Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Sejarah Ekspedisi Bangsa Inggris
2
Motivasi Ekspedisi Inggris
Perang Delapan Puluh Tahun atau Pemberontakan Belanda (1566 – 1648), adalah pemberontakan Tujuhbelas Provinsi di Belanda terhadap raja Spanyol. Awalnya Spanyol berhasil meredam pemberontakan ini, tapi pada tahun 1572, pihak pemberontak berhasil menguasai Brielle, dan pemberontakan kembali merebak. Provinsi-provinsi utara bergabung, awalnya secara de facto dan resmi pada tahun 1648, menjadi Republik Belanda, yang secara cepat berkembang menjadi kekuatan dunia melalui kapal-kapal dagangnya serta mengalami periode pertumbuhan ekonomi, ilmu, serta budaya. Setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku, perdagangan rempah –rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisbon berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Inggris pun mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah karena Inggris mendapatkan rempah-rempah secara bebas dan murah di Lisbon. Inggris pun menjual rempah-rempah di daerah Eropa Barat hingga Eropa Utara. Tetapi akibat Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan mendapatkan rempah-rempah. Oleh karena itu, Inggris berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah.
3
Logo East India Company
East Indian Company Pada saat perang terjadi, banyak anggota masyarakat yang tidak terlibat dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan untuk menemukan tempat penghasil rempah-rempah. Para pedagang dan pelaut Inggris pun masuk ke India pada tahun Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris pun memperkuat kedudukannya di India. Pada tanggal 31 Desember 1600 Inggris pun membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Logo East India Company
4
Perjalanan Inggris Ke Indonesia
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan berikutnya dilakukan pada tahun oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama. Francis Drake Thomas Cavendish
5
Jalur Pelayaran Francis Drake
6
Perintah Ratu Elizabeth I
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasionalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. Ratu Elizabeth I
7
Kegagalan George Raymond dan James Lancaster
Atas perintah Ratu Elizabeth I pada tahun 1591 EIC mengirim satu ekspedisi yang terdiri dari tiga buah kapal bertolak dari Plymouth dipimpin oleh George Raymond dan James Lancaster, tujuannya adalah ke India Timur melalui Tanjung Harapan. Penjelajahan ini tidak begitu berhasil karena hanya satu kapal yang berhasil melanjutkan perjalanan yaitu kapal yang dipimpin oleh Lancaster. George Raymond tenggelam, sedangkan sebuah kapal terpaksa kembali. Lancaster melanjutkan perlayaran sampai ke Selat Malaka dan Pulau Pinang, tetapi beliau ditawan kapal oleh perampok dari Perancis James Lancaster
8
Masuknya EIC ke Indonesia
Hingga pada akhirnya pada tahun 1604 , EIC (East India Company) telah mendirikan kantor- kantor dagangnya. Adapun letak kantor dagang bangsa Inggris (EIC) adalah di Ambon, Jayakarta, Banjar, Makassar, Jepara dan Aceh Sebagai tindak lanjut untuk berpatisipasi langsung di dalam perdagangan di Indonesia, Inggris mengirimkan perwakilannya di EIC di Kalkuta, Gubernur Jenderal Lord, untuk merebut semua daerah di Indonesia yang dikuasai oleh Belanda. Hal tersebut dikarenakan di Indonesia, Belanda telah menguasai daerah- daerah penghasil rempah- rempah begitu banyak. Oleh karena hal tersebut, dengan menaklukan bangsa Belanda di Indonesia dianggap akan lebih mempermudah bangsa Inggris di dalam memperoleh rempah- rempah
9
Perintah Jenderal Lord Minto
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta memerintahkan untuk membentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah- daerah kekuasaan Belanda yang ada di wilayah Indonesia. Gubernur Lord Minto
10
Penyerbuan Inggris Inggris dibawah pimpinan Thomas Stamford Raffles menyerbu pulau Jawa pada saat Gubernur Jendral Daendels dipanggil kembali ke Eropa. Penggantinya Gubernur Jendral Jan Willem Jansen tidak mampu menahan serangan Inggris. Pada tanggal 18 September 1811, Jansens terpaksa menyerahkan kepada Inggris. Kemenangan bangsa Inggris atas persaingan merebutkan kekuasaan Belanda di Indonesia ditandai dengan adanya perjanjian kapitulasi Tuntang dengan Belanda pada tanggal 18 September Dengan demikian mulailah zaman baru dalam sejarah kolonial di Indonesia. Oleh pemerintah Inggris, Jawa dijadikan bagian dari jajahannya di Hindia. Sir Thomas Stamford Raffles
11
Perjanjian Tuntang Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta (India) Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris Orang Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris.
12
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.