Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHartono Hermanto Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Matrikulasi S-2 Program Pascasarjana
Hidrologi Dasar (Hidrometeorologi, Air Permukaan, Airtanah, dan Danau) oleh: Darmakusuma D
2
Hidrologi (Seyhan, 1974 International Glossary of Hydrology)
Adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi meliputi, terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisikanya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan mahluk-mahluk hidup
3
Hydrology Hydrometeorology Potamology (Surface Water) Groundwater
Limnology Cryology
4
PRECIPITATION In Meteorology, the deposition of moisture from the atmosphere on to the earth’s surface (Dictionary of Geography, 1992, Oxford University Press) Precipitation includes all forms of water particles or hydrometeors that fall to the ground (Albert Miller et.al, 1983, Elements of Meteorology) Precipitation refers to all liquid and frozen forms of water (rain, snow, hail, dew, fog), but in general, only rain and snow make significant contribution to precipitation totals (Roger G.Barry, 1992, Atmosphere Weather and Climate)
5
Four Important Elements of Precipitation in Hydrology problems
Intensity: amount of precipitation falling in a given time (mm/min, mm/hour) Duration: period of time during which precipitation falls (min, hour, day, etc.) Frequensy: this refers to the expectation that a given precipitation will fall in a given time Areal extent: area over which a point rainfall can be assumed to remain the same.
6
AREAL ESTIMATES OF PRECIPITATION
NEEDS SEVERAL ADJACENT RAINFALL DATA Typically hydrologists want to know how much precipitation fell in a given area not in a point area Methods for computing areal rainfall: Arithmatic, Isohyet, and Thiessen Polygon
7
THIESSEN POLYGON METHOD
8
ISOHYETAL METHOD
9
Type of Climate in Indonesia
Koppen Schmidth-Ferguson Oldeman.
10
Aliran Permukaan By Darmakusuma Darmanto
11
Aliran Permukaan Terminologi Aliran Permukaan dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai kesatuan wilayah kajian termasuk Morfometrinya Metoda Pengukuran aliran (Debit) dan pembuatan “Rating Curve” Analisis Hidrograf Aliran Perhitungan Volume Aliran permukaan dengan pendekatan Neraca Air
12
Daftar Referensi/Pustaka
Nagle G, and K.Spencer Advanced Geography.Oxford University Press,New York. Horst L Hydrometry. International Course in Hydraulics and Environment Engineering, Delft The Netherlands. Seyhan E Fundamental Hydrology. Institut der Rijkuniversiteit Utrecht, Netherland. Seyhan E Watershed as a Hydrological Unit Geografisch Institut der Rijkuniversiteit Utrecht, Netherland. Wilson E.M Engineering Hydrology. The Macmillan Press, New York. Van Dam J.C., Raaf W.R. and Volker A Veldboek Volume D: Climatology. ILRI: Wageningen, The Netherlands.
13
PENGERTIAN SISTEM STRUKTUR SISTEM MASUKKAN KELUARAN Hujan Aliran Air
Sedimen Polutan DAS Reservoir Segmen Sungai Debit Sungai Kualitas Air Sedimen Polutan Pendekatan: Black Box / Grey Box / White Box
14
LIMPASAN SURFACE RETENTION: Interception, Depression Storage, and Evaporation during rain SURFACE DETENTION, yaitu air yang tertahan beberapa saat sebagai “sheet” pada permukaan tanah sebelum terjadinya “overland flow” Macam-macam Limpasan: “Surface Flow”, Subsurface Flow, Groundwater Flow, dan “ Channel Presipitation”
15
KONSEPSI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
River Basin or Drainage Basin is the entire area drained by a stream or system of connecting streams such that all stream-flow originating in the area is discharged through a single outlet (Linsley,1949, Applied Hydrology) Watershed area supplies surface runoff to a river or stream, whereas drainage basin for a given stream is the tract of land drained of both surface runoff and groundwater discharge (Knapp, 1989, Introduction to Hydrology) Catchment area (related to precipitation) Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah ekosistem yang dibatasi oleh pemisah air topografi dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan penyalur air, sedimen, unsur hara dalam suatu sistem sungai, yang kesemuanya keluar melalui “outlet “ tunggal.
16
Watershed An area contributing runoff and sediment.
17
Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap DAS
Topografi (bentuk, kemiringan basin/sungai) Iklim ( Sumber/input : Presipitasi ) Geologi ( Tipe Batuan: pasiran – lempung) Tanah ( Infiltrasi, Kelengasan) Vegetasi ( Intersepsi, Evapotranspirasi )
19
BASIN MORPHOMETRY Dealing with the measurement of River Basin or Watershed geometry; Basin Morphometry is useful in development of the empirical methods for the rainfall-runoff relations.
20
Aspek Keruangan: Luas (A) dan Bentuk (Rf, Rc, Re) Aspek Topografi: Kemiringan DAS (Sb), Kemiringan Sungai Utama (Ss), Median Elevasi Apek Panjang Alur: Sungai Terpanjang (Li), Panjang Sungai Utama ke Pusat DAS (Lg), Panjang Sungai Utama (Ls), Panjang “Overland Flow” Aspek Alur Sungai: Orde Sungai, Tingkat Percabangan Sungai (Rb), Kerapatan Alur Sungai (Dd), Titik Pusat DAS (Cg), Sudut Percabangan Sungai
21
Aspek Keruangan Luas Daerah Aliran Sungai (DAS)
Bentuk DAS dapat dibedakan menjadikan: (1) Faktor Bentuk ( Form Factor = Rf), (2) Circularity Ratio = Rc (3) Elongation Ratio = Re
22
Faktor Bentuk DAS (Shape of Watershed)
Form Factor (Rf) = A / Lb2 A = Luas DAS ( km2 ) Lb = Panjang Sungai Utama ( km ) Catatan: 1. Bila Rf mendekati 1, maka DASnya membulat. 2. Bila Rf menjauhi 1, maka DASnya memanjang
23
Faktor Bentuk DAS (Shape of Watershed)
Circularity Ratio (Rc) = A / Ac A = Luas DAS Ac = π r2 = Luas lingkaran yang sama dengan keliling DAS Catatan: Bila Rc > 0,5 maka DAS berbentuk kearah membulat (dendritic) Bila Rc < 0,5 maka Bentuk DAS akan meman-jang (trellis)
24
Aspek Topografi / Relief
Kemiringan DAS ( Mean Slope of Watershed = Sb ) Kemiringan Sungai Utama ( Mean Slope of Main Channel = Ss ) Median Elevasi
25
Watershed Boundary N S Φ3 Φ4 B Φ3<Φ4 Φ2 Φ1 A Φ1=Φ2 ON = Sungai terpanjang OS = Sungai Utama O Stasiun Pengamat (Outlet)
26
Aspek Panjang Alur Sungai Terpanjang (Li) Panjang Sungai Utama ke Pusat DAS (Lca) Panjang Sungai Utama (Ls) Panjang ‘Overland Flow” (Lg)
27
Aspek Alur Sungai Orde Sungai (Stream Order)
Tingkat Percabangan Sungai (Bifurcation Ratio) = Rb Kerapatan Alur Sungai (Drainage Density) = D / Dd Titik Pusat DAS ( Center of Gravity ) Sudut Percabangan Sungai (Angle of junction)
28
STREAM ORDER Strahler’s scheme is most commonly used
29
WATERSHED BIFURCATION RATIO (WRb)
u=k Σ Rb u/u+1 (Nu + Nu+1) u=1 WRb = Σ Nu Nu = Number of stream order u Nu+1 = Number of stream order u+1 Rb = Bifurcation Ratio Rb between 3 – 5 is normal condition due to geology Rb <3 and >5 the stream pattern are influence by geology Rb >5 usely trellis and Rb <3 usely dendritic
30
Drainage density Drainage density depends on climate and geology (these are the independent variables that control many aspects of fluvial geomorphology). If infiltration dominates over runoff, tend to have lower drainage density. D = 1 – 5 is normal condition , (unit in mile/square miles) D = < 1 abnormal and more flooded area D = > 5 abnormal and large areas will be drained
31
Pengukuran Aliran (Debit)
Pengukuran Langsung: Volumetrik dan Ambang Ukur (lebar, pendek, tajam) Pengukuran Tak Langsung: Velocity Area Method (Currentmeter dan Pelampung), Slope Area Method (Manning’s “n”), Dilution Method (Continous and Sudden Injection)
32
Pengukuran dengan Currentmeter
Nerawas (wadding) Dari atas perahu Dari atas “Cable Car” Menggunakan kabel (Winch) Dari Jembatan dengan Derek (Bridge Cranch)
33
How do we measure velocity?
Most Simplistic Float Method Current Meter Average at .6 of the total depth
34
Velocity The rate which the flow travels along the channel reach.
USGS The rate which the flow travels along the channel reach. Measured in feet per second or meters per second
35
Q = A x V Q : Debit Aliran A: Luas Penampang Sungai
V: Kecepatan Aliran Metoda dengan menggunakan pelampung: Q = A x KU K = V/U = 1 – {(1-λ)1/2 – 0.1} K normal 0.85 K < 0.5 m 0.60 K > 4.0 m – 0.95 Q = W x d x a x L/T Rumus Manning’s Q = A x 1/n x R 2/3 x S ½ A = Luas Penampang Sungai n = Koefisien Manning’s R = Radius Hidrolik S = Slope of energy line (permukaan air
36
Continous Injection: Q=q(C1-C2)/(C2-C0)
Dilution Method Saluran kecil, Aliran Turbulen dan menggunakan Larutan yg netral Continous Injection: Q=q(C1-C2)/(C2-C0) Sudden Injection: Q=(V/T) x (C1/C2) C1 I (EC-meter) II C0 C2 C2 C1 Air berkonsentrasi Garam tinggi secara Langsung di buang ke Sungai T
37
Empirical relationship
How can we relate stage to discharge? Rating Curve – relates stage to discharge Empirical relationship from observations Measure discharge at different flows
38
Proses Limpasan dan Komponen-Komponen Hidrograf
Periode tak hujan (aliran dasar, defisiensi lengas tanah, kurva deplesi) Periode hujan awal (intersepsi, cadangan depresi) Periode hujan (kapasitas maksimum, infiltrasi, limpasan permukaan) Periode hujan berhenti (idem periode hujan dengan akhir limpasan pada titik z) Periode tak hujan baru (lengas tanah pada kapasitas lapangan, akifer diisi kembali Gb. 6-31, kurva deplesi berlanjut)
39
Analisis Hidrograf Aliran
Data Aliran : Analisis Frequensi Data Hujan + Aliran : Unit Hidrograf Data Hujan : Metoda Rational Q=FCIA Tidak ada data: Hidrograf Satuan Sintetik . tp = Ct(Lca.L)0.3 ; Qp=Cp[(640A)/tp] ; Tb=3+3(tp/24); Ct(1.8 – 2.2); Cp( )
40
Analisis Frequensi Analisis Statistik Sederhana (menguji penyebaran data antara “empherical”dengan “theoritical”) Menggunakan kertas Probabiliti Data harus cukup panjang untuk menghitung periode ulang dari banjir yang terjadi.
41
Hydrograph
43
Straightline Method (1) Fixed Base Length Method (2)
Variable Slope Method (3) (2) ABDE C D A E B (3) ABCE (1) A-E
44
Hidrograf Satuan Adalah hidrograf aliran langsung yang disebabkan oleh hujan efektif dengan intensitas seragam dan jatuh merata diseluruh DAS. Ada dua prinsip yang diterapkan yaitu (1) proporsional terhadap intensitas hujan yang sama periodenya dan (2) superposisi untuk intensitas tertentu yang beruntun waktunya.
46
From Chernicoff and others, 1997
Hydrographs
47
Perhitungan Volume Air (Thornthwaite and Mather)
Data hujan (P) dan evapotranspirasi (Ep) bulanan yang cukup panjang Peta liputan vegetasi penutup (zone perakaran) Peta jenis tanah (tekstur tanah) Peta Topografi/Rupa Bumi (Lokasi DAS dengan koordinat L/B)
48
Persyaratan yang diperlukan untuk akurasi perhitungan
Luas DAS sedang (>250 km2) sampai besar, 50% air yang masuk ke dalam tanah akan ke luar 50% sebagai air permukaan dibulan berikutnya Bila data Ep tidak ada dapat diperhitungkan dengan data temperatur bulanan Data tahun pertama dan tahun terakhir dari seri data tidak digunakan untuk perhitungan, karena awal perhitungan mulai dari musim hujan pada tahun perhitungan
49
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN
Hitung hujan (P) bulanan Hitung evapotranspirasi (EP) bulanan Hitung (P – EP) Hitung “Accumulation of Potential Water Loss” (APWL) Hitung “Water Holding Capacity” (WHC) DAS Hitung Storage (St) bulanan Hitung ΔSt bulanan Hitung Aktual Evapotranpirasi (AE), bila (P≥PE) maka AE=PE dan bila (P<PE) maka AE= P + ΔSt Hitung defisit (D) = PE – AE Hitung Surplus (S) = (P-EP) – (ΔSt) Hitung Runoff/Debit bulanan
50
Rumus-Rumus ΔT = 0.006 (Z1 – Z2) EP = f x EPx EPx = 16 [ (10T)/I ]a
I = Σ i i = ( T/5 ) 1.514 a = x I3 – 0.77 x I I St = Sto . e {(-APWL)/Sto} T : temperatur Z1 dan Z2 : Elevasi stasiun 1 dan 2 I : indeks panas tahunan dan indeks panas bulanan (i) EPx : Evapotranspirasi Standard dengan jumlah hari bulanan (30) dan panas harian (12 jam) f : faktor koreksi letak Lintang Sto : Water Holding Capasitas (WHC) DAS maksimum
51
Airtanah dan Kualitas Air
HIDROLOGI Airtanah dan Kualitas Air Oleh: Darmakusuma Darmanto
52
Daftar Referensi/Pustaka
Brouwer Groundwater Hydrology. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Todd D.K Ground Water Hydrology. John Wiley & Sons, NY. Hem J.D Study and Interpretation of the Chemical Characteristics of Natural Water. 3rd edition USGS Water Supply Paper 2254.
53
AIRTANAH (GROUNDWATER)
Airtanah = air yang mengisi rongga-rongga batuan di bawah permukaan tanah pada zone jenuh air (saturated zone). Sumber utama airtanah adalah air hujan. Airtanah bergerak : Max. 10 m/hari Min. 1 m/tahun
54
SIKLUS AIRTANAH Keywords : infiltration - percolation - recharge
55
VERTIKAL AIRTANAH Zone lengas tanah, terpengaruh proses transpirasi
Zone tidak jenuh (tidak 100% terisi air): air gravitasi dan air kapiler. Zone lengas tanah, terpengaruh proses transpirasi Zone jenuh (100% terisi air), Airtanah (Groundwater) Muka airtanah Bedrock
56
Water table follows topography
Changes depth with changes in precipitation
58
Mengapa Airtanah Penting ?
1,500 million people depends on groundwater
59
DIMANAKAH TERDAPAT AIRTANAH ??
Akuifer (aquifer) Aqui = air Fer (ferre) = menerima dan mengalirkan Akuifer merupakan formasi atau perlapisan jenuh air yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah dalam jumlah yang cukup. Cukup artinya mampu mengaliri atau menjadi sumber suatu sumur, sungai atau mataair. Contoh : pasir, kerikil, kerakal, atau campurannya.
60
Aquifer Bebas (Unconfined aquifer)
Aquifer tidak tertekan. Jika muka airtanah merupakan batas atas dari akuifer Batas bawahnya merupakan lapisan impermeabel Aquifer Tertekan (Confined aquifer) Terletak di bawah atau di antara lapisan kedap air (confining layer atau impermeable) Hydraulic head atau water table terletak di atas batas atas aquifernya, biasa disebut piezometric atau potentiometric. Karena tekanan, kadang-kadang muka airtanah aquifer tertekan pada sumur bor dapat melebihi permukaan tanah (flowing/ artesian well). Aquifer Menggantung (Perched aquifer) Terletak di unconfined aquifer pada bagian “zone of aeration”, dan aliran airtanah ke bawah tertahan oleh confining layer yang tidak kontinyu.
61
Aquifer Bocor (Leaky) Semi Confined Aquifer Bila confining unit adalah semi permeable/aquitard (lempung) Aquifuge (fuge = tertutup) Formasi batuan yang tidak dapat menyimpan air sama sekali (kedap) (contoh: granit) Aquitard Formasi batuan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat mengalirkannya dalam jumlah yang terbatas (contoh: lempung pasiran) Aquiclude Formasi batuan yang tidak dapat menyimpan air dalam jumlah yang banyak (contoh:lempung)
62
AKUIFER BEBAS & TERTEKAN
63
Artesis
65
AKUIFER MENGGANTUNG (PERCHED AQUIFER)
66
FAKTOR2 PENENTU KARAKTERISTIK AIRTANAH
CURAH HUJAN MATERIAL BATUAN / TANAH GEOMORFOLOGI / GEOLOGI VEGETASI
67
= volume pori2 / volume batuan
POROSITAS BATUAN (α) Porositas (α) atau kesarangan batuan adalah rasio antara volume pori-pori batuan dengan total volume batuan. = volume pori2 / volume batuan Porositas primer : tergantung dari matrix batuan itu sendiri. Porositas sekunder : karena proses solusional atau rekahan pada batuan.
68
Specific Retention (Sr) and Specific Yield (Sy)
“Specific Retention (Sr)” adalah persentase volume air yang tertahan terhadap volume keseluruhan. Sr = [ Wr / V ] x 100 “Specific Yield (Sy)” adalah persentase volume air yang dapat dimanfaatkan terhadap volume keseluruhan. Sy = [ Wy / V ] x 100 α = Sr + Sy
69
Sedimen sortasi bagus, porositas besar
Sortasi tidak bagus, porositas kecil Sortasi sedimen bagus, terisi oleh endapan yang porus, secara keseluruhan porositas bagus Sortasi sedimen bagus tetapi porositas berkurang karena deposit mineral yang tidak porus pada pori-pori Porositas tinggi karena proses solusional Porositas karena rekahan, tergantung pola retakan
70
Material α (%) Unconsolidated deposits Gravel Sand Silt Clay 25 – 40 25 – 50 35 – 50 40 – 70 Batuan Fractured basalt Karst Limestone Sandstone Limestine, dolomite Shale Fractured crystalline rock Dense crystalline rock 5 – 50 5 – 30 0 – 20 0 – 10 0 – 5
71
TEKSTUR Perbandingan kandungan atau komposisi partikel pasir, debu, dan lempung.
72
TINGGI MUKA AIRTANAH (Hydraulic head)
Tinggi muka airtanah adalah tinggi elevasi tempat dikurangi kedalaman muka airtanah. Contoh : Muka airtanah di titik A = 5 meter dpt Elevasi titik A = 150 m dpal Hydraulic head (h) = 150 – 5 = 145 m dpal
73
KEMIRINGAN AIRTANAH (HYDRAULIC GRADIENT)
Airtanah mengalir dari hydraulic head tinggi ke rendah, misal dari A ke B Merupakan rasio dari beda tinggi muka airtanah dan jarak datar antara A – B Kemiringan = (100 – 75) / = 0,025 A = 100 m dpal ∆h A’ 1000 meter B = 75 m dpal
74
GERAK DAN DEBIT AIRTANAH
Hukum Darcy (1856) Q = KA dh/dL
75
Spesific discharge/kecepatan aliran per unit volume tabung adalah :
V = Q/A = (m3/dt)/m2 = m/dt Sehingga jika kecepatan pada airtanah dikenal sebagai hydraulic conductivity/permeabilitas (K) material batuan & kemiringannya maka : V = +/- K (dh/dL), sehingga debit airtanah : Q = +/- K . (dh/dL) . A dimana : A = luas penampang tabung (dh/dL) = kemiringan/hydraulic gradient K = kecepatan airtanah dalam batuan (permeabilitas = K)
76
Estimation of ground water contours and flow direction
From water table elevations in three wells (Todd, 1959) 56.2 56 Ground water contours Water Table Elevation 55.5 90O 55.3 55 Direction of Ground water flow 54.7
77
JARING AIRTANAH/FLOWNETS
Peta/gambar pada media 2 dimensi yang berisi garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai kedalaman airtanah (head) yang sama Airtanah akan mengalir tegak lurus (90o) memotong kontur airtanah karena pengaruh gravitasi dari hydraulic head tinggi ke rendah Jika peta kontur dilengkapi dengan arah aliran airtanah, maka biasa disebut dengan FLOWNETS
78
h h - dh Flow Line dm dm ds dq dq Equipotential Line Figure: Portion of an orthogonal flownet Formed by flow and equipotential line (Todd, 1959) i = dh / ds dq = K (dh/ds) dm For ds ~ dm dq = K dh Bila dh = h/n , maka: Q = m dq = [Kmh] / n
79
PERMASALAHAN2 AIRTANAH
1. Cone of depression
82
Saltwater contamination due to excessive well pumping
83
Idealized sketch of Fresh and Salt-water
distribution in an unconfined Coastal aquifer to illustrate the Ghyben-Herzberg relation Ground surface Water table hf V Ocean Fresh water, Density, ρf hs hs = [ρf/(ρs-ρf)] x hf Taking ρs = 1025 g/cm3 and ρf = 1000 g/cm3 , hs = 40 hf Interface Salt water, Density, ρs
84
4. Kontaminasi airtanah
85
Danau (Limnology) Pengertian/Definisi Klasifikasi Danau Tipe Danau
Morfometri Danau
86
Referensi Ven Te Chow, 1969, Applied Hydrology, McGraw-Hill, New York
Welch, P.S., Limnology, McGraw Hill, New York Welch, P.S., Limnological Method, McGraw-Hill, New York
87
Pengertian/Definisi “ A Lake as a body of standing water occupying a basin and lacking con-tinuity with the sea “ (Forel, 1892) “ A Lake as an inland basin filled with water “ (Zumbenge, 1952) “ A Pond as a Lake of slight depth, and a swamp was definied as a pond of such small depth that is occupied by rooted vegetation whose stalks extend into the air “
88
Perbedaan antara “Lake” dan “Pond” dilihat dari:
Kedalaman airnya Luas permukaan airnya Vegetasi yang tumbuh Bentuk pantainya
89
Terjadinya Danau Glasiasi Aliran Airtanah (bawah tanah)
Ombak dan Arus pantai (lagoon) Aktivitas angin Massa yang bergerak Diastrofisme Aktivitas Vulkanis (danau kawah ) Aktivitas Manusia (membendung air)
90
Klasifikasi dan Tipe Danau
Berdasarkan atas cara terjadinya / genetiknya (D.Tektonik, D.Gunungapi/ Kepundan, D.Karst/Doline) Berdasarkan atas aliran airnya Berdasarkan atas lokasinya (D.Kutub, D.Tropika) Berdasarkan atas banyaknya kandungan karbondioksidanya.
91
Morphometric Parameters of Lake
Maximum Length (Lm), jarak terjauh dari kedua tepi, dapat lurus atau kurva. Maximum Effective Length (Lme), jarak yang ditempuh sepanjang danau searah angin dan gelombang tanpa rintangan. Maximum Width (Wm), jarak terjauh dari lebar danau dan tegak lurus (Lm) Maximum Effective Width, jarak terjauh tegak lurus (Lme)
92
Morphometric Parameters of Lake
Mean Width: luas area dari danau dibagi dengan maximum length Maximum depth (Mxd): jarak terdalam dari suatu danau Mean depth (Md): volume danau dibagi dengan luas permukaan danau Volume (V) = b/3 [a1 + a2 + (a1a2)1/2] Volume Development (Vd) = 3 [Md/Mxd] , Vd = 1 (bentuk kerucut); Vd < 1 (cembung), Vd > 1 (cekung)
93
Morphometric Parameters of Lake
“Shore Development” (Sd) = L/[2(aπ)1/2] : Sd = 1 berbentuk lingkaran dan Sd > 1 bentuk tak teratur “Mean Depth-Maximum Depth relation” : Md/Mxd = 1 (tabung); Md/Mxd > 1 (bukan kerucut); Md/Mxd ± 0.5 (kerucut) “Maximum Depth-Surface relation” : Mxd/[(a)1/2] > 1 permukaan tidak luas tapi dalam; Mxd/[(a)1/2] = 1 perbandingan luas permukaan kedalaman seimbang; Mxd/[(a)1/2] < 1 permukaan luas tapi dangkal
94
Morphometric Parameters of Lake
“Slope of Basin” (S) = [(C1+C2)/2]x(I/Ab) C1 and C2 : length of contours I : Contour interval Ab : the area of bottom included between contours “Mean Slope of the Lake Basin” S = [(1/2C0+C1+C2+…..+Cn-1+1/2Cn)dm]/[N x Ao] C0, C1, C2 : length of contours dm : maximum depth N : numbers of contours Ao : surface area of lake
95
Kualitas Air Pengertian/Batasan/Definisi Penggolongan/Klasifikasi Air
Unsur-Unsur Kimia Air Sifat-Sifat Kualitas Air Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas Air Pengambilan Contoh Air
96
Pengertian/Batasan “Pencemaran Air” masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. “Air” semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk yang terdapat di laut. “Sumber Air” tempat dan wadah air yang terdapat di atas permukaan tanah seperti: sungai, danau, waduk.
97
Pengertian/Batasan “Baku Mutu Air” batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. “Baku Mutu Limbah Cair” batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemar ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak mangakibatkan dilampauinya baku mutu air.
98
Pengertian/Batasan “Stream Standard” persyaratan mutu bagi sumber air seperti: sungai, danau, airtanah, yang disusun dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air tersebut, kemampuan mengencerkan dan membersihkan diri terhadap beban pencemaran dan faktor ekonomis. “Effluent Standard” persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke sumber air, sawah, tanah dan tempat-tempat lain dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air yang bersangkutan dan faktor ekonomi pengelolaan air buangan.
99
Kelas Air (Peraturan Pemerintah No.82 / 2001)
Kelas I air baku yang baik untuk air minum dan rumah tangga Kelas II air yang baik untuk keperluan perikanan, peternakan Kelas III air yang baik untuk pertanian, perkantoran, industri listrik dan tenaga air dan lalu-lintas Kelas IV air yang tidak sesuai untu keperluan Kelas : I, II, dan III
100
Unsur-Unsur Kimia pada Air
Unsur Mayor: Kation {Kalsium (Ca); Magnesium (Mg); Natrium/Sodium (Na); Kalium/Potasium (K)}, Anion {Karbonat (CO3); Bikarbonat (HCO3); Sulfat (SO4); Klorida (Cl); Nitrat (NO3)} Unsur Minor: Besi (Fe); Almunium (Al); Silikat (SiO2); Boron (B); Fluorida (F); Selenium (Se)
101
Sifat-Sifat Kualitas Air
Sifat Fisik : warna, Rasa, Bau, Suhu, Daya Hantar Listrik Sifat Kimia: pH, Kadar ion (Ca, Mg, Cl, dll), Bacterology Oxigen Demand (BOD), Chemical Oxigen Demand (COD), Dissolved Oxigen (DO) Sifat Biologi: Kandungan Bakteri dan Angka Kuman Sifat Radioaktif
102
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air
Faktor Alam: Geologi dan Tanah, Iklim, Vegetasi, Waktu. Faktor Manusia/Buatan: Pupuk, Pestisida/Insektisida, Limbah Industri, Limbah Rumah Tangga, Limbah Pertanian
103
Pengambilan Contoh Air
Tujuan Penelitian Beaya dan waktu yang tersedia Data yang sudah dimiliki Kondisi Lapangan
104
PENGAMBILAN CONTOH AIR UNTUK ANALISIS KUALITAS AIR
Maksud: Metoda pengambilan contoh ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengambilan contoh air di lapangan untuk uji kualitas air Tujuan: metoda ini untuk mendapatkan contoh yang andal Ruang Lingkup: Metoda pengambilan contoh ini meliputi persyaratan dan tata cara pengambilan contoh kualitas air untuk keperluan pemeriksaan kualitas air yang mencakup sifat fisik, kimia, mikrobiologi, biologi dan lain-lain
105
PERSYARATAN PENGAMBILAN CONTOH
Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari logam); Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya; Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya; Kapasitas alat 1-5 Liter tergantung dari maksud pemeriksaan; Mudah dan aman dibawa.
106
Terimakasih atas Perhatiannya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.