Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)"— Transcript presentasi:

1 Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Selama Perkuliahan Berlangsung, setiap alat telekomunikasi, semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif. (amanat kode etik mahasiswa) 11 mata kuliah : Metodologi Studi Islam (MSI) Metodologi Studi ‘AQIDAH ISLAMY DAN FILSAFAT ISLAMY Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

2 إنّ الدين عند الله اﻹسلام
لكم دينكم ولي دين ل إنّ الدين عند الله اﻹسلام selalu bertoleransi selalu fanatik berIslam

3 METODOLOGI STUDI ‘AQIDAH ISLAMY DAN FILSAFAT ISLAMY
Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, h Lima prinsip kandungan al-Qur’an : 1. Kepercayaan (tauhid توحيد) 2. Peribadan (ibadat عبادة) 3. Janji & ancaman (وعد-وعيد ) 4. Jalan kehidupan (صراط المستقيم) 5. Riwayat & kisah (رواية-قصّة ) سورةالفاتحة Ilmu tauhid : seputar rukun iman

4 Cipta - Rasa – Karsa - Karya ‘Aqidah - Ibadah - Akhlaq
bangunan kebudayaan Islamiy Politik Iptek Ekonomi Sosial Hankam Kesenian dst DINAMIK Manusia-Masyarakat-Bangsa Ide - Prilaku - Benda Kebudayaan Iman sbg imam – qalbu, ‘aqlu, nafsu sbg makmum Cipta - Rasa – Karsa - Karya ? ‘Aqidah - Ibadah - Akhlaq ALAM حي على الصلاة حي على الفلاح السنّة القران Asas الله سبحانه وتعالى

5 Metodologi Studi Theology Islãm
1. Periode Nabi محمّد (.. – 10 H : M) 2. Periode خلفاء الراشدين (11-40 H : M) a. Abu Bakar c. ‘utsman b. ‘Umar d. ‘Ali : perang jamal & shiffin خوارج – مرجعة - شيعة 3. Periode دولة ٲمّية ( H : M) قدريّة – جبّاريّة 70 H – 689 M 4. Periode دولة عباسيّة ( H : M) a. Al-Makmun H : M sbg tonggak معتزلة b. Abu Hasan al-Asy’ariy H : M 5. Periode pasca دولة عباسيّة ( H : M) a. Taqiyuddin ibn Taymiyah H : M b. Ibn Qayyim al-Jauziyah c. Jamaluddin al-Afghaniy d. Muhammad bin Abdul Wahab (lahir 1111 H : 1699 M)

6 ada di antara yang ada 1. Abuddin Nata, MSI,h. 28-35
a. Pendekatan teologis normatif : upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud sesuatu dari suatu keagamaan dianggap yang paling benar dibanding dengan yang lainnya. ada di antara yang ada

7 b. Pendekatan teologi : pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan yang masing-masing mengkalim dirinya sebagai yang paling benar sedangkan yang lainnya sebagai salah.

8 c. Karakteristik pemikiran teologis : pasti mengacu kepada agama tertentu, dogmatis, loyalitas terhadap kelompok sendiri, komitmen dan dedikasi serta penggunaan bahasa yang bersifat subyektif, truth claim, partikulatif, eksklusifisme, intoleran, menonjolkan perbedaan, tidak mudah disatu-padukan dan didamaikan, pembentuk sikap fanatis dan keras, umat terkotak-kotak, tidak terlepas dari institusi sosial yang mendukung. (fenomena sosial)

9 d. Teologi dalam umat Islam (firqah) : Sunniy سنّي, khawãrij خوارج, syi’ah شيعة, murji’ah مرجعة, mu’tazilah معتزلة, asy’ariyah اشعرية, maturidiyah متوردية, qadariyah قدرية, jabbãriyah جبّارية.

10 e. Sayyed Hosen Nasr, dlm era kontemporer : fundamentalis, modernis, misianis, tradisionalis.

11 f. Teologi masa kritis : suatu usaha manusia untuk memahami penghayatan imannya atau penghayatan agamanya, suatu penafsiran atas sumber-sumber aslinya dan tradisinya dalam konteks permasalahan masa kini. Berdialog antara dua kutub : teks dan situasi, masa lampau dan masa kini.

12 g. Kelebihan vs kelemahan pendekatan teologis.
prinsip : wa lã tamûtunna illã wa antum muslimûn (militansi). prinsip : rahmatan li al-ãlamîn prinsip : keadilan, kemanusiaan, kebersamaan, kemitraan, … . arogansi !!! ???. (fenomena sosial)

13 h. Urgensi : tanpa paradigma teologis, keberagamaan seseorang menjadi lembek dan tidak jelas identitas dirinya juga kelembagaan-nya; tetapi bagaimana spirit agama yang hanîf dan rahmatan li al-‘alãmin tidak terkubur oleh simbol-simbol yang diciptakakan dan dibakukan oleh masing-masing firqah, madzhab, tharîqah; sehingga orang tidak tergelincir meyakini dan menganut faham yang dibuatnya sendiri sebagai agama .

14 i. Paradigma teologis : truth-claim (keyakinan = wujud sesuatu dari suatu keagamaan dianggap yang paling benar ).

15 j. Pendekatan : penafsiran, penghayatan keberagamaan, perbedaan, persamaan, institusi sosial pendukung.

16 k. Metode : observasi, interview, dialogis.

17 l. Teknik : teologis dengan deduktif.

18 m. Paradigma normatif : memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia.

19 2. Abuddin Nata, MSI, h. 219-233 : model penelitian ilmu kalam
a. Ilmu kalãm علم الكلام : ilmu tauhid علم التوحيد : ilmu ‘aqîdah علم العقيدة: ilmu usûl al-dîn علم ٲصول الدين : theology Islãm. b. Manfaat : memahami cara-cara memiliki dan memelihara keimanan.

20 c. Model : Pemula : Abu Manshur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud al-Maturidy al-Samarqandy, Al-Imam Abi al-Hasan ibn Isma’il al-Asy’ari, ‘Abd al-Jabbãr ibn Ahmad, Thahawiyah, Al-Imam al-Haramain al-Juwainy, Al-Ghazali, Al-Amidy, Al-Syahrastani, Al-Bazdawi.

21 Lanjutan : Abu Zahrah, Ali Mushthafa al-Ghurabi, Abd al-Lathif Muhammad al-‘Asyr, Ahmad Mahmud Shubhi, Ali Sami al-Nasyr.

22 d. Claim : Mukmin مؤمن, Musyrik مشرك, Kafir كافر, Munafiq منافق, Fasiq فاسق, Murtad مرتد.

23 Tim, Dirasat Islamiyyah (Pengantar Ilmu Tauhid), h 1-73
Kepercayaan kpd Tuhan : bukti historis, bukti filosofis, bukti kitab suci. Beragama : totalitas pemikiran-pengamalan, keyakinan-penyembahan, ucapan-amalan, lahir-batin, akal-hati, fikir-dzikir, iman-amal; keyakinan dan ketaatan mendului rasio (permenungan). Kitab suci memuat ajaran tertentu, bukan dimaksudkan mencela pihak luar melainkan dimaksudkan membimbing sikap penganutnya. Ajaran al-Qur’an merupakan tindak lanjut dari kitab-kitab suci yang lebih dulu.

24 d. Berfilsafat : berfikir rasional, rasio (permenungan) mendului keyakinan untuk mendapatkan penjelasan rasional mengenai sesuatu (fisik dan metafisik). Filosof Yunani : Thales, Anaximenes, Pythagoras, Xenophanes, Heraklitos, Parmenides, Empedokles, Anaxagoras, Demokritos, Sokrates, Plato, Aristoteles, Hellenisme (paham : monisme, dualisme, pluralisme). Heraklitos ( SM) : segala sesuatu berasal dari yang satu. Plato ( SM) : dunia diciptakan oleh sumber ide supreme-Being yang tak berubah. Aristoteles ( SM) : Prima-Causa, unmoved Mover.

25 e.Manusia dianugerahi kekuatan dan kebebasan dengan pembatasan.
f. Konsep tauhid uluhiyyah ٲلوهيّة : mengesakan Allah swt sbg ilāh yang haq untuk disembah. Konsep tauhid rubbubiyyah ربّوبيّة : mengesakan Allah swt sbg murabbiy yang haq untuk dimintai pertolongan.

26 /علم العقيدة/علم الكلام
g. Ilmu tauhid : علم التوحيد /علم اصول الدين/علم عقائد /علم العقيدة/علم الكلام علم التوحيد هو علم يبحث فيه ٳثبات العقائد الدينية باﻷدلة اليقينة التوحيد علم يبحث فيه عن وجود الله وما يجب ٲن يثبت له من صفاته وما يجوز ٲن يوصف به وما يجب ٲن ينفى عنه وعن الرسل ﻹثبات رسالتهم وما يجب ٲن يكون عليهم وما يجوز ٲن ينسب ٳليهم وما يمتنع ٲن يلحق بهم

27 Obyek ilmu tauhid : Tuhan, nubuwwah, sam’iyyat.
Perhelatan : pelaku dosa besar(mukmin/kafir), al-Qur’an (makhluq/bukan), melihat Allah swt (dunia/akhirat), takwil ayat mutasyabihat (boleh/dilarang : tangan Tuhan), kepemimpinan pasca Muhammad saw.

28 Paradigma : naqliy, ‘aqliy, historik,filosofik, scientific
Paradigma : naqliy, ‘aqliy, historik,filosofik, scientific. Al-Sanusi membagi konsep hukum akal menjadi tiga macam : wajib, mustahil, jaiz Pendekatan : Metode : tanya jawab, jadal, Mutakallimīn متكلّمين : Firqah فرقة

29 n. Al-Baqilani : mengklasifikasi sifat-sifat Allah swt menjadi dua macam (sifat nafsiyyah : zat, sifat ma’nawiyyah : af’al). Al-Sanusi mengklasifikasi 20 sifat Allah swt menjadi empat macam [sifat nafsiyyah, sifat salbiyah (qidam, baqak, mukhalafatu li al-hawadits, qiyamuhu bi nafsih, wahdaniyyah ), sifat ma’aniy (qudrah, iradah, ‘ilm, sama’, bashar, kalam), sifat ma’nawiyyah].

30 o. Zoroaster : di dunia selalu ada dua kekuatan sumber perselisihan (baik-buruk, cahaya-gelap, rohani-jasmani). Kekuatan ilahiyyah : akal aktif.

31 Macam keyakinan : sentral dan periferal.
Iman thdp Allah swt adalah keyakinan sentral bagi sistem keyakinan manusia. Keyakinan sentral wajib dipelihara dan dipertahankan agar makin kokoh. Pemeliharaan dan penguatan keyakinan sentral dilakukan melalui : penalaran, pemikiran, hujjah dan argumentasi yang kokoh. Jika terjadi perubahan keyakinan sentral, maka pasti terjadi perubahan pada sistem keyakinan manusia.

32 q. Urusan status hukum pelaku dosa besar : Khawarij, Murjiah, Mu’tazilah, Asy’ariyyah.
Khawarij berpendapat : mukmin pelaku dosa besar adalah kafir dan murtad serta wajib dibunuh; Murjiah berpendapat mukmin pelaku dosa besar tidak kafir (tetap mukmin) dan tidak wajib dibunuh, putusan hukumannya diserahkan kepada Allah swt, dosa tidak merusak iman, iman itu pengakuan dalam hati dan amal tidak termasuk iman, amal tidak dapat menambah atau mengurangi iman;

33 Mu’tazilah berpendapat mukmin pelaku dosa besar adalah fasiq (bukan : mukmin, kafir, munafiq);
Asy’ariyyah berpendapat mukmin pelaku dosa besar tetap mukmin yang berdosa dan masih terbuka pintu taubat.

34 r. Urusan status perbuatan manusia : Jabbariyah, Qadariyyah, Mu’tazilah, Asy’ariyyah. Jabbariyah : manusia tidak memiliki kehendak dan daya, perbuatan manusia karena terpaksa, perbuatan manusia telah ditaqdirkan dan manusia tinggal mengikuti. Qadariyyah : manusia memiliki kebebasan berbuat, perbuatan itu atas kehendak dirinya, bukan ditaqdirkan Tuhan; manusia dapat menentukan perbuatannya sendiri; dengan kemauannya manusia dapat berbuat yang baik dan meninggalkan yang buruk tanpa ada campur tangan Tuhan.

35 Mu’tazilah : manusia itu bebas melakukan perbuatan, dan bertanggung-jawab atas perbuatan yang dikerjakan, apa yang telah diperbuat itu akan dihisab Tuhan, Tuhan tidak mencampuri perbuatan manusia sebab Dia telah memberikan qudrah kepada manusia untuk berbuat, Tuhan tidak adil jika menghukum manusia atas perbuatan buruknya yang dilakukan dengan terpaksa (majbur), janji Tuhan untuk memberi balasan dan menerima taubat pasti terjadi, ancaman Tuhan untuk memberi hukuman pasti terjadi.

36 Asy’ariyyah : manusia itu berusaha melakukan suatu perbuatan, namun sering terjadi bahwa hasil perbuatannya tidak seperti yang dikehendaki dan diusahakan, manusia tidak menciptakan perbuatannya (teori kasab). الكسب هو تعلق قدرة العبد وٳرادته بالفعل المقدورة المحدّثة من الله على الحقيقة

37 Firqah فرقة اهل السنة والجماعة النبى محمد شيعة خوارج علي مرجعة قد رية معاوية جبارية معتزلة عباسية ٲشعا رية

38 Karakteristik Teologi
KELOMPOK رحمةللعالمين KEBAIKAN KEBAIKAN KEMATANGAN BERSEKTE-firqoh KEMATANGAN BERAGAMA – DOGMATIF + DOGMATIF – SEKTARIAN + SENTRAL UMMAT TRUTH CLAIM TEOLOGI : rasional hindari jalani WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة الله سبحانه وتعالى

39 Implikasi teologis : Setiap orang menjalani kehidupan dan penghidupan berdasarkan keyakinan sentral, shg tercipta cultur kerja-sama dan kompetisi yang dpt saling percaya-mempercayai-dipercaya, bukan dapat saling dusta-mendustai-didustai.

40 Ilmu tauhid 1.Obyek : sam’iyat 2.Paradiqma : naqli, ‘aqli (historis, filosofis, scientific). 3.Pendekatan : 4.Metode : 5.Teknik : 6.Model : 7.Hasil : truth-claim. 8.Implikasi : keyakinan sentral, ahli : mutakallimin, sosial : firqah.

41 3. Abuddin Nata, MSI, h. 42-46 : pendekatan filosofis
a. Filsafat : Etimologi : philo, cinta kebenaran, ilmu, hikmah. Terminologi : berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada (ontologi-epistemologi-aksiologi). Muhammad al-Jurjawi : Hikmah al-Tasyri’ wa falsafatuhu حكمة التشريع وفلسفته.

42 b. Urgensi filsafat : memahami segi batin (esoterik) terhadap ajaran agama dalam bentuk forma (eksoterik) agar terhindar dari jebakan formalistik dalam aktualisasikan ajaran agama; (filsafat hukum Islam, filsafat pendidikan Islam, filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat kebudayaan). c. Corak perenialis.

43 4. Moh. Nurhakim, h. 181-188 : metodologi filsafat Islam
a. Obyek filsafat : seluruh apa yang dapat dipikirkan dan yang mungkin dipikirkan. b. Islamic Philoshophy (Ibn Rusyd, Ibn Sina) vs Philoshophy of Islam (orientalis).

44 c. Ajaran Islam : afalã ta’qilûn افلا تعقلون, afalã tatafakkarûn افلا تتفكّرون.
d. Berfikir hikmah حكمة: kegiatan berfikir yang menekankan pada mencari rahasia dan manfaat yang terdapat di balik obyek atau peristiwa. ٲفلا ينظرون الى اﻹبل كيف خلقت – والى السماء كيف رفعت – والى الجبال كيف نصبت – والى اﻷرض كيف سطحت (سورة الغاشية : ١٧-٢٠)

45 e. Daulah Abbasiyah M : al-Kindi, al-Farabi, ibn Maskawaih, ibn Sina, ibn Bajah, ibn Thufail, ibn Rusyd.

46 f. Pembaru : Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal.

47 g. Kontemporer : Fazlurrahman, Sayyed Hosein Nashr, Mohammad Arkoun, Isma’il al-Faruqi.

48 h. Persoalan : bagaimana menempatkan Islam sebagai ajaran universal dalam kebudayaan modern, bagaimana mendesain suatu peradaban yang Islamiy.

49 i. Metode : Deskriptif : pengumpulan keterangan yang mendekati hakekatnya, mendasar sifatnya, dan menyangkut esensinya yang dipandang amat diperlukan dalam menyusun pandangan kefilsafatan.

50 Analisis : memahami nilai-nilai kefilsafatan yang sedalam-dalamnya dengan cara menguraikan makna-makna yang terkandung dalam data, serta menghubung-hubungkan setiap bagian makna dengan makna-makna yang lain sehingga diperoleh kesimpulan.

51 Sintesis : menyatupadukan berbagai esensi dan keterangan yang mendasar sehingga tersusun pemahaman baru. Komparatif : memperbandingkan berbagai esensi kefilsafatan, keterangan yang mendasar, berbagai aliran filsafat. Fenomenologik : memahami fenomena dengan menekankan kesadaran.

52 k. Model studi filsafat Islam : model studi pemikiran tokoh, model studi tematik, model studi komprehensif.

53 Tim, Dirasat Islamiyyah (Pengantar Ilmu Tauhid), h 79-88
Masa daulah Umaiyyah telah dimulai gerakan mengkaji manuskrip Yunani ke dalam bahasa Arab, Khalid ibn Yazid (putera mahkota yang tidak mau jadi khalifah) meminta para ilmuan Yunani menerjemahkan buku Organon ke dalam bahasa Arab.

54 b. Masa daulah Abbasiyyah, khalifah Harun al-Rasyid prakarsai dirikan Bait al-Hikmah /Dar al-Hikmah sbg institusi penterjemahan, observatorium, akademi; juga prakarsai pembelian manuskrip bidang kedokteran-filsafat-dll ke Romawi. Manuskrip filsafat menarik perhatian Mu’tazilah yang kemudian jadi bercorak rasional dan liberal.

55 c. Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah, Khalifah Harun al-Rasyid menugaskan Juhana ibn Musawaih menerjemahkan buku-buku lama yang terdapat di Ankara, Amuria, Siprus. Khalifah al-Makmun meminta penguasa Siprus mengirimkan khazanah Yunani; juga menugaskan al-Hajjaj ibn Mathar, ibn Bithriq, Salam mendatangkan buku-buku dari Konstatntinopel. Penerjemahan buku-buku Yunani ditugaskan kepada : Hunain ibn Ishaq, Juhana ibn Masawaih, Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, Sa’id ibn Harun, Tsabit ibn Qurrah, ‘Umar ibn Farachan. Filsafat : Plato, Aristoteles, Plotinus telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

56 Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah diselenggarakan kuliah-kuliah agama, filsafat, ilmu alam, ilmu kimia, ilmu falak oleh para guru besar seperti Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi. Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah diadakan penyelidikan astronomi -berkat penerjemahan kitab Shiddanta dari India- dengan alat kwadrat, astrolibium, jarum matahari.

57 Para filosof muslim : al-Kindi, al-Farabi, ibn Sina, al-Ghazali; ibn Bajah, ibn Tufail, Ibn Rusyd.
Filsafat al-Kindi : fisika, metafisika, wasathah-emanasi, jiwa-akal. Al-Kindi : agama dan filsafat sama-sama berkepentingan dengan kebenaran, agama melalui jalan syari’at (disyari’atkan) sedang filsafat melalui jalan burhan (argumen rasio).

58 Filsafat fisika al-Kindi : alam memiliki sebab yang menjadikan (Allah swt); alam memiliki gerak kejadian dan gerak perubahan dengan 4 sebab-‘illat [(sebab materi – material cause),(sebab bentuk – formal cause), sebab pencipta/efisien – efficient cause),(sebab tujuan – final cause)] sebagai Aristoteles.

59 Filsafat metafisika al-Kindi : mahiah, substansi, apa yang hakiki, al-haq al-awwal, hakekat wujud dibedakan menjadi al-wajib al-wujud (wujud dengan sendirinya, tanpa disebabkan oleh yang lain, abadi, sempurna) dan al-mumkin al-wujud (wujud yang disebabkan oleh yang lain).

60 Filsafat wasathah-emanasi al-Kindi : hubungan al-wajib al-wujud dengan al-mumkin al-wujud adalah melalui wasathah (perantara) yakni dari akal terbentuk al-nafs al-kulliah terbentuk materi alam terbentuk planet sebagai Plotinus [Neo-Platonism : membagi dunia jadi 3 (the Ide of Good, Ideas, dunia indrawi dari unsur api-air-udara-tanah)] sebagai Plato.

61 Filsafat jiwa-akal al-kindi : jiwa manusia merupakan limpahan alam, jiwa manusia tidak mati, jiwa manusia memiliki tiga daya (nafsu, amarah, fikir); akal diklasifikasi jadi empat [(akal awwal-Tuhan), (akal potensial–menerima petunjuk Tuhan), (akal mustafad–penghubung ), (akal aktual – akal potensial yang telah menerima petunjuk Tuhan)].

62 h. Al-Farabi, berusaha memadukan pemikiran filsafat Plato dan Aristoteles ke dalam buku al-Jam’u baiyna rakyi al-Hakimain. Filsafat al-Farabi : fisika, metafisika, logika, jiwa-akal, wasathah-emanasi.

63 Filsafat metafisika al-Farabi : sama dengan al-Kindi.
Filsafat logika al-Farabi : logika dibagi menjadi dua macam [ide dan definisi (kehadiran obyek individual berasal dari persepsi indera, dan ide yang tertanam di akal –teori innate Plato); keputusan, kesimpulan, pembuktian].

64 Filsafat jiwa-akal al-Farabi : jiwa manusia memiliki daya [menggerakkan (makan, memelihara, berketurunan), mengetahui (merasa,imajinasi), berfikir (praktis, teoritis)] , sampai akal ke 10.

65 Filsafat wasathah-emanasi al-Farabi : faham rasionalisme, alam merupakan limpahan dari dzat yang esa, dalam konsepsi Plotinus dari the one memunculkan nous memunculkan soul memunculkan dunia indrawi. Sekarang, tentu berbeda dengan empirisme-obyektif yang melahirkan teori big-bang.

66 i. Filsafat ibn Sina : metafisika, emanasi, jiwa-akal, kenabian.
Filsafat metafisika ibn Sina : Tuhan oleh ibn Sina disebut al-wajib al-wujud (oleh Aristoteles disebut the mover unmovered, oleh Plato disebut the Ide of Good, oleh Plotinus disebut the One, oleh al-Kindi disebut al-wahid al-haq, oleh al-Farabi disebut al-wujud al-awwal). Filsafat emanasi ibn Sina : tidak jauh beda dengan al-Farabi.

67 Filsafat jiwa-akal ibn Sina : jiwa diklasifikasi jadi 3 (jiwa tetumbuhan dengan daya makan dan berkembang biak, jiwa binatang dengan daya makan dan berkembang biak serta gerak menangkap, jiwa manusia (akal, rasional) dengan daya praktis-teoritis (indawi-abstrak). Akal teoritis diklasifikasi menjadi : akal materi/potensial, akal bakat, akal aktual, akal mustafad.

68 Filsafat kenabian ibnu Sina : nabi dan filosof sama-sama menerima kebenaran dari akal ke 10; nabi menerima kebenaran dari akal ke 10 secara langsung, sedang filosof menerima kebenaran dari akal ke 10 secara bertahap melalui aktivitas belajar-berfikir.

69 j. Al-Ghazali ( ), menyampaikan kritik terhadap filsafat Yunani. Filsafat al-Ghazali : ketuhanan, fisika, logika, matematika, etika-politik, jiwa-akal, tashawwuf. Filsafat ketuhanan al-Ghazali : wujud diklasifikasi jadi 2 (qadim-huduts); kritik terhadap filsafat ketuhanan dahriyun (materialisme), thabi’iyun (naturalisme), ilahiyun (theisme) mengenai 20 persoalan.

70 “Filsafat”,http://id. wikipedia
“Filsafat”, - diakses Sabtu a. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

71 b. Klasifikasi filsafat
1. Filsafat Barat : Klasik, Abad Pertengahan, Modern, Kontemporer. 2. Filsafat Timur : Cina, India, Timur Tengah, Filsafat Islam, Filsafat Kristen

72 c. Filosof Yunani : Thales ( SM), Anaximandros ( SM), Anaximenes ( SM), Pythagoras ( SM), Xenophanes ( SM), Parmenides ( SM), Zeno ( SM), Herakleitos ( SM), Empedokles ( SM), Demokritos ( SM), Anaxagoras ( SM), Socrates ( SM), Plato ( SM), Aristoteles ( SM), Cicero ( SM),Plotionus ( M)

73 d. Filosof Renaisans : Thomas Aquinas ( M), Niccolò Machiavelli ( M), Giordano Bruno ( M), Francis Bacon ( M), René Descartes ( M), Baruch de Spinoza ( M), Blaise Pascal ( M), Gottfried Wilhem Leibniz ( M), Thomas Hobbes ( ), John Locke ( M), George Berkeley ( M), David Hume ( M), Voltaire ( M), Montesquieu ( M), Immanuel Kant ( M), Karl Heinrich Marx ( M), Friedrich Wilhelm Nietzsche ( M), Edmund Gustav Albrecht Husserl ( M).

74 Hamzah Ya’kub, Filsafat Ketuhanan, 2nd ed, PT. Almaarif, Bandung, 1981.
Kecenderungan mencari Tuhan : fithrah (perasaan, logika). Filsafat : cinta kebijaksanaan. Herodates dan Thucydides, filsafat : perasaan cinta kepada ilmu kebijaksanaan dengan kinginan untuk memperoleh kepandaian atau ilmu kebijaksanaan itu.

75 Plato : filsafat bukanlah pengetahuan kebijaksanaan dan kepandaian melainkan kegemaran dan kemauan untuk mendapatkan pengetahuan yang luhur-luhur itu. Aristoteles ( SM), filsafat : ilmu tentang kebenaran. Heracleitos ( SM) dan Pythagoras : sarjana-sarjana filsafat ialah orang-orang yang suka kepada ilmu kepandaian.

76 Cicero (106-43SM) : ilmu filsafat adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang terluhur, dan keinginan untuk mendapatkannya. Thomas Hobbes ( M) Inggris : ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menerangkan perhubungan hasil dan sebab atau sebab dan hasilnya, dan oleh karena itu senantiasa adalah suatu perubahan.

77 Immanuel Khant ( M) Jerman : filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki dasar-dasar untuk mengetahui sesuatu dan untuk bertindak.

78 M.J.Langeveld, filsafat : … memikirkan dan menyelami masalah-masalah apapun juga dalam hubungannya dengan keseluruhan sarwa sekalian secara radikal, yaitu mulai pada dasarnya hingga konsekwensi-konsekwensi yang terakhir – dan menurut sistim, artinya dengan membuktikan yang dapat diterima oleh akal dengan susun-menyusun serta hubung menghubung secara bertanggung jawab.

79 I.R.Pudjawijatna, filsafat : ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan atas fikiran belaka.

80 Hasbullah Bakri, ilmu filsafat : ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

81 Hikmah Kedudukan hikmah dalam Al-Qur’an yang diajarkan Tuhan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada filsafat yang dipelajari manusia. يؤتى الحكمة من يشاء ومن يؤت الحكمة فقد ٲوتى خيرا كثيرا وما يذّكّر ٳلآّ ٲولوا اﻷلباب (سورة البقرة : ٢٦٩)

82 Manusia dapat berfikir secara hikmah (bijaksana) dan dapat berbuat dengan hikmah jika mendapatkan petunjuk (taufiq dan hidayat) dari Al-Hakim, yakni Allah swt.

83 Obyek dan pembagian filsafat
Obyek filsafat : mencari keterangan sedalam-dalamnya dari sesuatu yang berwujud. Pembagian filsafat menurut obyek : ada umum (ontologia), ada mutlak (theodisea), cosmologia, anthropologia, ethica, logika (epistimologia). Pembagian filsafat menurut subyek : pengetahuan, soal ada, soal penilaian.

84 Filsafat ketuhanan Filsafat ketuhanan (Teologi Filsafat) : hikmah (kebijaksanaan) menggunakan akal-pemikiran dalam menyelidiki Ada dan Esa-Nya Tuhan. Ketuhanan adalah suatu kebenaran yang logis yang dapat dibuktikan melalui kaidah-kaidah logika.

85 f. Theologi : ilmu yang membahas masalah ketuhanan dan pertaliannya dengan manusia, baik disandarkan kepada wahyu (revealed theology), maupun disandarkan kepada penyelidikan akal-fikiran (rational theology).

86 g. Filsafat ketuhanan dan agama
g. Filsafat ketuhanan dan agama. Filsafat ketuhanan memotivasi manusia mengenal Tuhan melalui akal-fikiran semata-mata yang kemudian kebenarannya didapati sesuai dengan wahyu; agama memotivasi manusia mengenal Tuhan melalui petunjuk wahyu yang kebenarannya dapat diuji dengan akal fikiran.

87 h. Manfaat filsafat ketuhanan : pembuktian adanya Tuhan dengan fikiran, mengetahui jalan fikiran para filosof, mengetahui kebathilan atheisme, mengetahui kebathilan syirik, menghindari taqlid buta, menumbuhkan nilai ketaqwaan yang bernilai tinggi, kepuasan dan ketenangan bathin, filsafat ketuhanan penunjang agama.

88 M. Amin Abdullah, Studi Agama : Normativitas atau Historosotas
M.Amin Abdullah, Studi Agama : Normativitas atau Historosotas ?, 2nd ed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999. Filsafat, Filsafat Islam vs Sejarah Filsafat, Sejarah Filsafat Islam (trauma sejarah kritik al-Ghazali vs ibn Sina urusan hubungan hukum sebab-akibat laws of nature h 34, al-Ghazali تحافةالفلاسفة vs ibn Rusyd-Averroism تحافةالتحافة perlu dicross-ceck). Corak filsafat Islam Peripatetik, mashshai vs illuministi, ihsraqi h 239.

89 c. Cara berfikir relatif-evolutif, self-criticism, religious criticism vs cara berfikir mutlak, final truth, steril, memvonis, mapan-ortodoks, (truth claim : bukan hanya bidang agama). Berfikir progressif, prediktif, alternatif, inovatif (ibn Sina, Ibn Rusy) vs berfikir regressif, statis (al-Ghazali), apologis.

90 d. Laws of nature, sebab-akibat
d. Laws of nature, sebab-akibat. Ibn Rusyd : kebiasaan pada Allah dalam menetapkan anekan keajekan di alam semesta, kebiasaan perjalanan aneka keajekan di alam raya, kebiasaan manusia meneliti dan menemukan sifat-sifat perjalanan aneka keajekan di alam semesta. Ini epistemologi ibn Rusy → Immanuel Khant ( ) → Charles Sander Peirce ( ) → Thomas Kuhn h 240

91 e. Substansi filsafat : logika dasar dan tata cara berfikir yang benar
e. Substansi filsafat : logika dasar dan tata cara berfikir yang benar. Tata cara berfikir dan pengambilan kesimpulan yang benar berdasarkan premis-premis yang benar dalam bidang ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari, serta kemampuan memprediksi ke depan. h 230 untuk dapat survive. Laws of nature, hubungan hukum sebab akibat merupakan jantung kehidupan ilmu pengetahuan manusia h 234, inti gerakan keilmuan dalam segala cabangnya h 235, unsur subyektifitas dan kreativitas manusia menetapkan aneka kategori menjadi penentu dalam menjelaskan hubungan sebab-akibat h 240

92 Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, 3rd ed, Bulan Bintang, Jakarta, 1982.
a. Berfilsafat : berfikir sedalam-dalamnya, bebas, teliti h 6 mengenai wujud sesuatu melalui sebab-sebabnya yang jauh secara umum lagi keseluruhan (ilmu pengetahuan indrawi membatasi diri pada sebab-sebab yang dekat) h 16.

93 b. Pengetahuan indrawi – essensi (karakteristik khas) – pengalaman – ilmu pengetahuan h ilmu positif – ilmu fisika – ilmu metafisika – ilmu mantiq. - Al-Kindi menstratifikasi arena filsafat : filsafat fisika, ilmu matematika, filsafat ketuhanan h 17. - Al-Farabi mengkategorikan arena filsafat : filsafat teori النظريّة, filsafat amalan اﻷعماليّة (ilmu mantiq sebagai alat berfilsafat) h 17. - Ikhwanusaafa menstratifikasi filsafat : cinta ilmu, tahu hakekat wujud, berucap dan berbuat sesuai ilmu h 19.

94 c. Memang dalam dunia Islam ada orang-orang agama yang bisa mengikuti perkembangan zaman, bahkan mendahuluinya, dan membela kebebasan berfikir. Akan tetapi di samping mereka terdapat pula ulama-ulama agama yang membeku dan berharap akan dapat menghentikan dunia sekelilingnya yang selalu bergerak dan maju, karena mereka tidak bisa menerima pikiran-pikiran baru yang berlainan, dan sikap mereka nampak jelas terhadap filsafat Islam h 31.

95 d. Pertalian : filsafat Islam dengan filsafat Masehi, filsafat Islam dengan filsafat Yunani, filsafat Islam dengan filsafat empirisme (Roger Bacon , Francis Bacon 1626) h

96 - Perpindahan dan pertukaran pikiran tidak selalu berarti berhutang budi. Suatu persoalan kadang-kadang dibicarakan dan diselidiki oleh orang banyak dan hasilnya dapat mempunyai bermacam-macam corak : Seseorang bisa mengambil persoalan yang pernah dikemukakan oleh orang lain sambil mengemukakan teori dan pikirannya sendiri h 37.

97 - Sebelum lahirnya filsafat Islam, baik di dunia Timur maupun di dunia Barat, telah terdapat berbagai-bagai macam alam pikiran, diantaranya yang terkenal ialah pikiran Mesir Kuno, pikiran Sumeria, Babilonia dan Assyuria, pikiran Iran, pikiran India, pikiran Cina dan pikiran Yunani h 40. - Filsafat Yunani : fase Hellenisme (6-4 SM), fase Hellenisme Romawi (Gracco Romawi). - Karakteristik fase Hellenisme : filsafat Yunani bukanlah semata-mata diciptakan oleh bangsa Yunani, ketidak-selarasan dan perlawanan h 41.

98 - Aliran filsafat fase Hellenisme : lonia, thabi’i (natural), fisik, Democritos, alam itu abadi; elea, ketuhanan, metafisik, Socrates; mistik, sufi, Pitagoras; humanist, qadariyyah, Socrates, manusia sebagai ukuran kebenaran h Empat aliran ini berpengaruh terhadap pemikir sesudahnya semisal : Plato, Aritoteles.

99 - Aliran fase Hellenisme Romawi (Gracco Romawi) : Pertama (4 SM-1 M), Stoa, Zeno, tahan diri kegembiraan-kesedihan, jabbariyah; Epicure, Epicurus, kebahagian; Skeptis, Phyrro, dulukan tidak percaya, tolak kebenaran mutlak; Eklektika. Kedua (1-3 M), Peripatetik terakhir, Stoa baru, Epicure baru, filsafat Yahudi dan Philo. Ketiga (3-4 M), Neo-Platonisme, Iskandariah, Asia kecil.h Neo-Platoisme paling banyak berpengaruh terhadap filsafat Islam.

100 - Plotinus : dialektika-menurun, الجدل النازل,wujud tertinggi, Yang Esa; dialektika-menaik, الجدل الصاعد h 49.

101 . FILSAFAT YUNANI HELLENISME GRACCO ROMAWI Lonia-Natural-abadi
4SM-1M : Stoa, Epicure, Skeptis Elea-metafisik 1-3M : Stoa baru, Epicure baru Mistik-Fatalistik Humanis-manusia 3-4M:Neoplatonisme FILSAFAT ISLAM

102 Karakteristik Filsafat
KELOMPOK رحمةللعالمين KEBAIKAN KEBAIKAN KEMATANGAN BERSEKTE KEMATANGAN BERAGAMA – CRITICISM + CRITICISM – Tolak Religi SEKTARIAN + PROGRESIF UMMAT SEBAB AKIBAT FILSAFAT : intuisi hindari jalani WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة الله سبحانه وتعالى

103 Filsafat 1.Obyek : esoterik. 2.Paradiqma : 3.Pendekatan : 4.Metode : 5.Teknik : 6.Model : 7.Hasil : kritik. 8.Implikasi : keyakinan, ahli : filosof, sosial :.

104 f. Hanya dengan gabungan serasi antara kesetiaan (comittment, loyality) dan pemikiran kritis (crtical reflection) kematangan beragama bisa didapat h 52, demi harapan-harapan besar agama : رحمة للعالمين rahmatan li al-‘alamin.

105 Mulyadhi Kertanegara, “Masa Depan Filsafat Islam : antara cita dan fakta”, Paper, disajikan pada acara ulang tahun Paramadina yang ke XX di Jakarta, Sufis Filsafat Yunani Filosof Filsafat Arab Saintis Filsafat Islamisasi Filsafat Faqih Filsafat Islam Lakukan Kritik Tauhidiy Perbaruan Muslim : Fisika ‘Irfani Indrawi Logika Bayani (tex) Lingkup Holistik Akal Matematika Burhani Hati Metafisika Observasi

106 الله سبحانه وتعالى رحمةللعالمين KEMATANGAN BERAGAMA WAHYU ALAM
Perbedaan teologi – filsafat : sasaran, metode رحمةللعالمين KEMATANGAN BERAGAMA CRITICISM KOMITMEN Rasional Radikal Rasional Apologis FILSAFAT TEOLOGI WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة الله سبحانه وتعالى

107 g. Bagaimana umat Islam dapat membangun daya kreativitas dan pola-pola pikir penuh ragam alternatif dalam segala bidang kehidupan dan penghidupan. Berpikir alternatif, kreatif penuh nuansa merupakan “modal dasar” untuk dapat survive h 241

108 الله سبحانه وتعالى Titik temu : teologi - filsafat رحمةللعالمين
KEBAIKAN KEMATANGAN BERAGAMA +RELIGIOUS CRITICISME +TRUTH CLAIM COMMITMENT FILSAFAT TEOLOGI WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة الله سبحانه وتعالى

109 الله سبحانه وتعالى Titik temu : teologi – filsafat رحمةللعالمين
KEMATANGAN BERAGAMA CRITICISM KOMITMEN PENGENDALI PEROKET FILSAFAT TEOLOGI WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة Yaqin > visi الله سبحانه وتعالى Cinta Setia Terkendali

110

111 ISLAM - اﻹسلام definisi merk sumber ajaran sifat
Etimologi-لغويّا ( سلام, سلامة, سلم) definisi Terminologi-ٳصطلاحيّا X Tokoh X Tempat merk X Bangsa oleh Tuhan Al-Qur’an القرآن Al-Sunnah nabi saw السنةالنبي صعلم ISLAM - اﻹسلام sumber Al-Ijma’ sahabat اﻹجماع الصحابي Al-Ra’yu الراي ‘Aqidah - عقيدة Syar’iy شرعي ‘Ibadah - عبادة ajaran Mu‘amaIah - معاملة Ijtihadiyٳجتهادي Akhlaq - ٲخلاق alamiy manusiawiy sifat toleransi responsif تجديدالفكرية - الفهمية rahmatan li al-’alamin – رحمة للعالمين

112 Metodologi Studi Theology Islãmiy
1. Periode Nabi محمّد (.. – 10 H : M) ٲهل السنّة والجماعة 2. Periode خلفاء الراشدين (11-40 H : M) a. Abu Bakar c. ‘utsman b. ‘Umar d. ‘Ali : perang jamal & shiffin خوارج – مرجعة - شيعة 3. Periode دولة ٲمّية ( H : M) قدريّة – جبّاريّة 70 H – 689 M 4. Periode دولة عباسيّة ( H : M) a. Al-Makmun H : M sbg tonggak معتزلة b. Abu Hasan al-Asy’ariy H : M ٲشعاريّة 5. Periode pasca دولة عباسيّة ( H : M) a. Taqiyuddi ibn Taymiyah H : M b. Ibn Qayyim al-Jauziyah c. Jamaluddin al-Afghaniy d. Muhammad bin Abdul Wahab (lahir 1111 H : 1699 M)

113 Firqah فرقة اهل السنة والجماعة النبى محمد شيعة خوارج الخليفة الثالثة علي مرجعة قد رية دولة ٲميّة جبارية معتزلة دولةعباسية ٲشعا رية

114 Ilmu tauhid 1.Obyek : sam’iyat. 2.Paradiqma : ketuhanan, keyakinan.
3.Pendekatan : naqliy,‘aqliy, normatif, eksoterik. 4.Metode : rasional ke rabbaniy. 5.Teknik : amtsal, jadal, dialog, dll. 6.Model : firqah. 7.Hasil : truth-claim, keyakinan sentral. 8.Implikasi : warnai kehidupan, fanatik. 9.Urgensi : keyaqinan visioner duniawiy ukhrawiy - peroket kehidupan manusia sebagai عبدالله dan خليفةالله.

115 Karakteristik Teologi Islãmiy
KELOMPOK رحمةللعالمين KEBAIKAN KEBAIKAN KEMATANGAN BERSEKTE-firqoh KEMATANGAN BERAGAMA – DOGMATIF + DOGMATIF – SEKTARIAN + SENTRAL UMMAT TRUTH CLAIM TEOLOGI : rasional hindari jalani WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة الله سبحانه وتعالى

116 . FILSAFAT YUNANI HELLENISME GRACCO ROMAWI Lonia-Natural-abadi
4SM-1M : Stoa, Epicure, Skeptis Elea-metafisik 1-3M : Stoa baru, Epicure baru Mistik-Fatalistik Humanis-manusia 3-4M:Neoplatonisme FILSAFAT ISLAM

117 Karakteristik Filsafat Islãmiy
KELOMPOK رحمةللعالمين KEBAIKAN KEBAIKAN KEMATANGAN BERSEKTE KEMATANGAN BERAGAMA – CRITICISM + CRITICISM – Tolak Religi SEKTARIAN + PROGRESIF UMMAT SEBAB AKIBAT FILSAFAT : intuisi hindari jalani WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة الله سبحانه وتعالى

118 Mulyadi Kertanegara, “Masa Depan Filsafat Islam : antara cita dan fakta”, Paper, disajikan pada acara ulang tahun Paramadina yang ke XX di Jakarta, Sufis Filsafat Yunani Filosof Filsafat Arab Saintis Filsafat Islamisasi Filsafat Faqih Filsafat Islam Lakukan Kritik Tauhidiy Perbaruan Muslim : Fisika ‘Irfani Indrawi Logika Bayani (tex) Lingkup Holistik Akal Matematika Burhani Hati Metafisika Observasi

119 Filsafat Islamiy 1.Obyek : sarwa sekalian alam. 2.Paradiqma : kausalitas. 3.Pendekatan : ‘aqliyah, esoterik. 4.Metode : radikal. 5.Teknik : reflektif. 6.Model : filosof. 7.Hasil : sebab awal. 8.Implikasi : tdk terjebak eksoterik. 9.Urgensi : pengendali kehidupan.

120 الله سبحانه وتعالى رحمةللعالمين KEMATANGAN BERAGAMA WAHYU ALAM
Perbedaan teologi Islamiy– filsafat Islamiy : sasaran, metode رحمةللعالمين KEMATANGAN BERAGAMA CRITICISM KOMITMEN Rasional Radikal Rasional Apologis FILSAFAT TEOLOGI WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة الله سبحانه وتعالى

121 الله سبحانه وتعالى Titik temu : teologi Islamiy – filsafat Islamiy
رحمةللعالمين KEBAIKAN KEMATANGAN BERAGAMA +RELIGIOUS CRITICISME +TRUTH CLAIM COMMITMENT FILSAFAT TEOLOGI WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة الله سبحانه وتعالى

122 الله سبحانه وتعالى Titik temu : teologi Islamiy – filsafat Islamiy
رحمةللعالمين KEMATANGAN BERAGAMA CRITICISM KOMITMEN PENGENDALI PEROKET FILSAFAT TEOLOGI WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة Yaqin > visi الله سبحانه وتعالى Cinta Setia Terkendali

123

124 Masjid Pagaruyung, Batu Sangkar, West Sumatera


Download ppt "Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google