Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
TANAH
2
Tanah 1. PENGERTIAN TENTANG TANAH 2. FUNGSI TANAH
3. PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH 4. SIFAT FISIK DAN KETEKNIKAN TANAH
3
Pengertian tentang tanah:
Ahli geologi akhir abad XIX mendefinisikan tanah sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit yaitu lapisan partikel halus. Ahli Pedologi mendefinisikan tanah sebagai bahan padat (bahan mineral atau bahan organik) yang terletak dipermukaan, yang telah dan sedang serta terus menerus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) bahan induk, (2) iklim, (3) organisme, (4) topografi, dan (5) waktu.
4
FUNGSI TANAH 1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara) 3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman 4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif maupun negatif 5. Lokasi pembangunan berbagai infrastruktur.
5
TANAH RESIDUAL O Horizon - Bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas (decomposed masalah organik). A Horizon - juga disebut lapisan tanah, terdiri dari humus (decomposed masalah organik) dicampur dengan partikel mineral. E Horizon - Ini eluviation (leaching) adalah lapisan warna terang terrdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah (dalam proses eluviation). B Horizon - juga disebut lapisan tanah sebelah bawah - Mengandung tanah liat dan mineral deposit (seperti besi, aluminium oxides, dan calcium carbonate) yang diterima dari lapisan di atasnya ketika mineralized bertitisan air dari tanah di atas. C Horizon - juga disebut regolith: Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini. R Horizon - The unweathered batuan (bedrock) yang lapisan bawah semua lapisan lainnya.
6
Pelapukan berlangsung sangat intensif dan menghasilkan tubuh tanah (tanah residual).
Tanah residual umumnya berada pada permukaan lahan, dimana banyak berkaitan dengan permasalahan geologi teknik terutama kekuatan dan daya dukungnya. Tanah residual umumnya mempunyai tingkat kembang tinggi apabila jenuh air sehingga menyebabkan penurunan parameter ketahanannya (strength parameters). Hal ini menyebabkan lereng dengan material tanah residual akan berkurang kuat gesernya dan bertambah bobot masa tanah.
7
PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH
PENDAHULUAN: Untuk maksud teknis tanah dapat didefinisikan sebagai "bahan yang belum terkonsolidasi di atas batuan padat (solid)". Tanah merupakan produk sampingan deposit akibat pelapukan batuan kerak bumi dan/atau batuan yang tersingkap dalam matriks tanah.
8
Tanah: Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau proses geologi lainnya yg tjd di permukaan bumi emmbentuk tanah Pembentukan tanah : - proses fisik - proses kimia
9
Proses fisik tjd krn pengaruh:
Erosi Angin air, Es Manusia Perubahan suhu / cuaca
10
PEMBENTUKAN TANAH AKIBAT PELAPUKAN (WEATHERING)
Pelapukan batu menghasilkan bahan dari mana batuan sedimen terbentuk dan menghasilkan tanah Pelapukan dapat bersifat mekanis/fisika atau kimiawi. Pelapukan Mekanis Pelapukan Kimiawi Pelapukan mekanis terjadi apabila batuan berubah menjadi fragmen yang lebih kecil tanpa terjadinya suatu perubahan kimiawi. Penyebab pelapukan mekanis: Pengaruh iklim (temperatur dan curah hujan) Eksfoliasi (exfoliation/pengupasan) Erosi oleh angin dan hujan Abrasi Kegiatan organic Pelapukan kimiawi meliputi perubahan mineral batuan menjadi senyawa mineral yang baru. Proses yang terjadi antara lain : Oksidasi Pelarutan (solution) Pelumeran (leaching) Hidrolisi Klasifikasi tanah menurut deposit pembentukannya: - tanah residu (residual soil) - tanah yang dipindahkan (transported soil)
11
PEMBENTUKAN TANAH AKIBAT PELAPUKAN
Residual Soil: Transported soil: Terbentuk pada lokasinya yang sekarang melalui pelapukan batuan dasar Cenderung mempunyai karakteristik: Mengandung mineral yang telah mengalami pelapukan dari batuan dasar. Partikelnya cenderung berbentuk persegi atau agak persegi Ukuran butiran tidak terbatas, maksudnya kalau tanah tersebut diayak, maka partikel yang lolos saringan akan tergantung pada waktu dan energi yang dipakai saat proses pengayakan. Terbentuk dari pelapukan batuan di satu tempat dan sekarang dijumpai pada tempat yang lain Bahan pemindah antara lain: Air (alluvial soils) Gletser (glacial soils) Angin (aeolian soils) Gravitasi (colluvial soils) Danau (lacustrine soils) Laut (marine soil)
12
A AB
13
Tanah residual: Tanah hasil pelapukan yg msh berada di tempat asalnya
Tanah terangkut (transported soil) : tanah yg sudah berpindah tempatnya Lempung: jenis tanah yg bersifat kohesif dan plastis Pasir : tanah yg tdk kohesif dan tdk plastis Lihat gbr klasifikasi butiran tanah pada Hardiyatmo (2006:2)
14
Ukuran partikel tanah bervariasi dari 100 mm << hingga <<0,001 mm
Batas-batas interval ukuran dikeluarkan oleh: Unified Soil Clasification System, ASTM, MIT & International Nomenclature
15
BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL
16
Ilmu Mekanika Tanah: ilmu yang akan mendasari analisis dan desain perencanaan suatu pondasi. Mekanika tanah adalah ilmu yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja.
17
Sedangkan Teknik Pondasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip Mekanika Tanah dan Geologi., yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan pondasi seperti gedung, jembatan, jalan, bendung dan Iain-lain. Oleh karena itu perkiraan dan pendugaan terhadap kemungkinan adanya penyimpangan di lapangan dari kondisi ideal pada mekanika tanah sangat penting dalam perencanaan pondasi yang benar.
20
Pengelompokan jenis tanah dalam praktek berdasarkan campuran butir:
(1) Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa pasir dan kerikil. (2) Tanah berbutir halus adaiah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya bertipe lempung dan lanau. (3) Tanah organik adaiah tanah yang cukup banyak mengandung bahan-bahan organik.
21
Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya:
(1) Tanah Kohesif: adaiah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya. (tanah lempungan = mengandung lempung cukup banyak). (2). Tanah Non Kohesif : adaiah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirny a. (hampir tidak mengandung lempung misal pasir). (3). Tanah Organik : adaiah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. (sifat tidak baik).
22
Berat Vol Tanah dan Hubungan2nya
Segumpal tanah dpt tdr dr 2 atau 3 bagian Tanah kering (2 bagian) butir2 tanah dan pori2 udara Tanah yg jenuh (2 bag): bag. padat/butiran & air pori Tanah yg tdk jenuh (3 bag): bag padat (butiran), pori2 udara & air pori
23
W = Ws +Ww V = Vs + Vw + Va Vv = Vw + Va
24
Berat udara (Wa) = 0 Hubungan2 volume yg sering digunakan dlm mekanika tanah : kadar air (w), angka pori (e), porositas (n), & derajat kejenuhan (S) Kadar air (w) = (Ww / Ws) . 100%
25
W = Ww +Ws +Wa (dgn Wa = 0), bila Vol udara (Va )= 0, mk tanah menjadi jenuh
Berat vol kering (γd) :
26
Tabel 1.1: Berat jenis tanah
Macam tanah Berat jenis (Gs) Kerikil 2,65 - 2,68 Pasir Lanau anorganik 2,62 - 2,68 Lempung organik 2,58 - 2,65 Lempung anorganik 2,68 - 2,75 Humus 1,37 Gambut 1,25 - 1,80
27
Tabel 1.2: Derajat kejenuhan & Kondisi Tanah
Keadaan Tanah Derajat kejenuhan (S) Tanah kering Tanah agak lembab > 0 - 0,25 Tanah lembab 0,26 - 0,50 Tanah sangat lembab 0,51 - 0,75 Tanah basah 0,76 - 0,99 Tanah jenuh air 1
28
γ sat = γw . (Gs + e) 1+e Berat vol basah / lembab: γb= Gs.γw . (1+w)
Berat vol jenuh air (S=100%) γ sat = γw . (Gs + e) 1+e
29
Bila tanah terendam air, berat vol apung / berat vol efektif dinyatakan sbg γ' dengan :
γ' = (Gs - 1) . γw = γ sat - γw 1 + e γw = 1t/m3 atau 9,81 kN/m3 Kerapatan relatif (Dr): γd (max) = Gs. γw atau e(min) = Gs. γw - 1 1+e(min) γd(max) e(max) = Gs. γw - 1 γd(min)
30
Kerapatan relatif (%);
Dr = γd(max) γd - γd(min) γd γd(max) - γd(min) Kepadatan relatif (Rc): Rc = γd / γd(max) = Ro = ,2 . Dr 1 - Dr . (1-Ro)
31
Contoh Soal: Pd kondisi di lap, tanah mempunyai vol 10 cm3 & berat basah 18 gram. Berat tanah kering oven adl 16 gram. Jika berat jenis tanah Gs=2,71. Hitung: kadar air (w), berat vol basah (γb), berat vol kering (γd), angka pori (e), porositas (n), dan derajat kejenuhan (S). Catt: berat vol air 1 gr/cm3
32
2) Data dr pengujian di lab pd benda uji jenuh menghasilkan angka pori e = 0,45 dan berat jenis Gs = 2,65. Untuk keadaan ini, tentukan berat vol basah (γb) dan kadar airnya ! 3) Dari lokasi pengambilan bahan timbunan, diperoleh data bahwa angka pori tanah tsb e=1,2. Jika jumlah material yg dibutuhkan utk timbunan m3 dgn angka pori e =0,8. Berapakah juml material yg harus disediakan pd lokasi pengambilan ?
33
4) Proyek bendungan memerlukan tanah padat m3 dgn angka pori e=0,60. Dari peta terlihat 2 lokasi yg memungkinkan utk pengambilan tanah ini. Dari survei di kedua lokasi diperoleh data sbb: Pilihlah tempat pengambilan yg lebih ekonomis Lokasi pengambilan Angka pori (e) Upah angkutan per m3 I 0,90 Rp. 3000 II 1,65 Rp. 2500
34
BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL
ANALISIS MEKANIS TANAH: Analisis Ayakan : untuk partikel berdiameter > 0,075 mm. Analisis Hydrometer : untuk partikel berdiameter < 0,075 mm
35
ANALISIS AYAKAN No. Ayakan Lubang (mm) 4 4,750 50 0,300 6 3,350 60
No. Ayakan Lubang (mm) 4 4,750 50 0,300 6 3,350 60 0,250 8 2,630 80 0,180 10 2,000 100 0,150 16 1,180 140 0,106 20 0,850 170 0,088 30 0,600 200 0,075 40 0,425 270 0,053
36
ANALISIS AYAKAN B S Sieves B.S.:410-1962 ASTM Sieves ASTM E11-1961
IS Sieves IS: No saringan Ukuran lubang (mm) 2 in 1 ½ in ¾ in 3/8 in 3/16 in 6 8 12 14 16 25 30 36 44 60 72 85 100 120 170 200 350 50.80 38.10 19.05 9.52 4.76 2.80 2.00 1.40 1.20 1.00 0.600 0.500 0.420 0.355 0.250 0.210 0.180 0.150 0.125 0.090 0.075 0.045 4 7 10 18 35 40 45 70 80 325 19.00 9.51 2.83 1.41 1.19 0.595 0.354 0.177 0.149 0.088 0.074 0.044 50 mm 40 mm 20 mm 10 mm 4.75 mm 2.80 mm 2.00 mm 1.40 mm 1.18 mm 1.00 mm 600 500 425 355 250 212 180 150 125 90 75 45 50.00 40.00 20.00 10.00 4.75 1.18 0.425 0.212 ANALISIS AYAKAN
37
ANALISIS HIDROMETER Bekerja berdasarkan prinsip sedimentasi butiran tanah di dalam air yang ditentukan oleh kecepatan partikel tanah. Hukum Stokes = kecepatan s = unit berat dari partikel tanah w = unit berat air = viskositas air D = diameter partikel tanah L1 = jarak dari puncak atas labu ke titik pmbacaan L2 = panjang labu hidrometer = 14 cm VB = volume labu hidrometer = 67 cm3 A = Luas penampang tabung silinder = 27,8 cm2 ASTM 152H hydrometer (ASTM = American Society for Testing and Materials)
38
ANALISIS HIDROMETER Hukum Stokes Gs= specific gravity of soil solids Apabila satuan yang digunakan adalah g, cm, dan menit maka: Bila w dianggap 1 maka: K adalah fungsi dari Gs dan yang bergantung pada temperatur air pada saat test.
39
ANALISIS HIDROMETER K adalah fungsi dari Gs dan yang bergantung pada temperatur air pada saat test.
40
CONTOH ANALISIS AYAKAN
Massa contoh tanah kering = 450 gram No. Ayakan Diameter (mm) Massa tertahan (g) Persen tertahan (%) Persen lolos 10 2.000 100.00 16 1.180 9.0 2.2 97.80 30 0.600 24.66 5.48 92.32 40 0.425 17.60 3.91 88.41 60 0.250 23.90 5.31 83.10 100 0.150 35.10 7.80 75.30 200 0.075 59.85 13.30 62.00 loyang - 278.99
41
KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN
Tanah A: - Kerikil (>4,75 mm) - Pasir (4,75 mm - 0,075 mm) - Lanau/lempung (<0,075 mm) = 0% = 38% = 62% Ukuran Efektif = D10 Koefisien keseragaman = Cu Koefisien gradasi = Cc Cu dan Cc berguna untuk klasifikasi tanah berbutir kasar
42
KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN
Kurva I : gradasi buruk (purely graded) Kurva II : gradasi baik (well graded) Kurva III : gradasi senjang (gap graded) Ciri well graded: Cc = 1 – 3 (kerikil dan pasir) Cu > 4 (kerikil) Cu > 6 (pasir) Latihan soal 1.1
43
LATIHAN SOAL 1.1 No. Ayakan Diameter (mm) Massa tertahan (g)
Persen tertahan (%) Persen lolos (%) 4 4.750 100 10 2.000 21.6 4.80 95.2 20 0.850 49.5 11 84.2 40 0.425 102.6 22.8 61.4 60 0.250 89.1 19.8 41.6 100 0.150 95.6 21.24 20.36 200 0.075 60.4 13.42 6.93 loyang - 31.2 6.93 450 100
44
LATIHAN SOAL 1.1
45
LATIHAN SOAL 1.1 D10 = mm D30 = mm D60 = mm
46
SIFAT FISIK DAN TEKNIK tanah
Tanah di alam terdiri dari campuran butiran – butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali dipengaruhi oleh sifat batuan induk yang merupakan material asalnya, juga dipengaruhi oleh unsur-unsur luar yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan tersebut.
47
1. Identifikasi tanah: Batuan dasar (Bad rock) Batu Boulder
Batuan yang masih berada di tempat aslinya, biasanya menyebar, baik ke arah vertikal maupun horisontal. Material ini, umumnya berada di bawah tanah dengan kedalaman yang bervariasi. Batu Boulder Batu ini merupakan pecahan dari batuan dasar, umunmya berdiameter di antara 25 sampai 30 cm. Batuan lebih kecil dari boulder disebut coblles (diameter 5 sampai 7,5 em) dan pebbles (minimum berdiameter 1/8 sampai ¼ inci). Namun penamaan tersebut bergantung pada klasifikasi mana yang dipakai. Lanau Organik adalah tanah berbutir halus yang terdiri dari fraksi-fraksi tanah mikroskopis yang mengembangkan plastisitas atau kohesi Butiran lempung lebih halus dari lanau, merupakan kumpulan butiran mineral kristalin yang bersifat mikroskopis dan berbentuk serpihan-serpihan atau matrik. Material ini bersifat plastis, kohesif dan mempunyai kemampuan menyerap ion-ion
48
Istilah dalam identifikasi tanah yang khusus:
Caliche adalah : gumpalan yang terdiri dari pasir, kerikil dan lempung yang terikat oleh karbonat. Caliche umumnyaterdapat dilokasi kering atau gersang. Loam adalah: campuran pasir, lempung dan lanau yang proporsinya hampir sama. Loam juga disebut tanahatas atau topsoil Gumbo adalah :material lempung atau loam yang sangat ulet (tidak mudah putus) pada saat basah. Muck adalah lapisan tipis campuran tanah berair dengan material organik Gambut (peat) adalah tanah yang berasal dari pembusukan material Organik.
49
2. Analisis Ukuran Butiran
Variasi ukuran butir tanah dan proporsi distribusinya merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui perilaku tanah dalam mendukung beban. Sebagai contoh, jika tanah terdiri dari berbagai macam ukuran butiran, maka tanah tersebut akan lebih padat dan stabil daripada tanah yang terdiri dari butiran-butiran yang seragam. Karena tanah yang berisi berbagai macam ukuran butiran mempunyai sifat-sifat yang baik, maka tanah ini disebut bergradasi baik (well graded). Sebaliknya, tanah yang terdiri dari sedikit variasi ukuran butiran, kurang dapat mendukung beban dengan baik. Tanah ini disebut tanah bergradasi-buruk (poorly-graded), yang umumnya sangat sulit dipadatkan, terutama saat kering.
50
Distribusi ukuran butir tanah berbutir kasar ditentukan dari analisis saringan. Ukuran saringan terkecil, umumnya, dipakai saringan nomer 200 standar Amerika, atau ukuran diameter lubang 0,075 mm. Karena ukuran ini sangat dekat dengan batas ukuran butiran lanau dan pasir, maka saringan nomer 200 sering dipakai untuk memisahkan antara material berbutir kasar dan yang berbutir halus, ketika hanya dipakai analisis saringan saja.
51
3. Jenis dan Sifat-sifat Teknis Tanah
Tanah Granuler Tanah Kohesif Tanah-tanah Lanau dan Loess Tanah Organik
52
B. Tanah Granuler pasir, kerikil, batuan, dan campurannya, mempunyai sifat-sifat teknis yang sangat baik Sifat sifat tanah tersebut, antara lain: Merupakan material yang baik untuk mendukung bangunan dan badan jalan, karena mempunyai kapasitas dukung yang tinggi dan penurunan kecil, Merupakan material yang baik untuk tanah urug pada dinding penahan tanah, struktur bawah tanah, Tanah yang baik untuk timbunan, karena mempunyai kuat geser yang tinggi. Bila tidak dicampur dengan material kohesif, tidak dapat digunakan sebagai bahan tanggul, bendungan, kolam, dan lain- lain, karena permeabilitasnya besar. Galian pada tanah granuler yang terendam air memerlukan penanganan air yang baik.
53
Bentuk dan ukuran butiran Kapasitas dukung
Faktor yang berpengaruh terhadap sifat teknis pada tanah granular Kerapatan relatif Bentuk dan ukuran butiran Kapasitas dukung
54
Kerapatan relatif Kuat geser dan kompresibilitas tanah granuler tergantung dari kepadatan butiran yang biasanya dinyatakan dalam kerapatan relatif (Dr). Tanah yang mewakili kondisi lapangan, diuji di laboratorium untuk ditentukan berat volume maksimurnnya dengan alat uji pemadatan tertentu. Dalam praktek, kerapatan relatif dapat ditentukan dari uji penetrasi, contohnya alat uji penetrasi standar (SPT).
55
bentuk dan ukuran butirannnya
. Semakin besar dan kasar permukaan butiran, semakin besar kuat gesemya. Oleh pengaruh gaya geser, butiran yang kecil mudah sekali menggelinding, sedang pada butiran yang besar, akibat geseran, butiran akan memasak satu sama lain. Demikian pula mengenai gradasinya, jika gradasi semakin baik, semakin besar kuat geserya.
56
Kapasitas dukung Tanah pasir yang juga merupakan material granuler, mempunyai kapasitas dukung dan kompresibilitas yang sarna seperti kerikil. Namun, jika tidak padat, nilai kapasitas dukung menjadi rendah oleh persyaratan besamya penurunan. Galian pada pasir lepas (tidak rekat) umumnya menimbulkan masalah pada kestabilan lereng galiannya, karena mudah longsor.
57
(b) Tanah Kohesif Tanah kohesif, seperti: lempung, lempung berlanau, lempung berpasir atau berkerikil yang sebagian besar butiran tanahnya terdiri dari butiran halus. Kuat geser tanah jenis ini ditentukan terutama dari kohesinya. Tanah-tanah kohesif, umumnya, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: (1) Kuat geser rendah. (2) Bila basah bersifat plastis dan mudah mampat (mudah turun). (3) Menyusut bila kering dan mengembang bila basah. (4) Berkurang kuat gesemya, bila kadar air bertambah. (5) Berkurang kuat gesemya, bila struktur tanahnya terganggu. (6) Berubah volumenya dengan bertambahnya waktu, akibat rayapan (creep) pada beban yang konstan. (7) Merupakan material kedap air. (8) Material yang jelek untuk tanah urug, karena menghasilkan tekanan lateral yang tinggi
58
Plastisitasdan konsistens Sensitifitas,
sifat-sifat tanah kohesif yang perlu ditentukan adalah Kadar air, Berat volume dan Angka pori, Kuat geser Plastisitasdan konsistens Sensitifitas, Kompresibilitas (kemudahan mampat) Kembang susut. Kapasitas dukung
59
Batas cair (Liquid Limit, LL) Batas plastis (Plastic Limit, PL)
Plastisitas dan konsistensi Batas cair (Liquid Limit, LL) Batas plastis (Plastic Limit, PL) Batas susut (Shrinkage Limit, SL) Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
60
Batas plastis (Plastic Limit, PL)
Batas cair (Liquid Limit, LL) dalah nilai kadar air pada batas antara keadaan cair dan plastis. Pada keadaan ini, butiran-butiran terse bar dan didukung oleh air. Jika kadar air berkurang, misalnya akibat dikeringkan, perubahan volume yang terjadi adalah akibat berkurangnya air. Jadi, hilangnya kandungan air sarna dengan pengurangan volume. Batas plastis (Plastic Limit, PL) Adalah kadar air tanah pada kedudukan antara plastis dan semipadat. Pada pengurangan kadar air selanjutnya, terdapat suatu batas di mana pengurangan kadar air selanjutnya, butiran-butiran tidak dapat lagi mendekat satu sarna lain dan volume tanah tidak berubah, dan kemudian, tanah menjadi retak-retak. Pada kondisi seperti ini, tanah lempung berubah wamanya. Kadar air pada kedudukan ini, disebut batas susut.
61
Batas susut (Shrinkage Limit, SL)
Adalah kadar air di mana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah. Penentuan batas-batas plastis antara lain berguna untuk membedakan kemungkinan dua tanah yang mempunyai gradasi yang sarna, namun mempunyai sifat yang berbeda. Indeks Plastisitas (Plasticity Index) interval kadar air di mana tanah tetap dalam kondisi plastis, dan juga menyatakan jumlah relatif partikel lempung dalam tanah. Jika PI tinggi, maka , tanah banyak mengandung butiran lempung. Jika PI rendah, hal ini terdapat pada kebanyakan tanah lanau, sedikit pengurangan kadar air mengakibatkan tanah menjadi kering. Sebaliknya, bila kadar air sedikit bertambah, tanah menjadi cair.
62
CH = lempung plastisitas tinggi
CL = lempung plastisitas rendah MH = lanau plastisitas tinggi ML = lanau plastisitas rendah OH = lanau organik plastisitas tinggi OL = lanau organik plastisitas rendah
63
Sensitifitas, Sensitifitas didefinisikan sebagai rasio kuat geser tak-terdrainasi dalam kondisi tidak terganggu terhadap kuat geser tak-terdrainasi yang sudah berubah dari susunan tanah aslinya, pada kadar air yang sarna Sensitifitas Jenis 1 - 2 - 4 >16 Lempung tak sensitif Lempung sensitif rendah Lempung sensitif sedang Lempung sensitif Lempung ekstra sensitif Quick clay
64
Kompresibilitas (kemudahmampatan)
Sifat kompresibilitas atau sifat mudah mampat tanah kohesif tergantung dari sejarah geologi tanahnya, apakah tanah tersebut terkonsolidasi normal (normally consolidated) atau terkonsolidasi berlebihan (overconsolidated). Pada beban yang sarna, tanah terkonsolidasi normal akan mengalami penurunan lebih besar daripada tanah yang terkonsolidasi berlebihan Tanah berbutir halus yang jenuh air dan dibebani, akan terkompresi, karena permeabilitas tanah ini kecil, pengurangan volume tanah memerlukan waktu lama, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh air pori untuk meninggalkan lapisan tertekan hingga tekanan air porinya dalam keseimbangan dengan tekanan air akibat kedudukan air tanahnya (tekanan hidrostatis). Pengurangan volume tanah akibat pembebanan ini akan mengakibatkan penurunan tanah.
65
Kembang-susut Kapasitas dukung
Sifat mudah mengembang dan menyusut tanah lempung dapat dikarakteristikkan dari batas plastis (PL) dan indeks plastisitas (PI) yang tinggi. Beberapa lempung akan mengembang bila kadar air bertambah dan menyusut bila kering. Kapasitas dukung Perilaku lempung dalam mendukung beban fondasi sangat bergantung pada sejarah geologi, kadar air dan kandungan mineralnya. Tanah lempung lunak, sedang, atau kaku, tergantung dari kadar air Pada waktu kering, tanah ini dapat sangat keras dan menyusut yang disertai retakan. Waktu basah, kuat geser akan turun dan lempung menjadi mengembang
66
(c) Tanah-tanah Lanau dan Loess
Lanau adalah material yang butiran-butirannya lolos saringan no Peck, dkk. (1953) membagi tanah ini menjadi 2 kategori, yaitu lanau yang dikarakteristikkan sebagi tepung batu yang tidak berkohesi dan tidak plastis, dan lanau yang bersifat plastis Lanau mempunyai sifatsifat yang tidak menguntungkan, seperti: (1) Kuat geser rendah, jika diberikan beban. (2) Kapilaritas tinggi, (3) Permeabilitas rendah r (4) Kerapatan relatif rendah dan sulit dipadatkan
67
Lanau alluvial, umumnya, banyak mengandung air dan berkonsistensi lunak. Tanah ini bila digali, karena akan selalu longsor. Lanau merupakan tanah pendukung yang lemah dengan kapilaritas tinggi. Tanah ini biasanya tidak plastis dan kuat gesemya rendah bila kering.
68
Loess adalah Material lanau yang diendapkan oleh angin dengan diameter butiran kira-kira 0,06 mm. Partikel-partikelnya, biasanya mempunyai rekatan karena adanya kalsium karbonat. Karakteristik loess umumnya merupakan endapan yang tidak padat dengan berat volume kira-kira 10 kN/m3 Bila mengandung material pengikat (lempung atau kapur), pada kondisi kering, tanah ini bisa digali pada tebing yang mendekati vertikal.
69
(d) Tanah Organik Semua tanah yang mengandung bahan organik, yang mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah, disebut tanah organik. Tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi mempunyai kuat geser rendah, mudah mampat, bersifat asam, dan sifat-sifat lain yang dapat merusak material bangunan Gambut (peat) merupakan material organik yang jelek, karena sangat mudah mampat.
70
4. Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah berguna sebagai petunjuk awal dalam memprediksi kelakuan tanah. Dalam sistem klasifikasi Unified, secara garis besar, tanah dibagi dalam 2 kelompok: kelompok tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus yang didasarkan material yang lolos saringan nomer 200 (diameter 0,075 mm).
71
Kelompoknya jenis-jenis tanah adalah:
G = kerikil (grave!) S =vpasir (sand) M = lanau (silt, huruf M singkatan dari MO, bahasa Skandinavia) C = lempung (clay) O = organik (organic) Pt = gambut (peat) Klasifikasi tanah dalam istilah- istilah: W = gradasi baik (well graded) P = gradasi buruk (poor graded) L = plastisitas rendah (low plasticity) H = platisitas tinggi (high plasticity)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.