Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Teori Tahap Linear.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Teori Tahap Linear."— Transcript presentasi:

1 Teori Tahap Linear

2 Tahap-tahap Pertumbuhan Rostow
Menurit Rostow seorang sejarah ekonomi dari Amerika Serikat mengatakan perubahan dari keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi dapat dijelaskan dalam suatu seri tahapan yang harus dilalui oleh semua negara yang ditulis dalam bukunya “The Stage of Economic Growth”. Menurut Rostow ada lima tahapan ekonomi suatu negara, yakni: 1. Tahapan masyarakat tradisional 2. Penyusunan kerangka dasar tahapan tinggal landas menuju pertumbuhan berkesinambungan yang berlangsung secara otomatis 3. Tahapan tinggal landas 4. Tahapan menuju kematangan ekonomi 5. Tahapan konsumsi missal yang tinggi

3 masyarakat tradisional (the traditional society);
Dalam dimensi ekonominya menurut Rostow, semua masyarakat dikelompokkan ke dalam salah satu dari lima tahap pertumbuhan, yakni: masyarakat tradisional (the traditional society); prasyarat pra-lepas landas (precondition for take-off); lepas landas (take-off); tahap menuju kematangan (the drive to maturity); masyarakat berkonsumsi tinggi (the age of high mass consumption).

4 Konsep dasar Teori Tahapan Pertumbuhan Rostow:
Ada Pentahapan pembangunan yang harus dilalui oleh seluruh negara Perlu peranan pemerintah pada proses tersebut  (perencanaan)

5 Pentahapan pembangunan yang harus dilalui oleh seluruh negara:
Masyarakat tradisional (the traditional society)  fungsi produksi yang terbatas, didasarkan pada teknologi dan ilmu pengetahuan yang sederhana dan sikap masyarakat primitif, serta berpikir irasiona  meliputi masyarakat yang sedang dalam proses peralihan, yaitu suatu periode yang sudah mempunyai prasyarat-prasyarat untuk lepas landas.; Prasyarat untuk take-off [Pre conditions for take-off /tinggal landas] Take off  dimotori oleh teknologi industri dan pertanian, pembagunan prasarana serta tumbuhnya kekuatan politik yang sangat peduli akan modernisasi dan pertumbuhan ekonomi Tahap menuju kematangan [drive to maturity]  didasari oleh pertumbuhan industri yang beraneka ragam dan telah terkait dengan pasar internasional. Komsumsi Masal [High Mass Consumption]  pendapatan per kapita yang tinggi dan persoalaan telah beralih dari pertumbuhan industri ke kesejahteraan sosial yang lebih tinggi [Walfare State.]

6 Rostow membagi sektor-sektor ekonomi dalam tiga sektor pertumbuhan
Sektor primer  sektor pertanian Sektor Supplemen  sektor yang tumbuh sebagai pertumbuhan sektor primer seperti pertambangan dan pengakutan. Sektor tarikan [Derived sector] industri dan perumahan.

7 Kritik Misra [1981] terhadap Rostow [dalam Sutriah,2002:3]
Apakah benar bahwa pertanian merupakan ciri dari keterbelakangan. Apakah sejarah selalu terulang dengan cara yang sama Apakah perkembangan tahapan Rostow yang terjadi di Eropa akan juga terjadi di masyarakat lain, seperti: Asia, Afrika dan Amerika Latin.

8 Kritik terhadap model Lewis
Model ini secara implisit mengasumsikan bahwa tingkat pengalihan tenaga kerja dan penciptaan kesempatan kerja disektor modern pasti sebanding dengan tingkat akumulasi modal sektor modern. Semakin cepat tingkat akumulasi modal, semakin tinggi tingkat pertumbuhan sektor modern dan semakin cepat pula penciptaan lapangan kerja baru. Akan tetapi, apa yang akan terjadi seandainya keuntungan para kapitalis tersebut justru diinvestasikan kembali dalam bentuk barang-barang modal yang lebih canggih dan lebih hemat tenaga kerja. Adanya dugaan bahwa dipedesaan terjadi kelebihan tenaga kerja, sedangkan didaerah perkotaan terjadi penyerapan factor-faktor produksi secara optimal (full employment). Akan tetapi, para ahli ekonomi pembangunan pada saat ini, pada umumnya kelihatan telah sepakat bahwa asumsi surplus tenaga kerja diperkotaan secara empiris lebih sahih daripada asumsi sebaliknya yang dikemukaan oleh Lewis.

9 Lanjut… Dugaan tentang pasar tenaga kerja yang kompetitif disektor modern akan menjamin keberadaan upah riil diperkotaan yang konstan sampai pada suatu titik dimana surplus penawaran tenaga kerja habis terpakai, tidak dapat diterima. Penentuan tingkat upah pasar tenaga kerja pekotaan di hamper semua negara sedang berkembang adalah upah yang diberikan cendrung meningkat sangat besar dari waktu ke waktu, baik secar absolute maupun secara relatif, yakni apabila dibandingkan dengan rata-rata pendapatan didaerah pedesaan. Kecendrungan tetap terjadi sekalipun ada kenaikan tingkat pengangguran di sektor modern dan produktivitas marjinal yang rendah atau nol di sektor pertanian. Factor-faktor kelembagaan seperti halnya kekuatan tawawr menawar organisasi atau serikat buruh, skala gaji pegawai negeri, dan praktek-praktek penerimaan tenaga kerja oleh perusahaan-perusahaan multinasional cenderung untuk menghapuskan atau meniadakan kekuatan-kekuatan kompetitif yang terjadi dipasar tenaga kerja sektor modern dinegara-negara Dunia Ketiga. Bahwa apabila kita memperhitungkan adanya bias penghematan tenaga kerja pada sebagian besar ahli teknologi modern, adanya sejumlah pelarian modal keluar negari, tidak adanya surplus tenaga kerja di daerah pedesaan, semakin merajalelanya surplus tenaga kerja didaerah perkotaan, dan terus bertambahnya kecendrungan peningkatan upah secara cepat di sektor modern, bahkan juga ditengah terjadinya pengangguran terbuka, maka model dua-sektor dari Lewis meskipun sangat berharga sebagai penggambaran konsep awal proses pembangunan tentang interaksi perubahan sektoral agaknya memang memerlukan serangkaian modifikasi secara besar-besaran, baik itu dalam asumsi-asumsi maupun dalam analisisnya  agar benar-benar cocok dengan kenyataan-kenyataan yang ada di negara-negara Dunia Ketiga.

10 Perubahan Struktural dan Pola-pola Pembangunan
Sama halnya dengan model yang disusun oleh Lewis, “analisa pola pembangunan” juga memusatkan perhatian pada proses yang mengubah struktur ekonomi, industri, dan kelembagaan secara bertahap pada suatu perekonomian yang terbelakang, sehingga memungkinkan tampilnya industri-industri baru yang menggantikan kedudukan sektor pertanian sebagai penggerak roda pembangunan. Namun, berlainan dengan model Lewis dan pandangan duolisme tentang pembangunan, pola atau teori ini menyatakan bahwa peningkatan tabungan dan investasi merupakan syarat yang harus dipenuhi, akan tetapi tidak akan memadai jika harus berdiri sendiri dalam memacu pertumbuhan ekonomi.

11 Lanjut Pola ini juga mensyaratkan bahwa selain akumilasi modal untuk mengadakan sumberdaya fisikmaupun sumberdaya manusia, diperlukan juga suatu rangkaian perubahahan yang saling berkaitan dalam struktur perekonomian negara bersangkutan demi terselenggaranya transisi yang bersifat mendasar dari system ekonomi tradisional ke system ekonomi modern. Perubaha-perubahan yang bersifat struktural ini melibatkan seluruh fungsi ekonomi termasuk transformasi produksi dan perubahan komposisi permintaan konsumen, perdagangan internasional dan sumber daya, serta perubahan dalam factor-faktor sosioekonomi seperti proses urbanisasi, pertumbuhan dan sebaran/ distribusi penduduk di negara yang bersangkutan.

12 Sekian terima kasih


Download ppt "Teori Tahap Linear."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google