Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
COMMITMENT “Keterikatan”
Written by: JOHN MACQUAIRRIE In Search of Humanity A Theological and Philosophical Approach
2
Pendapat Psikolog : Jung dan pengikutnya bicara tentang “individuation” seperti suatu jalan sempit yang harus dipilih dan ditelurusi di antara pilihan-pilihan palsu, antara ikut collective atau menolaknya. RD Laing mengatakan bahwa dibutuhkan dari patient-nya untuk mendirikan suatu arti dari ciri-ciri-nya (identitas) terhadap ancaman tenggelam atau diliputi (engulfment). Rolo May menunjukkan bahwa dibutuhkan “Will dan Commitment” jika ingin “love”, khususnya sexual love, agar menjadi manusiawi dan matang secara penuh.
3
Pendapat Psikolog : Heidegger percaya bahwa himbauan dari hati nurani menuju pada ketegasan dalam menghadapi keterbatasan dan kematian. Marcel bicara tentang “fidelity” atau kesetiaan, khususnya terhadap orang lain. Sartre melihat manusia itu sebagai mahluk yang ‘terlibat’ dalam proyek-proyek yang dia pilih sendiri. Dengan adanya commitment, manusia dapat menyatukan “diri” (self) dan menyelamatkan diri dari berbagai bentuk pengasingan.
4
Pendapat Filsuf : Maurice Blondel – ketika dia bicara tentang tugas seorang filsuf: Dia harus terlibat, dengan resiko kehilangan semuanya; dia harus ter-kompromi. William James menulis tentang ‘will to believe’ kemauan untuk percaya. Dan perlunya mengambil resiko intelektuil. Josiah Royce (Amerika) - dia mengutarakan suatu bagian dari commitment di karyanya ‘philosophy of loyalty’ dan dia mengatakan bahwa ‘semua riset tentang sains tergantung pada kesetiaan kepada itikad penafsiran saians.
5
Pendapat Filsuf : Michael Prolanyi menambahkan juga kepentingan commitment terhadap riset di bidang saians. Para Filsuf membantah terhadap pikiran yang menafsirkan bahwa penyelidikan filsafat atau sains adalah bersifat ‘bebas dari nilai’ (value free) yang seolah-olah dapat terlepas dari hidup manusiawi. Peranan commitment bagi mereka adalah sebagai element yang sangat diperlukan dalam penyeledikan filsafat sendiri.
6
Pendapat Teolog : Bultman mengatakan bahwa ‘keputusan hati’ (decision) memiliki peranan dalam iman (faith) yang kompleks. Sebenarnya, terdapat hubungan antara commitment dengan iman. Selama waktu panjang, iman diartikan sebagai kepercayaan pada butir-butir dalil yang tertutup oleh bayangan konsep bahwa iman sebagai suatu commitment.
7
Pengertian Commitment
Iman adalah kepercayaan atau commitment – yang pada saat itu, terlalu ditekankan menjadi ortodoks (percaya yang benar). Ex : Kitab-kitab ajaran, dll. Commitment dapat dilihat seperti : Kemauan (will), - kepastian (resoluteness), - perjanjian (engagement), - kesetiaan (loyalty), - Kepercayaan (faith), dll. Commitment dipahami oleh orang-orang yang belajar watak manusia, untuk membentuk manusia yang dewasa. Maka: Apa arti commitment?
8
Untuk definisi sementara, arti dari COMMITMENT :
Pengertian Commitment Untuk definisi sementara, arti dari COMMITMENT : Menerima suatu “kewajiban” secara terus-menurus agar mencapai suatu cita-cita atau pedoman tindakan.
9
Pengertian Commitment
Kewajiban adalah sesuatu yang mengikat. Maka merupakan sesuatu hal yang membatasi kebebasan, namun sesuatu yang diterima secara bebas yang matang. Dimana energi saya dapat diarahkan ke jalan tertentu, bukan dihamburkan secara sembarang. Seperti Freedom yang memulai sebagai ruang hampa (bebas dari paksaan). Tidak dibatalkan, tetapi diberi bentuk dan arahan melalui pengembangan sikap yang stabil dengan suatu pedoman tindakan. Menerima suatu commitment, berarati mengikat diri dengan orang lain (kelompok) atau suatu itikad yang dapat melibatbatkan orang tersebut – seluruhnya, termasuk pikirannya, tindakan, perasaan serta pernilaiannya agar tindakan dan energinya sesuai commitment tersebut.
10
Susunan Commitment Susunan commitment yaitu menerima suatu commitment dengan cara melintasi kepribadian. Commitment memang menyakitkan, karena di balik commitment adalah penolakan. Tiap orang harus menentukan suatu susunan/ urutan commitment (hierarchy of commitment) dan mengarahkan energinya pada commitment yang berada pada urutan teratas. Seperti: membagi commitment untuk Tuhan, komunitas, keluarga bahkan untuk diri sendiri. Royce berkata: “Loyalitas adalah suatu pengabdian (devotion) yang rela dan sungguh-sungguh diabdikan oleh seseorang terhadap suatu itikad yang demi kepentingan komunitas yang diikuti.”
11
Sifat Commitment : Self Forming (membentuk diri),
Self Transcending (melebihi diri), dan Self Limiting (membatasi diri).
12
Self Forming (membentuk diri)
Maksudnya, manusia mempunyai tugas untuk membentuk diri atau menjadi seorang manusia. Karena sudah ada dan banyak yang ‘tersedia’ (given), seperti: kebutuhan bergaul dengan orang lain, kondisi yang berlaku pada suatu daerah dan waktu tertentu, warisan genetik, dll.
13
Self Forming Kita telah memiliki ketentuan keturunan dan budaya yang tidak bisa dipilih. Namun, ada daerah yang belum ditentukan. Maka kita sendiri yang harus membentuk dan mencapai keunggulan yaitu dalam hal kepribadian - watak. Setiap orang harus menentukan identitasnya – agar tidak tenggelam/ hilang dalam kelompok. Sadar akan tuntutan dari ‘dirinya yang benar’ (authentic self) atau ‘ego idaman’ agar mendekati dan menjadi identik idaman dirinya. Memilih karir, teman, agama, atau suatu sistem penilaian merupakan keputusan yang menyumbang pada pembentukan serta karakter dan wataknya. Sehingga membantu untuk membentuk orang yang bersifat ‘A’ dan bukan yang bersifat ‘B’. Akhirnya pilihan-pilihan tersebut yang membuat seseorang beda dan unik dari orang lain.”
14
Self Forming Commitment, suatu proses yang terus menurus, mengikuti dan berdasarkan pada keputusan awal.Commitment membutuhkan suatu ketetapan, maka harus ada ‘consistent’ atau ketetapan yang terbukti selama jangka waktu yang panjang. Seperti orang yang bertobat, masih perlu diikuti oleh pertobatan-pertobatan yang baru. Karena pertobatan-pertobatan yang menyusul tersebut akan mengubah pertobatan dramatis yang pertama menjadi stabil dan menjadi pola pikiran yang terus-menurus. Watak dan kepribadiaan dibentuk dengan menggunakan commitment yang punya tujuan luhur yang mampu membentuk diri karena mengarahkan diri untuk berbesar hati dibandingkan terkurung dalam egoisme sempit.
15
Self Forming Stanley Hauerwas menulis: “Walaupun apa yang ada dalam kita adalah hasil dari sifat bawaan kita dan situasi budaya kita, karakter kita harus dibentuk oleh upaya diri sendiri daripada suatu tanggapan pasif terhadap lingkungan kita.” William Temple berkata: “Tujuan benar dari jiwa kita adalah bukan untuk menyelamatkan diri sendiri, akan tetapi memastikan bahwa jiwa kita akan hancur/ hilang.” Hegel berkata: “Jiwa seperti ini, takut menodai hatinya yang murni dengan kegiatan dan keadaan. Dan untuk mempertahankan kemurnian hatinya, dia melarikan diri dari kontak dengan keadaan yang sesungguhnya.”
16
Self Transcending (melebihi diri)
Suatu itikad, pikiran, karir, dapat mengangkat seseorang dari dirinya sendiri yang melibatkan diri dengan kenyataan yang luas. Commitment harus ‘maksimal’ dan harus berhubungan dengan dunia/ masyarakat secara penuh, terus-terang dan sesungguhnya. Contoh : orang yang commitment - mengabdikan banyak waktu dan tenaga. Seperti: ilmuwan, guru, politikus, orang berkarir, teman atau suami/ isteri. Berarti orang tersebut melintasi dirinya (self- transcendence).
17
Self Transcending TETAPI jika tujuan (object) dari commitment ‘bukan sesama orang’, maka commitment dapat saja berubah menjadi fanatik (ex: politik, agama) atau jadi ambisi (ex: karir). Seperti: memuja seorang tokoh/ idola. Commitment kepada seseorang pun merupakan pertunjukan suatu kemanusian yang luar biasa – suatu Commitment yang penuh cinta melalui pemberian diri merupakan cara melintasi diri yang tertinggi. Karena ber-commitment, seseorang dipaksa untuk melihat lebih dari tingkat diri sendiri dan melakukan hubungan yang stabil dengan makhluk lain, guna mengenal dirinya sebagai bagian dari kenyataan yang lebih besar dan dalam.
18
Self Transcending Semakin seseorang mengabdikan dirinya dengan hal-hal diluar dirinya, semakin dia diteguhkan dalam kepribadiaan yang benar. Semakin dia mencari agar memperkuat/ memperkaya kedalaman dirinya, semakin menurun nilainya sebagai orang, bahkan bisa jadi kurang manusiawi (sub-human). Ketika commitment yang melintasi diri akan tampak lebih jelas dan penuh, jika tujuan dari commitment adalah sesama manusia; maka commitment merupakan hubungan orang ke orang.
19
Self Transcending Reinhold Niebuhr : “Terus-menurus mencari keuntungan diri pasti akan berakhir dengan kerugian diri. Sebaliknya, pemberian diri akan membawa kita kepada kepuasan diri (self realization).” Schleiermacher : “Meskipun terbatas, manusia memiliki indera dan keinginan untuk ‘yang tidak terbatas’ (infinite).” Tapi pada akhirnya, dia harus bertemu dengan Tuhan, karena Dia-lah batas terakhir.
20
Self Limiting (membatasi diri)
Self Limiting (membatasi diri) dan Self Transcending (keluar dari batasan diri-sendiri) dapat berjalan bersamaan karena manusia memiliki indera untuk perasaan kekal, tetapi dia selalu terbatas. Manusia terbatas dengan waktu, pengalaman, kebijaksanaan, sumber daya, kemampuan, dll. Maka, dia harus membatasi commitment-nya. Setiap commitment yang berkualitas harus menolak commitment lain. Karena, ada commitment ke suatu arah yang akan mengurangi perhatian ke arah yang lain. Tidak ada orang yang serba bisa ke semua arah.
21
Self Limiting Contoh: Jika seseorang berkomitmen ke suatu karir/ jurusan, dan sungguh ingin berhasil disana, maka dia harus fokus hanya dengan hal tersebut, meskipun dia memiliki bakat/ tertarik terhadap jurusan yang lain. Seperti : Ber-commitment pada suatu agama, dibutuhkan ketekunan dan kesetiaan. Commitment dominan yang hampir membahayakan akan menjadi fanatisme. Seperti: orang yang terlibat dalam banyak hal atau menganut banyak agama, maka orang tersebut menunjukkan suatu kedangkalan. Hal tersebut sangat jauh dari konsep commitment, maka dibutuhkan beberapa commitment yang dasar. Bahkan, commitment kita kepada Tuhan tidak boleh menghancurkan commitment kita terhadap keluarga/ masyarakat (ex: terorisme).
22
Self Limiting Sebagai perorangan yang terbatas, kita harus menolak beberapa kemungkinan yang menarik, tetapi sebagai orang yang bisa melintas/ melebihi perorangan, kita berbagi kehidupan dengan orang lain, dan lewat cara ini, kita bisa menikmatinya – walaupun tidak langsung dialami oleh kita sendiri. Contohnya: Orangtua jadi bahagia dalam sukses anaknya atau teman dekat atau siapapun, seolah-olah orangtua tersebut sendiri yang mendapat sukses. Tidak diharuskan setiap kegiatan dimintai tujuan yang serius. Bagaimanapun pentingnya commitment dalam perjalanan menuju manusia yang sejati, ada waktunya untuk santai, bermain dan berhumor.
23
Self Limiting Michael Zimmerman menulis: Semakin tegas saya terhadap niat saya, semakin saya mengerti keterbatasan saya. John Eckhart mengamati: Seseorang harus melakukan hanya satu hal; dia tidak bisa melakukan semua. Karena, jika dia mencoba melakukan semua, maka dia akan jadi tidak stabil (plin-plan). Hauerwas mengatakan : “contoh paling baik dari watak yang bagus adalah orang yang memiliki hidup yang didominasi oleh satu tujuan atau arah yang sangat kuat. Karena akan membentuk watak dan identitas. Tillich berpendapat: “Dan bisa jadi bahwa ada satu ‘komitment tertinggi’ (ultimate concern) yang dapat mengatur komitmen-komitmen yang lain.
24
Konsep Commitment Cara memulai suatu commitment, terkadang tidak pernah jelas bagi yang bersangkutan karena mereka sudah lupa terhadap proses mentalnya. Seperti, memilih status hidup sekarang yang berbeda dengan yang lain, atau mengapa anda memilih menjadi seorang muslim, kristiani, buddhist? Suatu komitmen harus lulus terlebih dahulu dari sebuah kritikan. Apakah realistis atau tidak. Seperti jatuh cinta. Dia mengalami suatu ketertarikan dan tuntutan. Tapi, apakah ada kemungkinan terwujud komitmen tersebut, bahkan apakah tujuan komitmennya sangat pantas.
25
Unsur-unsur Commitment
Pertimbangan, Renungan, Bertanggung jawab - konsisten
26
Contoh Kasus : Seorang Paulus yang berkomitmen terhadap agama kristen yang membentuk dirinya sebagai orang yang unik. Yaitu ketika dalam pengalaman tobatnya, dia terkena cahaya dan menjadi buta. Sampai ia dapat tumbuh menjadi sosok dengan sikap tenang yang terlihat dalam pembicaraan dan tingkah lakunya. Dari pandangan ‘self transcending’ jelas dia melebihi–dirinya, dia menjadi perintis suatu komunitas luas, melintasi batas ras, budaya, sex, bahasa, status sosial. Dari segi membatasi diri (self limiting), dia berkomitmen dengan menolak beberapa hal. Termasuk menolak budayanya dan tidak memiliki sebuah keluarga (berumah tangga).
27
Kesimpulan : Commitment telah hadir secara ‘sudah terbentuk’ dan dapat dibuktikan dalam sejarah perorangan (ex: orang biasa/ tokoh penting yang sukses). Sebuah commitment adalah hidup dan mengembangkan diri dalam waktu yang terus menurus. Muncul, berkembang, dan mungkin berubah dalam pengertiannya, menjadi matang, dan terkadang berangsur hilang - mati. Hal serupa ini memang harus dialami, karena komitmen bukan statis (beku) tetapi juga ikut (dinamika) terhadap perubahan hidup. Komitmen meliputi suatu resiko dan kesulitan, karena manusia terbatas dan bisa keliru, maka akan selalu ada keraguan dan pertanyaan dalam menjalani commitment sampai dengan makna terwujudnya commitment.
28
Kesimpulan Berkomitmen adalah berjanji; karena pada saat sudah berkomitmen, kita harus bertahan untuk melawan gangguan terhadap ketertarikan hal yang lain, yang akhirnya dapat menimbulkan kebimbangan pada nilai dari komitmen yang dijalani. Contoh: Gangguan terhadap komitmen dalam pekerjaan/ karir yang dipilih, dalam hidup berpasangan (suami-isteri), keimanan beragama, dll. Comitment bukan sekedar percobaan, karena ia telah mendorong diri menuju masa depan (seperti taruhan). Sedangkan percobaan bermakna kurang tegas. Commitment ataupun percobaan tidak jelas bagaimana hasilnya.Tapi dalam Commitment, diri sendiri-lah yang jadi taruhannya.
29
Kesimpulan Kita harus terbuka terhadap kemungkinan suatu commitment yang akan hancur dan berubah pemahaman dari suatu komitmen awal. Bukan berarti meninggalkan komitmen tersebut, tetapi didapati proses pertumbuhan, kematangan yang terus-menerus. Bagi seseorang yang berhasil terhadap commitment-nya. Maka, menjadi orang yang matang dan memiliki “karakter” sebagai suatu identitas diri. Dua hal yang jalan sejajar dalam Commitment , yaitu: ketentuan berfokus yang setia pada satu pikiran dan ketidakpastian dalam pemahaman dari Commitment tersebut. Karena ketika membuat suatu komitmen, Kita tidak bisa mengetahui seluruh isi, tuntutan sampai pencapaian commitment tersebut, tapi kita sudah loncat kesana untuk menjalankannya sembari memahaminya.
30
Kesimpulan Alistair Kee menerangkan mengenai sifat melebihi-tinggi (transcendence) dan sifat menetap di suatu level (immanence). Dia menjelaskan bahwa transcendence – adalah cara yang susah, dimana harus sengaja dan tekun mengatasi tantangan. Adapun yang cara gampang, yaitu immanence. Ini berlawanan dengan hidup berkomitmen: hidup terapung, mengikuti saja arus yang ada. Orang yang berprestasi akan menghadapi situasinya dan sesamanya dengan serius; yaitu melalui kesulitan, usaha, penderitaan serta mengikat diri pada tujuan yang dapat menghubungkan dalam hal pencapaiannya. Commitment bukan suatu keputusan yang tiba-tiba muncul tanpa adanya dorongan; Commitment keluar dari diri sendiri karena ada yang membuat kita tertarik.
31
Kesimpulan Commitment adalah hubungan simetris (dua hal yang seimbang). Karena adanya hubungan timbal balik. Misalnya: pernikahan atau persahabatan. Setiap commitment adalah suatu jawaban terhadap seseorang/ sesuatu yang memicu berkomitmen; dan hal tersebut yang akan memberi dukungan pada komitmen. Saya dan mereka saling berkomitmen, sehingga tidak begitu mustahil akan terjadi, meskipun sulit. Commitment terhadap Tuhan, tampaknya menjadi commitment tertinggi diantara tingkatan commitment. Dan secara mutlak yang terlebih dahulu berkomitmen dan mengundang untuk berikatan adalah Tuhan. “Kita mencintai karena Dia mencintai kita lebih dahulu.” Terakhir… Mungkin, memang commitment Tuhan terhadap ciptaan-Nya yang memungkinkan adanya juga commitment manusia.
32
-The End-
Presentasi serupa
© 2025 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.