Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Nama anggota Kelompok 1 :
Rekayasa Pondasi II Nama anggota Kelompok 1 : Noldy Christiawan Malondong Yusuf Tampang Sarung Allo Perneel Rai Laweindatu Dennyebob Masarrang
2
Pondasi Tiang Pancang Menurut Para Ahli
Pondasi Bored Pile Pondasi Cakar Ayam Penyelidikan Tanah Pondasi Pondasi Tiang Pancang Pondasi Tiang Pancang Menurut Para Ahli
3
Pondasi Cakar Ayam
4
Pengertian Konstruksi cakar ayam adalah salah satu metode rekayasa teknik dalam pembuatan pondasi bangunan. Metode ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo. Pondasi cakar ayam merupakan pondasi dangkal jika di tinjau dari segi kedalaman, dimana kedalaman pondasi ini kurang dari 3 meter. Namun jika di tinjau dari segi cara bekerjanya secara keseluruhan, maka pondasi ini akan identik dengan pondasi rakit atau raft foundation.
5
Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200–250 cm. Tebal plat beton berkisar antara 10–20 cm.
6
Mekanisme sistem pondasi cakar ayam
Mekanisme sistem pondasi cakar ayam dalam memikul beban adalah sebagai berikut: Bila diatas plat bekerja beban titik, maka beban tersebut membuat plat melendut. Lendutan ini menyebabkan buis- buis cakar ayam berotasi. Rotasi cakar terbesar adalah pada cakar yang terletak di dekat beban. Rotasi cakar memobilisasi tekanan tanah lateral di belakang cakar-ayam dan merupakan momen yang melawan lendutan plat.
7
Dengan demikian, cara mengurangi lendutan plat yaitu, apabila semakin besar momen lawan cakar untuk melawan lendutan maka semakin besar reduksi lendutan. Momen lawan cakar dipengaruhi oleh dimensi cakar dan kondisi kepadatan (kuat geser) tanah disekitar cakar, yaitu semakin panjang dan juga lebar cakar tersebut, maka semakin besar momen lawan terhadap lendutan plat yang dapat diperoleh.
8
Gambar Pondasi Cakar ayam
9
Proses perakitan Tulangan Pondasi Cakar ayam :
10
Penyelidikan Tanah Pondasi
Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah untuk perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikan tanah harus mencapai kedalaman dimana tanah memberikan daya dukungnya atau mengkontribusi penurunan akibat struktur yang akan dibangun. Penyelidikan tanah mencakup antara lain, pengeboran tanah, pengambilan contoh tanah, pengujian lapangan, pengujian laboratorium dan observasi air tanah. Kedalaman penyelidikan tergantung pada Jenis Struktur, Jenis Tanah, Prakiraan awal jenis pondasi yang akan dipakai. Salah satu caranya adalah dengan melakukan tes sondir.
11
Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui karakteristik tanah yang dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan dilakukan pembangunan konstruksi. Jenis tanah yang cocok untuk disondir adalah tanah yang tidak banyak mengandung batu. Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk: 1. Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai 2. Menghitung daya dukung tanah asli 3. Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya
12
Gambar alat :
13
Penyondiran manual Sondir Hidraulik
14
Pondasi Bored Pile Pondasi bored pile adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam permukaan tanah hingga pada tanah yang keras.Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti pancang.Bedanya ada pada cara pengerjaanya.Pengerjaan Bored Pile dimulai dengan pelubangan tanah dahulu sampai kedalaman yang diinginkan ,kemudian pemasangan tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton.
15
Ada beberapa jenis alat dan sistem pengerjaan Bored Pile Namun pada dasarnya sama ,diantara nya: Bored Pile mini crane. KEUNGGULAN BORED PILE MINI CRANE: Ringkas dan praktis sehingga mudah dan murah dalam mobilisasinya. Mudah dioperasionalkan pada medan-medan yang sulit seperti : daerah yang di sekitarnya sudah rapat dengan bangunan lain dan luas area yang sempit. Tidak menimbulkan getaran. Hal ini sangat penting, terutama untuk pembuatan pondasi di daerah perkotaan yang bangunannya cukup rapat dan tidak memungkinkan dipakainya tiang pancang.
16
PROSES PENGEBORAN Pengeboran dengan sistem dry drilling : tanah dibor dengan menggunakan mata bor spiral dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan. Pengeboran dengan sistem wash boring : tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa sentrifugal 3″. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
17
Alat-alat yang biasanya digunakan :
Fight Auger. Alat yang sederhana dan ringan ini mempunyai kemampuan membuat lubang bor berdiameter 0,8-3,6 m. Cara kerjanya, rig akan berputar masuk ke tanah sampai terisi penuh oleh tanah, kemudian ditarik kembali ke atas dan diayun supaya tanah yang menempel lepas dari pisaunya. belling buckets. Alat ini mempunyai keistimewaan dengan ukuran yang lebih besar pada bagian dasarnya. Pembesaran volume biasanya disebut bells atau finder reams.
18
Core Barrels. Alat pemotong berbentuk lingkaran, membuat dan menggali bentuk silinder. Alat ini biasanya digunakan pada tanah keras. Multi Roller. Alat ini hanya digunakan untuk batuan keras. Cleanout Bucket. Alat ini berfungsi untuk memindahkan hasil galian akhir dari lubang bor dan membuat dasar pengeboran menjadi lebih bersih.
19
Perhitungan daya dukung tanah
Pada perhitungan daya dukung tiang ini direncanakan menggunakan pondasi tiang bor dengan diameter 1 m. Karakterisrik tanah yang digunakan berdasarkan data uji N-SPT yang didapat dari penyelidikan tanah dengan kedalaman pondasi 26 m. Daya dukung ultimate diperoleh dengan cara menambahkan daya dukung selimut dengan daya dukung ujung tiang. Qu = Qb + Qs Keterangan Qu = Daya dukung ultimit tiang Qb = Daya dukung ujung tiang Qs = Daya dukung selimut tiang
20
Gambar-gambar
21
Proses pengerjaan Bore Pile
25
Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Pondasi tiang pancang termasuk dalam kategori pondasi dalam, dan dapat mendaya-gunakan kekuatan friksi maupun bearing tanah.
26
Pondasi tiang pancang biasanya dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam.
27
Jenis tiang pancang yang umum dipakai :
- Tiang pancang beton Dibuat setempat : ukuran 35 x 35 cm2 atau 40 x 40 cm2 Dibuat di pabrik (precast) Umumnya bulat, langsing dan bermutu tinggi, diameter > 30 cm. - Tiang pancang baja Yang sering dipergunakan berbentuk pipa Ukuran diameter 40, 50, 60, 75, 100 (cm) Secara garis besar daya dukung tiang ada 2 macam - Tiang Pancang Tumpu (Point Bearing Pile) - Tiang Pancang Geser (Friction Pile)
28
Tiang pancang unggul terhadap beban vertikal, jika ada beban horizontal maka daya dukungnya relatif kecil. Oleh karena itu jika dalam perencanaan strukturnya menerima gaya horizontal maka diperlukan juga tiang pancang miring. Semakin miring semakin besar daya dukung horizontalnya tetapi pelaksanaannya tidak gampang, jika terlalu miring lalu pakai alat pancang biasa. Bisa-bisa tiangnya patah karena ada eksentrisitas.
29
Hal yang harus diperhatikan pada proses pemancangan, khususnya tiang baja adalah kemungkinan terjadinya pile overstress, kondisi dimana tiang baja sudah mengalami distorsi akibat terlalu lama dalam pemukulan menggunakan hammer saat pemancangan. Tiang baja mengalami distorsi dan sudah tidak dapat masuk ke dalam tanah, hal ini yang harus diperhatikan oleh operator saat pemancangan agar menghentikan pemukulan hammer.
30
Pondasi Tiang Pancang Menurut Para Ahli :
Tiang Pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang di buat dari kayu, beton, dan atau baja. Yang digunakan untuk meneruskan (mentansmisikan) beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah. (Bowles, 1991) Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi. (Sosrodarsono dan Nakazawa, 2000).
31
Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam. Pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama pada bangunan-bangunan tingkat yang tinggi yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat angin. Tiang-tiang juga digunakan untuk mendukung bangunan dermaga. (Hardiyatmo, 2003). Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada di bawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang bekerja padanya. (Sardjono, 1988).
32
Metode-Metode langsung menurut para analis :
Metode Begemann (1963, 1965) Begemann (1963, 1965) menyarankan qb tanah untuk tiang dengan dasar yang berada pada dua jenis tanah yang berbeda merupakan rata-rata qc dari dua lapis tanah, dan dapat disimpulkan bahwa tanah di atas dan di bawah tiang memberikan kontribusi yang hampir sama dengan qc tiang. Begemann menyarankan bahwa biasanya diambil rata-rata qc dari ujung tiang ke atas sejauh 8D dan untuk lapis yang bawah diambil 3.5D dibawah ujung tiang.
33
Begemann (1965, 1969) mengembangkan kurva untuk memprediksi kapasitas gesekan tiang berdasarkan pengukuran hasil pengujian beban dan pengukuran CPT dari adhesi penetrometer.
35
Metode Nottingham & Schmertman (1975)
Nottingham(1975) adalah orang pertama yang mengembangkan persamaan untuk berbagai macam lapisan tanah. Nottingham menyimpulkan bahwa penemuan Begemann sangat valid untuk menentukan qb tiang untuk tanah granular serta tanah kohesif dengan menggunakan data penetrometer mekanik maupun listrik. Lebih lanjut, Nottingham menemukan persamaan baru untuk tiang dan jenis tanah yang berbeda.
37
Metode Meyerhoff (1956, 1976 , 1983) Meyerhof (1956) menemukan metode empiris berdasarkan korelasi antara Standard Penetration Test (SPT) dan Cone Penetration Test (CPT), analisa dilakukan dari hasil loading test dan uji CPT. Meyerhof menemukan sebuah metode untuk mengestimasi komponen daya dukung (fp dan qb) untuk tiang pancang dari qc dan fs. Meyerhof (1976) mengamati efek dari pemancangan pondasi dalam lapis tanah yang berbeda jenisnya (Gambar 2.5). Meyerhof (1983) mengembangkan hasil uji CPT dan loading test pada tiang pancang dan tiang bor untuk menyajikan persamaan desain dan grafik yang akurat, di mana efek dari diameter ujung tiang juga diperhitungkan (gambar 2.6).
41
Gambar-gambar :
42
Proses pemancangan
44
Sekian dan Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.