Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ALAM PIKIRAN MANUSIA & PERKEMBANGANNYA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ALAM PIKIRAN MANUSIA & PERKEMBANGANNYA"— Transcript presentasi:

1 ALAM PIKIRAN MANUSIA & PERKEMBANGANNYA
ILMU ALAMIAH DASAR Marulam MT Simarmata, M.Si ALAM PIKIRAN MANUSIA & PERKEMBANGANNYA Hakikat Manusia & Sifat  Fisik, Sifat, & Pikiran  Sejarah Pengetahuan 

2 SIFAT UNIK MANUSIA Dibanding dengan Mahluk lain, Jasmani Manusia adalah Lemah sedang rohani/akal budi & kemauan sangat kuat Manusia : (-) terbang seperti elang ; (-) belalai seperti gajah ; (-) gigi berbisa seperti ular (-) mengubah warna kulit seperti bunglon; (-) tanduk, taji, Untuk membela diri dari mahluk lain & melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan  MANUSIA harus memanfaatkan akal budi KEMAUAN yang keras  MANUSIA DAPAT MENGENDALIKAN JASMANI Efek Negatif  minum minuman keras sampai mabuk, bunuh diri Kalau tubuh mendapat pengaruh negatif dari lingkungan  timbul reaksi mendorong tubuh untuk melepaskan dari dari lingkungan yang merugikan. Kemauan Keras dapat memaksa tubuh supaya tetap menerima pengaruh negatif  hal semacam ini jarang kita jumpai pada hewan - SIFAT UNIK MANUSIA  AKAL BUDI DAN KEMAUAN MENAKLUKKAN JASMANI

3 RASA INGIN TAHU AKAL BUDI  manusia menemukan berbagai cara untuk melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan  Adakalanya menimbulkan rasa ingin tahu yang selalu berkembang  tidak pernah puas dengan pengetahuan yang telah dimiliki, selalu timbul keinginan untuk menambah pengetahuan RASA INGIN TAHU  mendorong manusia melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul dalam pikirannya. Kegiatan yang dilakukan manusia, kadang-kadang kurang serasi dengan tujuan  (-) pemecahan Kegagalan biasanya tidak menimbulkan rasa putus asa, bahkan seringkali justru membangkitkan semangat yang menyala untuk memecahkan persoalan Kegiatan mencari pemecahan masalah : Penyelidikan langsung Penggalian hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh orang lain, atau Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain yang juga sedang memecahkan soal yang sama atau yang sejenis

4 RASA INGIN TAHU Setiap orang memiliki, walaupun kekuatan/intensitasnya tidak sama & bidang minatnya berbeda. Tiap individu atau kelompok mempunyai rasa ingin tahu atau KEINGINTAHUAN (curiosity) kuat untuk beberapa bidang sedang bidang lain, rasa ingin tahunya agak lemah atau bahkan tidak ada sama sekali Dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungan Rasa ingin tahu terus berkembang, seolah-olah tanpa batas  menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia.  Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidup sehari-hari  berkembang sampai kehal-hal yang menyakut keindahan

5 PERKEMBANGAN ALAM PIKIR
ZAMAN PURBA - DEWASA INI Zaman Purba  Manusia sudah menghadapi teka-teki (terbit dan terbenamnya matahari, perubahan bentuk bulan, pertumbuhan dan pembiakan mahluk hidup, adanya angin, petir, hujan dan pelangi) Manusia Purba menyelidiki penyebab terjadinya fenomena-fenomena tersebut dan akibatnya  menghasilkan jawaban atas banyak persoalan, tetapi kemudian timbul persoalan-persoalan baru  ALAM PIKIRAN MANUSIA PURBA BERKEMBANG Perkembangan terus berlangsung sampai sekarang dan akan berlanjut di masa mendatang Semua orang memiliki rasa ingin tahu  (-) semua orang mampu dan mau mengadakan penyelidikan sendiri  memilih jalan pintas (bertanya kepada orang lain)  disampaikan kepada orang lain  alam pikiran manusia berkembang (cth: bercocok tani)

6 PERKEMBANGAN ALAM PIKIR
SEJAK LAHIR – AKHIR HAYAT Alam pikiran bayi yang baru lahir  pekembangan hampir serupa Ketika anak kecil mengamati lingkungan  muncul pertanyaan didalam pikirannya. Untuk menjawab,  dilakukan penyelidikan atau bertanya kepada ibu/ayah/kakak/orang lain yang mengasuh  perkembangan pesat Rasa ingin tahu akan melemah  orang disekeliling terlalu sibuk, malas, bodoh untuk memuaskan keingin tahuan anak  alam pikiran anak akan terhambat.

7 MITOS COMTE  sejarah perkembangan manusia : Tahap teologi/metafisika
Tahap Filsafat Tahap Positif/Ilmu Tahap Teologi/metafisika  manusia menyusun mitos/dongeng untuk mengenal realita/kenyataan  pengetahuan tidak obyektif (subyektif) Mitos diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia Dalam alam pikiran mitos, rasio (penalaran) belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi C.A. van Peursen  Mitos adalah suatu kriteria yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang Kriteria dapat ditularkan, dapat diungkapkan lewat tari-tarian atau pementasan wayang, dsb. Inti Kriteria  lambang-lambang yang mencetuskan pengalaman manusia juga lambang kejahatan/kebaikan; hidup/kematian; dosa/penyucian, dll

8 TAHAP TEOLOGI  manusia menemukan identitas dirinya, manusia sebagai suyek yang masih dikelilingi oleh obyek alam manusia mudah sekali dimasuki oleh daya dan kekuatan alam. Manusia  belum mampu memnadang obyek atau realita dengan inderanya, sehingga manusia dan alam melebur menjadi satu. Lewat MITOS  manusia dapat turut serta mengambil bagian dari kejadian-kejadian alam sekitarnya, dapat menanggapi daya kekuatan alam Contoh : Gunung Api meletus hebat, menimbulkan gempa bumi, mengeluarkan lahar panas dan awan panas, sehingga menimbulkan banyak korban manusia, juga merusak daerah tempat tinggal, dll. Manusia pada tahap teologi (A.Comte) atau pada tahap Mitos (C.A. van Peursen) belum dapat melihat realita dengan inderanya; manusia belum dapat mengetahui dan menanggapi peristiwa dalam (obyek) dengan alam pikirannya, maka manusia beranggapan bahwa dewa yang dianggap sakti sedang murka. PADA TAHAP MITOS/TEOLOGI  MANUSIA MENJAWAB KEINGINTAHUAN DENGAN MENCIPTAKAN DONGENG ATAU MITOS KARENA ALAM PIKIRANNYA MASIH TERBATAS PADA IMAJINASI / INTUISI.

9 PENALARAN DEDUKTIF (RASIONALISME)
A. COMTE  TAHAP FILSAFAT,  Rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan metode berpikir secara objektif Rasio sudah dioperasikan  kurang obyektid Manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal, obyek belum dimasuki secara metodologis yang definitif. (-) mengadakan selamatan (-) tarian/nyanyian GUNUNG API MELETUS (+) Pengamatan (+) Pembelajaran (Gunung Api Meletus??) (+) Mencari Penyelesaian dengan tindakan sesuai hasil pengamatan Bukti bahwa manusia lama kelamaan tidak puas dengan mitos sebagai pemikiran irasional  mencari jawaban rasional (+) pengurangan dampak (pemindahan penduduk, dll

10 Kaum Rasionalis menggunakan penalaran deduktif (menyusun pengetahuan)
PEMECAHAN SECARA RASIONAL  mengandalkan ratio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar Kaum Rasionalis menggunakan penalaran deduktif (menyusun pengetahuan) PAHAM RASIONALISME “Cara Berpikir yang Bertolak dari Pernyataan yang bersifat Umum untuk Menarik Kesimpulan yang bersifat Khusus” Cth : Semua mahluk bernapas (PREMIS MAYOR) Si Ali adalah seorang mahluk (PREMIS MINOR) Jadi, si Ali juga bernapas (KONKLUSION) Penarikan Kesimpulan Deduktif menggunakan pola pikir SILOGISME Kesimpulan yang diambil hanya BENAR, bilamana kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika salah satu dari ketiga hal ini salah, maka kesimpulan yang diambil juga tidak benar

11 Cth : ii Zaman Alkimia (abad pertama sampai kedua) pernah digunakan penalaran deduktif yang bertitik tolak dari ajaran Aristoteles (prinsip perkembangan). Menurut pendapat ini dikatakan bahwa semua benda (termasuk logam) akan mengalami perkembangan kearah kedewasaan. Logam dewasa atau “matang” adalah emas dan perak. Dengan demikian : SEMUA LOGAM AKAN MENGALAMI PROSES PERKEMBANGAN MENJADI EMAS (Premis Mayor) AIR RAKSA ADALAH LOGAM (Premis Minor) JADI, AIR RAKSA DAPAT BERUBAH MENJADI EMAS (Kesimpulan) KESIMPULAN BAHWA AIR RAKSA DIUBAH MENJADI EMAS TERGANTUNG DARI KEBENARAN PREMIS MAYOR & MINOR & CARA MENARIK KESIMPULAN Bila ketiga hal ini benar kesimpulan benar, bila Premis diragukan kebenarannya kesimpulan tidak benar.  Percaya Kesimpulan  dicari “batu filosofi” yang sanggup mengubah air menjadi emas  usaha ini gagal dan belum pernah dapat mengubah air raksa menjadi emas Zaman sekarang  dimungkinkan untuk mengubah air raksa menjadi emas  proses transmutasi inti

12 PENALARAN INDUKTIF (EMPIRISME)
PAHAM EMPIRISME  menganggap bahwa pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret Gejala alam bersifat konkret dan dapat ditangkap panca indera manusia Disusun Pengetahuan dengan menggunakan PENALARAN INDUKTIF  Berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan gejala-gejala bersifat khusus Manusia berhasil menghimpun sangat banyak pengetahuan  HIMPUNAN PENGETAHUAN belum dapat disebut ILMU PENGETAHUAN yang disusun secara teratur & dicari hubungan sebab akibatnya Cth : Pengamatan atas logam besi, tembaga, aluminium, dll  JIKA DIPANASI ternyata menunjukkan bertambah panjang  Kesimpulan secara umum, BAHWA LOGAM JIKA DIPANASI AKAN BERTAMBAH PANJANG PERLU DILAKUKAN PENALARAN Cth : Kucing bernapas, Kambing bernapas, Sapi, Kuda, dan Harimau juga bernapas. Dapat disimpulkan bahwa semua hewan bernapas  diteruskan …HEWAN DAPAT BERNAPAS. MANUSIA DAPAT BERNAPAS

13 SEAKAN ADA KAITAN ANTRA PRESTASI TINGGI DENGAN HIDUNG MANCUNG
Pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan PENALARAN INDUKTIF masih belum dapat diandalkan kebenarannya  Sekumpulan Fakta belum tentu bersifat KONSISTEN atau bahkan mungkin bersifat KONTRADIKTIF HASIL PENGAMATAN : Terhadap anak-anak yang berprestasi di sekolah menunjukkan bahwa semuanya berhidung mancung. SEAKAN ADA KAITAN ANTRA PRESTASI TINGGI DENGAN HIDUNG MANCUNG ADA KESULITAN DALAM MASALAH MENAFSIRKAN ATAS APAKAH SEBENARNYA YANG DIMAKSUD PENGALAMAN. PENGALAMAN  STIMULUS PANCA INDERA ? .. PERSEPSI ? PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH HANYA DENGAN PENALARAN INDUKTIF TIDAK DAPAT DIANDALKAN  KELEMAHAN PANCA INDERA


Download ppt "ALAM PIKIRAN MANUSIA & PERKEMBANGANNYA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google