Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pluralisme Menurut Para Ahli
Alwi Shihab Moh. Shofan Syamsul Ma’arif KH. Abdurahmanwahid
2
Alwi Shihab Menurut Alwi Shihab, pengertian pluralism dapat disimpulkan menjadi 4 yaitu: Pertama, pluralism tidak semata menunjuk pada kenyataan tentang adanya kemajemukan. Namun, yang dimaksud pluralisme adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan kemajemukan tersebut. : Kedua, pluralism harus dibedakan dengan kosmopolitanisme. Dalam hal ini Kosmopolitanisme menunjuk suatu realitas di mana aneka ragam ras dan bangsa hidup berdampingan di suatu lokasi. Maksudnya walaupun suatu ras dan bangsa tersebut hidup berdampingan tetapi tidak ada interksi sosial. Ketiga, konsep pluralism tidak dapat disamakan dengan relativisme. Paham relativisme menganggap “semua agama adalah sama” Keempat, pluralism agama bukanlah sinkretisme, yakni menciptakan suatu agama baru dengan memadukan unsur tertentu atau sebagian komponen ajaran dari beberapa agama untuk dijadikan bagian integral dari agama tersebut.
3
Moh. Shofan Pluralism adalah upaya untuk membangun tidak saja kesadaran normatif teologis tetapi juga kesadaran sosial, di mana kita hidup di tengah masyarakat yang plural dari segi agama, budaya, etnis, dan berbagai keragaman sosial lainnya Karenanya, pluralisme bukanlah konsep teologis semata, melainkan juga konsep sosiologis.
4
Syamsul Maa’arif Syamsul Ma’arif mendefinisikan pluralism adalah suatu sikap saling mengerti, memahami, dan menghormati adanya perbedaan-perbedaan demi tercapainya kerukunan antarumat beragama. Dan dalam berinteraksi dengan aneka ragam agama tersebut, umat beragama diharapkan masih memiliki komitmen yang kokoh terhadap agama masing-masing.
5
KH. Abdurrahmanwahid KH. Abdurahmanwahid (Gus Dur) digelari sebagai Bapak Pluralisme, Dalam banyak hal terkadang Gus Dur memilih bersebrangan dengan umat islam yang lain, seperti ketika ada usulan untuk peraturan yang mewajibkan hukuman mati bagi orang islam yang murtad, Gus Dur menentangnya karena menganggap hal ini hanya akan mengotori nama islam dan melupakan adanya lafadz “ la ikraha fi ad-din” yang artinya tidak ada paksaan dalam agama. Berikut poin-poin penting yang menjadi pemikiran utama Gus Dur terhadap pandangannya tentang Plurarisme. Pluralisme dalam bertindak dan berpikir. Inilah yang melahirkan toleransi. Sikap toleran tidak bergantung pada tingginya tingkat pendidikan formal atau pun kepintaran pemikiran secara alamiah, tetapi merupakan persoalan hati, persoalan perilaku. Tidak harus kaya dulu. Bahkan, seringkali semangat ini terdapat justru pada mereka yang tidak pintar juga tidak kaya, yang biasanya disebut “orang-orang terbaik’
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.