Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMADATAN TANAH.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMADATAN TANAH."— Transcript presentasi:

1 PEMADATAN TANAH

2 Definisi : Proses menaikkan berat jenis tanah dengan cara mendesak tanah dengan energi mekanis agar partikel solid pada tanah lebih merapat dan menjadi kompak serta mengurangi partikel udara yang mengisi rongga pada massa tanah.

3 Pemadatan Tanah Kepadatan tanah yang tinggi bukanlah tujuan utama pemadatan. Kepadatan tanah yang tinggi hanya penting jika menghasilkan perbaikan perilaku tanah sehubungan dengan engineering performance.

4 Tujuan : mengurangi kompresibilitas menaikkan kekuatan tanah mengurangi potensi likuifaksi mengontrol shrinkage dan swelling mengurangi hydraulic compressibiliy /permeabilitas menaikkan daya tahan terhadap erosi mengontrol resilience properties

5 Pemadatan Untuk Timbunan Tinggi
Shear Strength: Triaxial Test

6 Pemadatan untuk Dam Nilai permeabilitas Nilai c, f

7 Berat Jenis Kering Maksimum Gs = specific gravity tanah
Teori Pemadatan Tanah Berat Jenis Kering (gd) Zero air voids (saturasi = 100%) Berat Jenis Kering Maksimum Usaha Pemadatan Tinggi Gs = specific gravity tanah Usaha Pemadatan Rendah Kadar Air Optimum w Kadar Air (w) Kurva Pemadatan

8 gaya tolak-menolak antar partikel
Teori Pemadatan Tanah Lubrication Theory Double Layer Water Deficiency Theory Effective Stress Theory mengapung air sebagai pelumas gaya tolak-menolak antar partikel mengapung

9 Lubrication Theory mengapung air sebagai pelumas air sebagai pelumas Untuk suatu energi pemadatan, penambahan air akan memperlicin butir-butir tanah untuk ber-relokasi sehingga akan menaikkan gd. Di sisi kanan dari wopt pada kurva pemadatan di atas, penambahan air akan mengapungkan butir-butir tanah yang akan menyebabkan penurunan gd.

10 Lubrication Theory Pemadatan menyangkut pendesakan udara dalam pori-pori tanah. Rongga udara di sisi kanan wopt adalah discontinuous, sehingga tidak mungkin untuk mendesak seluruh udara keluar dari pori. Akibatnya tidak tercapai s = 100% dengan pemadatan.

11 gaya tolak-menolak antar partikel
Double Layer Water Deficiency Theory gaya tolak-menolak antar partikel mengapung Penambahan kadar air akan membuat double layer mengembang sehingga gaya tolak antar partikel bertambah. Akibatnya tanah menjadi dispersive, mudah be-relokasi, dan particle packing menjadi lebih efisien. Penambahan air setelah wopt tercapai akan mengapungkan butir-butir tanah dan menurunkan gd.

12 Effective Stress Theory
Tanah akan memadat supaya dapat memikul beban-beban saat pemadatan (compactive pressure). Pemadatan tanah ini diikuti dengan pertambahan kekuatan tanah. Pertambahan kekuatan tsb diakibatkan oleh kenaikan effective stress, kenaikan confining stress, dan penurunan tegangan air pori. Tanah berhenti memadat ketika bearing capacity tanah sama dengan beban-beban saat pemadatan.

13 Teori Pemadatan Tanah Menurut Proctor, pemadatan tanah ditentukan oleh keempat hal berikut : 1. Usaha Pemadatan (energi) 2. Tipe Tanah 3. Kadar Air (w), dan 4. Berat Jenis Kering (gd)

14 Kadar Air dan Berat Jenis Kering
Berat Jenis Tanah (g) g3 Tanah solid g2  gd Air Tanah Solid g = g1 = gd(w=0) w2 w3 Kadar Air (w)

15 Derajat pemadatan tanah diukur dari berat isi keringnya (gd)
Derajat pemadatan tanah diukur dari berat isi keringnya (gd). Air yang ditambahkan ke massa tanah pada saat pemadatan akan berfungsi seperti pelumas yang akan mengerakkan partikel tanah ke posisi yang lebih padat.

16 ► Pada saat kadar air w = 0, maka berat jenis (g) akan sama dengan berat jenis kering (gd) atau g = gd(w=0) = g1 ► Pada usaha pemadatan yang sama, pertambahan kadar air akan menyebabkan pertambahan berat jenis. Misalnya pada saat w=w1, maka g = g2. - gd(w=w1) = gd(w=0) + gd

17 Sampai suatu kadar air tertentu, pertambahan kadar air cenderung menurunkan berat jenis kering tanah. Hal ini disebabkan karena partikel air akan mengisi ruang yang ditempati partikel padat. Kadar air pada saat berat jenis kering mencapai maksimum (gd max) disebut dengan kadar air optimum (wopt).

18 Kurva Pemadatan untuk Tanah Pasir
Kepadatan yang lebih tinggi dapat diperoleh bila pasir adalah kering atau basah. Tetapi pada daerah C, tegangan kapiler antar butiran menjadi semacam kohesi yang menahan butiran untuk ber-relokasi dan memadat, sehingga sulit dipadatkan. Vibrasi adalah metode paling efektif untuk pemadatan pada tanah berpasir. gd S = 100% Daerah C Water Content (w)

19 Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan
Secara umum semakin padat adalah semakin baik. Kepadatan Relatif adalah faktor utama yang mengontrol : - kompresibilitas - kekuatan - potensi likuifaksi dan - modulus deformasi

20 Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan
Kadar air pada umumnya tidak begitu penting, kecuali untuk pasir jenuh yang memikul beban dinamis (bahaya likuifaksi). Selain kepadatan relatif, perilaku tanah pasir sangat bergantung pada confining pressure dan kondisi fabric.

21 Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan
Pengaruh Cara Pemadatan (di Laboraturium) Sifat-sifat mekanik (tegangan-regangan, kompresibilitas, likuifaksi) sangat bergantung pada sample preparation. Sample preparation yang berbeda akan menghasilkan fabric/struktur tanah yang berbeda. Setelah dipadatkan, struktur tanah yang berbeda tersebut akan menghasilkan kenaikan confining pressure dan strength yang berbeda pula.

22 Berat Kering Tanah (gd)
Tipe Tanah Tipe tanah seperti distribusi ukuran butiran, bentuk butiran tanah, specific gravity serta jumlah dan tipe kandungan mineral lempung merupakan faktor penting yang mempengaruhi kadar air optimum (woptimum) dan berat jenis kering maksimum (gd mak). Berat Kering Tanah (gd) Sandy Silt Heavy Clay Poorly-graded sand Silty Clay Kadar Air (w)

23 Pada tanah pasir, berat jenis kering tanah
Pada tanah pasir, berat jenis kering tanah cenderung untuk menurun pada saat awal penambahan air. Kemudian pada saat mencapai kadar air tertentu, berat jenis kering tanah akan bertambah hingga mencapai nilai maksimum. Penurunan nilai berat jenis kering tanah pada saat awal pertambahan kadar air disebabkan oleh efek tarik kapilaritas. Pada saat kadar air ditambah tapi masih masih rendah, gaya tarik kapilaritas pada air akan menyebabkan partikel tanah cenderung bergerak dan memadat.

24 Hubungan Kadar Air dengan Berat Isi Kering untuk Delapan Jenis Tanah yang Dipadatkan Menurut Metode Standard Proctor (Johnson dan Sallberg, 1960)

25 Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan
Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan (di Lapangan) Perilaku di lapangan adalah sama dengan di laboraturium (ditentukan oleh kepadatan dan confining pressure). Cara pemadatan yang berbeda di lapangan akan menghasilkan struktur tanah yang berbeda pula (vibratory atau tamping).

26 Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan
Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan (di Lapangan) Untuk clean cohesionless fills, pemadatan dengan vibratory rollers adalah metode yang terbaik dan paling ekonomis dengan kedalaman efektif sekitar 2 m. Apabila digunakan the heaviest vibratory roller, maka kedalaman efektifnya dapat lebih besar.

27 Perilaku Tanah Lempung yang Dipadatkan
Secara umum sifat-sifat mekanis dari lempung yang dipadatkan bergantung pada: - cara pemadatan - energi (compactive effort) - kadar air saat pemadatan - perubahan kadar air dan volume setelah pemadatan

28 Perilaku Tanah Lempung yang Dipadatkan
Pemadatan dengan kadar air lebih rendah dari kadar air optimum (wopt) akan menghasilkan struktur tanah yang flocculated dan aggregate. Pemadatan dengan kadar air lebih besar dari kadar air optimum (wopt) akan menghasilkan struktur tanah yang deflocculated dan disperse.

29 Pengaruh Beban Berulang (Repeated Loading)
Beban lalu-lintas pada flexible pavements dapat menyebabkan failure akibat rutting dan fatigue. Beban berulang ini pada akhirnya menghasilkan deformasi plastis. Terdpt suatu zone dimana deformasi plastisnya adalh minimum. Zone tersebut ditentukan oleh kadar air dan dry Kepadatan. Dry Kepadatan Water Content (%)

30 Pengaruh Beban Berulang (Repeated Loading)
Pembebanan berulang tsb dapat menurunkan kekuatan tanah. Utk pembebanan berulang, diupayakan pemadatan tanah pada kepadatan dan kadar air optimum. Dry Kepadatan Water Content (%)

31 Perubahan Volume / Kompresibilitas
Dari hasil perbandingan derajat kompresi tanah lempung yang dipadatkan dengan effort yang sama terlihat bahwa : Tanah jenuh yang dipadatkan pada kadar dry of optimum menghasilkan settlement yg lebih kecil dibandingkan pada kadar wet of optimum.

32 Perubahan Volume / Kompresibilitas
2. Settlement tambahan akan terjadi pada tanah jenuh yang dibebani. Settlement tersebut dinamakan “collapse” settlement, merupakan perilaku yang penting pada tanah yang dipadatkan pada kadar dry of optimum. 3. Total settlement yang terjadi akibat penjenuhan dan kompresi pada saat kadar air optimum hampir tercapai adalah sangat kecil, dimana maximum dry Kepadatan telah tercapai pada saat kompaksi.

33 Mikrostruktur Tanah Lempung
Antar partikel dalam satu grup agregat disperse Antar grup deflocculated flocculated Model partikel pada tanah lempung (a) dispersed dan flocculated (b) agregat tetapi deflocculated (c) edge to face flocculated tetapi dispersed (d) edge to edge flocculated tetapi dispersed (e) edge to face flocculated dan agregat (f) edge to edge flocculated dan agregat (g) edge to face dan edge to edge flocculated dan agregat (Van Ohen, 1963)

34 Perilaku Tanah Lempung yang Dipadatkan
Prinsip Pemadatan yang Menyangkut Hubungan antara Struktur dan Perilaku Tanah Lempung Pemadatan di sisikiri kadar air optimum (wopt) menghasilkan struktur lempung yang flocculated. gd gd flocculated dispersed random parallel wopt Water Content (w) wopt Water Content (w)

35 Perilaku Tanah Lempung yang Dipadatkan
Untuk energi pemadatan yang sama, struktur lempung flocculated mempunyai kepadatan yang lebih rendah. Untuk void ratio yang sama, struktur lempung flocculated lebih rigid. σ dispersed flocculated ε pf pd e log p

36 Perilaku Tanah Lempung yang Dipadatkan
Struktur lempung deflocculated/disperse mempunyai ukuran pori yang lebih kecil dan lebih merata sehingga mempunyai permeabilitas yang lebih rendah. k e yang sama gdry Water Content (w) Water Content (w)

37 Perilaku Tanah Lempung yang Dipadatkan
Shear strain cenderung merusak struktur flocculated dan menghasilkan partikel yang berorientasi lebih sejajar (deflocculated) sehingga struktur deflocculated tersebut lebih sensitif terhp shearing (kneading compaction). Shear Struktur lempung flocculated cenderung mempunyai tingkat swelling yang lebih tinggi.

38 Karakteristik Tegangan-Regangan

39 Kekuatan Tanah Lempung Setelah Terjadi Penjenuhan
Dipengaruhi oleh : - kadar air dan kepadatan kering saat pemadatan - struktur tanah saat pemadatan - besarnya pembebanan saat terjadi penjenuhan - tipe tanah lempung

40

41 (Seed, Mitchell, dan Chan (1960))
Hubungan antara Pengaruh Kondisi Awal (Saat Pemadatan) Terhadap Kekuatan Tanah Lempung Setelah Terjadi Penjenuhan (Seed, Mitchell, dan Chan (1960))

42 “Collapse” Settlement dan Total Settlement Akibat Pembebanan Pada Tanah yang Terkompaksi (Huder, 1964)

43 Karakteristik Tegangan-Regangan As Compacted (setelah dipadatkan)

44 Tes Pemadatan Tanah di laboratorium
Tes pemadatan tanah di laboraturium ditemukan oleh R.R. Proctor pada tahun 1933, dinamakan dengan “Tes Pemadatan Proctor”. Dilakukan untuk mendapatkan kurva pemadatan yang mencerminkan hubungan antara berat jenis kering (gd) dan kadar air optimum (w). Terdapt dua macam tes pemadatan tanah : 1. Proctor Standar 2. Proctor Modifikasi

45 Usaha Pemadatan (Energi)
Energi pemadatan (E) dinyatakan dalam formula sebagai berikut : Perubahan energi pemadatan akan menyebabkan perubahan kurva pemadatan. Nilai berat jenis kering tanah maksimum (gd maks) akan meningkat seiring dengan penurunan nilai kadar air optimum (woptimum).

46 Spesifikasi Peralatan Tes Proctor Standar dan Proctor Modifikasi
(ASTM D698) Tes Proctor Modifikasi (ASTM D1557) Berat Hammer 24.5 N (5.5 lb) 44.5 N (10 lb) Tinggi Jatuh Hammer 305 mm (12 in) 457 mm (18 in) Jumlah Layer 3 5 Jumlah Pukulan/Lapis 25 Volume Mold m (1/30 ft3) Energi Kompaksi (CE) 595 kJ/m3 (12400) 2698 kJ/m3 (56250 lb.ft/ft3) Tanah (-) Saringan No.4 Proctor Modifikasi Proctor Standar

47 Prosedur tes mengacu pada standar ASTM D698 untuk tes Proctor Standar dan ASTM D 1557 untuk tes Proctor Modifikasi. Tes dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut : Pengambilan sampel tanah dari quarry. - untuk tes Proctor Standar tanah diambil seberat ± 25 kg - untuk tes Proctor Modifikasi tanah diambil seberat ± 50 kg

48 Sampel dimasukkan ke dalam karung dan dibawa ke laboraturium.
3. Sampel dijemur di bawah sinar matahari hingga kering udara. 4. Penyaringan sampel yang telah dikeringkan. - untuk tanah berbutir kasar menggunakan saringan No.10 - untuk tanah berbutir halus menggunakan saringan No.40

49 5 Sampel tanah dimasukkan ke dalam mold, dibuat sebanyak 5 mold dengan variasi kadar air.
- untuk tes Proctor Standar digunakan mold berdiameter 4” dan sampel tanah dibagi menjadi tiga lapis - untuk tes Proctor Modifikasi digunakan mold berdiameter 6” dan sampel tanah dibagi menjadi lima lapis

50 6 Sampel di dalam mold kemudian ditumbuk dengan menggunakan hammer, dilakukan sebanyak 25 pukulan/lapisan. - untuk tes Proctor Standar digunakan hammer dengan berat ± 2.5 kg dan tinggi jatuh 12” - untuk tes Proctor Modifikasi digunakan hammer dengan berat ± 5 kg dan tinggi jatuh 18”

51 6 7 Pengukuran berat jenis tanah (ɣ) dan berat jenis kering tanah (ɣd)
8 Plot kurva pemadatan (hubungan antara ɣd dan w) 9 Tentukan nilai ɣd maksimum dan w optimum

52 Berat Jenis Kering Maksimum
Sinar Matahari 3 Sampel Tanah 1 2 5 Mold 1 (w1) Mold 2 (w2) Mold 3 (w3) 4 Mold 4 (w4) Mold 5 (w5) 7 Berat Jenis Kering (gd) Zero air voids (saturation = 100%) Berat Jenis Kering Maksimum 6 Proctor Modifikasi Proctor Standar Kurva Pemadatan Kadar Air Optimum Kadar Air (w)

53

54

55 Penumbukan (hammer 5 kg)
Pencampuran woptimum Penumbukan (hammer 5 kg) Penentuan woptimum Mold 1 Mold 2 Mold 3 Mold 1 Mold 2 Mold 3 5 lapis 10 x /lapisan 25 x /lapisan 56 x /lapisan

56

57 Pemadatan Tanah Lapangan
Peralatan pemadatan di lapangan yang umum digunakan adalah : a. penggilas kaki kambing b. smooth wheel roller c. pneumatic rubber-tired roller d. vibratory roller

58 Penerapan Berbagai Tipe Alat Pemadatan untuk Berbagai Jenis Tanah (Caterpillar Tractor Co., 1977)

59 PENGGILAS KAKI KAMBING
Penggilas kaki kambing adalah berupa silinder (drum) yang mempunyai banyak kaki-kaki yang menjulur keluar dari drum. Kaki-kaki ini mempunyai luas proyeksi penampang sekitar 25 sampai 85 cm2. Alat ini sangat efektif untuk memadatkan tanah lempung. Tekanan kontak di ujung kaki-kaki kambing dapat mencapai antara 200 sampai 1000 psi (1380 sampai 6900 kN/m2).

60 PENGGILAS BESI HALUS Permukaan halus cocok untuk meratakan permukaan tanah dasar (subgrades) dan untuk pekerjaan penggilasan akhir pada timbunan tanah pasir atau lempung. Penggilas tipe ini dapat memadatkan 100% luas pemukan tanah yang dilalui rodanya. Penggilas tipe ini tidak cocok untuk untuk pekerjaan yang menginginkan tingkat pemadatan yang tinggi pada lapisan yang tebal.

61 PENGGILAS GETAR Sangat bermanfaat untuk pemadatan tanah berbutir (pasir, kerikil dsb). Alat getar dpt saja dipasang pada penggilas besi berpermukaan halus, penggilas ban karet atau pada penggilas kaki kambing untuk menghasilkan getaran pada tanah. Getaran dihasilkan dari berputarnya suatu beban yang tidak sentries

62 PENGGILAS BAN KARET Dalam banyak hal masih lebih baik dari pada penggilas besi berpermukaan halus. Penggilas ini pada dasarnya merupakan sebuah kereta bermuatan berat dan beroda karet yang tersusun dalam beberapa baris. Memadatkan antara 70 sampai 80% luasan tanah yang dilalui penggilas. Dapat digunakan pada pemadatan tanah-tanah pasir dan lempung. Pemadatan dicapai dari kombinasi antara tekanan dan pemadatan dengan meremas-remas (kneading action).

63 TINGKAT KEPADATAN DILAPANGAN
Beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kepadatan dilapangan adalah : jenis tanah, kadar air, tebal lapisan tanah yang dipadatkan, intensitas tekanan yg dihasilkan oleh alat pemadat, dan besar luasan muka tanah dimana tekanan tersebut bekerja.

64 Efek Kecepatan Roller pada Jumlah Pemadatan dengan 7700 kg (17000 lb) Vibratory Roller (Parsons, et. al., 1962 as cited by Selig and Yoo, 1977)

65 Penentuan Berat Jenis Lapangan Hasil Pemadatan
Spesifikasi pemadatan lapangan mensyaratkan kepadatan lapangan harus mencapai 90 – 95%

66 Maksudnya hasil kepadatan di lapangan harus mencapai 90 – 95% dibandingkan dg berat jenis kering maksimum hasil di laboraturium yang ditentukan melalui tes Proctor Standar atau Proctor Modifikasi.

67 Penentuan Berat Jenis Lapangan Hasil Pemadatan
Prosedur standar untuk penentuan berat jenis lapangan adalah sebagai beirikut : a. metode kerucut pasir b. metode balon c. metode dengan air atau oli d. metode nuclear density

68 a). Kerucut Pasir b). Balon d). Nuclear Density c). Oli atau Air
Pasir Ottawa Kerucut a). Kerucut Pasir b). Balon Balon Oli atau Air d). Nuclear Density c). Oli atau Air

69 Pavement Defleksi Young’s Modulus E CBR h1 σr1 σz1 σr2 h2 σ’r1 σz2
ν1 = 0.5 h1 E1 σz1 σr1 Interface 1 σr2 ν2 = 0.5 h2 E2 σz2 σ’r1 Interface 2 σ’r2 ν3 = 0.5 h3 = ∞ E3

70 California Bearing Ratio Test (CBR)
Kedalaman Penetrasi Unit Load 0.1 inci 1000 psi 0.2 inci 1500 psi 0.3 inci 1900 psi 0.4 inci 2300 psi 0.5 inci 2600 psi Deflection Dial Piston Sample (a) (b) Tes CBR (a). Silinder dan Dial Gauge ; (b). Skema Diagram

71 Prosedur tes mengacu pada standar ASTM D-1883
Tes dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut : Penentuan kadar air optimum (woptimum). 2. Sampel tanah dimasukkan ke dalam mold, dibuat sebanyak 3 mold. Sampel tanah dalam setiap mold dibuat sebanyak 5 lapis. 3. Sampel di dalam mold kemudian ditambah air sebesar kadar air optimum.

72 4. Penumbukan sampel tanah dalam mold dengan menggunakan hammer seberat 5 kg.
- untuk mold pertama dilakukan sebanyak pukulan/lapisan - untuk mold kedua dilakukan sebanyak pukulan/lapisan - untuk mold ketiga dilakukan sebanyak pukulan/lapisan Untuk pengukuran swelling, sampel dalm mold kemudian direndam (soaked) selama ± 3 -4 hari 5. Penetrasi sampel pada silinder uji 6. Penentuan besarnya unit load yang diperlukan utk memperoleh penetrasi 0,1 inci hingga 0,2 inci. Tentukan nilai CBR.

73 Penumbukan (hammer 5 kg)
Pencampuran woptimum Penumbukan (hammer 5 kg) Penentuan woptimum Mold 1 Mold 2 Mold 3 Mold 1 Mold 2 Mold 3 5 lapis 10 x /lapisan 25 x /lapisan 56 x /lapisan

74 Contoh Kurva Hubungan Kadar Air Vs Kepadatan (Lokasi Cikampek – Haurgeulis)
Contoh Kurva Korelasi Antara CBR Jenuh Vs gd (Lokasi Cikampek – Haurgeulis) TP-1 TP-4 TP-5 TP-3 Minimum CBR = 6%

75 Perkiraan Nilai CBR Lapangan (Metode)

76 (Seed, Mitchell, dan Chan (1960))
Hubungan antara Pengaruh Kondisi Awal (Saat Pemadatan) Terhadap Kekuatan Tanah Lempung Setelah Terjadi Penjenuhan (Seed, Mitchell, dan Chan (1960))

77 Hubungan antara Kepadatan Kering, Kadar Air dan Kekuatan Pada Tanah Lempung Setelah Pemadatan (Seed, Mitchell, dan Chan (1960))

78 Pengaruh Besarnya Surcharge Loading Pada Saat Terjadi Penjenuhan
(Seed, Mitchell, dan Chan (1960))

79 Pengaruh Besarnya Surcharge Loading Pada Saat Terjadi Penjenuhan
(Seed, Mitchell, dan Chan (1960))

80 Tes California Bearing Ratio (CBR)
Nilai CBR didefinisikan sebagai rasio antara nilai beban tersebut di atas terhadap nilai standar sebagai berikut : Kedalaman Penetrasi Unit Load 0.1 inci 1000 psi 0.2 inci 1500 psi 0.3 inci 1900 psi 0.4 inci 2300 psi 0.5 inci 2600 psi

81 CBR (a) Kurva Pemadatan dan CBR untuk Tanah Mississippi Lean Clay (Rollings, 1996)

82 Kuat Jenuh Vs Kepadatan Kering
(Turnbull and Foster, 1958)

83 Peralatan-peralatan dan Metode-metode Pemadatan Tanah (NAVDOCKS DM-7)

84 Peralatan-peralatan dan Metode-metode Pemadatan Tanah
- Lanjutan (NAVDOCKS DM-7)

85 Propertis Tanah Terkompaksi
Densification Strength Permeability

86 Densification Persyaratan Pemadatan untuk Tanah Kohesif (Ahlvin et al. (1959)) Persyaratan Pemadatan untuk Tanah Non Kohesif (Ahlvin et al. (1959))

87 3. Permeability Permeabilitas lempung di sebelah kiri kadar air optimum (wopt) pada kurva pemadatan umumnya bernilai 2 – 3 kali permeabilitas lempung di sebelah kanan wopt (pengaruh flocculated – deflocculated).

88 Tipikal Hasil Tes Kompaksi dan CBR untuk Tanah Kerikil Well-Graded (GW) (Yoder & Witczak, 1975)

89 Tipikal Hasil Tes Kompaksi dan CBR untuk Tanah Silty Clay (Yoder & Witczak, 1975)

90 DUA TIPE SCRAPER Conventional or self-loading scraper Elevating scraper

91 CONTOH PERALATAN UNTUK MENGANGKUT DAN MENGHAMPARKAN MATERIAL TIMBUNAN
Material timbunan diangkut oleh dump truck Motor grader menghamparkan dan mempersiapkan timbunan subgrade

92 JENIS-JENIS ROLLER Smooth-wheel roller
Rubber-tired roller (self-propelled)

93 SHEEPFOOT ROLLERS Self-propelled sheepfoot roller
Detail sheepfoot yang berbentuk bujur sangkar

94 TAMPING FOOT ROLLERS Self-propelled tamping foot compactor
Detail tamping foot

95 GRID ROLLER DAN SMOOTH WEEL ROLLER
Vibrating drum on smooth-wheel roller

96 Pemadatan Dinamis pada Lokasi Proyek di Bangladesh

97 CONTOH SOAL Dari suatu percobaan pemadatan dg proktpr standard di lab diperoleh data-data sbb:
Keterangan Percobaan ke 1 2 3 4 Brt Cawan (gr) 55,1 52,7 47,9 41,4 Brt Cawan + tnh bsh (gr) 212,4 133,7 124,9 140,2 Brt Cawan + tnh kering (gr) 204,1 127,1 115,5 125,2


Download ppt "PEMADATAN TANAH."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google