Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidya Darmadi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PRINSIP DAN MEKANISME REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT 2009
3
yang Akan Menentukan Produktivitas Tanaman
I. PENDAHULUAN Tanaman Kelapa Sawit Tersebar pada Berbagai Kondisi Lahan dengan Faktor Pembatas Pertumbuhan yang Beragam, yang Akan Menentukan Produktivitas Tanaman
4
Potensi Bahan Tanaman dan Potensi Lahan
INTERAKSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI BAHAN TANAMAN TANAH PUPUK IKLIM -CURAH HUJAN - SUHU - CAHAYA POTENSI PRODUKSI KULTUR TEKNIS PANEN, ANGKUT, OLAH PRODUKSI Pemupukan Merupakan Upaya Memenuhi Hara bagi Tanaman agar Tanaman Mampu Berproduksi sesuai dengan Potensi Bahan Tanaman dan Potensi Lahan
5
Hal-hal yang mempengaruhi Produktivitas Kelapa Sawit
Pemilihan Bahan Tanaman Unggul merupakan salah satu syarat utama untuk menghasilkan Produktivitas Kelapa Sawit yang Tinggi Bibit Kelapa Sawit Unggul Tersebut Ditanam pada Kondisi Lahan dan Iklim yang Sesuai dengan Persyaratan Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kultur Teknis yang Baik Terutama Pemupukan yang Tepat Mempunyai Peranan yang Besar untuk Merealisasi Potensi Genetik dari Bahan Tanaman Kelapa Sawit yang Digunakan.
6
Ketidaktepatan pemupukan
* memerlukan hara yang banyak * harga pupuk mahal * Harga TBS * Kebijakan Ketersediaan pupuk Realisasi pemupukan Tidak 4 TEPAT 1. keseimbangan hara ??? 2. efektivitas -efisiensi pemupukan?? PRODUKSI ??? Walaupun Disadari Perlu Pupuk Secara Tepat, kenyataan Pemupukan Sering Tidak Dapat Dilakukan Sesuai Anjuran. Akibatnya Produksi Sulit Diramalkan.
8
II. REKOMENDASI PEMUPUKAN
2.1. Mekanisme Penyusunan Rekomendasi Pengumpulan data & pengamatan kondisi lahan - tanaman Data yang dikumpulkan : produktivitas tahun tanam & kondisi tanaman sejarah pemupukan kesuburan tanah kadar hara daun iklim kondisi lahan (topografi), kultur teknis
9
Pemanfaatan data dalam rekomendasi pemupukan
Manfaat Data Produktivitas Jenis & Dosis Pemupukan Umur tanaman/ Kondisi Tanaman Kesuburan Tanah Sejarah pemupukan (Keseimbangan Hara) Kadar hara daun Iklim Waktu & Metode Pemupukan Topografi/Kondisi Lahan Metode Pemupukan Kultur Teknis Metode & Waktu Pemupukan
10
DATA KONDISI TANAMAN (UMUR, KEJAGURAN, DAN PRODUKSI) MENUNJUKKAN POTENSI OUTPUT YANG DAPAT DIHASILKAN --- JUMLAH HARA YANG HARUS DISEDIAKAN
11
PENGAMATAN LAPANGAN SANGAT PENTING UNTUK MENGETAHUI KECUKUPAN HARA YANG SELAMA INI DIBERIKAN
12
Tanaman homogen kurus memerlukan pemupukan yang meningkat secara bertahap
13
Tanaman dengan gejala defisiensi hara yang cukup berat (kiri) dan tanaman dengan pertumbuhan yang cukup jagur (kanan)
14
PEMAHAMAN TERHADAP TANAH DIPERLUKAN UNTUK MENGETAHUI SIFAT DAN FAKTOR PEMBATASNYA BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN. DATA TANAH DIPEROLEH DARI : - ANALISIS TANAH - PETA TANAH - PETA KESESUAIAN LAHAN - PENGAMATAN LAPANGAN JADWAL ANALISIS KESUBURAN TNH - PTPN Nov 2009 - PTPN Okt – Nov 2009 - PTPN Sept – Okt 2009 - PTPN Sept – Okt 2009 - PTPN Nov 2009 - PTPN sudah ada - PTPN Sept – Okt 2009 - PTPN Nov 2009 - PTPN Okt – Nov 2009 - PTPN Des 2009
16
TOPOGRAFI AREAL MENENTUKAN METODE PEMUPUKAN YANG EFEKTIF DENGAN MEMPERHATIKAN BANGUNAN KONSERVASI YANG TERSEDIA
17
DATA CURAH HUJAN DAPAT MEMBERI GAMBARAN WAKTU PEMUPUKAN YANG TEPAT BAGI TANAMAN (CUKUP BAGI SERAPAN HARA, NAMUN TIDAK BERLEBIHAN)
18
KULTUR TEKNIS YANG ADA DAPAT MENUNJUKKAN TINGKAT EFEKTIVITAS PEMUPUKAN YANG TELAH DAN AKAN DILAKUKAN
19
2.2. Prinsip Dasar Pemupukan : CUKUP DAN SEIMBANG
Keseimbangan antara input dan output Semakin besar produksi semakin besar hara yang harus disediakan agar cukup bagi kebutuhan tanaman.
20
b. Keseimbangan hara dalam tanah
Hara diberikan dalam jumlah yang seimbang (tidak berarti sama) sesuai dengan kebutuhan tanaman LIEBIG
21
Hukum minimum Liebig, 1855 Basic Cation Saturation Ratio (Eckert, 1987) 65% Ca, 10% Mg, 5% K, Dan 20% H Kelapa Sawit (Sugiyono & Poeloengan, 2001) 60% Ca, 30% Mg, Dan 10% K Prinsip dasar dari konsep BCSR ini adalah bahwa di dalam kation tanah terdapat komposisi kation yang ideal dalam komplek pertukaran tanah, dimana dalam kondisi ideal ini tanah akan mampu menyediakan hara secara optimal bagi tanaman.
23
PRODUKSI GANDUM DI INDIA
3,500 N P K 3,000 N P 2,500 N 2,000 Produksi (kg/h) 1,500 1,000 500 0-0-0 Komposisi
24
kg KCl/pohon - Mg + Mg Rasio minyak sawit : tandan (%)
29,0 28,0 27,0 26,0 Rasio minyak sawit : tandan (%) 25,0 24,0 23,0 22,0 0.5 1.5 3.0 4.5 kg KCl/pohon Sumber : Ochs dan Ollagnier (1977 dalam Hardter, 2002)
25
c. Keseimbangan Hara Daun
Keseimbangan N – P P = (0,0487 X KONSENTRASI N) + 0,039 (Tampubolon et al., 1989) Keseimbangan Kation (K – Ca – Mg) TLB (cmol/kg)= [%K/39,1 + %Mg/12,14 + %Ca/20,04) x 100] Defisien jika X/TLB < 25 (Foster, 1999 dalam Fairhurst dan Mutert, 1999)
26
d. Efek Perbaikan Kondisi Tanah
Pemupukan dilakukan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan tanaman, tetapi diupayakan juga mampu memperbaiki kesuburan tanah. Penerapan konsep BCSR merupakan contoh pemupukan dengan sasaran antara berupa perbaikan kesuburan tanah.
27
III. EMPAT ASPEK KETEPATAN PEMUPUKAN
3.1. Tepat Jenis Pemupukan a. PUPUK ANORGANIK PUPUK TUNGGAL - Satu Hara Utama - Murah per Satuan Hara - Tepat dalam Rekom - Handling dan Aplikasi Lebih Mahal - Pengadaan 4 Jenis Pupuk Sering Sulit PUPUK MAJEMUK - Dua atau Lebih Hara Utama - Lebih Mahal per Satuan Hara - Komposisi Disamaratakan - Handling Lebih Mudah - Mudah Ditambah Unsur Mikro, Bahan Lain
28
Beberapa Jenis Pupuk N , Mg, Kalium dan Boron
A: Urea (N) B : Kieserit (Mg) C: KCl/MOP (K) D : Boron (B)
29
Beberapa Jenis Pupuk P A: RP B : TSP C: SP-36
30
Beberapa jenis pupuk majemuk
- Pupuk campur/mix > Setiap butir berbeda hara > Campuran beberapa pupuk tunggal > Campuran sulit homogen > Beberapa hara sulit dicampur secara manual > Kualitas beragam, tidak dapat disimpan lama -- Diatasi dengan dicoating dulu sebelum dicampur - Pupuk bleinding > Setiap butir mengandung hara yang sama > Kualitas beragam, tidak dapat disimpan terlalu lama > Dpt ditambah unsur lain (mikro + slow release) - Pupuk compound > Homogen > Dapat disimpan lama
31
Beberapa Jenis Pupuk Majemuk
32
b. PUPUK ORGANIK Hara lengkap, tetapi kadarnya rendah Kandungan bahan organiknya yang tinggi sehingga baik untuk bahan pembenah tanah Perlu dikombinasikan dengan pupuk anorganik untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. c. PUPUK HAYATI Prospektif untuk masa depan Masih perlu pengujian lebih lanjut
33
Tepat jenis, berarti kita harus hati-hati terhadap kualitas pupuk
Keragaman hasil analisis pupuk Uraian Kalium (%K O) Kadar Air (%) 2 SNI Minimum 60 Maksimum 0,5 " KCl A" 60,23 0,14 " KCl B" 57,94 0,40 " KCl C" 45,74 2,57 " KCl D" 0,01 1,80 " KCl E" 0,02 1,32 " KCl F" 31,19 18,57 " KCl G" 0,003 4,63 " KCl H" 61,64 0,27
34
Keragaman hasil analisis pupuk P
%P2O5 larut dalam %Al2O3 Uraian Ca dan Mg As. Mineral A sitrat 2% A format 2% + Fe2O3 Eq. CaO SNI* Min 28 Min 10 Min 14 Maks 3 Min 40% "RP A" 29,72 4,54 5,06 5,49 35,40 "RP B" 12,94 0,17 "RP C" 16,55 0,32 "RP D" 27,64 6,98 17,2 0,15 48,50 "RP E" 26,61 5,11 0,35 42,22 "RP F" 32,70 8,03 41,29
35
EMPAT ASPEK KETEPATAN PEMUPUKAN
3.2. Tepat Dosis Dosis pemupukan hendaknya diberikan sesuai dengan rekomendasi. Jika kondisi keuangan tidak memungkinkan aplikasi pemupukan sesuai rekomendasi, maka aplikasi dilakukan sesuai dengan skala prioritas untuk meminimalisir pengaruh pengurangan pupuk terhadap penurunan produksi tanaman. Prioritas pemupukan diberikan berdasar pada : a) potensi produksi, b) gejala defisiensi hara, c) karakteristik tanah - sejarah pemupukan, dan d) kondisi kultur teknis.
36
3.3. Tepat Waktu APLIKASI I APLIKASI II Waktu pemupukan sangat menentukan efektif/ tidaknya pemupukan yang dilakukan karena waktu pemupukan yang tidak tepat dapat menyebabkan pencucian hara maupun penguapan hara.
37
Pelaksanaan pemupukan di kebun sering terlambat sehingga efektivitas pupuk akan menurun. Dengan demikian pengaruh keterlambatan pemupukan sama dengan pengurangan dosis pemupukan.
38
3.4. Tepat Metode Metode pemupukan menentukan efektif/ tidaknya pupuk dapat diserap tanaman. Pupuk diberikan pada zone perakaran, dengan sedikit mungkin kehilangan hara. sistem pocket aplikasi sistem tebar
39
Ketepatan metode pemupukan tidak terlepas dari pelaksanaan kultur teknis dan persiapan pemupukan, termasuk penerapan SPK – SPB agar pupuk sampai ke sasaran (piringan pohon). Lahan tidak siap dipupuk : - gulma belum terkendali - akses ke lokasi belum ada - drainase belum diperbaiki - bangunan konservasi belum ada
40
Lahan siap dipupuk : - gulma terkendali - akses ke lokasi sdh ada - ada tapak kuda
41
Perencanaan dan persiapan pemupukan yang baik berupa : ketersediaan pupuk, pengaturan sistem aplikasi, peralatan aplikasi, akses ke lokasi, SDM yang cukup, dan transportasi, dipadu dengan pengawasan yang ketat merupakan jaminan pupuk sampai ke sasaran.
42
IV. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMUPUKAN
4.1. Kesalahan yang sering dijumpai di lapangan Jenis pupuk tidak dijumpai di pasaran secara tepat waktu. Namun hal ini mulai dapat diatasi dengan penggunaan pupuk majemuk. Sumber hara pupuk tidak sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya hara P yang berasal dari RP memiliki kelarutan yang rendah sehingga sedikit yang tersedia bagi tanaman. Hara mikro kadang tidak ditambahkan dalam pupuk majemuk. Kualitas pupuk yang diterima di lapangan kurang baik, terkait dengan sifat pupuk yang mudah lembek dan penanganan (handling) kemasan pupuk yang tidak tepat. Dosis pupuk tidak sesuai anjuran akibat pengadaan pupuk yang terlambat atau akibat kebijakan penggunaan bahan tambahan lainnya. Dengan harga CPO yang baik umumnya perusahaan telah merencanakan pemupukan secara penuh.
43
Dosis pupuk disama-ratakan untuk seluruh areal
Dosis pupuk disama-ratakan untuk seluruh areal. Padahal seharusnya dosis pupuk diberikan sesuai dosis blok per blok. Waktu pemupukan terlambat. Pupuk tersedia di akhir tahun atau pada saat curah hujan tinggi. Pada beberapa tempat, pupuk justru tersedia saat memasuki kemarau. Pengawasan pemupukan kurang ketat sehingga metode aplikasi pupuk tidak tepat yang berakibat turunnya efektivitas pupuk. Kultur teknis tidak mendukung, dimana piringan pohon belum bebas gulma dan bangunan konservasi belum diperbaiki. Persiapan tidak baik, dimana akses ke setiap pohon belum ada. Misalnya tidak adanya tangga-tangga panen pada areal terjal.
44
PENURUNAN EFISIENSI PUPUK
Penurunan Efisiensi Pemupukan PENEMPATAN PUPUK TIDAK TEPAT (5 - 10%) HARA TIDAK SEIMBANG ( %) WAKTU APLIKASI TIDAK TEPAT ( %) PENURUNAN EFISIENSI PUPUK GULMA (15 –50%) SERANGAN HAMA (5 – 50%) POPULASI TANAMAN TDK CUKUP (10 –25%) Sumber : Nazeeb (1997)
45
PIRINGAN POHON BELUM BERSIH
46
PUPUK LUBER TEBAR/ POCKET MERATA DI TAPAK KUDA
47
IV. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMUPUKAN
4.2. Upaya peningkatan efektivitas pemupukan Spesifikasi pupuk terinci, termasuk kandungan hara dan sumber hara yang digunakan pada pupuk majemuk. Pengadaan pupuk secara tepat waktu. Kemasan pupuk harus cukup baik dan kuat. Penanganan selama di angkutan dan di gudang dilakukan sesuai standar agar pupuk terjaga kualitasnya. Dosis pupuk harus sesuai anjuran, diberikan blok per blok. Terapkan sistem SPK - SPB Lakukan perbaikan tapak kuda, tangga-tangga panen, pengendalian gulma agar pemupukan terlaksana efektif. Lakukan aplikasi bahan organik untuk memperbaiki sifat tanah
48
A B C A. PERBAIKAN TAPAK KUDA B. TANDA-TANDA SPK DAPAT DILIHAT
DARI JAUH C. APLIKASI PUPUK SESUAI ANJURAN A B C
50
APLIKASI TANDAN KOSONG MELINGKAR PIRINGAN POHON ATAU PADA GAWANGAN MATI
APLIKASI KOMPOS MELINGKAR/ MERATA DI PIRINGAN POHON
52
V. PENUTUP Pengembangan tanaman kelapa sawit mengarah ke lahan marginal sehingga diperlukan hara dalam jumlah yang besar. Namun realisasi pemupukan sering tidak tepat sehingga produksi tanaman tidak optimal. Berbagai data diperlukan untuk menyusun rekomendasi pemupukan agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan perlu diberikan dengan prinsip : cukup dan seimbang. Selain memenuhi kebutuhan tanaman, pemupukan diharapkan dapat memperbaiki sifat tanah. Ketepatan pemupukan bukan hanya ditinjau dari aspek jenis dan dosis, namun perlu memperhatikan waktu dan metode aplikasi.
53
V. PENUTUP Beberapa kelemahan masih sering dijumpai dalam aplikasi pemupukan, seperti waktu aplikasi yang sering terlambat dan kondisi areal yang tidak siap untuk dipupuk Upaya peningkatan efektivitas pemupukan perlu dilakukan dengan memperbaiki ketepatan jenis, dosis, waktu, dan metode aplikasi. Aplikasi bahan organik penting dilakukan untuk mencegah pencemaran, sekaligus memanfaatkan bahan organik untuk memperbaiki sifat tanah.
54
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.