Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

“TINGKAT KEBUGARAN KARDIOVASCULER ANTARA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI BATURAN I DENGAN SISWA KELAS ATAS SD NEGERI JAMBON I TAHUN PELAJARAN 2013/2014” Disusun.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "“TINGKAT KEBUGARAN KARDIOVASCULER ANTARA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI BATURAN I DENGAN SISWA KELAS ATAS SD NEGERI JAMBON I TAHUN PELAJARAN 2013/2014” Disusun."— Transcript presentasi:

1 “TINGKAT KEBUGARAN KARDIOVASCULER ANTARA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI BATURAN I DENGAN SISWA KELAS ATAS SD NEGERI JAMBON I TAHUN PELAJARAN 2013/2014” Disusun oleh : Akhmad Suryawan ( ) PGSD Penjas 2010

2 A. LATAR BELAKANG Pada era sekarang kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap aktifitas saat ini. Kepraktisan adalah salah satu alasan kenapa manusia lebih memilih menggunakan teknologi ntuk menggantikan aktifitasnya. Tetapi mereka tidak memnyadari bahwa hal tersebut berpengaruh terhadap kebugaan fisiknya. Dalam arti dengan penggunaan teknologi seperti ini keadaan fisik manusia akan kurang optimal dalam beraktifitas fisik. Manusia akan lebih rentan terserang penyakit kronois. Kita tahu bahwa aktifitas fisisk sangat berperan penting dalam menunjang kebugaran jasmani dan salah satunya adalah kebugaran kardiovaskuler atau kebugaran jantung dan paru-paru. Kebugaran jasmani itu sendiri menjadi modal utama manusia dalam menunjang kebugarannya. tanpa disadari ini juga akan berpengaruh pada anak usia sekolah dasar. Butuhnya perhatian dan pembinaan terhadap anak sangat penting untuk menunjang kebugara jasmaninya disinilah peran pendidikan di sekolah dasar terutama pendidikan jasmani.

3 Melalui pendidikan jasmani anak akan optimal dalam beraktifitas fisik entah itu dalam kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan lainnya. Salah satu contoh yaitu siswa di SD N Baturan I dan siswa SD N Jambon I. siswa di kedua sekolah tersebut juga akan mendapatkan pendidikan penunjang kebugaran jasmaninya seperti halnya tadi. Akan tetapi disini keadaan pada kedua Sekolah Dasar tersebut berbeda entah itu dlihat dati fasilitras, sarana, prsarana, karakter, maupun media pembelajarannya. Apa siswa dikedua sekolah tersebut mempunya keadaan kebugaran jasmani terutama daya tahan jantung dan paru-paru ( kardiovaskuler ) nya sama? Dengan keadaan seperti inilah alasan peneliti tertarik untuk mengukur tingkat kebugaran kardiovaskuler antara siswa SD N Baturan I dengan SD N Jambon I.

4 Dari latar belakang yang sudah terpapar, sebenarnya dapat di identifikasi bebrapa masalah yang ada, akan tetapi agar lebih fokus, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang “tingkat kebugaran kardivaskuler antara siswa kelas atas SD N Baturan I dengan siswa kelas atas SD N Jambon I tahun pelajaran 2013/2014”. Dan dari pembatasan tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana tingkat kebugaran kardivaskuler antara siswa kelas atas SD N Baturan I dengan siswa kelas atas SD N Jambon I tahun pelajaran 2013/2014? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran kardivaskuler antara siswa kelas atas SD N Baturan I dengan siswa kelas atas SD N Jambon I tahun pelajaran 2013/2014

5 B. KAJIAN PUSTAKA 1). Hakikat kebugaran kardiovasculer Dari teori-teori yang telah saya dapat, maka dapat diketahui bahwa kebugaran kardiovaskuler yaitu kemampuan kerja otot jantung dan paru dalam mensuplai oksigen keseluruh tubuh dalam waktu yang relatif lama. 2). Komponen kebugaran jasmani komponen-komponen kesegaran jasmani adalah: daya tahan daya tahan otot daya tahan jantung Kelentukan Kecepatan Kelincahan Koordinasi Keseimbangan ketepatan. 3). Manfaat kebugaran jasmani Mempertahankan dan meningkatkan taraf kebugaran jasmani yang baik. Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak.

6 Membentuk sikap dan gerak.
Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelincahan, ketahanan, keluesan, dan kecepatan). Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan, dan kesiapan diri, serta kesanggupan bekerja sama). Memberikan rangsangan bagi pertumbuhan tubuh, khususnya bagi anak-anak. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat 2). Jenis tes kebugaran jasmani. Dari sekian banyak tes, peneliti memilah salah satu tes yauitu multi stage test. Salah satu bentuk tes lapangan yang digunakan untuk mengetahui VO2max dewngan tujuan mengetahui daya tahan jantung dan paru-paru. Test ini harus berlari dan bolak-balik menyentuh/menginjakkan salah satu kaki padagaris akhir dan berputar untuk kembali berlari setelah bunyi bleep terdengar(tunggu bunyi bleep terdengar). Pelaksanaan tes ini realtif lebih mudah dan menggunakan areal yang tidak terlalu luas. Tes ini dapat dilakukan secara massal serta tes ini dapat dilakukan untuk anak usia ≥ 11 tahun. Itulah alasan kenapa dipenelitian ini memilih siswa kelas atas

7 C. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berunsur perbadingan dengan populasi penelitian yaitu siswa SD N Baturan I dan Siswa SD N Jambon I. subyek penelitiannya adalah siswa kelas atas SD N Baturan I dan siswa kelas atas SD N Jambon I dengan sampel sebagai peserta tes dari masing-masing sekolah 15 anak yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 3 anak siswa perempuan dengan keseluruhan sampel adalah 30 siswa. Untuk metode pengambilan data, peneliti akan menggunakan test yaitu multi stage test untuk mendapatkan data kebugaran kardiovaskuler atau daya tahan jantung dan paru-paru dari keseluruhan siswa dengan tata cara yang sudah ada.

8 Pelaksanaan tes multi stage ini dilakukan dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :
Lintasan lari yang panjangnya 20 meter dengan 5 lintasan dan setiap lintasan memiliki lebar 1 meter sampai dengan 1,5 meter. Sebelum tes dilakukan, peserta tes / testi dianjurkan untuk melakukan pemanasan atau peregangan otot terlebih dahulu terutama pada bagian kaki bawah atau tungkai. Hal ini bertujuan untuk menghindari resiko cidera dan meminimalisir terjadinya kecelakaan saat pelaksanaan tes dilakukan. Nyalakan pita kaset sebagai aba-aba perintak pelaksanaan tes dan dengarkan intruksi petunjuk dari dari kaset dimana kaset tersebut akan mengeluarkan suara ( sebagai sinyal ) : “tut” tunggal dengan interval teratur pada setiap tahapnya. Bunyi tersebut akan bersuara sesuai dengan pergantian tahap dan setiap pergantian tahap, interval bunyi yang keluarkan akan semakin cepat. Peserta berusaha lari dari garis start lintasan sepanjang 20 meter mengikuti aba-aba bunyi dari kaset dengan tepat dan kembali ke ujung semula tepat dengan bunyi aba-aba selanjutnya. Demikian dan seterusnya mengikuti bunyi aba-aba dari kaset. Setelah menyelesaikan 1 tahap, peserta testi akan melakukan tes pada tahap selanjutnya yang interval bunyi semakin cerpat dari satu tahap ke tahap lain. Untuk mencegah agar peserta tes tidak memaksakan diri, maka peneliti mengambil peraturan bahwa pesertates dikatakan tidak mampu lagi melanjutkan ke tahap berikutnya jika : a. Siswa tidak mampu mengikuti interval bunyi aba-aba dari kaset sampai ke garis ujung dengan tepat ( terlambat lebih dari 3 kali ). b. Peneliti menentukan bahwa siswa tersebut tidak mampu lagi.

9 Selama tes, pengawas lintasan mencatat kemampuan maksimal peserta tes yang ditunjukkan dengan tahap terakhir yang dicapai setiap peserta tes. Pencatatan tersebut dilakukan pada formulir catatan multi stage yang telah tersedia. Untuk mempermudah peneliti dalam pemantauan / pencatatan hasil tes, maka di beri tanda strip/coret. Hasil yang didapatkan dalam tes ter sebut akan diproses atau dinilai dengan rujukan table prediksi ambilan oksigen maksimum tes lari multy stage. Teknik analisis data yang akan dilakukan adalah : 1. Menjumlah hasil skor tes Ini dilakukan untuk mengetahui jumlah skor yang didapatkan peserta tes dalam melakukan lari multy stage dari masing-masing sekolah dan dari jumlah skor ini dapat diketahui VO2max nya peserta tes. 2. Menganalisis data Analisis ini dilakukan setelah jumlah VO2max dari peserta test masing-masing sekolah diketahui, maka dapat dihasilkan klasifikasi VO2max sesuai dengan usianya. 3. Membuat prosentase hasil tes. Ini akan memberikan gambaran relistis tentang kebugaran kardiovaskuler siswa kelas atas di SD N Baturan I dan siswa kelas atas SD N Jambon I. 4. Membandingkan hasih tes. Dari hasil prosentase yang telah didapatkan dari prosentase hasil tes kebugaran kardoivaskuler akan didapatkan hasil perbandingan antara kebugaran kardiovaskuler siswa kelas atas SD N Baturan I dan kebugaran kardivaskuler siswa kelas atas SDN Jambon I.

10 SEKIAN DAN TERIMA KASIH


Download ppt "“TINGKAT KEBUGARAN KARDIOVASCULER ANTARA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI BATURAN I DENGAN SISWA KELAS ATAS SD NEGERI JAMBON I TAHUN PELAJARAN 2013/2014” Disusun."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google