Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ANESTESI NAMA KELOMPOK: ARDIAN YUDHITAMA DINA WIDYA ASMARA SOLIN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ANESTESI NAMA KELOMPOK: ARDIAN YUDHITAMA DINA WIDYA ASMARA SOLIN"— Transcript presentasi:

1 ANESTESI NAMA KELOMPOK: ARDIAN YUDHITAMA DINA WIDYA ASMARA SOLIN
EVI AGENG KUSUMA WARDANI HELMI APRILIA SEMESTER III AKADEMI FARMASI IKIFA T.A. 2015/2016

2 PENGERTIAN ANESTESI Secara umum, obat yang dapat menimbulkan anestesia atau narkosa. Menurut O.W. Holmes, berasal dari bahasa Yunani anaisthēsia (dari an ‘tanpa’ + aisthēsis ‘sensasi’) yang berarti tidak ada rasa sakit. Definisi operasional anestesi adalah obat yang dapat menyebabkan hewan percobaan tidak sadarkan diri atau pingsan.

3 TUJUAN PERCOBAAN Tujuan umum:
Mempraktekkan dan mengamati pengaruh efek hipnotik fenobarbital – kloralhidrat – diazepam Tujuan khusus: Membandingkan onset dan durasi tidur fenobarbital – kloralhidrat - diazepam

4 TAHAP-TAHAP ANESTESI 2. Eksitasi 3. Anestesia
1. Analgesia Nyeri hilang, nyaman N2O dan eter Cabut gigi 2. Eksitasi Kesadaran hilang  gelisah, batuk, muntah, ketawa, nafas teratur, inkontinensia urin, kejang  bisa mati 3. Anestesia Pernafasan teratur, cepat seperti tidur, REM pernafasan dada & perut  pernafasan perut 4. Kelumpuhan Sumsum Tulang Pernafasan perut melemah, kolaps pembuluh darah

5 TUJUAN ANESTESI Mencapai keadaaan pingsan Merintangi rasa nyeri
Relaksasi Memblok reaksi reflex pada pembedahan Dapat dicapai dengan kombinasi hipnotik, analgetik dan diazepam.

6 MEKANISME KERJA ANESTESI LOKAL
Anestetik lokal bekerja bila disuntikkan ke dalam akson saraf. Anestesi lokal melakukan penetrasi ke dalam akson dalam bentuk basa larut lemak. Anestesi lokal bersifat tergantung pemakaian artinya derajat blok porsional terhadap stimulasi saraf. Anestesi lokal menekan jaringan lain seperti miokard bila konsentrasinya dalam darah cukup tinggi namun efek sistematik utamanya mencakup sistem saraf pusat .

7 Adapun mekanisme kerja meliputi :
Cegah konduksi dan timbulnya implus saraf Tempat kerja terutama di membran sel Hambat permeabilitas membran ion Na+ akibat depolarisasi menjadikan ambang rangsang membran meningkat Eksitabilitas & kelancaran hambatan terhambat Berikatan dengan reseptor yang terdapat pada ion kanal Na,terjadi blokade sehingga hambat gerak ion via membran

8 Kontra indikasi obat anestesi
Jantung yaitu obat” yang mendespresi miokardium atau menurunkan aliran darah koroner Ginjal yaitu obat yg dieksresi di ginjal Paru” yaitu obat yang merangsang sekresi paru

9 Efek Samping Anestesi Umum
Mengiritasi aliran udara,menyebabkan batuk dan spasme laring (golongan halogen) Menimbulkan stadium kataleptik yang menyebabkan sulit tidur karena mata Terus terbuka (golongan ketamin) Depresi pada susunan saraf pusat Sakit kepala

10 2.Efek samping anestesi lokal
Efek samping pada SSP antara lain ngantuk,kepala terasa ringan ,gangguan visual dan pendengaran, dan kecemasan. Pada kadar yang lebih tinggi, akan timbul pula nistagmus dan menggigil.

11 METODE & PERCOBAAN ALAT: 1. Timbangan hewan 2. Timer
3. Mangkuk kaca dengan tutup 4. Sonde oral 5. Spuit 6. Alat gelas qs

12 METODE & PERCOBAAN Bahan : 1. Mencit (6 ekor)
2. Kloralhidrat serbuk (BPOM) 3. Aquades 4. Tragakan / lar. PGS

13 TEKNIK PEMBUATAN Pembuatan Sediaan
Timbang 100mg kloralhidrat dalam gelas beaker yang telah dikalibrasi 4ml, tambahkan tragakan 0,5% sedikit-sedikit ad 4ml. Aduk ad homogen. Tuang ke dalam vial yang telah dikalibrasi 4ml. Prosedur Kerja Siapkan hewan coba (mencit) 6 ekor. Timbang masing” mencit (dicari yang berat hampir sama) Tandai mencit pada ekor mencit menggunakan spidol permanent. Mencit nomor 1,2,3 diperlakukan secara oral sedangkan mencit nomor 4,5,6 diperlakukan secara i.p Setelah perlakuan selesai, mencit dimasukkan ke mangkuk kaca. Catat setiap perubahan yang terjadipada masing-masing mencit Amati dan catat tahap-tahap pemulihan kesadaran mencit Tabel pengamatan dibuat selengkap mungkin sehingga dapat dengan mudah dibahas dan ditarik kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

14 PERHITUNGAN KELOMPOK 1 Tragakan 0,5 % Chloral hydrat dosis 2,5 g
Mencit = 0,0026 x 2,5 g = 0,0065 g/ 20 g = 6,5 mg/20g Sediaan 100mg/4ml = 25mg/ml Volume per 20g = 6,5mg 25 mg x 1ml = 0,26 ml/20g mencit 1 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ̴ 0,15 ml mencit 2 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ̴ 0,15 ml mencit 3 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ̴ 0,15 ml mencit 4 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ̴ 0,16 ml mencit 5 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ̴ 0, 16 ml mencit 6 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ̴ 0,16 ml

15 DATA KELOMPOK 1 No. Mencit Perlakuan Berat (g) Obat (ml) waktu onset
Durasi Ket. oral tidur (‘) Ave bangun menit aver 1 Oral 2,5 11 0,15 09.50 10.12 22 >13.45 2 09.57 15 28,33 3 10.45 48 4 Ip 2,5 12 0,16 09.58 10.10 5 10.04 10.25 21 12,33 11.35 70 6 10.05 10.09 13.29 200

16 GRAFIK KELOMPOK 1

17 PERHITUNGAN KELOMPOK 2 Tragakan 0,5 % Chloral hydrat dosis 2,5 g
Mencit = 0,0026 x 2,5 g = 0,0065 g/ 20 g = 6,5 mg/20g Sediaan 100mg/4ml = 25mg/ml Volume per 20g = 6,5mg 25 mg x 1ml = 0,26 ml/20g mencit 7 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ~ 0,16 ml mencit 8 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ~ 0,16 ml mencit 9 → 13g/20g x 0,26 ml = 0,169 ml ~ 0,17 ml Mencit 10 → 11g/20g x 0,26 ml = 0,143 ml ~ 0,14 ml mencit 11 → 14g/20g x 0,26 ml = 0,182 ml ~ 0,18 ml mencit 12 → 12g/20g x 0,26 ml = 0,156 ml ~ 0,16 ml

18 DATA KELOMPOK 2 No. Mencit Perlakuan Berat (g) Obat (ml) waktu onset
Durasi Ket. oral tidur (‘) Ave bangun menit aver 7 Oral 2,5 12 0,16 09.20 09.35 15 >13.47 8 09.10 09.30 20 21,67 9 13 0,17 10.15 10.45 30 >13.49 10 Ip 2,5 11 0,14 10.25 10.35 12.45 130 14 0,18 10.10 10.40 11.55 75 09.50 12.50

19 GRAFIK KELOMPOK 2

20 DATA PERBANDINGAN KELOMPOK 1 & 2
No. Mencit Perlakuan Berat (g) Obat (ml) waktu onset Durasi Ket. oral tidur (‘) Ave bangun menit aver 1 Oral 2,5 12 0,16 09.20 09.35 15 >13.47 2 09.10 09.30 20 21,67 3 13 0,17 10.15 10.45 30 >13.49 4 Ip 2,5 11 0,14 10.25 10.35 10 12.45 130 5 14 0,18 10.10 10.40 11.55 75 6 09.50 12.50 7 0,15 10.12 22 >13.45 8 09.57 28,33 9 48 09.58 10.04 21 12,33 11.35 70 10.05 10.09 13.29 200

21 GRAFIK PERBANDINGAN KELOMPOK 1 & 2

22 KESIMPULAN Berdasarkan data kelompok 1 dan 2 perlakuan secara ip (intraperitoneal) lebih cepat dibandingkan perlakuan secara oral.

23 TERIMA KASIH


Download ppt "ANESTESI NAMA KELOMPOK: ARDIAN YUDHITAMA DINA WIDYA ASMARA SOLIN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google