Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Acidosis pada sapi potong
2
KELOMPOK IX ERLANGGA YUDHA M MUHAMMAD VITTO SYAHRIF
NOOR ROHMAH BUDIARTI TRI ARIYANI TRI HARIYANTO
3
PEMBAHASAN Pengertian dan sejarah (asal-usul) Acidosis
Penyebab Acidosis pada Sapi Potong Pengaruh Asidosis terhadap Bakteri Rumen Gejala Klinis Terjadinya Acidosis pada Sapi Potong Diagnosis terhadap Sapi yang Mengalami Acidosis Pengendalian Acidosis pada Sapi Potong
4
Pengertian dan sejarah (asal-usul) Acidosis
Asidosis adalah suatu kondisi menipisnya cadangan basa dalam darah dan jaringan tubuh, dan ditandai dengan konsentrasi ion hidrogen yang meningkat. Asidosis metabolik pada hewan ruminansia dapat terjadi pada sapi potong maupun sapi perah yang diberikan pakan yang mengandung karbohidrat yang mudah di fermentasi (Greenwood dan McBride 2010). Acidosis sudah dikenal sejak pemakaian pakan bijian menjadi meluas. Acidosis terjadi bila sapi mengkonsumsi carbohydrates yang bisa difermentasi dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menyebabkan akumulasi nonphysiologic dan berbarengan dengan penurunan pH
5
Kondisi intake normal, asam organik tidak menumpuk karena penyerapan ruminal sama dengan produksi. Situasi seperti ini, fermentasi rumen dikatakan stabil dan pH berkisar antara 5,6-6,5, dengan rata-rata pH biasanya sekitar 5,8-6,2; pH kadang-kadang drop di bawah 5,6 untuk jangka waktu singkat selama siklus makanan biasa. Fluktuasi terjadi karena pH ruminal dipengaruhi oleh asupan gandum. Dalam sapi potong, ternak diberi pakan konsentrat, menyebabkan turunnya aktifitas pengunyahan dan memamah sehingga pengeluaran air liur berkurang.
6
Penyebab Acidosis pada Sapi Potong
Kejadian asidosis pada ruminansia terjadi karena adanya konsumsi karbohidrat yang mudah difermentasi secara berlebihan. Hal ini biasanya terjadi pada saat pemberian pakan dari biji-bijian. Biji-bijian seperti gandum dan jagung merupakan jenis pakan yang mangandung karbohidrat, Bakteri rumen akan merespon adanya peningkatan kandungan karbohidrat yang mudah dicerna dengan peningkatan akvitas. Adanya peningkatan aktivitas bakteri rumen menyebabkan senyawa kimia yang dihasilkan juga meningkat seperti VFA dan laktat sehingga memungkinkan tejadinya asidosis rumen.
7
Penurunan pH dalam rumen juga dapat disebabkan oleh adanya kondisi kerusakan lapisan epitel pada rumen. Jika terjadi kerusakan pada mukosa rumen maka kondisi penyerapan akan terganggu sehingga memungkinkan terjadinya kondisi asidosis rumen (Nagaraja dan Titgemeyer 2006). Pakan tinggi energi yang biasanya diberikan untuk sapi potong dapat menempatkan sapi berisiko mengalami asidosis rumen. Pakan tinggi energi mengandung serat deterjen (NDF) yang rendah dan tinggi pati, Akibatnya, jenis pakan ini sangat mudah difermentasi di rumen dan terjadi kekurangan bahan kasar yang dibutuhkan untuk memaksimalkan memamah biak dan aliran saliva buffer ke rumen.
8
Pengaruh Asidosis terhadap Bakteri Rumen
Perubahan bakteri, Produksi asam laktat oleh bovis adalah penyebab pH rumen menurun. Peran S bovis adalah untuk memulai rantai peristiwa yang pada akhirnya akan menyebabkan ruminal acidosis akut Oleh karena itu, S bovis dianggap sebagai agen utama etiologic acidosis akut, dan pemberian antibiotik dan vaksin, seringkali bertarget pada pengendalian pertumbuhan S bovis. Bacteri endotoxins, Endotoxin atau lipopolysaccharide adalah dinding sel dari semua komponen-gram negatif bakteri, Konsentrasi endotoxin lebih tinggi pada pakan bijian disbanding hijauan. Ruminal endotoxins telah lama diduga memberi kontribusi kepada pathogenesis dari ruminal acidosis.
9
Perubahan protozoa bersilia, Protozoa bersilia diyakini akan jauh lebih sensitif dari bakteri terhadap fluktuasi dan penurunan pH ruminal; oleh karena itu, pH rumen merupakan faktor penting dalam memelihara protozoa bersilia.
10
Gejala Klinis Terjadinya Acidosis pada Sapi Potong
Tanda paling awal adalah kelesuan. Kotoran awalnya pekat kemudian menjadi berair dan sering berbusa, dengan bau pengap. Dehidrasi akan berkembang dalam waktu 24 hingga 48 jam. Dilanjutkan adanya dehidrasi yang sangat dengan ditandai keringnya cermin hidung, bulu, dan bola mata. Akibat dehidrasi ini, urine yang dikeluarkan juga sangat minim dan berwarna lebih kuning dan keruh.. Dalam keadaan akut gejala klinis akan muncul kurang dari jam. Selain diare, sapi terinfeksi tampak lemah dan tidak mampu berdiri, ruminansia berhenti dan suhu tubuh kurang normal, bila auskultasi denyut jantung terasa lemah dan lebih cepat, maka harapan hidup pada kondisi demikian adalah kecil.
11
Diagnosis terhadap Sapi yang Mengalami Acidosis
Tanda ini menunjukkan acidosis akut dalam beberapa ternak. Berlepotan (basah) pada lateral anus, yang dikenal sebagai ''butt kipas kaca mobil,'' muncul mungkin karena iritasi dari efek acidotic kotoran.
12
Rumen seperti terbakar/terluka yang disebabkan oleh acidosis
13
Pengendalian Acidosis pada Sapi Potong
Pengendalian acidosis jelas sangat tergantung pada manajemen nutrisi, Evaluasi gizi adalah langkah pertama dalam mengendalikan acidosis. Namun, acidosis dapat terjadi walaupun ternak secara bertahap disesuaikan dengan pakan gandum.. Jenis dan jumlah butiran, jenis prosesing butiran, jenis dan tingkat kekasaran, dan pakan tambahan adalah faktor penting yang mempengaruhi acidosis. Lebih aman dan mudah dilakukan adalah dengan soda roti sebanyak 250 gram. Diberikan secara teratur 2 kali sehari (Subronto, 2008).
14
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.