Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEKUASAAN SPIRITUAL DALAM KERAJAAN TUHAN:

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEKUASAAN SPIRITUAL DALAM KERAJAAN TUHAN:"— Transcript presentasi:

1 KEKUASAAN SPIRITUAL DALAM KERAJAAN TUHAN:
Struktur Sosial dan Otoritas Mursyid dalam Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyyah Babussalam (TNKB) Ziaulhaq Hidayat Sumatera Sufi Institute Institut Soufi de Sumatera Disampaikan pada Forum Diskusi Dosen (FDD) FDK UIN Sumatera Utara Tanggal 29 Oktober 2015 di Aula FDK UIN SU

2 Pendahuluan Tarekat merupakan organisasi persaudaraan sufi (sufi brotherhood; confréries soufies), maka tentu TNKB sebagai bagian dari tarekat memiliki struktur sosial di dalamnya, sebab merujuk pada teori sosiologi di mana ada komunitas, maka di dalamnya ada struktur sosial. Struktur sosial TNKB ini terbentuk dengan adanya «kekuasaan spiritual» yang dipegang oleh mursyid menjalankannya dengan «interaksi yang kaku» dan bersifat otoritatif .

3 Lanjut Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan struktur sosial yang ada di dalam TNKB. Sejauh ini belum ada pengkajian yang khusus untuk melihat tarekat / TNKB dalam kerangka struktur sosial. Tulisan ini disajikan merujuk pada ilmu-ilmu sosial, terutama sosiologi yang melihat adanya «interaksi« saling menghubungkan setiap struktur sosial yang ada di dalamnya. Lebih luas lagi, struktur sosial TNKB ini merepsentasikan sebuah «kerajaan Tuhan» dengan mursyid sebagai «presidennya» membangun kerajaan yang teokratif-otoritatif.

4 Bagaimana Struktur Sosial Terbentuk?
Struktur sosial ini terbentuk sedikitnya disebabkan dua unsur, yaitu individu dan interaksi (Weber). Individu dalam konteks ini tentu saja dimaksudkan adalah pendiri TNKB ini, Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan (w. 1926) sebagai pembentuk komunitas dan sekaligus pembangunan struktur sosial TNKB. Kemudian, interaksi adalah adanya hubungan antara sesama jamaah TNKB yang saling mengubungkan diri antara satu dengan lainnya.

5 Lanjut Individu dan interkasi ini membentuk karakteristik struktur sosial TNKB yang dapat dikategorikan dalam struktur sosial «masyarakat sederhana» yang dicirikan dengan adanya pemimpin dan anggota; ikatan kekeluargaan; organisasi yang diwariskan; memiliki lembaga khusus, memiliki hukum tertulis; dan lainnya.

6 Struktur Sosial TNKB Mursyid Zuriat Khalifah Khadim Jamaah

7 Lanjut Struktur sosial yang dikemukan menjelaskan bagaimana «kerajaan Tuhan» dibentuk dengan struktur sosial yang cenderung dari atas ke bawah (top-down), yaitu bahwa struktur yang paling tinggi yang ditempati oleh mursyid sebagai pimpinan dan sekaligus pengambil kebijakan yang berkaitan dengan TNKB.

8 Mursyid Mursyid merupakan pimpinan tertinggi dalam tarekat memperoleh legitimasi dalam bentuk «ijazah tertulis» dari para guru tarekat utama. Mursyid ini dianggap layak dan mapan untuk mengajarkan dan mengembangkan tarekat tersebut. Dalam pengalaman TNKB mursyid utama adalah Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan. Kemudian, dilanjutkan para mursyid selanjutnya hingga saat sekarang tercatat sebagai mursyid kesebelas, yaitu Hasyim Sarwani.

9 Lanjut Mursyid ini umumnya memiliki keistimewaan yang disebut “karamah” atau «keramat» merupakan suatu keistimewaan yang bersifat tidak lazim (khawariq al-’adat). Karamah ini tidak dapat dipelajari atau juga diulang dalam momen lainnya, maka murysid menjadi manusia yang paling dihormati dan sekaligus juga ditakuti karena kelebihan yang dimilikinya.

10 Khalifah Struktur kedua dalam TNKB adalah khalifah. Khalifah ini merupakan unsur penting dalam TNKB sebagaimana pentingnya mursyid, maka khalifah sesuai dengan namanya berarti “pengganti” dalam tarekat dapat dimaknai sebagai pengganti mursyid dalam kaitannya dengan interaksi dengan jamaah.

11 Lanjut Khalifah ini dikelompok pada 2 (dua) jenis, yaitu khalifah kubra dan khalifah syugra. Khalifah kubra dapat melakukan baiat dan khalifah syugra tidak dapat melakukan baiat; khalifah kubra biasanya diinstruksikan untuk mengembangkan TNKB ke berbagai daerah, sedangkan khalifah syugra berfungsi sebagai pendamping mursyid dalam menjalan aktifitas tarekat.

12 Zuriat Zuriat merupakan keturunan dari mursyid (anak, cucu, cicit dan seterusnya). Dalam pengalaman TNKB, zuriat ini kelompok yang “dihormati” karena diduga kuat mewarisi genetik mursyid, maka sebagai bentuk penghormatan terhadap mursyid dibuktikan juga dengan memberikan penghormatan kepada zuriat sebagai orang yang paling berhak untuk menjaga dan melanjutkan TNKB.

13 Lanjut Zuriat dalam banyak kesempatan selalu terlibat dalam pembuatan dan pengambilan kebijakan yang berkaitan degan TNKB; Zuriat juga biasanya terlibat langsung dalam setiap momen kegiatan tarekat, terutama dalam membantu khalifah dalam mengkoordinir jamaah.

14 Khadim Khadim dalam struktur sosial TNKB merupakan kelompok “kelas bawah” karena khadim sesuai dengan namanya berperan sebagai «pembantu» atau «pelayan» bagi keberlangsungan segala hal yang ada dalam TNKB, termasuk ritual atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan TNKB.

15 Lanjut Khadim ini umumnya adalah kelompok yang memiliki kedekatan genetik atau ideologik dengan TNKB, maka khadim ini banyak berasal dari kelompok TNKB itu sendiri, baik dari kalangan zuriat ataupun kelompok simpatisan yang memiliki kedekatan dengan TNKB. Ada yang ditunjuk dan ada yang menawarkan diri.

16 Otoritas Mursyid Otoritas mursyid ini akan dilihat dalam perspektif tipe otoritas Weber sedikitnya ada 3 (tiga); 1) traditional authority (otoritas tradisional); 2) charismatic authority (otoritas kharismatik) dan legal authority (otoritas legal). Otoritas tradisional adalah sarana ketidaksetaraan yang diciptakan dan dipelihara; otoritas kharismatik adalah otoritas yang muncul pada diri pribadi karena kharisma (anugerah); otoritas legal adalah otoritas yang berlaku pada organisasi karena adanya aturan yang mengatur.

17 Lanjut Merujuk pada otoritas ala Weber mursyid TNKB tampaknya memiliki ketiga otoritas tersebut, sebab secara tradisional mursyid sebagai pimpinan spiritual yang «disengaja» dan terus dipelihara dalam komunitasnya. Kemudian, secara pribadi mursyid umumnya memiliki sesuatu hal yang melampaui manusia biasa yang disebut dengan «karamah» dan TNKB sebagai organisasi sufi memposisikan mursyid sebagai pimpinan utama.

18 Lanjut Merujuk pada otoritas ala Weber mursyid TNKB tampaknya memiliki ketiga otoritas tersebut, sebab secara tradisional mursyid sebagai pimpinan spiritual yang «disengaja» dan terus dipelihara dalam komunitasnya. Kemudian, secara pribadi mursyid umumnya memiliki sesuatu hal yang melampaui manusia biasa yang disebut dengan «karamah» dan TNKB sebagai organisasi sufi memposisikan mursyid sebagai pimpinan utama.

19 Otoritas Tiada Batas Otoritas melahirkan kekuasaan; atau sebaliknya kekuasaan memunculkan otoritas, maka dalam pengalaman TNKB mursyid sebagai orang yang paling menentukan secara otoritatif segala hal yang berkaitan dengan TNKB, sehingga penghormatan kepada mursyid sebagai sesuatu yang mutlak dan dihubungkan dengan «adab tarekat». Selain itu, unsur penting posisi mursyid juga berkaitan dengan statusnya sebagai «penyambung wasilah» yang menghubungkan jamaah kepada para ulama tarekat hingga sampai kepada Nabi.

20 Lanjut Secara praktis otoritas mursyid ini terbentuk dalam sistem yang dianut TNKB bahwa mursyid sebagai penentu prestasi spiritual jamaah; perintahnya menjadi suatu kewajiban; perilakunya tidak boleh dipertanyakan, dan lainnya.

21 Penutup Deskripsi singkat yang dikemukan tentang struktur sosial dan otoritas mursyid menjelaskan bahwa dalam struktur sosial TNKB mursyid memiliki otoritas penuh yang tidak terbatas. Otoritas ini memunculkan kekuasaan yang tidak terbatas pula, sehingga mursyid sebagai struktur yang paling menentukan dalam dunia tarekatdalam pengalaman TNKB.

22 Referensi Please visit

23 Mursyid-mursyid TNKB Lampiran

24 Ijazah Khalifah TNKB Koleksi: Pribadi


Download ppt "KEKUASAAN SPIRITUAL DALAM KERAJAAN TUHAN:"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google