Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Sistem Integumen
2
SISTEM INTEGUMEN ? sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas
3
Fungsi Sebagai tempat cadangan makanan Lemak
Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia Sebagai tempat pembentukan vitamin D.
4
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN
5
Dua sel yang ditemukan dalam epitel kulit :
Sel utama (terang), merupakan sel serosa yang menempati bagian tengah sel. Sel – sel musigen (gelap), bertebaran diantara sel sel
6
Epidermis Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut).
7
Epidermis
8
epidermis juga tersusun atas lapisan:
A. Melanosit terdapat di bagian dasar epidermis terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit
9
B. Sel Langerhans sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis.
10
C. Sel Merkel sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
11
D. Keratinosit lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut :
12
Stratum Korneum/ Lapisan tanduk
13
Stratum lucidum
14
Stratum granulosum
15
Stratum spinosum
16
Stratum basale
17
DERMIS
18
DERMIS Terletak dibawah epidermis
Terdapat ujung-ujung saraf/reseptor, Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri. pembuluh darah, pembuluh lymph, kelenjar dan folikel rambut Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
19
Stratum papilare Bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
20
Stratum retikulare lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas).
22
Sensory reseptor syaraf Kolagen protein struktural
Sel-sel khusus dari dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi: Pembuluh darah Pembuluh getah bening Kelenjar Keringat Sebasea (minyak) Folikel rambut Sensory reseptor syaraf Kolagen protein struktural Elastin protein karet
23
Subkutan atau Hipodermis
24
Subkutan atau Hipodermis
Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
25
DERIVAT SISTEM INTEGUMEN
Kelenjar kulit Kelenjar bau Kelenjar minyak Kelenjar keringat Kelenjar susu
26
SISTEM INTEGUMEN PADA IBU HAMIL
Perubahan keseimbangan hormonal dan mekanisme peregangan bertanggung jawab terhadap derajat perubahan sistem integumen selama kehamilan.
27
Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior
chloasma atau topeng kehamilan
28
Linea nigra garis pigmentasi yang terentang dari symphisis pubis sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah
29
Striae gravidarum Striae merefleksikan perusakan jaringan penyambung di bawah kulit (collagen).Depresi lapisan yang jelas terjadi pada area-area dengan peregangan maksimal (seperti abdomen, paha dan mamae).
30
Angiomas Istilah yang ditujukan pada bentuk vaskularisasi seperti jaring laba-laba.Bentuknya kecil sekali, permukaannya seperti bintang atau bercabang-cabang
31
Epulis Berwarna kemerahan, berbentuk nodul dan mudah berdarah.Lesi ini mungkin berkembang sekitar bulan ke 3 dan biasanya berlanjut sesuai dengan perkembangan kehamilan.
32
PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM INTEGUMEN PADA IBU HAMIL
Trimerster I Trimester II Trimester III
33
Trimerster I Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen selama masa kehamilan. Linea alba Angioma Epulis
34
Trimester II Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide atau alba, areola mammae, papila mammae, linea nigra, pipih (chloasma gravidarum).
35
Trimester III Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.
36
Prurigo pada kehamilan
PENYAKIT KULIT Prurigo pada kehamilan
37
Herpes gestasionis
38
Impetigo herpetiformis
39
Daftar Sumber Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo
Ilmu Kandungan Sarwono Prawirohardjo Linda Wylie.2005.Esensial Anatomi & Fisiologi dalam asuhan maternitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Harry Oxorn Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Kehamilan. Editor: Dr.M.Hakimi,Ph.D. Yayasan Essentia Medica. Jakarta
40
TerimaKasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.