Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TESTING DAN QA SOFTWARE PERTEMUAN 14

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TESTING DAN QA SOFTWARE PERTEMUAN 14"— Transcript presentasi:

1 TESTING DAN QA SOFTWARE PERTEMUAN 14
STRUKTURISASI DALAM PERENCANAAN TESTING

2 TESTING TERSTRUKTUR vs TESTING TIDAK TERSETRUKTUR
Tes Terstruktur: Direncanakan, didefinisikan dan didokumentasikan. Menggunakan strategi yang didasari oleh analisa rasional terhadap sistem, lingkungan, kegunaan dan resiko. Tes Tidak Terstruktur: Tidak direncanakan sebelumnya. Dilakukan berdasarkan spontanitas dan kreatifitas.

3 TESTING TERSTRUKTUR vs TESTING TIDAK TERSETRUKTUR ~ lanjutan ~
Testing tidak dapat 100 % terstruktur ataupun 100 % tidak terstruktur. Testing selalu berada diantaranya. Karena testing yang hanya menggunakan metode terstruktur membutuhkan usaha yang amat keras dalam pembuatan rencana tes. Sedangkan untuk testing yang tidak terstruktur, cakupan tes tidak dapat diketahui dan tidak diulang secara konsisten. Idealnya perbandingan bobot antara terstruktur dan tidak terstruktur adalah 75% dan 25%.

4 SPESIFIKASI TES TINGKAT TINGGI vs SPESIFIKASI TES DETIL
Tingkat kedetilan dari suatu spesifikasi tes tergantung pada faktor berikut: Tingkat kelengkapan dan stabilitas spesifikasi sistem. Jika spesifikasi belum lengkap, maka dibuat spesifikasi tes tingkat tinggi. Tingkat resiko internal produk atau fitur yang dites. Kredibilitas, kemampuan dan pengalaman dari orang yang akan melakukan tes. Tingkat stabilitas vs pergantian tester (semakin tinggi pergantian, rencana tes dan dokumentasi yang lebih baik semakin dibutuhkan)

5 SPESIFIKASI TES TINGKAT TINGGI vs SPESIFIKASI TES DETIL ~ lanjutan ~
Backup dan pergantian sumber daya. Tingkat otomatisasi. Sistem manual lebih sedikit memerlukan arahan yang presisi daripada sistem otomatis. Ekstensi tes yang harus diulangi. Test cases harus didisain untuk dapat diulangi, dan untuk keperluan tersebut dibutuhkan dokumentasi yang cukup detil untuk dapat menjalankannya kembali secara konsisten.

6 FAKTOR PENENTU UKURAN KECUKUPAN TES
Faktor yang membantu dalam menentukan seberapa banyaknya tes yang mencukupi/memadai adalah: Cakupan fungsional yang diinginkan Tingkat kualitas, reliabilitas dan kejelasan batasan dari produk yang diserahkan. Jangkauan tipe tes yang dibutuhkan, misal kegunaan, performansi, keamanan dan kendali, kompatibilitas/konfigurasi. Tingkat antisipasi kualitas yang telah ada di dalam sistem.

7 FAKTOR PENENTU UKURAN KECUKUPAN TES ~ lanjutan ~
Resiko dan konsekuensi dari defect yang tersembunyi dalam fitur atau aspek sistem. Kemampuan untuk memenuhi standar audit yang telah ditetapkan Hambatan tes, seperti waktu dan sumber daya untuk tes, fisibilitas dan biaya tes.

8 FAKTOR PENENTU UKURAN KECUKUPAN TES ~ lanjutan ~
Pada dasarnya ada 3 faktor utama yang harus diseimbangkan dalam membuat suatu rencana tes, yaitu: Tingkat kedetailan (waktu dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk membuat dan menjaga rencana tes) Tingkat organisasi dan kendali tes yang dibutuhkan Kebutuhan tester dalam pengarahan tugas, otonomi dan kreatifitas

9 SEKUENSIAL TES Faktor –faktor yang membantu dalam menentukan urutan (sekuensial) alur kerja tes yang terbaik, antara lain: Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada perkiraan beban tanggung jawab, dari yang paling besar ke yang paling kecil. Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada produk tes yang dapat dihasilkan terlebih dahulu. Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada ketergantungan (dependensi) antara test case. Test case yang tingkat ketergantungannya paling sedikit akan dilaksanakan lebih dulu.

10 SEKUENSIAL TES ~ lanjutan ~
Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada sumber daya testing yang paling mencukupi terlebih dahulu. Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada sumber daya debugging dan perbaikan mana yang paling mencukupi terlebih dahulu. Urutan eksekusi tes berawal dari tempat dimana terdapat kemungkinan tertinggi akan ditemukan defect yang sulit dibenahi.

11 SEKUENSIAL TES ~ lanjutan ~
Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada logika atau pengalaman kerja tes, misal tes dilakukan dari unit test dahulu untuk kemudian ke arah integration test. Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada bagian sistem yang paling sulit untuk dilakukan perbaikan bilamana terjadi defect. Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada pengalaman tes adalah metode yang paling banyak berhasil.


Download ppt "TESTING DAN QA SOFTWARE PERTEMUAN 14"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google