aldacton 1 x 100 mg,Captopril 3 x 100 mg Dopamin 5 µg/kg/menit ASSESMENT Status gizi os berdasarkan IMT : BB sebenarnya : BB – oedema ( asumsi )62 – 1 = 61 kg IMT = BB(kg ) / TB ( m² ) = 61 / ( 1,65 )² = 22,4  Status gizi ( Normal) Biokimia Berdasarkan hasil pemeriksaan lab, kadar Na & K rendah sehingga pasien cenderung hipokalemia dan hiponatremia Hasil pemeriksaan medis : Diagnosa > CHF fc III ec HHD

14 PLANING Perhitungan kebutuhan Zat gizi
1. Menggunakan BBI = (TB – 100) – 10 % (TB -100) = ( ) – 10 % ( ) = 58,5 kg 2. Menggunakan BB sebenarnya tetapi harus diperhitungkan presentase Odema TAHAP I ( AKUT - PENYEMBUHAN ) Kebutuhan energi diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan basalnya Kebutuhan protein dihitung 15 – 20 % dari total energinya Kebutuhan lemak dihitung 20 – 25 % dari total energinya Kebutuhan karbohidrat dihitung sisa total energinya KEBUTUHAN ZAT GIZI - Energi ( BEE) = 66,5 +{(13,7 x BBI)+(5.0 x TB)}-(6,8 xU) = 66,5 +{(13,7 x 58,5)+(5.0 x 165)}- (6,8 x 51) = 1346,1 - Energi total = BEE x F.Aktiftas x F. Stress = 1346,15 x 1 x 1,3 = 1749,9 K.kal - Protein = (20% x 1749,9)/4 = 87,49 gr - Lemak = (20% x 1749,9)/9 = 38.88gr - Karbohidrat = (60% x 1749,9)/4 = 262,5 gr

15 - Bentuk makanan : Lunak & cair
PEMBERIAN MAKANAN: - Bentuk makanan : Lunak & cair - Macam makanan : 3 x makanan lunak ( bubur / bubur saring ) dan 3 x makanan enteral. - Pemberian dalam porsi kecil tapi sering - Pemberian karbohidrat sederhana dibatasi - Bila terjadi Oedema ---- Asupan garam dan protein - Pemberian protein diprioritaskan yang mempunyai nilai biologi tinggi Kebutuhan Cairan ( disesuaikan dengan balance cairan ) Balance Cairan --- jumlah cairan minum dan urin harus seimbang atau negatif tidak boleh positif. Perhitungan cairan : BB x 25 cc/kg BB = 62 x 25 cc = cc / 24 jam Pemesanan : DIET Jantung RG III Bentuk: Bertahap mulai dari cair dan apabila intake menunjukan perbaikan dirubah dengan bentuk lunak / saring

16 PLANNING TAHAP II ( PEMULIHAN
KEBUTUHAN ZAT GIZI - Energi total = BEE x F.Aktiftas x F. Stress = 1346,15 x 1,2 x 1,2 = 1938,456 kalori - Protein = (20% x 1938,456)/4 = 96,92 gr - Lemak = (20% x 1938,456)/9 = 43,07 gr - Karbohidrat = (60% x 1938,456)/4 = 290,77 gr PEMBERIAN MAKANAN : - Bentuk makanan : Lunak & Biasa - Macam makanan : 3 x makanan Lunak/biasa ( bubur & nasi )+ 2 x snack - Ekstra tambahan kalori ( porsi ke 4 ) -- Susu dan roti - Pemberian dalam porsi kecil tapi sering - Pemberian karbohidrat sederhana dibatasi - Bila ada Oedema --- Asupan garam dan protein terbatas - Pemberian protein diprioritaskan yang mempunyai nilai biologi tinggi Kebutuhan Cairan ( disesuaikan dengan balance cairan ) Balance Cairan --- jumlah cairan minum dan urin harus seimbang atau negatif tidak boleh positif. Perhitungan cairan : BB x 25 cc/kg BB = 62 x 25 cc = cc / 24 jam Pemesanan : DIET Jantung RG III Bentuk: Bertahap mulai dari Lunak tim lauk cincang Apabila tidak ada keluhan dan intake baik dirubah dengan bentuk biasa

17 Pola Pemberian Makan 3 x makanan lengkap dengan pembagian : Pagi 20 % Siang/Malam 30 % 2 x makanan selingan 10 % ) Tambahan Protein diberikan dalam bentuk putih telur sebanyak 3 butir/hari (bila albumin masih dibawah normal) Monitoring & Evaluasi * Monitor intake makanan harian * Monitor intake cairan * Monitor Berat badan * Koreksi albumin

18 CONTOH MENU ( Tahap I ) 16.00 : Susu Peptamen 250 cc Makan Sore :
- Bubur sunsum - Ayam cincang bumbu kare - Orak-arik buncis - Cream sup - Jus melon : Susu Peptamen cc : Susu Peptamen 250 cc Makan Pagi : - Bubur havermout (susu+havermout) - Telur rebus ½ mateng - Jus Tomat : Bubur kacang hijau Makan Siang : - Bubur sunsum - Daging cincang semur - Cah bayam cincang - Sup Macaroni + wortel - Schotel tahu - Jus pepaya

19 CONTOH MENU ( Tahap II ) 16.00 : Kue pisang Teh manis Makan Sore :
06.00 : Susu Non Fat 250 cc Makan Pagi : - Nasi Tim Ayam jamur - Pisang medan - Jus Tomat : Bubur kacang hijau Teh manis Makan Siang : - Nasi Putih - Saute Daging - Cap cai - Sup Macaroni + wortel - Schotel tahu ayam - Aneka pepaya & Melon : Kue pisang Teh manis Makan Sore : - Nasi putih - Ayam bumbu kare - Asem-asem buncis - Orek Tempe - Cream sup bakso - Belimbing Makan Malam : - Kreaker

20 INTERVENSI Pada saat os dengan kel. Sesak makanan diberikan dalam bentuk Lunak lauk cincang ( Tahap I ) kombinasi makanan enteral- agar beban kerja jantung tidak berat. Hati hati pemberian karbohidrat sederhana akan berdampak pada peningkatan keluhan sesak (maks. 50% ) Setelah 3 hari keluhan sesak berkurang, asites berkurang, makanan diberikan dalam bentuk lunak biasa ( Tahap II ) Pemberian karbohidrat masih dalam batas normal. Keluhan sesak (-), edema/ asites (-), OS sudah mobilisasi, makanan yang diberikan ditingkatkan dalam bentuk Biasa (Tahap II )- Nasi biasa Balance cairan pada penderita CHF akan selalu dalam pemantauan untuk menghidari terjadinya penumpukan cairan di jaringan. AKHIR PEMBAHASAN - Hasil intervensi dibandingkan dengan teori-teori terbaru

21 PEMBAHASAN ( logis & dapat dipertanggung jawabkan )
Pasien dalam keadaan sesak diberikan makanan cincang & enteral dikarenakan kemampuan pasien masih belum baik hal ini dapat diketahui dari hasil intakenya sehari-hari. Bila Intake makanan sudah cukup dapat dihabiskan hal itu menunjukan adanya perkembangan. Pemberian KH yang tinggi akan berdampak meningkatnya produksi CO2 & H2O ( hasil siklus kreb ) dan ini akan meningkatkan produksi cairan dan CO2 sehingga pasien semakin sesak. Balance cairan harus dipantau terus untuk melihat apakah terjadi penumpukan cairan di jaringan ( positif ) atau sudah keluar melalui urine/nafas/keringat. Disamping itu juga untuk melihat / memantau obat diuretik yang digunakan

22 TERIMA KASIH


Download ppt "DIETETIK LANJUT Ani P. WS, DCN, M.Kes."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google