Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRidwan Budiman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Materi ke 4 dan 5 Filsafat Ilmu semester ganjil 2015/2016 UNIVERSITAS BOROBUDUR
2
PPENGERTIAN AKSIOLOGI GUNA Ilmu Pengetahuan ONTOLOGI:
Membahas tentang hakekat yang ADA, baik berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/abstrak EPISTEMOLOGI: Bagaimana CARA atau sarananya untuk mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu AKSIOLOGI GUNA Ilmu Pengetahuan
3
EPISTEMOLOGI Mendapatkan/ mempelajari pengetahuan HARUS DENGAN CARA YANG BENAR. PENGETAHUAN adalah: sesuatu yang diketahui manusia,berdasarkan: a. Pengalaman (empirisme). b. Akal (rasionalisme). c. Intuisi. d. Wahyu Pengetahuan yang dipelajari disebut ILMU. Sering disebut dengan ILMU PENGETAHUAN
4
ILMU adalah: Ilmu adalah:
suatu pengetahuan yang didapatkan dengan syarat-syarat tertentu, yaitu: a. Sistematis b. Bermetode c. Obyektif d. Berlaku Umum
5
METODE ILMIAH adalah: - yang menggunakan kebenaran ilmiah
1. Suatu cara atau suatu prosedur untuk mendapatkan Ilmu Pengetahuan, - yang menggunakan kebenaran ilmiah - dan berdasarkan pada penggabungan pengalaman dan akal pikiran
6
Metode Ilmiah Disebut ilmiah jika: - bersistem - bermetode
- berobyektifitas - berlaku umum (universal).
7
CONTOH: Ilmu EKONOMI adalah (Abraham Maslow)
Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien Ilmu Ekonomi merupakan sebuah ILMU PENGETAHUAN Mempelajari Ilmu Ekonomi dengan Benar, formal maupun nonformal, yaitu: a. mempelajari ilmu ekonomi melalui sekolah (SMK, Perguruan Tinggi, Kursus) b. Diskusi, media sosial (koran, majalah, TV) dll
8
Penjelasan Metode Ilmiah:
Metode Ilmiah adalah suatu prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yg disebut ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu, dan harus melalui suatu prosedur / langkah-langkah yg sistematis.
9
Pertanyaan: Untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan, maka kita:
Harus menerapkan...... Dan berdasarkan:......
10
LANGKAH BERFIKIR ILMIAH dalam METODE ILMIAH
Perumusan Masalah Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis Perumusan hipotesis Pengujian hipotesis Penarikan kesimpulan
11
Dalam Metode Ilmiah ada 2 pendekatan:
1. Pendekatan Rasional 2. Pendekatan Empiris Sehingga Pencarian Ilmu Pengetahuan dengan cara metode ilmiah memiliki: Konsistensi /keberlanjutan antara pengetahuan sebelumnya dengan baru/berikutnya Kesesuaian antara pengetahuan yang dikembangkan dengan fakta
12
Pendekatan dalam Metode Ilmiah
Pendekatan Rasionalisme merupakan pendekatan yang menyusun pengetahuan secara konsisten dan kumulatif berdasarkan pengetahuan yang telah tersusun sebelumnya Pendekatan Empirisme Merupakan pendekatan untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan fakta “Pengetahuan yang rasional tetapi tidak didukung fakta bukan merupakan pengetahuan yang benar”
13
Lanjutan penjelasan Metode Ilmiah
Merupakan langkah-langkah dalam memproses pengetahuan ilmiah melalui penggabungan cara berpikir rasional dan empiris dengan jalan membangun jembatan penghubung dalam bentuk pengajuan hipotesis Cara kerja/prosedur untuk dapat memahami suatu objek/fenomena sesuai dengan syarat- syarat yang dituntut ilmu berdasarkan berpikir ilmiah
14
Lanjutan CONTOH: Ilmu Ekonomi dipelajari dengan cara: Rasionalisme
Konsistensi /keberlanjutan antara pengetahuan sebelumnya dengan baru/berikutnya. Empiris, memperoleh pengetahuan berdasarkan fakta
15
ALUR BERFIKIR METODE ILMIAH
Alur berfikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah : Perumusan Masalah --- merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas- batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor- faktor yang terkait di dalamnya. Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis --- merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk kontelasi ilmiah
16
ALUR BERFIKIR METODE ILMIAH (lanjutan)
Perumusan hipotesis --- merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan. Pengujian hipotesis --- merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak Penarikan kesimpulan --- merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
17
ALUR PIKIR METODE ILMIAH
Khasanah Ilmu Pengetahuan Kerangka Pemikiran (Premis-Premis) Pengujian Hipotesis Hipotesis Penarikan Kesimpulan Teori Baru Diterima Ditolak Proses berstruktur -- Struktur Penelitian Ilmiah -- Struktur Penulisan Ilmiah
18
BERFIKIR dan SIKAP ILMIAH
BERBAGAI GAYA BERFIKIR Gaya berfikir yg dpt dikaitkan dg metode ilmiah dianggap sbg alat ampuh utk mencari dan mendapatkan kebenaran. Ada beberapa gaya berpikir ilmiah Rasionalisme (terstruktur dan berlanjut) Eksistensialisme (proses informasi) Idealisme (pemikiran yg sangat interpretatif) Empirisme (dapat diamati, data dan fakta konkrit)
19
PENJELASAN GAYA BERPIKIR ILMIAH
Rasionalisme. Penalaran merupakan sumber pengetahuan utama. Penalaran adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu. Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Eksistensialisme. mencari keberadaan otentik dari pengetahuan tertentu. Empirisme. Fakta yg tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran. Pengetahuan manusia bukan didptkan lewat penalaran rasional yg abstrak tetapi lewat pengalaman yg kongkrit. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat konkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan pancaindera manusia. Idealisme. Premis yg digunakan dalam penalarannya didapatkan dari ide yg menurut anggapannya jelas dan dapat diterima.
20
PROSES BERFIKIR/PENALARAN
Penalaran adalah proses berfikir yg membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yg dihasilkan mempunyai dasar kebenaran maka proses berfikir hrs dilakukan dg cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tsb dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan yg umum adalah menggunakan logika induktif dan deduktif. Pengertian yg disampaikan tersebut melalui dua cara yaitu eksposisi dan argumentasi. Eksposisi terdiri dari pernyataan deskriptif yg tdk disertai alasan-alasan. Argumentasi memungkinkan utk memberi penjelasan, arti, pembelaan, menantang dan menjajaki pengertian.
21
Gabungan induksi dan deduksi
Induktif: timbul waktu kita mengamati suatu fakta dan bertanya-tanya –mengapa demikian ?. sbg jawaban dpt diajukan penjelasan sementara (hipotesis). Deduktif: adalah proses kita menguji hipotesis apakah dpt menjelaskan fakta. Contoh sederhana: Anda menekan tombol lampu dan lampu tdk menyala. Anda bertanya mengapa lampu tdk menyala ? Anda menarik kesimpulan (hipotesis) utk menjawab pertanyaan dan menjelaskan fakta bahwa bola lampunya putus. Anda menggunakan hipotesis tsb utk menyimpulkan (deduksi) bahwa lampu tdk menyala waktu tombol lampu ditekan. Dari pengalaman diketahui bahwa bola lampu yg putus tdk dpt menyala.
22
FAKTA 1 HIPOTESIS FAKTA 2 induksi deduksi deduksi
? induksi deduksi HIPOTESIS deduksi FAKTA 2 Fakta 1 = menekan tombol lampu dan lampu tdk menyala ? Fakta 2 = lampu baru menyala bila tombolnya ditekan
23
JIWA ILMIAH memiliki 7 sikap:
SIKAP INGIN TAHU SIKAP KRITIS SIKAP TERBUKA SIKAP OBYEKTIF SIKAP RELA MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN SIKAP BERANI MEMPERTAHANKAN KEBENARAN SIKAP MENJANGKAU KEDEPAN
24
TAHAP- TAHAP PROSES PENELITIAN
Mengidentifikasi Masalah Membuat Hipotesis Studi Literature Mengidentifikasi dan Menentukan Variabel Membuat Definisi Operasional Memanipulasi dan Mengontrol Variabel Menyusun Desain Penelitian Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview Melakukan Analisa Statistik Menggunakan Komputer untuk Analisa Data Menulis Laporan Hasil Penelitian
25
PENYUSUNAN KERANGKA BERFIKIR
PERUMUSAN MASALAH PENYUSUNAN KERANGKA BERFIKIR
26
Penemuan Permasalahan
Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan, antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan, antara kenyataan dengan ide.
27
KESENJANGAN ANTARA.. FAKTA HARAPAN
28
Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan
1) Rekomendasi suatu riset. Biasanya, suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran. Saran (rekomendasi) umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan. Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan. 2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara “mengambil” pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti. Dalam hal ini, dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting.
29
Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan
Renovasi. Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori. Dialektik, dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan. Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi. Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit, kompleks. Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian) suatu pemasalahan ke dalam komponen- komponennya. Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi.
30
Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan
Konjektur (naluriah). Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur (naluriah), tanpa dasar-dasar yang jelas. Fenomenologi. Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena (kejadian, perkembangan) yang dapat diamati. Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan. Pengalaman. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan.
31
Bentuk Rumusan Permasalahan
bentuk satu pertanyaan (question); bentuk satu pertanyaan umum disusul oleh beberapa pertanyaan yang spesifik; bentuk satu penyataan (statement) disusul oleh beberapa pertanyaan (question). bentuk hipotesis; dan bentuk pernyataan umum disusul oleh beberapa hipotesis.
32
Contoh pertanyaan (1) “Seberapa besar pengaruh tingkat penghasilan pada perubahan fisik rumah perumahan KPR?” “Faktor-faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh masing-masing factor pada persepsi penghuni terhadap desain rumah sub–inti?”
33
Contoh pertanyaan (2): “Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pengaruh tingkat penghasilan pada perubahan fisik rumah perumahan KPR.” “Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh masing-masing faktor pada persepsi terhadap desain rumah sub–inti.
34
Karakteristik Rincian Permasalahan
Setiap rincian permasalahan haruslah merupakan satuan yang dapat diteliti. Setiap rincian terkait dengan interpretasi data. Semua rincian permasalahan perlu terintegrasi menjadi satu kesatuan permasalahan yang lebih besar (sistemik). Rincian yang penting saja yang diteliti (tidak perlu semua rincian permasalahan diteliti) Hindari rincian permasalahan yang pengatasannya tidak realistik.
35
BAHAN untuk UTS Jelaskan bagaimana mempelajari Ilmu Ekonomi dengan cara: a. Rasionalisme b. Empiris
36
KETIKA Aku ingin hidup kaya... Aku lupa
Bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN Aku Takut MEMBERI Bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN
37
KETIKA Aku ingin jadi yang TERKUAT Aku lupa, Bahwa dalam KELEMAHAN...
Tuhan memberi KEKUATAN Tidak ada hari yang MENYULITKAN kita, Kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT
38
KETIKA Aku takut RUGI... Aku lupa,
Bahwa HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN karena anugerahNya Ternyata hidup itu sangat indah..ketika kita sealu BERSYUKUR kepada Nya
39
BUKAN Karena hari ini INDAH kita BAHAGIA..
Tetapi karena kita BAHAGIA... Maka hari ini menjadi INDAH... Karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS.. Tetapi karena kita OPTIMIS.. Rintangan akan menjadi TAK TERASA
40
BUKAN Karena MUDAH kita YAKIN BISA... Tetapi karena kita YAKIN BISA...
Semuanya menjadi MUDAH... Karena semua BAIK kita TERSENYUM..Tetapi kita TERSENYUM maka semua menjadi BAIK...
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.