Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pbl Skenario 3 blok muskuloskeletal

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pbl Skenario 3 blok muskuloskeletal"— Transcript presentasi:

1 Pbl Skenario 3 blok muskuloskeletal
BY Nurfitri azhri miranti

2 Makroskopik Os. Femur

3 Coxae

4 Musculi

5 ligamen

6 Mikroskopik Sediaan Gosok

7 Sel tulang Osteoprogenitor  bereproduksi menghasilkan osteoblas
Osteblast  memproduksi matriks organic tulang Osteosit  terdapat ditengah matriks Osteoclast  berperan dalam destruksi atau absorbs. Terdapat di lacuna howship

8 Ossifikasi Desmal

9 Ossifikasi endokondral

10 Zona penulangan endokondral
Resting zone  di lempengan epifisis, ada tulang rawan hialin primitif Zona poliferasi  di metafisis, kondrosit membelah, bentuk tumpukan uang logam Zona maturasi  kondrosit & lacuna membesar Zona klasifikasi  endapan kalsium fosfat, kondrosit banyak mati Zona degenerasi  lacuna kosong, matriks hancur diisi sel osteoprogenitor Zona ossifikasi  sel progenitor berubah menjadi sel osteoblas

11 Tulang compacta & tulang spons

12 Remodelling

13 Kinesiologi atriculatio coxae
Tulang: antara caput femoris dan acetabulum Jenis sendi: Enarthrosis spheroidea Penguat sendi: Terdapat tulang rawan pada facies lunata Lig. Iliofemorale berfungsi untuk mempertahankan art. Coxae tetap ekstensi, menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi tegak. Lig. Ischiofemorale berfungsi mencegah rotasi interna. Lig. Pubofemorale berfungsi mencegah abduksi, ekstensi, dan rotasi eksterna. Bagian bolong disebut zona orbicularis. Capsula articularis: membentang diri dari lingkar acetabulum ke linea intertrochanterica dan crista intertrochanterica.

14 Gerak sendi Fleksi : M.iliopsoas, M.pectineus, M.rectus femoris, M.adductor longus, M.adductor brevis, M.adductor magnus pars inferior tensor fascia lata Ekstensi: M. gluteus maximus, M.semitendinosus, M.adduktor magnus pars posterior, M.biceps femoris caput longum Abduksi: M.gluteus medius, M.gluteus minimus, M.piriformis, M.sartorius, M.tensor fasciae lata Adduksi: M.adductor magnus, M.adductor longus, M.adductor brevis, M.gracilis, M.pectineous, M.obturator externus, M.quadratus femoris Rotasi medialis: M.gluteus medius, M.gluteus minimus, M.tensor fasciae latae, M.adductor magnus (pars posterior) Rotasi lateralis: M.piriformis, M.obturator internus, M. gamelli, M.obturator externus, M.quadratus femoris, M.gluteus maximus, M.adductores

15 definisi Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Sedangkan fraktur colum femur adalah fraktur yang terjadi pada colum femur. Fraktur kolum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal femur, yang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter.

16 Klasifikasi berdasarkan penyebab
Trauma atau kecelakaan  terbentur, terjatuh, terpukul, trauma Fatigue stress  menahan berat badan Patologis  tumor, osteoporosis

17 Klasifikasi

18 Klasifikasi fraktur collum femoris
Berdasarkan lokasi anatomi Fraktur subcapital Fraktur transcervical Fraktur basis collum femur Berdasarkan arah sudur garis patah (menurut Pauwel) Tipe I : sudut 30o Tipe II : sudut 50o Tipe III : sudut 70o

19 Berdasarkan dislokasi atau tidak fragment (menurut Garden)
Garden I : Inkomplit (impacted)

20 Garden II : Fraktur kolum femur tanpa pergeseran

21 Garden III : Fraktur kolum femur dengan sebagian bergeser

22 Garden IV : Fraktur kolum femur dan bergeser total

23

24 Etiologi Trauma langsung (direct) : misalnya fraktur terjadi ditempat terkena pukulan (trauma) Trauma tidak langsung (indirect) : misalnya karena ada eksorotasi

25 epidemiologi Usia dibawah 45 tahun lebih banyak laki-laki karena factor pekerjaan, aktivitas, olahraga, dll Orang tua kebanyakan wanita karena ada factor osteoporosis akibat dari menopause

26 patofisiologi

27 Manifestasi klinik a. Nyeri terus menerus
b. pergerakan tidak alamiah, terjadi deformitas ekstremitas c. Extremitas tak dapat berfungsi dengan baik d. terjadi pemendekan tulang e. ada krepitasi f. bengkak dan perubahan warna kulit akibat pendarahan

28 diagnosis Anamnesis  pernah trauma, fraktur patologis
Pemeriksaan Fisik Look  1. deformitas, angulasi, rotasi dan pemendekan. 2. Functio laesa. 3. ukuran panjang tulang. (cara ukur : bandingin sama sebelahnya, ukur dari SIAS sampai maleolus medial) Feel  krepitasi, nyeri ditekan, neurovascular distal Move  range of movement (seberapa jauh gangguan fungsi geraknya)

29 Pemeriksaan penunjang
Rules of two : Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral. Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal. Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun yang tidak terkena cedera (untuk membandingkan dengan yang normal) Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

30 X-ray Standard Bone scanning MRI

31 Diagnosis banding a. Osteitis Pubis
Peradangan dari simfisis pubis - sendi dari dua tulang panggul besar di bagian depan panggul.

32 b. Slipped Capital Femoral Epiphysis
Patah tulang yang melewati fisis (plat tembat tumbuh pada tulang), yang menyebabkan selipan terjadi diatas epifisis.

33 c. Snapping Hip Syndrome
Kondisi medis yang ditandai oleh sensasi gertakan terasa saat pinggul yang tertekuk dan diperpanjang. Secara medis dikenal sebagai iliopsoas tendinitis, mereka sering terkena adalah atlet, seperti angkat besi, pesenam, pelari dan penari balet, yang secara rutin menerapkan kekuatan yang berlebihan atau melakukan gerakan sulit yang melibatkan sendi panggul.

34 Tatalaksana recognition  diagnose dan penilaian fraktur
Reduction  mengembalikan tulang dan meluruskan Retention  mencegah pergeseran fragmen Rehabilitation  mengembalikan aktivitas fungsional

35 komplikasi Komplikasi dini
Lokal : Nekrosis kulit otot, sindrom kompartmen, thrombosis, infeksi sendi, osteomyelitis Umum : ARDS, emboli paru, tetanus Komplikasi lama Lokal Gannguan pada proses penyembuhan tulang : Union : Penyambungan tulang tidak sempurna Non-union : Sama sekali tidak menyambung Delayedunion : Perlambatan penyambungan tulang Sendi: ankilosis, penyakit degenerative sendi pascatrauma, miositis osifikan, distrofi refleks, kerusakan saraf Umum Batu ginjal (akibat imobilisasi lama di tempat tidur dan hiperkalsemia) Neurosis pascatrauma

36 pencegahan Primer  menghindari trauma, benturan, kecelakaan
Sekunder  menghindari akibat serius setelah fraktur (diberikan pertolongan pertama ) Tersier  mengurangi komplikasi yang berat dan memberikan tindakan pemulihan yang tepat

37 prognosis Penderita fraktur leher femur impaksi biasanya dapat berjalan selama beberapa hari setelah jatuh sebelum timbul keluhan. Umumnya gejala yang timbul minimal dan pangul yang terkena dapat secara pasif digerakkan tanpa nyeri. Fraktur ini biasanya sembuh dalam waktu tiga bulan tanpa tindakan operasi, tetapi apabila tidak sembuh atau terjadi disimpaksi yang tidak stabil atau nekrosis avaskular, penangannya yaitu berupa eksisi kaput dan leher femur, kemudian diganti dengan prostesis metal. (Sjamsuhidajat & De Jong, 2012)

38 Maaf kalo ga lengkap ya, semoga bermanfaat 


Download ppt "Pbl Skenario 3 blok muskuloskeletal"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google