Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR"— Transcript presentasi:

1 UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR
AUDITING KECURANGAN OLEH : Konstantinus Salmon Beu ( ) Rezchy Batan ( ) Maria Emiliana Nura ( ) Editha Payung ( ) AKUNTANSI A UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR

2 Tujuan Pembelajaran 11.1 Mendefiniskan kecurangan dan membedakan antara pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aset 11.2 Menggambarkan segitiga kecurangan dan mengidentifikasi kondisi-kondisi penyebab kecurangan 11.3 Memahami tanggung jawab auditor untuk menilai risiko kecurangan dan mendeteksi salah saji yang material akibat kecurangan 11.4 Mengidentifikasi tata kelola korporasi dan faktor-faktor lingkungan pengendalian lainnya yang mengurangi risiko kecurangan 11.5 Mengembangkan respons terhadap risiko kecurangan yang teridentifikasi 11.6 Mengenali bidang-bidang risiko kecurangan khusus dan mengembangkan prosedur untuk mendeteksi kecurangan 11.7 Memahami teknik-teknik wawancara dan aktivitas lainnya setelah dicuragai ada kecurangan

3 11. 1. Mendefiniskan kecurangan dan
11.1 Mendefiniskan kecurangan dan membedakan antara pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aset

4 Jenis-jenis Kecurangan
1. Pelaporan keuangan yang curang Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabadian jumlah atau pengungkapan yangdisengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu. Sebagian besar kasus melibatkan salah saji jumlah yang disengaja, bukan pengungkapan.

5 2. Penyalahgunaan aset Penyalahgunaan (misappropriation) aset adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aset, entitas. Dalam banyak kasus, tetapi tidak semua, jumlah yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Istilah penyalahgunaan atau misaproprisasi aset biasanya digunakan untuk mengacu pada pencurian yangmelibatkan pegawai dan orang lain dalam organisasi. Penyalahgunaan aset biasanya dilakukan pada tingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun, dalam beberapa kasus yang heboh, manajemen puncak terlibat dalam pencurian aktia perusahaan. Karena manajemen memiliki kewenangan dan kendali yang lebih besar atas aktivitas organisasi, penyelewengan yang melibatkan manajemen puncak dapat menyangkut jumlah yang signifikan.

6 11. 2 Menggambarkan segitiga kecurangan dan
11.2 Menggambarkan segitiga kecurangan dan mengidentifikasi kondis-kondisi penyebab kecurangan

7 Kondisi-kondisi Penyebab Kecurangan
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya pelaporan keuangan yang curang dan juga penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam SAS 99 (AU 316). Tiga kondisi tersebut disebut dengan segitiga kecurangan(fraud triangle).

8

9 1. Insentif atau Tekanan Manajemen ataupun pegawai lainnya mempunyai insentif ataupun tekanan untuk melakukan tindakan kecurangan. 2. Kesempatan Situasi yang membuka ataupun memberikan kesempatan bagi manajemen ataupun pegawai untuk melakukan tindakan kecurangan. 3. Sikap atau Rasionalisasi Adanya sikap, karakter, ataupun seperangkat nilai-nilai etika yang membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan suatu tindakan yang tidak jujur, atau dapat dikatakan bahwa merekaberada dalam lingkungan yang dapat memberikan tekanan yang cukup besar yang menyebabkan mereka membenarkan diri mereka untuk melakukan tindakan yang tidak jujur tersebut.

10 Faktor Risiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang
1. Insentif/Tekanan Insentif yang umum bagi sebuah perusahaan untuk melakukan manipulasi laporan keuangan adalah adanya suatu penurunan dalam prospek keuangan dalam perusahaan 2. Kesempatan Meskipun laporan keuangan dari seluruh perusahaan kemungkinan dapat terjadi manipulasi, risiko akan menjadi lebih besar dalam perusahaan yang bergerak dalam industri yang melibatkan penilaian atau pertimbangan subjektif dan juga estimasi yang cukup signifikan jauh lebih besar.

11 3. Sikap/Rasionalisasi Sikap dari manajemen puncak dalam laporan keuangan merupakan faktor risiko yang penting dalam menilai kemungkinan adanya suatu kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan

12 Faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aset
1. Insentif/Tekanan Tekanan keuangan merupakan insentif atau dorongan yang sifatnya umum bagi pegawai yg melakukan penyalahgunakan aset. Contohnya seperti pegawai yang mempunyai utang yang sangat banyak, mereka yang memilik masalah kecanduan narkotika dan juga perjudian,dll. 2. Kesempatan Kesempatan dalam melakukan pencurian ada pada seluruh perusahaan. Kelemahandalam hal pengendalian internal dapat menciptakan kesempatan terjadinya tindakan pencurian.Pemisahan tugas yang kurang memadai hampir dapat dipastikan menjadi suatu lisensi bagi parapegawai guna melakukan tindakan pencurian 3. Sikap/Rasionalisasi Sikap manajemen dalam pengendalian dan juga kode etik ataupun perilaku etis dapat menyebabkan parapegawai dan juga manajer membenarkan pencurian aset perusahaan.

13 11.3 Memahami tanggung jawab auditor untuk menilai resiko kecurangan dan mendeteksi salah saji yang material akibat kecurangan

14 Menilai Risiko Kecurangan
a. Skeptisme Profesional Standar auditing menyatakan bahwa, dalam melakukan skeptisisme profesional, seorang auditor “tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur namun juga tidak mengansumsikan kejujuran absolut”. Selain itu, melalui prosedur evaluasi atas penerimaan dan juga kelanjutan klien, auditor menolak sebagian besar dari calon klien yang dianggap tidak mempunyai kejujuran dan integritas.

15 1. Pikiran yang Selalu Mempertanyakan Standar auditing menekankan untuk melakukan pertimbangan atas kecenderungan klien dalam melakukan kecurangan, tanpa mempertimbangkan bagaimana keyakinan auditor tentang suatu kemungkinan terjadinya tindakan kecurangan serta kejujuran dan juga intergritas manajemen.

16 2. Evaluasi kritis atas bukti audit Dalam melakukan pengungkapan atas informasi ataupun kondisi yang ditemukan ataupun kondisi lainnya yang mengidentifikasikan atau mengindikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan kemungkinan telah terjadi, auditor haruslahmelakukan penyelidikan masalah-masalah yang ada secara mendalam, mendapatkan bukti-bukti tambahan apabila diperlukan dan juga melakukan konsultasi dengan anggota tim lainnya

17 Sumber Informasi untuk Melakukan Penilaian atas Risiko Kecurangan
Komunikasi di antara Tim Audit Pengajuan pertanyaan kepada Manajemen Faktor-faktor risiko Prosedur analitis Informasi lain

18 Mendokumentasikan penilaian kecurangan
Standar auditing mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berikut ini yang berhubungan dengan pertimbangan auditor mengenai salah saji yang material akibat kecurangan : Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material. Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kecurangan yang material. Risiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah teridentifikasi, serta uraian tentang respons auditor terhadap risiko tersebut. Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada risiko yang signifikan atas pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara material. Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen. Kondisi dan hubungan analitis lainnya yang menunjukkan bahwa diperlukan prosedur auditing tambahan atau respons lainnya, serta tindakan yang diambil oleh auditor. Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada manajemen, komite audit, atau pihak lainnya.

19 11.4 Mengidentifikasi tata kelola korporasi dan faktor-faktor lingkungan pengendalian lainnya yang mengurangi risiko kecurangan

20 MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK MENGURANGI RISIKO KECURANGAN
Dengan mengomunikasikan kebijakan pendeteksian kecurangan dan hukuman, manajemen dapat menghalangi karyawan untuk melakukan kecurangan. Pedoman yang dikembangkan oleh AICPA mengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan, yakni: 1. Budaya jujur dan etika yang tinggi. 2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan. 3. Pengawasan oleh komite audit.

21 Budaya Jujur Dan Etika Yang Tinggi
Penciptaan budaya jujur dan etika yang tinggi meliputi enam unsur: Menetapkan Tone at the Top Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif Mempekerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat Pelatihan Konfirmasi Disiplin

22 Tanggung Jawab Manajemen Untuk Mengevaluasi Risiko Kecurangan
Mengidentifikasi dan Mengukur Risiko Kecurangan Mengurangi Risiko Kecurangan Memantau Program dan Pengendalian Pencegahan Kecurangan

23 Pengawasan Oleh Komite Audit
Komite audit mengemban tanggung jawab utama mengawasi pelaporan keuangan serta proses pengendalian internal organisasi. Dalam memenuhi tanggung jawab ini, komite audit memperhitungkan potensi diabaikannya pengendalian internal oleh manajemen serta mengawasi proses penilaian risiko kecurangan oleh manajemen, dan program serta pengendalian antikecurangan. Komite audit juga membantu menciptakan “tone at the top” yang efektif tentang pentingnya kejujuran dan perilaku etis dengan mendukung toleransi nol manajemen terhadap kecurangan.

24 11. 5 Mengembangkan respons terhadap risiko
11.5 Mengembangkan respons terhadap risiko kecurangan yang teridentifikasi

25 MERESPONS RISIKO KECURANGAN
Respon auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal berikut : 1. Mengubah pelaksanaan prosedur audit secalah keseluruhan. 2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk merancang risiko kecurangan 3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani pengabaian pengendalian oleh manajemen

26 Memutakhirkan Proses Penilaian Risiko
Adapun beberapa hal yang harus diwaspadai oleh auditor dalam melakukan proses audit antara lain: Perbedaan dalam catatan akuntansi Bukti audit yang bertentangan atau hilang Hubungan yang serba salah atau tidak biasa antara auditor dan manajemen Hasil dari prosedur substantif atau prosedur analitis pada tahap review akhir yang mengindikasikan risiko kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui Jawaban yang tidak jelas atau tidak masuk akal atas pertanyaan yang diajukan selama audit atau yang menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan informasi lainnya

27 11.6 Mengenali bidang-bidang risiko kecurangan khusus dan mengembangkan prosedur untuk mendeteksi kecurangan

28 BIDANG-BIDANG RISIKO KECURANGAN YANG SPESIFIK
Risiko Kecurangan dalam Pendapatan dan Piutang Usaha 1. Risiko Pelaporan Keuangan Yang Curang Atas Pendapatan Dalam manipulasi pendapatan, ada tiga jenis utama manipulasi pendapatan yaitu : Pendapatan fiktif Pengakuan pendapatan prematur Manipulasi atas penyesuaian pedapatan

29 Tanda-Tanda Peringatan Kecurangan Pendapatan
Prosedur analitis Perbedaan dokumenter Penyalahgunaan penerimaan yang melibatkan pendapatan Kelalaian mencatat penjualan Pencurian penerimaan kas setelah penjualan dicatat

30 Tanda-tanda Peringatan atas Penyalahgunaan Pendapatan dan Penerimaan Kas
Pencurian penjualan dan penerimaan kas terkait yang nilainya relatif kecil dapat dicegah dan dideteksi dengan baik oleh pengendalian internal yang dirancang untuk meminimalkan kesempatan melakukan kecurangan.

31 B.Risiko Kecurangan Persediaan
Risiko pelaporan keuangan yang curang untuk persediaan Tanda-tanda peringatan kecurangan persediaan Prosedur analitis

32 Risiko Kecurangan dalam Pembelian dan Utang Usaha
Risiko pelaporan keuangan yang curang untuk utang usaha Penyalahgunaan dalam siklus akuisis dan pembayaran

33 Bidang-bidang risiko kecurangan lainnya
Aset tetap Beban penggajian

34 11. 7 Memahami teknik-teknik wawancara dan
11.7 Memahami teknik-teknik wawancara dan aktivitas lainnya setelah dicurigai ada kecurangan

35 TANGGUNG JAWAB BILA DICURUGAI ADA KECURANGAN
Merespons Salah Saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh Kecurangan Penggunaan pengajuan pertanyaan Kategori pengajuan pertanyaan Mengevaluasi respons atas pengajuan pertanyaan Teknik menyimak Mengamati petunjuk perilaku Tanggung jawab lain apabila dicuragai ada kecurangan Analisis perangkat lunak audit Pengujian substantif yang diperluas Implikasi audit lainnya

36


Download ppt "UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google