Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Struktur Jaringan Hewan ‘’Jaringan Mieloid‘’

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Struktur Jaringan Hewan ‘’Jaringan Mieloid‘’"— Transcript presentasi:

1 Struktur Jaringan Hewan ‘’Jaringan Mieloid‘’
Anggota : Anggun Saraswati ( ) Siti Aminah ( ) Izza Nafisa Indrianti ( ) Eri Kustiani ( ) Universitas Negeri Semarang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi

2 Jaringan Mieloid Jaringan mieloid (sumsum tulang) merupakan komponen penting dari tubuh karena mengandung sel-sel induk hematopoietik . Sel induk adalah bagian pada tubuh yang dapat mengubah diri menjadi sel apapun yang diperlukan untuk menghasilkan jaringan tubuh. Sel induk hematopoietik adalah unik karena menyebabkan hematopoiesis (pembuatan darah).

3 Perkembangan Jaringan Hematopoietik
Daerah yang melakukan hematopoiesis disebut daerah hematopoietik. Fase pembentukan Mesoblastik Hepatik Mieloid

4 1. Mesoblastik Terjadi pada masa prenatal. Terjadi di dalam yolk sac yang berada dekat dengan mesenkim batang tubuh. Mesenkim ini menyusutkan cabang-cabangnya lalu berkembang menjadi eritoblas primitif, sel basophil bulat yang mengumpul membentuk agregat yang disebut dengan pulau darah. Mereka berpoliferasi membentuk hemoglobin dan eritrosit polikromatofilik. Lalu basofil-basofil mulai menghilang dan jadilah eritrosit primitif, yaitu eritrosit yang memiliki inti sel.

5 2. Hepatik Fase ini terjadi pada masa prenatal . Pada usia 6 minggu ini sel basophil muncul di premodium hati lalu berpoliferasi menjadi eritroblas definit yang berkembang menjadi eritrosit definit yang sudah tidak berinti lagi. Pada minggu ke-8 ditemukan juga leukosit granuler dan megakariosit pada hati. Lalu pada usia 12 minggu limfa juga menjadi tempat terjadinya hematopoiesis

6 3. Mieloid Fase ini dimulai saat rangka janin sudah terbentuk yaitu sekitar minggu ke-20. Rangka yang terbentuk pada janin masih berbentuk tulang rawan hialin. Lalu sel darah dan mesenkim menerobos masuk ke dalam rongga tulang rawan tersebut kemudian berdiferensiasi menjadi osteoblast dan sel retikulum yang membentuk stroma sumsum tulang. Setelah terbentuknya pusat penulangan, dimulailah proses produksi sel darah dalam sumsum tulang dan terjadi pula penurunan produksi sel darah pada hati dan limfa.

7 Teori pembentukan sel-sel Darah
Teori Unitaris atau Teori Monofiletik Semua sel darah, sel darah merah, sel darah putih, berasal dari sel induk, yaitu hemositoblas. Teori Dualistik atau Teori Difiletik Monosit dan limfosit berasal dari satu sel induk (disebut limfoblas). Dan leukosit granular dan eritrosit berasal dari mieloblas. Teori Polifiletik Ada sel induk primitif untuk setiap jenis sel darah.

8 Pembentukan Sel-sel Darah
ERITROPOIESIS GRANULOPOIESIS MONOPOIESIS LIMFOPOIESIS TROMBOSITOPOIESIS

9 1. ERITROPOIESIS Merupakan pembentukan sel darah merah (eritrosit).
Terbentuk di sumsum tulang(jaringan mieloid) yang di pengaruhi oleh hormon eritropoetin. Eritrosit pertama kali dibentuk pada kantung kuning ketika embrio berkembang. Sel retikulum: Penyampaian feritin untuk pembentukan hb Fagositosis sisa-sisa inti yang dilepaskan dan sel-sel yang rusak Tahapan perkembangan eritrosit, dalam derajat diferensiasi dari hemositoblas yaitu : Proeritroblas Eritroblas basofil Eritroblas polikhromatofil Normoblas (eritroblas ortokhromat) Retikulosit Eritrosit

10 a. Proeritroblas (rubriblas)
Sel yang paling awal dikenal dari eritrosit merupakan sel terbesar, dengan diameter 22-28µm. Menunjukkan tanda kegiatan sintesis protein b. Eritroblas basofil (prorubrisit) Ukuran lebih kecil dibandingkan proeritroblas Diameter µm Inti 3/4 sel Khromatin lebih padat dan kasar, c. Eritroblas polikromatofil (rubrisit) Diameter 12-15µm Ukuran lebih kecil dibandingkan eritroblas basofil , Inti 1/2 sel, Kromatin padat berkelompok merata, Sitoplasma merah jambu karena hb

11 d. Normoblas (metarubrisit)
Ukuran  m , Inti eksentrik, Kromatin padat dan menempati 1/4 sel, Sitoplasma semakin asidofil (inti piknotik) e. Retikulosit (tanpa inti) Mampu berkontraksi membuat tonjolan Waktu pendewasaan retikulosit menjadi eritrosit membutuhkan waktu jam Semakin tinggi jumlah retikulosit maka semakin tinggi produksi eritrosit

12

13 Selama pendewasaan sel- sel dari garis eritrosit, terjadi perubahan mendasar yang berkaitan dengan peristiwa biokimiawi yang berlangsung. Perubahan tersebut yaitu : Ukuran sel semakin kecil Nukleoli menghilang Khromatin semakin kasar, berakhir inti hilang Ribosom semakin berkurang Mitokhondria semakin berkurang Hemoglobin semakin meningkat

14 PENGENDALIAN ERITROPOIESIS ERITROBLAS POLIKHROMATOFILIK
MEDULLA OSSEUM HEMOSITOBLAS PROERITROBLAS ERITROBLAS BASOFILIK ERITROBLAS POLIKHROMATOFILIK NORMOBLAS RETIKULOSIT ERITROPOIETIN RETIKULOSIT (1%) ERITROSIT GINJAL Tekanan O2 rendah DARAH

15 HEMOSITOBLAS (MEIOBLAS )
2. GRANULOPOIESIS HEMOSITOBLAS (MEIOBLAS ) PROMEILOSIT MEILOSIT METAMEILOSIT GRANULOSIT PERKEMBANGAN

16 TAHAP TAHAP PEMBELAHAN
MEIOBLAS Memiliki diameter µm Inti besar dan bulat dengan kromatin halus Terdapat mitokondria, ribosom, dan granular endoplasmic reticulum

17 PROMEIOBLAS Merupakan hasil pemeblahan dan diferensiasi dari meioblas
Memiliki ukuran lebih kecil Inti bulat dan ada yang menempel pada kromatin kasar Didalam inti terdapat nukleoli Sitoplasma berwarna lebih biru keunguan

18 PROMEIl OSIT Berdiameter 16-24µm Sel-selnya masih tetap membelah
Berinti oval-eksentrik- kromatin lebih kasar Muncul butir-butir spesifik yang muncul di daerah inti Sitoplasma berwarna Neutrofil : jingga kebiruan Eusinofil : Orange Basofil : biru

19 METAMEIlOSIT Mulai pembentukan lobus pada Inti
Sitoplasma berwarna jingga tua Terjadi perubahan bentuk inti yang tida jelas Sudah tidak mengalami pembelahan lagi

20

21 3. MONOPOIESIS STEM CELL MONOBLAST PROMONOCYTE MONOCYTE

22 Karakteristik Monoblas berkembang menjadi monosit
berasal dari sel induk pada sumsum tulang Terdapat enzim esterase α-naftolasetat.

23 4. LIMFOPOIESIS Proses perkembangan dalam membentuk limfosit. Tahapan
Limfoblas  Prolimfosit  sel – sel limfosit Mengalami diferensiasi dalam jaringan limfosit primer Kelenjar thymus  Limfosit T Limfosit B

24 sel Limfoblas Sel induk Besar & bulat Sitoplasmanya berwarna basofil tanpa butir azurofil Inti: mempunyai khoromatin yang relatif padat berkelompok

25 sel Prolimfosit Ukuran lebih kecil Sitoplasmanya berwarna basofil dengan butir azurofil Inti: semakin padat sehingga nucleolus sulit di temukan

26 5. TROMBOSITOPOIESIS Menghasilkan keping – keping darah
Trombosit berasalberasal dari megakariosit yang terbagi – bagi Tahapan Megakarioblas  megakariosit  butir azurofil  khromomer dalam trombosit

27 sel Megakarioblas Terdapat dalam sumsum tulang Berukuran m Inti besar bentuk ovoid Banyak nucleolus Sitoplasmanya tidak berwarna basofil homogen yang mengandung banyak ribosom

28 sel Megakariosit Sel sangat besar m Inti sel berlobus mengandung butir azurofil Butir azurofil membentuk khromomer dalam trombosit

29 `

30 Diskusi Yuaning tyas a:
pada orang yang menderita gagal ginjal, apakah produksi hormon eritropoietin? 2. Asri zuhroyun n: Kapan waktu pembentukan darah? 3. Erni Wahyuningtyas: penjelasan dari eritrosit polykromatofilik


Download ppt "Struktur Jaringan Hewan ‘’Jaringan Mieloid‘’"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google