Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OLEH : SUDARYANTO, SST.Ft, M.FIS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OLEH : SUDARYANTO, SST.Ft, M.FIS"— Transcript presentasi:

1 OLEH : SUDARYANTO, SST.Ft, M.FIS
KONSEP PATOLOGI OLEH : SUDARYANTO, SST.Ft, M.FIS

2 Patogenesis Penyakit Patologi merupakan cabang ilmu medicine yang mempelajari sifat penyakit, khususnya perubahan pada jaringan tubuh dan organ tubuh yang menyebabkan atau disebabkan oleh penyakit. Patologi klinis dalam medicine adalah aplikasi patologi dengan solusi terhadap problem klinis khususnya penggunaan metode laboratorium dalam diagnosa klinis. Patogenesis adalah perkembangan penyakit atau kondisi tidak sehat, atau lebih spesifik adalah kejadian seluler dan reaksinya serta mekanisme patologi lainnya yang terjadi dalam perkembangan penyakit. Bagi terapis, patologi klinis memiliki arti yang berbeda kaitannya dengan efek dari proses patologi (penyakit) terhadap kemampuan dan keterbatasan fungsional setiap individu  hubungan antara impairment dan functional limitation adalah fokus utama dalam terapi.

3 Patogenesis Penyakit Terdapat 3 model konseptual yang diintegrasikan secara keseluruhan oleh APTA Guide to Physical Therapist Practice, yaitu : Model Disablement (Nagi model), Integration of Prevention and Wellness strategies, dan Patient/Client Management Model. Guide memasukkan bagian dari kelompok diagnosis spesifik yang dikenal sebagai Preferred Practice Pattern kedalam 4 bagian yaitu : muskuloskeletal, neuromuskular, cardiopulmonal, dan integument.

4 Konsep Sehat, Sakit, dan Disabilitas
Menurut definisi kamus, sehat adalah kemampuan setiap individu untuk berfungsi secara normal dalam lingkungannya (masyarakat), atau karakteristik sehat adalah suatu keadaan atau kondisi yang bebas dari penyakit. Menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan sempurna dari fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat lebih akurat dipandang sebagai rangkaian kesatuan dengan wellness dimana pada akhirnya tercapai level fungsi yang optimal  sehat dianggap sebagai level wellness yang dimiliki setiap individu. Sehat merupakan proses dinamik yang bervariasi dengan perubahan interaksi antara individual dengan lingkungan internal dan eksternal. Sehat menunjukkan kondisi biologis, psikologis, spiritual, dan sosiologis seseorang.

5 Konsep Sehat, Sakit, dan Disabilitas
Kondisi biologis atau fisik menunjukkan keseluruhan struktur jaringan dan organ tubuh setiap individu serta interaksi biokimia dan fungsi didalam tubuh. Kondisi psikologis mencakup keadaan jiwa, emosi dan personalitas setiap individu. Aspek spiritual dari kesehatan meliputi kebutuhan religious setiap individu, yang dapat dipengaruhi oleh sakit atau injury. Dimensi spiritual dalam perawatan kesehatan memfokuskan pada integrasi pikiran, tubuh, dan spirit dengan tujuan akhir adalah memperlancar penyembuhan secara keseluruhan. Kondisi sosiologis menunjukkan interaksi antara individual dan lingkungan sosialnya.

6 Konsep Sehat, Sakit, dan Disabilitas
Level wellnes yang tinggi atau kesehatan secara menyeluruh dapat dicapai ketika terjadi interaksi kebutuhan biopsychosocial-spiritual. Sakit seringkali didefinisikan sebagai sakit atau deviasi dari suatu kondisi sehat  istilah ini memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan definisi penyakit. Penyakit adalah perubahan biologis atau psikologis yang menghasilkan suatu malfungsi dari organ tubuh atau sistem tubuh. Penyakit merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk menggambarkan kondisi biomedik yang dibuktikan melalui data objektif seperti peningkatan temperatur atau adanya infeksi. Sakit adalah persepsi dan respon seseorang terhadap kondisi yang tidak baik ; mencakup gangguan fungsi biologis normal dan personal, interpersonal, dan reaksi kultural terhadap penyakit.

7 Konsep Sehat, Sakit, dan Disabilitas
Penyakit dapat terjadi pada setiap orang tanpa disadari kondisi sakitnya dan tanpa merasakan sakitnya, tetapi ada individu yang merasakan sangat sakit namun tidak dapat diidentifikasi dengan jelas proses patologinya. Berkaitan dengan penyakit atau gangguan, insiden dan prevalensi dapat dilaporkan ; insiden adalah sejumlah kasus baru dari suatu kondisi dalam kurun waktu spesifik (contoh 6 bulan atau 1 tahun) kaitannya dengan total jumlah populasi yang mengalami risiko pada awal waktu. Prevalensi mengukur seluruh kasus dari suatu kondisi (kasus baru dan lama) diantara risiko berkembangnya kondisi ; mengukur prevalensi dapat dilihat dari satu titik waktu (contoh pada hari tertentu). Acute illness biasanya menunjukkan suatu penyakit yang relatif memiliki serangan yang relatif cepat dan durasi yang pendek.

8 Konsep Sehat, Sakit, dan Disabilitas
Acute illness seringkali merespon terhadap pengobatan spesifik dan biasanya terjadi self-limiting ; jika tidak terjadi komplikasi maka sebagian besar acute illnness dapat mengalami full recovery dan setiap individu dapat kembali ke level fungsional sebelumnya. Subacute menunjukkan berapa lamanya suatu penyakit dapat terjadi tetapi tidak ada ketetapan waktu yang membagi subacute dengan gambaran waktu acute dan chronic ; subacute menggambarkan durasi waktu antara acute dan chronic. Gejala subacute dapat terjadi lebih dari beberapa hari tetapi bisa terjadi kurang dari beberapa bulan ; kondisi kronik kadang-kadang dapat muncul secara tiba-tiba dan dikenal sebagai subacute. Acute illness biasanya mengikuti suatu rangkaian spesifik atau tahap illness, dari serangan sampai recovery.

9 Konsep Sehat, Sakit, dan Disabilitas
Tahap pertama acute illness melibatkan pengalaman gejala-gejala fisik (contoh nyeri, sesak napas, dan demam), kesadaran kognitif, dan respon emosional (biasanya rasa takut dan cemas) ; tahap selanjutnya mencakup asumsi terhadap sakit dengan mengenal adanya problem sehingga memerlukan professional health care ; tahap ketergantungan terjadi ketika seseorang menerima diagnosis dan rencana pengobatan  ketergantungan tersebut berbeda dengan ketergantungan yang berhubungan dengan gangguan personalitas dimana mempengaruhi hilangnya self-confidence atau hilangnya kemampuan berfungsi secara bebas. Pada tahap ketergantungan, sebagian besar individu seringkali menjadi lebih pasif. Chronic illness menggambarkan illness (sakit) yang mencakup satu atau lebih karakteristik berikut ini : Gangguan permanen atau disabilitas

10 Konsep Sehat, Sakit, dan Disabilitas
Disabilitas fisik atau kognitif sisa, atau Kebutuhan untuk rehabilitasi spesifik dan/atau manajemen medis jangka panjang. Pada chronic illness, dapat terjadi fluktuasi intensitas menjadi kondisi akut yang menyebabkan instabilitas fisiologis dan membutuhkan manajemen medis tambahan (contoh : diabetes mellitus, fibromyalgia, rhematoid arthritis). Disabilitas merupakan problem kesehatan yang dapat terjadi pada populasi, dimana prevalensi disabilitas lebih tinggi terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki dan dilaporkan paling tinggi pada usia 65 tahun keatas. Disabilitas seringkali dipandang oleh fisioterapis dari model biopsychosocial yang mengintegrasikan dengan model tradisional medis dan model sosial disabilitas yang lebih fleksibel.

11 Nagi Disablement Model
Nagi model menunjukkan suatu sistem yang seringkali digunakan untuk professional health care yang mengklasifikasikan dampak dari penyakit atau trauma. Nagi menjelaskan bahwa patologi dapat menghasilkan nyeri dan impairment, yang kemudian menyebabkan functional limitation dan disabilitas. Komponen utama dari nagi model adalah : Penyakit atau patologi Impairment Functional limitation Disabilitas Penyakit atau patologi menggambarkan patogenesis yang terjadi serta proses seluler dan fisiologis yang abnormal.

12 Nagi Disablement Model
Impairment menunjukkan hilangnya atau abnormalitas pada jaringan, visceral, dan/atau level sistem tubuh. Impairment dapat bersifat temporer atau permanen dan terjadi pada level organ. Functional limitation terjadi pada level individual dan membatasi performa seseorang dalam aksi spesifik. Disabilitas adalah keterbatasan fisik atau mental emosional yang aktual dalam konteks sosial. Suatu keterbatasan atau menurunnya kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam pola normal atau dalam ROM normal dapat menunjukkan disabilitas.

13 Nagi Disablement Model
Tidak semua penyakit menyebabkan impairment dan tidak semua impairment menyebabkan disabilitas : Penyakit diabetes dapat menyebabkan penurunan sirkulasi darah (impairment) tetapi tidak semua orang yang diabetes mengalami disabilitas kecuali telah diamputasi atau hilangnya vision. Kondisi cardiopulmonal dapat mengalami impairment pada level jaringan atau sistem organ seperti gangguan ventilasi, respirasi, dan sirkulasi. Functional limitation dapat menyebabkan keterbasatan dalam kemampuan melakukan tugas-tugas spesifik seperti menaiki tangga atau membawa objek. Disabilitas dapat terjadi karena functional limitation yang cukup berat sehingga individu tidak dapat melakukan aktivitas pekerjaan di rumah atau diluar rumah. Nagi model menjelaskan bahwa functional limitation merupakan hasil dari impairment dan terdiri dari ketidakmampuan individu untuk melakukan tugas dan peran dalam aktivitasnya.

14 Nagi Disablement Model
Menurut Nagi model, disabilitas didefinisikan sebagai pola perilaku yang muncul dalam jangka waktu yang lama ketika functional limitation tidak dapat diatasi dalam menciptakan performa tugas normal

15 ICF Model ICF model (2001) adalah kerangka kerja WHO untuk mengklasifikasikan dan mengkode informasi tentang kesehatan dan memberikan bahasa standarisasi. ICF muncul sebagai standar internasional untuk menggambarkan dan mengukur kesehatan dan disabilitas dari perspektif biopsychosocial bagi seluruh professional health care. ICF merupakan kerangka kerja yang baik bagi peneliti dari perspektif global. ICF model menggantikan International Classification of Impairments, Disabilities, and Handicaps (ICIDH) yang ditetapkan pada tahun 1980. ICF model berbeda dengan indikator tradisional kesehatan, dimana indikator tradisional kesehatan berdasarkan pada angka kematian sedangkan ICF model memfokuskan pada “life”.

16 ICF Model Komponen ICF model mencakup :
Body function Body structures Activities and participation Environmental factors Personal factors ICF merupakan suatu klasifikasi sehat dan menggunakan domain health-related untuk menggambarkan fungsi dan struktur tubuh serta aktivitas dan participation dari perspektif tubuh, individual, dan sosial. Dalam ICF, impairment didefinisikan sebagai problem-problem pada fungsi tubuh atau struktur tubuh ; aktivitas didefinisikan sebagai eksekusi tugas-tugas spesifik atau aksi oleh setiap individu  activity limitation merupakan kesulitan setiap individu untuk melakukan eksekusi aktivitas.

17 ICF Model Participation adalah keterlibatan individu dalam kondisi nyata kehidupan  participation restrictions adalah problem-problem yang menghambat keterlibatan individual dalam kondisi nyata. Kondisi sekunder atau impairment pada struktur tubuh dapat diakibatkan dari activity limitation dan participation, seperti perubahan yang terjadi akibat inaktivitas  antara lain disuse atrophy, kontraktur sendi. Sebaliknya activity limitation pada kondisi tertentu tidak membatasi peran participation dalam kehidupannya  contoh : seseorang yang mengalami stroke pada otak sisi kiri mengalami impairment hemiparesis dan aphasia sehingga tidak mampu berjalan dan berbicara tetapi masih berpartisipasi dalam pekerjaan dengan bantuan walker dan communication board ; sebaliknya, seseorang yang mengalami stroke sisi kanan otak tmampu berjalan tetapi tidak mampu berpartisipasi dalam kerja karena hilangnya fungsi eksekusi dan judgment (keputusan) yang jelek.

18 Cognitive Disability Problem yang menyangkut mental illness seperti depressi, alcoholism, schizoprenia, dan gangguan kognitif hanya bertanggung jawab terhadap 1% kematian sehingga sangat diremehkan sebagai sumber disabilitas, meskipun dapat terjadi 11% beban dari penyakit. Ada 5 tipe gangguan kognitif yang berhubungan dengan area spesifik kerusakan otak dan berhubungan dengan kemungkinan penyebab yang menjadi hambatan terhadap kesuksesan pengobatan : Fungsi eksekusi ; dapat digambarkan sebagai fungsi kortikal yang melibatkan goal dan planning, inisiasi, monitoring, dan memelihara perilaku. Dalam hal ini perilaku tidak hanya mencakup perilaku motorik tetapi juga afektif dan perilaku sosial. Seseorang yang mengalami gangguan fungsi eksekusi secara khas akan muncul rasa malas dan apatis (acuh)  secara klinik, gangguan ini terjadi akibat lesi hemisphere kanan dan apraxia. Ketika terjadi kerusakan pada lobus frontalis, dampak dari gangguan fungsi eksekusi dapat menyebabkan depressi.

19 ICF MODEL DAN INTERAKSI KOMPONEN2 ICF
Health Condition (Disorder or Disease) Body Functions Body Structures Activities Participation Environmental factors Personal factors

20 DEFINISI KEY ICF Body functions adalah fungsi fisiologis dari sistem tubuh. Body structures adalah bagian-bagian anatomis dari tubuh. Impairments adalah berbagai problem yang menyerang body functions atau body structures seperti adanya deviasi atau penurunan/hilang yang signifikan. Activity adalah eksekusi dari suatu tugas (task) atau aksi. Participation adalah keterlibatan dalam kehidupan sehari-hari. Activity limitation adalah kesulitan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitasnya. Participation restrictions adalah problem2 yang dialami dalam keterlibatan pada kehidupan sehari-hari. Environmental factors dapat membentuk/mempengaruhi lingkungan fisik, sosial dan sikap/perilaku.

21 Model Conceptual ICF ICF memiliki 2 bagian, dimana setiap bagian memiliki 2 komponen : Functioning dan Disability Body functions and Structures Activities and Participation Contextual Factors Environmental factors Personal factors Komponen2 ICF tersebut saling berhubungan satu sama lain.


Download ppt "OLEH : SUDARYANTO, SST.Ft, M.FIS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google