Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh: Chaterina ervita p m. Reza pahlevie Tika nurwahyu solihah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh: Chaterina ervita p m. Reza pahlevie Tika nurwahyu solihah"— Transcript presentasi:

1 Oleh: Chaterina ervita p m. Reza pahlevie Tika nurwahyu solihah
RESPON DAN TANGGAPAN MAHASISWA PENYANDANG DISABILITAS DI UNIVERISITAS BRAWIJAYA TERHADAP AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MALANG Oleh: Chaterina ervita p m. Reza pahlevie Tika nurwahyu solihah

2 Latar belakang Penyandang Disabilitas  ketidakmampuan melakukan aktivitas layaknya individu normal yang disebabkan tidak berfungsinya struktur baik dari psikologis, dan fisiologis. Akses kesehatan  sistem pelayanan kesehatan bagi setiap masyarakat civitas akademika yang mempunyai latar belakang penyandang disabilitas tersebut peneliti respon dari individu tersebut terhadap pelayanan akses kesehatan.

3 Rumusan masalah Bagaimana Respon bagi civitas akademika penyandang disabilitas di universitas brawaijaya terhadap akses pelayanan kesehatan?

4 teori Strukturalisme fungsional
Teori fungsionalisme  menekankan pengkajiannya tentang cara-cara mengorganisasikan dan mempertahankan sistem Prinsip-prinsip pokok fungsionalisme struktural menurut Stephen K. Sanderson (1993: 9) adalah sebagai berikut. Masyarakat  saling berhubungan dan saling tergantung Setiap bagian  berfungsi dalam memelihara eksistensi dan stabilitas masyarakat secara keseluruhan. Mekanisme untuk mengintegrasikan  merekatkannya menjadi satu (komitmen anggota Masyarakat  keadaan equilibrium atau homeostatis dan gangguan Perubahan sosial  konsekuensi-konsekuensi yang menguntungkan masyarakat secara kesuluruhan

5 AGIL Adaptation  Penyesuaian dengan lingk
Goal attainment  Pencapaian tujuan Integration mengatur dan menjaga Latency  sebagai pemelihara pola, sebuah sistem harus memelihara dan memperbaiki motivasi pola-pola individu dan cultural.

6 Masalah dan data Permasalahan
akses pelayanan kesehatan khususnya di kota malang  perbedaan dengan yang lain. Dengan adanya stigma  lingkungan sosial tidak memperhatikan para penyandang disabilitas sendiri akses pelayanan kesehatan  mempunyai latar belakang tempat tinggal yang berbeda beda tidak hanya berasal dari kota malang namun dari kota diluar kota malang itu sendiri yang menjadikan adanya perbedaan terhadap akses pelayanan kesehatan yang didapatkan.

7 Data dari informan Husein (Ptiik angk 2013)  lumpuh akibat tulang belakang - Aksesibilitas yang kurang memadai dan memperhatikan keadaan. peningkatan aksesibilitas khususnya untuk pasien yang difabel lebih ditingkatkan Rara (FISIP angk 2014)  lumpuh rumah sakit sudah menyediakan dan mengatur sedemikian rupa bagi mereka yang menyandang sebagai difabel. mendapatkan asuransi kesehatan dari rumah sakit Tidak adanya kesadaran dari lingkungannya untuk lebih mendahulukan mendapatkan akses pelayanan kesehatan misalnya dalam mengantri di rumah sakit atau klinik maupun apotik .

8 Data informan Dendi (FH angk 2009)  Tunanetra
-faktor materi selalu berpengaruh pada pelayanan dan akses kesehatan di Rumah Sakit Angelius/ Uut (Vokasi angk 2014)  -perbedaan akses layanan kesehatan di Jakarta dengan di Malang terkait dengan kurangnya fasilitas yang memadai. di Jakarta fasilitas lebih lengkap dan dengan didampingi kedua orangtuanya ia mendapatkan pelayanan kesehatan yang bagus. di Malang, ia harus mendapatkan bantuan dari teman-temannya karena dia seorang tunarungu.

9 ANALISIS MASALAH, DATA DENGAN TEORI
Husein respon dan tanggapannya yaitu husein sendiri harus beradaptasi (Adaptation) dengan lingkungan barunya baik dari akses pelayanan kesehatan yang dia dapatkan di kota malang dengan, (Goal) tujuan yang diharapkan dari akses pelayan kesehatan itu sendiri, serta adanya (Integration) yang muncul dari diri husein sendiri dan, Latency yaitu pemeliharaan dari sistem akses pelayanan kesehatan agar dapat menfasilitasi husein sebagai penyandang disabilitas itu sendiri

10 Lanjutan.... Dendy permasalahan dari faktor fasilitas dan aksesibilitas serta faktor materi atau modal ekonomi yang mengambat dari konsep AGIL bahwa Integration dan latency harus dapat menfasilitasi dendy sendiri dengan adanya bantuan berupa pelayanan kesehatan bagi orang tidak mampu dari segi materi dan fasilitas secara fisik yaitu dengan adanya pendamping

11 Lanjutan.... Rara respon dan tanggapan rara terhadap akses pelayanan kesehatan dalam hal fasilitas menurut rara sudah cukup baik namun dalam hal mengantri seling dikeluhkan oleh rara sendiri ketika mengaskses pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, klinik, maupun apotik, kaitannya dengan konsep Agil dalam struktural fungsionalisme lingkungan juga harus adanya integration terhadap para penyandang disabilitas dengan bentuk yaitu mendahulukan para penyandang disabilitas dalam hal mengantri untuk akses kesehatan itu sendiri.

12 Lanjutan.... angelius - uut ]harus beradaptasi (Adaptation) kaitannya dengan konsep agil dengan lingkungan barunya dan akses pelayanan kesehatan yang ia dapatkan dikarenakan adanya perbedaan antara di tempat tinggalnya di jakarta dengan di malang dalam bentuk fasilitas adanya pendamping atau mediator untuk uut sendiri dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan yang masing belum tersedia untuk akses pelayanan kesehatan di malang sendiri.

13 Kesimpulan respon dan tanggapan mahasiswa penyandang disabilitas di universitas brawijaya terhadap akses pelayanan kesehatan yang didapatkan di kota malang masing kurang bisa menfasilitasi mereka sebagai penyandang disabilitas dengan konsep AGIL dalam struktural fungsionalisme harus beradaptasi dengan akses pelayanan kesehatan yang ada di kota malang dari mulai pelayanan, penyediaan dan fasilitas pendukung yang dapat memudahkan akses kesehatan bagi para mahasiswa penyandang disabilitas di universitas brawijaya.


Download ppt "Oleh: Chaterina ervita p m. Reza pahlevie Tika nurwahyu solihah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google