Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Oleh Merysca Felisiana Meo 10608016
Kebocoran Apikal pada irigasi dengan EDTA Lebih kecil diBandingkan yang Tanpa EDTA Oleh Merysca Felisiana Meo
2
Pendahuluan Endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut diagnosis serta perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa atau jaringan periapikal. Perawatan saluran akar adalah perawatan yang paling banyak dilakukan dalam kasus perawatan endodontik Perawatan saluran akar dibagi atas 3 tahap utama yaitu Preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan atau pembentukan(cleaning dan shaping), desinfeksi saluran akar dan obsturasi saluran akar.
3
Prinsip utama dan pembersihan saluran akar yaitu alat harus mencapai seluruh dinding saluran akar dan melepaskan debris yang kemudian dikeluarkan dari saluran akar oleh larutan irigasi. Larutan irigasi selain berfungsi sebagai disinfektan, pelarut jaringan pulpa, pemutih, juga berfungsi sebagai pelumas yang akan mengurangi kemungkinan patahnya alat endodontik. Larutan irigasi yang sering digunakan dalam endodontikadalah Sodium hypochiorite (NaOCI), EDTA, Citric acid dan lain-lain. Sodium hypochiorite merupakan irigan paling efektif untuk menghilangkan debris. Irigasi berganti-ganti antara Hidrogen peroksida 3% dan Sodium hypochlorite 5,2% menghasilkan suatu sifat berbuih sementara tetapi kuat, yang secara mekanis memaksa debris dan mikroorganisme kluar dari saluran akar melalui orifis. Obturasi saluran akaR menggunakan gutaperca yang dikombinasikan dengan siler saluran akar dengan teknik kondensasi lateral akan memberikan penutupan apikal yang baik. Penggunaan siler bertujuan menyempurnakan obturasi karena siler berfungsi sebagai perekat dan pengisi celah antara bahan pengisi dan dinding Saluran akar, serta mengisi saluran-saluran lateral dan saluran-saluran tambahan.
4
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebocoran apikal antara semen ionomer kaca dan Endomethason segai siler saluran akar dngan dan tanpa irigasi menggunakan EDTA 15%. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pemilihan siler saluran akar dan pembersihan lapisan smear dalam melakukan perawatan saluran akar agar dapat mendapatkan obsturasi yang Hermetis.
5
Bahan dan Metode Penelitian dilakukan pada 32 akar tunggl P1 yang tumbuh sempurn dan lurus kemudian dilakukan preparasi saluran akar. Preparasi saluran akardilakukan dengan teknis step back. Preparasi pada bagian apikal menggunakan k-fileno dengan panjang kerja yang sama. Setelah sampai file no 40 sebagai MAF,preparasi saluran akar dilanjutkan dengan menggunakan k-file No45-55.dengan melakukan pengurangan panjang kerja 1mm untuk setiap kenaikan no alat.setiap pergantian nomor alat dilakukan rekapitulasi menggunakan file no 40sesuai panjang kerja dan dilakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl 5,25%.kemudian preparasi dilanjutkan k-file no dengan panjangkerja yang sama dengan k-file no 55.selalu dikukan rekapitulasi dan irigasi setiap pergantian alat. Kemudian gigi yang telah dipreparasi disimpan di larutan salin sampai saat obsturasi.
6
Selanjutnya adilakukan obsturasi saluran akar , gigi tersebut dibagi dalam 4 kelompokuji. Masing-masing 8 gigi.kelompok 1 dan 3diirigasi dengan menginjeksi 10ml EDTA 15% selama 2 menit kemudian saluran akar diirigasi dengan10ml NaOCl 5,25%. Saluran akar dikeringkan dengan paper point, dilanjutkan obsturasi saluran akar menggunakan konus gutap perca dengan teknik kondensasi lateraldan menggunakan siler semen ionomer kaca untuk kelompok 1 dan Endomethason untuk kelompok 3. Kelompok 2 dan 4 masing-masing8 gigi diirigasi hanya dengan 10ml NaCl 5,25%.setelah dikeringkan dengan paper point kemudian dilakukan obsturasi saluran akarmenggunakan siler semen ionomer kaca untuk kelompok uji 2, dan Endomethason untuk kelompok uji 4. Pada gigi yang dilakukan obsturasi hasilnya difoto rontgen. Keempat kelompok uji kemudian disimpan dalam kelembapan relatif 100%pada suhu kamar 37oC selama 2 hari. Selanjutnay permukaan gigi dilapisi denga sticky wax 1 lapis dan cat kuku 3 lapis dan foramen apikal.
7
Pada tahap akhir dilakukan pengukuran kebocoran apikal pada gigi-gigi yang telah dilapisi sticky wax dan cat kuku mengering, tiap kelompok gigi dimasukan kedalam tabung centrifuge kemudian ditambahkan tinta india sehingga semua permukaan gigi terendam larutan . kemudian diakukan centrifuge selama 3 menit dengan kecepatan 800rpm, setelah itu gigi dicuci dengan air mengalir selama 15menitkemudian cat kuku dan sticky wax dihilangkan dengan crown mess. Selanjutnya dilakukan penipisan bagian mesal dan distal menggunakan diamondheel bur hingga terlihtperesapan warna tinta yang masuk kedalam saluran akar,peresapan warna diamati dan diukur secara langsung dari apikal kekorona dengan satuan milimeter menggunakan mikroskop stereodengan perbesaran 60X. Kebocoran apikal yang diukur adalahpada peresapan warna yang terpanjangpada permukaan mesial atau distaldengan pengukuran dilakukan 3 kali kemudian diambil rata-ratanya.
8
Hasil hasil rata-rata kebocoran apical paling besar terlihat pada kelompok obsturasi saluran akar dengan menggunakan siler Endomethason tanpa irigasi EDTA 15%, dan rata-rata kebocoran paling kecil pada obsturasi saluran akar menggunakan siler semen ionomer kaca degan irigasi EDTA 15%.
9
Kesimpulan Hasil penelitian kebocoran apikal menunjukan bahwa pada obsturasi saluran akar menggunakan gutap perca dengan silei SIK maupun Endomethason dengan irigasi EDTA 15% maupun tanpa irigasi denggan EDTA 15% untuk menghilangkan lapisan smear layer semuanya menunjukan adanya kebocoran apikal. Kebocoran apikal pada obsturasi saluran akar dengan siler SIK dengan irigasi menggunakan EDTA15% ataupun tidak dengan EDTA 15% lebih kecil dibandingkan dengan obstutasi menggunakan siler Endomethason dengan menggunakan irigasi EDTA15% ataupun tidak. Perbedaan hasil tersebut disebabkan oleh adanya ikatan kimiawi antara semen ionomer kaca dengan dentin saluran akar sehingga dapat mencengah terjadinya kebocoran apikal.
10
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.