Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

LAPORAN KOMISI PASTORAL Ordo Saudara Dina Konventual Kustodia Maria Immaculata Indonesia.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "LAPORAN KOMISI PASTORAL Ordo Saudara Dina Konventual Kustodia Maria Immaculata Indonesia."— Transcript presentasi:

1 LAPORAN KOMISI PASTORAL Ordo Saudara Dina Konventual Kustodia Maria Immaculata Indonesia

2 Dasar kegiatan Kerasulan Fransiskan Pelayanan Gereja telah ditetapkan oleh Kuasa Ilahi untuk menyebarluaskan Kerajaan Kristus di seluruh dunia demi kemuliaan Allah Bapa, dan untuk mengikutsertakan semua orang dalam karya penebusan sehungga dengan perantaraan mereka seluruh dunia terarah kepada Kristus. Ordo Konventual mengambil bagian dalam pelayanan dan melaksanakannya melalui seluruh anggotanya; baik melalu para saudara yang telah dipercayakan kepadanya tahbisan suci ataupun melalui para saudara yang berperanan dalam misi Gereja dengan ambil bagian dalam pelayanan yang sama karena panggilan kristiani dan religiusnya.

3 Dasar kegiatan Kerasulan Fransiskan Karena Bapa Serafik kita menghendaki agar dia dan Ordonya terlibat dalam Misi Gereja juga melalui kegiatan kerasulan, maka para saudara hendaknya dengan rajin mengusahakan juga kegiatan kerasulan ekstern. Karena itu seluruh hidup religius mereka hendaknya diilhami dengan semangat kerasulan seluruh karya kerasulan mereka dijiwai oleh semangat religius. Dengan profesi atas nsehat-nasehat injili, para saudara mempersembahkan seluruh daya kekuatannya secara istimewa untuk mewartakan kepada dunia pesan Kristus dengan perkataan dan perbuatan mereka, untuk membagikan rahmatNya, sedemikian rupa sehingga mereka mampu menanamkan semangat Injil dalam berbagai kelompok dan suasana lingkungan hidup yang berbeda-beda dan memberi kesaksian tentang kedatangan Kerajaan Kristus.

4 Dasar kegiatan Kerasulan Fransiskan Sebagai seorang saudara dina yang sejati, hendaknya mereka merelakan dirinya untuk pelayanan gereja dan bantuan untuk orang lain. Mereka hendaknya menangani pekerjaan-pekerjaan rendahan dengan gembira hati, juga tanpa mengharapkan upah. Juga diantara sarana-sarana kerja yang cocok, mereka hendaknya memilih yang lebih miskin dan menggunakan cara yang lebih sederhana. Tugas pelayanan pastoral para saudara hendaknya bertujuan membimbing umat beriman, yang telah disadarkan melalui pewartaan Injil akan rencana Bapa surgawi dan dipersatukan dengan tubuh mistik Kristus dalam perayaan Ekaristi, menyatukan hidup dan mati mereka dengan kurban Kristus, Sang Kepala dalam Misteri paskah.

5 Kerasulan para saudara Konventual di Indonesia Perjalanan hidup suatu paroki memang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan keuskupan di mana paroki itu lahir, bertumbuh dan berkembang. Keuskupan yang dipersembahkan oleh uskup adalah kesatuan seluruh Gereja di wilayah keuskupan tertentu. Ordo Saudara Dina Konventual Kustodia Maria tak bernoda, juga berkarya di beberapa keuskupan di Indonesia ini, diantaranya adalah Keuskupan Agung Medan sendiri, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Tanjung Karang, dan Keuskupan Atambua, juga sudah banyak memberi warna dalam pelayanan pastoral. Maka berhubungan dengan perjalanan Komisi Pastoral Ordo Saudara Dina Konventual, maka kami sebagai tim mencoba untuk melaporkan secara ringkas bagaimana situasi masing- masing di unit karya pastoral. Semoga laporan kami ini semakin menguatkan kita para saudara untuk tetap berkarya dengan baik di paroki-paroki dan termotivasi untuk meningkatkan pelayanan kita kepada umat katolik.

6 Misi di Bogor-Jawa Barat Dengan persetujuan dari Tahta Suci pada 14 April 1937, saudara-saudara OFMConv dari Belanda memulai karya misinya di Bogor-Jawa Barat. Waktu itu Bogor masih termasuk wilayah Vikariat Batavia (Jakarta). Para misionaris Konventual yang pertama tiba sejumlah 4 orang. Selanjutnya mereka dibantu dengan datangnya lagi tenaga misionaris Konventual Belanda lainnya. Pada 8 Oktober 1937, dibangun sebuah biara religius pertama di Jl. Kapten Muslihat, Bogor. Setelah para misionaris Konventual pertama ini mendapat tempat yang menetap dan sudah dapat mulai berkarya, pada tahun 1938 Paroki Bogor diserahkan oleh Serikat Jesus (SJ) kepada OFMConv. Pada tahun 1961, setelah Keuskupan Bogor terbentuk, Gereja Paroki Bogor tersebut (Gereja Santa Maria), dijadikan sebagai Gereja Katedral Bogor. Selain menggembalakan umat Katolik Paroki Bogor, para misionaris itu berhasil pula memikat hati beberapa pemuda Indonesia menjadi Fransiskan Konventual. Karena keterbatasan tenaga dan fasilitas pendidikan di daerah misi, para calon dididik di Eropa. Tiga pemuda berhasil menjadi imam dan seorang pemuda menjadi frater religius.

7 Misi di Bogor-Jawa Barat Dalam perkembangan selanjutnya para misionaris menghadapi beberapa persoalan yang pada akhirnya membuat misi di Bogor ditutup pada tahun 1962. Beberapa pertimbangan atas keputusan tersebut adalah: keterbatasan tenaga akibat usia tua (para misionaris) dan luasnya medan karya; terdapatnya hukum yang menyatakan bahwa setiap orang asing yang mau menetap di Indonesia harus menjadi warga negara Indonesia (para misionaris memilih untuk tetap berkewarganegaraan Belanda maka mereka harus keluar dari Indonesia); saudara-saudara OFM sudah hadir di Bogor, dengan ini misi yang dirintis OFMConv dapat dilanjutkan oleh saudara-saudara OFM. Atas dasar tersebut maka Provinsi OFMConv Belanda memutuskan untuk menarik kembali anggotanya dari Indonesia.

8 Misi di Delitua-Sumatra Utara sebagai Lembaran Baru Dengan ditutupnya misi Konventual di Bogor, maka untuk sementara kemungkinan hadirnya Konventual di Indonesia juga tertutup. Namun misi di Bogor telah membuahkan 4 orang pribumi Konventual yang dididik di Eropa. Setelah menamatkan studinya di Roma-Italia, Ludwig Adeodatus Laibahas ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 17 Februari 1963 di Roma. Beliau adalah putra Indonesia pertama yang menjadi imam Konventual. Selesai tahbisan, Pastor Adeodatus Laibahas ditugaskan studi Misiologi di Swiss. Pada tahun 1967, beliau menyelesaikan studinya dan memperoleh gelar Licensiat Misiologi. Minister General OFMConv mengutusnya untuk melanjutkan misi OFMConv di Indonesia. Dengan penuh semangat pada tanggal 4 Februari 1967 Pastor Adeodatus tiba di tanah air. Misi tidak dilanjutkan di Keuskupan Bogor-Jawa Barat, tetapi di Keuskupan Agung Medan-Sumatera Utara atas permintaan Uskup Agung Medan. Setelah bertemu dengan Bapa Uskup, beliau ditempatkan sementara di Paroki Pangururan untuk belajar bahasa daerah dan budaya Batak serta mengenal medan karya kerasulan. Direncanakan daerah yang akan menjadi medan misinya adalah daerah Binjai- Langkat. Namun pada 16 April 1967, beliau meninggal dunia karena tenggelam di Danau Toba.

9 Tiga tahun setelah kejadian itu, pada tanggal 27 November 1970, Pastor Ignatius Nohmad Wignyoharsono OFMConv juga meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Magelang-Jawa Tengah. Saat itu beliau sedang cuti ke kampung halamannya. Satu-satunya imam pribumi Konventual yang masih hidup adalah Pastor Paulus Lie Ka Kwi OFMConv, warga Bogor. Beliau memilih kewarganegaraan Jerman dan hingga sekarang tinggal dan berkarya di Jerman. Frater Willybrodus Marinka OFMConv meninggalkan Ordo dan berkeluarga (sekarang beliau menetap di Jakarta). Dengan wafatnya Pastor Adeodatus Laibahas, maka untuk sementara waktu karya misi Konventual di Sumatera Utara ditangguhkan. Namun karena permintaan dari Uskup Agung Medan kepada Minister General OFMConv, setahun kemudian misi tersebut dilanjutkan oleh tiga imam Fransiskan Konventual dari Italia. Mereka tiba di Medan pada tanggal 6 April 1968. Setelah belajar bahasa Indonesia dan bahasa daerah di Parapat, Pematangsiantar dan juga Kabanjahe, ketiga misionaris itu ditempatkan oleh Bapa Uskup di daerah Delitua. Daerah Delitua merupakan lahan subur pewartaan iman. Misi di Delitua-Sumatra Utara sebagai Lembaran Baru

10 Misi di Delitua-Sumatra Utara sebagai Lembaran Baru Semangat misioner yang menyala-nyala disertai pelayanan yang tulus, menggerakkan hati penduduk untuk menganut agama Katolik. Setelah daerah Delitua menjadi paroki pada tahun 1970, berturut-turut datang tenaga misionaris dari berbagai Provinsi OFMConv Italia. Pada tahun 1975 dari wilayah Paroki Delitua dimekarkan dua paroki baru, yaitu Paroki Bandar Baru dan Paroki Padang Bulan Medan. Berawal dari Paroki Delitua, saat ini Konventual telah melayani 4 Paroki lainya yang notabene merupakan pemekaran dari Paroki Delitua. Selain itu Konventual berkarya juga di beberapa Keuskupan lain seperti Atambua, Jakarta, dan Tanjung Karang. Semua ini tidak terlepas dari usaha yang dirintis para misionaris Konventual. Mereka telah banyak berjasa bagi Gereja Indonesia. Pikiran, tenaga, dana, dan perhatian telah mereka berikan bagi pewartaan iman di bumi pertiwi. Mereka juga telah menaburkan benih-benih panggilan serta membentuk persaudaraan OFMConv di Indonesia.

11 Misi di Delitua-Sumatra Utara sebagai Lembaran Baru Kemudian beberapa tahun kemudian, Propinsi Bologna yang sekarang sudah bergabung ke Propinsi Padua, mengutus 3 orang misionaris yaitu: Pastor Joseph Brentazzoli OFMConv., Pastor Ferrinando Severi OFMConv., dan Pastor Antonio Murru, OFMConv. Dari Biara induk Delitua (dan juga paroki pertama) pelayanan Konventual kepada umat Katolik meluas ke Padang Bulan dan Bandar Baru. Sekarang ini Ordo Konventual juga sudah melayani di luar Sumatera di Paroki Sunter (Jakarta Utara), Paroki Kefa Menanu dan Paroki Tiga Dolok (Simalungun). Beberapa stasi kemudian bergabung dengan paroki lain (misalnya ke Paroki Lubuk Pakam, Paroki Tanjung Selamat dan Paroki Tiga Juhar serta Paroki Namo Pecawir yang masih digembalakan oleh Ordo Konventual). Peralihan itu karena pendirian paroki baru atau karena stasi tersebut kemudian terasa lebih dekat ke paroki itu sehubungan dengan perkembangan sarana dan prasarana masyarakat.

12 Misi di Delitua-Sumatra Utara sebagai Lembaran Baru Kekhasan pelayanan pastoral di paroki-paroki yang digembalakan oleh Ordo Konventual, secara umum adalah bahwa setiap masa prapaskah diadakan acara pemberkatan keluarga sebagai bentuk katakese dan kunjungan umat untuk meneguhkan iman kekatolikan. Selain pemberkatan keluarga, didalamnya juga diadakan sakramen pengakuan dosa, sebagai bentuk rekonsiliasi umat beriman kepada Allah yang Maharahim, agar terlepas dari belenggu dosa. Dan kekhasan ini lah juga yang menjadi kebijakan umum di Keuskupan Agung Medan ini untuk dilaksanakan di seluruh paroki, secara khusus menekankan sakramen pengampunan dosa, agar sekurang-kurangnya umat mengaku dosa dalam setahun 2 kali atau satu kali.

13 Paroki – Paroki Kegembalaan Ordo Saudara Dina Konventual Kustodia Maria Immaculata - Indonesia  Paroki St Lukas Sunter, Jakarta Utara (Keuskupan Agung Jakarta)  Paroki St Yosep Delitua (sekaligus bahwa Delitua merupakan rumah induk atau pusat kustodia Ordo Saudara Dina Konventual di Indonesia) – Keuskupan Agung Medan  Paroki St Fransiskus Asisi Padang Bulan, Medan (Keuskupan Agung Medan)  Paroki St Yohanes Paulus II Tuntungan, Namo Pecawir (paroki ini baru saja berdiri yang sebelumnya bergabung ke Paroki St Fransiskus Asisi Padang Bulan Medan). – Keuskupan Agung Medan  Kuasi Paroki St Katarina Tiga Juhar, (kuasi paroki ini merupakan pengembangan wilayah dari paroki St Yosep Delitua) – Keuskupan Agung Medan  Paroki St. Antonius dari Padua, Tiga Dolok (Keuksupan Agung Medan)  Paroki St Antonius Padua, Kefamenanu (Keuskupan Atambua)  Paroki Sang Penebus Bandar baru (Keuskupan Agung Medan)  Paroki Kalirejo, Lampung (Keuskupan Tanjung Karang)

14 Paroki St. Lukas Sunter, Jakarta Utara (Keuskupan Agung Jakarta)

15 Pelayan Pastoral di Paroki Paroki St. Lukas Sunter, Jakarta Utara (Keuskupan Agung Jakarta)  RP. Yakub Janami Barus, OFMConv  RP. Petrus Gonzales Zonggar, OFMConv  RP. Robert Zonpiter Sihotang, OFMConv Jumlah Umat Sejarah mencatat Kring (Lingkungan) Sunter dengan 14 KK pada tahun 1972. Ketika status Kring berubah menjadi lingkungan pada tahun 1973 jumlah KK mencapai 24 KK. Pada tahun 1989 lahirlah Paroki Sunter dengan 4.919 jiwa.

16 Paroki St. Lukas Sunter, Jakarta Utara (Keuskupan Agung Jakarta) Berikut adalah tampilan data statistik perkembangan jumlah umat Paroki Sunter pada saat didirikan dan perkembangannya dalam periode tahun 1997-2016. TahunJumlah Umat Jumlah Umat yang Meninggal Dunia Jumlah Umat yang pindah ke agama non Katolik 19894.91960 19979.666130 200211.933330 20077.0552312 20128.314353 20168.865350

17 Paroki St. Lukas Sunter, Jakarta Utara (Keuskupan Agung Jakarta)

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28


Download ppt "LAPORAN KOMISI PASTORAL Ordo Saudara Dina Konventual Kustodia Maria Immaculata Indonesia."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google