Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Organisasi (Perusahaan)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Organisasi (Perusahaan)"— Transcript presentasi:

1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Organisasi (Perusahaan)
Konsep Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Organisasi (Perusahaan) Bab 2

2 Budaya Organisasi Membangun budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan hal yang tidak mudah untuk dicapai, tingginya tingkat kecelakaan menjadi indikator yang jelas bahwa budaya K3 masih rendah. Jika kita bertanya kepada pekerja tentang risiko yang mungkin dapat terjadi jika melakukan tindakan tidak aman, maka pekerja dapat menjawabnya. Akan tetapi actual yang dilakukan oleh pekerja – pekerja tersebut dalam melakukan pekerjaan masih jauh dari prinsip K3.

3 Penerapan 5R (5S) di Tempat Kerja
Ringkas (Seiri) Rapi (Seiton) Resik (Seiso) Rawat (Seiketsu) Rajin (Shitsuke)

4 Contoh Pengendalian Visual 5R (5S) di tempat Kerja

5 Contoh Label dan Kode warna sebagai Pengendalian Visual
Batas Area Kerja. Batas Ruangan Kerja. Batas Jalur Lalu Lintas. Produk / Bahan ditolak. Sisa Pekerjaan yang tidak terpakai. Tanda Berhenti. Produk Jadi. Sarana Umum. Rak / Lemari. Meja. Perlengkapan / peralatan / Mesin. Barang / Bahan Baku. Sarana P3K. Sarana Keselamatan sarana darurat & Evakuasi. Jalur Pejalan Kaki. Area terbatas untuk tujuan operasional. Mesin / alat berbahaya. Area terbatas untuk keselamatan. Sarana Darurat Kebakaran. Barang / Bahan yang akan diproses. Barang / Bahan Inspeksi QC. Zona mengandung bahaya.

6 Budaya Perusahaan Tips membangun budaya safety di area kerja yang dilansir dari Industrial Safety & Hygiene News (ISHN) adalah sebagai berikut : Definisikan Peran dan Tanggung Jawab. Komunikasikan Visi dan Misi Perusahaan. Tingkatkan Akuntabilitas Semua Pekerja. Pelaporan Insiden. Tinjau Ulang Sistem Investigasi Kecelakaan. Sediakan Wadah Komunikasi. Bangun Kepercayaan.

7 Budaya Keselamatan Menurut Model Bandura(1986) tentang determinisme timbal balik menjelas-kan bahwa budaya keselamatan terdiri dari 3 aspek yang saling terkait Aspek Psikologis sering disebut sebagai iklim keselamatan. Aspek ini berhubungan dengan nilai – nilai individu & kelompok serta sikap dan persepsi terhadap keselamatan Aspek Perilaku Aspek perilaku budaya keselamatan memberikan perhatian pada apa yg dilakukan orang – orang. Ini termasuk kegiatan yang terkait dengan keselamatan, perilaku, juga komitmen manajemen terhadap keselamatan. Aspek Situasional mengacu pada apa yang organisasi punya. Termasuk misalnya kebijakan, prosedur, peraturan, struktur organisasi, sistem komunikasi.

8 Budaya dan Iklim K3 Iklim K3 memiliki kontribusi yang jelas terhadap budaya K3 organisasi melalui sikap yang diekspresikan dalam perilaku K3 setiap pekerja. Budaya K3 meliputi : presepsi asumsi nilai norma keyakinan para pekerja, di anggap lebih bersifat global dari pada iklim k3.

9 Dimensi dan Iklim K3 Berdasarkan pendapat Flin et.al. (2000) dan guldenmund (2000) yang mengidentifikasi bahwa dimensi iklim keselamatan dan kesehatan kerja terdiri atas variabel : Komitmen manajemen ( manager/supervisor attitude toward safety) Sistem manajemen K3 ( safety system ) Faktor Resiko ( factor risk ) Tekanan tempat kerja (workplace pressure ) Performa K3

10 Sistem Manajemen K3 Sistem manajemen K3 merupakan sitem dokumentasi formal untuk pengendalian potensi sumber bahaya yang beresiko kecelakaan. Dan memiliki dua tujuan umum, yaitu : Meningkatkan kinerja keselamatan organisasi, yang meliputi perencanaan, pengendalian, dan pengawasan keselamatan dalam aktivitas normal, transien, dan situasi darurat. Memelihara dan mendukung terciptanya budaya keselamatan yang kuat melalui pengembangan dan memperkuat sikap serta perilaku keselamatan yang baik dalam diri individu dan tim sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas dengan selamat.

11 Faktor Resiko dalam Iklim K3
Presepsi tentang resiko dalam dunia kerjanya, di pengaruhi oleh : Faktor demografi : umur, pengalaman dan status praktek kerja. Faktor situasional : kondisi tempat kerja, tekanan kerja dan tekanan kelompok kerja

12 Tekanan Kerja Menurut dyer, (2000), beban kerja yang berlebihan dari atasan perusahaan akan mempengaruhi kemampuan pekerja dalam memonitor kesehatan dan keselamatan kerja.

13 Performa K3 Barlington dan Hutchion (2000) berpendapat bahwa kesehatan dan keselamatan kerja (K3) harus di padukan kedalam sistem kerja bereformasi tinggi, agar sistem tersebut memotivasi orang – orang untuk memproduksi barang – barang dan pelayanan yang berkualitas dan berkuantitas, menjadi kreatif , inovatif dan sangat aman. pengukuran terhadap performa bertujuan untuk memperbaiki da meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam organisasi.

14 SEKIAN TERIMAKASIH


Download ppt "Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Organisasi (Perusahaan)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google