Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Depresi Dr. Juwita, Sp.KJ.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Depresi Dr. Juwita, Sp.KJ."— Transcript presentasi:

1 depresi Dr. Juwita, Sp.KJ

2 Depresi merupakan salah satu kelainan psikiatri yangpaling sering terjadi. Depresi merupakan suatu gangguan mood yang signifikanditandai dengan rasa cemas dan sedih yang dapat memengaruhi aktivitas penderita. (National Institute of Mental Health, 2010) Definisi

3 definisi Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya, dan gagasan bunuh diri.

4 Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) edisi ke empat (IV-TR), gangguan depresif berat (depresi unipolar) terjadi tanpa episode manik, campuran, atau hipomanik. Episode ini harus ada setidaknya 2 minggu dan seseorang yang didiagnosis dengan episode depresif berat harus mengalami setidaknya empat gejala dari a) perubahan berat badan dan nafsu makan, b) perubahan tidur dan aktivitas, c) tidak ada energi, d) rasa bersalah, e) masalah dalam berpikir dan membuat keputusan, f) pikiran berulang mengenai kematian dan bunuh diri.

5 EPIDEMIOLOGI 1 ) Insidensi dan Prevalensi
Gangguan depresif berat (wanita 10-25%, pria 5- 12%) 2) Jenis kelamin Gangguan depresif wanita : pria = 2:1 Ga

6 EPIDEMIOLOGI 3) Usia Usia rata-rata awitan depresif berat sekitar 40 tahun dengan 50% memiliki awitan antara usia tahun. 4) Status pernikahan Depresif berat > pada orang tanpa hubungan interpersonal yang dekat atau cerai/pisah 5) Faktor Sosioekonomi dan Kebudayaan

7 ETIOLOGI 1) Faktor Biologis
a) Amin Biogenik (disregulasi amin biogenik) Dari disregulasi amin biogenik, norepinefrin dan serotonin adalah dua neurotransmitter yang paling terkait pada patofisiologi gangguan mood. b) Faktor neurokimia lain (neurotransmitter asam amino dan peptida neuroaktif) c) Disregulasi neuroendokrin d) Kelainan tidur e) Irama sirkadian f) Kindling g) Regulasi neuroimun h) Pencitraan otak i) Pertimbangan neuroanatomis

8 ETIOLOGI 2) Faktor Genetik a) Studi keluarga b) Studi adopsi
c) Studi anak kembar d) Studi keterkaitan

9 ETIOLOGI 3) Faktor Psikososial Peristiwa Hidup dan stres lingkungan
Faktor Kepribadian Faktor Psikodinamik depresi Faktor psikodinamik mania

10 ETIOLOGI 4) Formulasi Lain Depresi a) Teori kognitif b) Ketidakberdayaan yang dipelajari

11 GAMBARAN KLINIS Dua pola gejala dasar dalam gangguan mood, adalah gejala yang terdapat pada depresi dan mania. Agak sukar dibedakan antara episode depresif yang terjadi pada gangguan depresif berat dan gangguan bipolar I. Mood yang depresif serta hilangnya minat atau kesenangan, berkurangnya energi adalah kunci gejala depresi.

12 GAMBARAN KLINIS Gejala lainnya dapat berupa :
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis e) Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri f) Tidur terganggu g) Nafsu makan berkurang

13 GAMBARAN KLINIS Episode Depresif
Mood yang depresif serta hilangnya minat atau kesenangan adalah kunci gejala depresi. - 97 % pasien depresi mengeluhkan berkurangnya energi, sulit menyelesaikan tugas,terganggu di sekolah dan tempat kerja. - 80% mengeluh sulit tidur 90% menderita ansietas - 50% menunjukkan variasi gejala diurnal yang memberat di pagi hari dan berkurang di sore hari

14 GAMBARAN KLINIS - 84% pasien mengalami ketidakmampuan berkonsentrasi
- 67 % mengalami hendaya berpikir - Depresi lebih sering ditemukan pada manula

15 Pemeriksaan status mental
Episode Depresif a) Gambaran Umum Retardasi psikomotor menyeluruh merupakan gejala yang paling lazim timbul, walau agitasi juga terlihat. b) Depresi merupakan kunci gejala walaupun 50% pasien menyangkal perasaan dperesif serta secara umum tidak tampak depresi

16 Pemeriksaan status mental
c) Pembicaraan Banyak pasien depresi yang mengalami penurunan laju dan volume bicara. d) Gangguan persepsi Pasien depresi dengan waham atau halusinasi dikatakan memiliki episode depresif berat dengan gambaran psikotik. e) Isi Pikir Pasien depresi umumnya memiliki pandangan negatif mengenai dunia dan diri mereka.

17 Pemeriksaan status mental
f) Sensorium dan kognisi - Orientasi : hampir seluruh pasien depresi masih memiliki orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang. Memori : sekitar 50-70% pasien depresi memiliki hendaya kognitif. g)Kontrol Impuls Sekitar 10-15% pasien depresi melakukan bunuh diri dan sekitar dua per tiga pasien memiliki ide bunuh diri.

18 Pemeriksaan status mental
h) Daya nilai dan Tilikan Pasien biasanya melebih-lebihkan gejala, gangguan, dan masalah hidup mereka. i) Taraf dapat dipercaya Pasien depresi biasanya melebih- lebihkan hal buruk dan menutupi hal yang baik. j) Skala penilaian Objektif Depresi Skala Zung, Raskin, dan Hamilton.

19 Pedoman diagnostik Pada PPDGJ III, pedoman diagnostik gangguan depresi berat dibagi secara terpisah yaitu gangguan depresi berat tanpa gejala psikotik dan gangguan depresi berat dengan gejala psikotik Kriteria diagnostik untuk gangguan depresi berat terpisah dari kriteria diagnostik untuk diagnosis yang berhubungan dengan depresi ringan dan sedang serta depresi berulang.

20 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
Semua gejala depresi harus ada : afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna.

21 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
Pandangan masa depan yang suram dan pesimis. Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri, tidur terganggu, nafsu makan berkurang. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor), yang mencolok, maka mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.

22 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosa dalam kurun waktu 2 minggu. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

23 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
- Episode depresif berat yang memenuhi kriteria di atas - Disertai waham, halusinasi, atau stupor depresif. - Jika, diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai waham atau halusinasi yang serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).

24 Diagnosis banding Siklotimia Gangguan penyesuaian
Ansietas Gangguan somatoform Berkabung tanpa penyulit Gangguan depresif berat karena gangguan organik Gangguan depresif berat karena intoksikasi atau ketergantungan zat dan abstinensia Distimia

25 terapi Rawat inap Indikasi yang jelas untuk rawat inap adalah kebutuhan prosedur diagnosis, resiko bunuh diri atau membunuh, dan kemampuan pasien yang menurun drastis untuk mendapatklan makanan dan tempat tinggal, berkembang cepat serta rusaknya sistem dukungan pasien.

26 Psikoterapi jangka pendek
Terapi psikososial a) Terapi kognitif b) Terapi Interpersonal c) Terapi perilaku d) Terapi Beroirentasi psikoanalitik e) Terapi keluarga Psikoterapi jangka pendek

27 terapi Terapi Farmakologi (Psikofarmaka) Antidepressan :
1) Golongan trisiklik : amitryptylin, imipramine, clopramine, dan opipramol 2) Golongan tetrasiklik: maproptiline, mianserin, dan amoxapine. 3) Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversible Inhibitor of Mono Amine Oxidase-A) seperti : moclobemide.

28 terapi 4) Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine. 5) Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti : sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine, dan citalopram.

29 - 50% kemungkinan untuk pulih dalam tahun pertama rawatan pada episode pertama gangguan depresif.
- Rekurensi episode depresi berat 30-50% dalam 2 tahun pertama dan 50-70% dalam kurun 5 tahun. Insidensi relaps jauh lebih rendah dari angka tersebut pada pasien yang meneruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada pasien yang haya mengalami satu atau dua episode depresi. prognosis

30 TERIMA KASIH


Download ppt "Depresi Dr. Juwita, Sp.KJ."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google