Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHadi Oesman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
KONSEP DAN PENGERTIAN EKONOMI SUMBER DAYA ALAM
2
Definisi Ilmu Ekonomi Sumber Daya Alam
Ilmu yang mempelajari pengalokasian sumber daya alam seperti air, lahan, ikan, hutan dst. Ciri Sumber Daya (resource) Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya. Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut. Catatan ; jika kedua kriteria tersebut tidak dipenuhi maka termasuk barang netral.
3
Pengertian Sumber Daya Alam
Segala sumber daya hayati dan non-hayati yang dimanfaatkan umat manusia sebagai sumber pangan, bahan baku dan enerji. atau Faktor produksi dari alam yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.
4
Dua Pandangan terhadap Sumber Daya Alam ;
Pandangan konservatif atau pandangan pesimis atau perspektif Malthusian Pandangan ekspoitatif atau perspektif Ricardian.
5
A. Pandangan Konservatif / Pandangan Pesimis / Perspektif Malthusian
Sumber daya alam yang terbatas tidak akan mampu mendukung pertumbuhan penduduk yang cenderung tumbuh secara eksponensial. Sedangkan produksi dari sumber daya alam akan mengalami apa yang disebut sebagai diminishing return dimana output per kapita akan mengalami kecenderungan yang menurun sepanjang waktu. Lebih jauh lagi, persepektif Malthus melihat bahwa ketika proses diminishing return ini terjadi, standar hidup juga akan menurunkan sampai ke tingkat subsisten yang pada gilirannya akan mempengaruhi reproduksi manusia. Kombinasi kedua kekuatan ini dalam jangka panjang akan menyebabkan ekonomi berada dalam kondisi keseimbangan (stedy state).
6
Pandangan ekspoitatif atau perspektif Ricardian.
Sumber daya alam dianggap sebagai “mesin pertumbuhan” (engine of growth) yang mentransformasikan sumber daya ke dalam “manmade capital” yang pada gilirannya akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi di masa mendatang. Keterbatasan suplai dari sumber daya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dapat disubstitusikan dengan cara intensifikasi (ekspoitasi sumber daya secara intensif) atau dengan cara ekstensifikasi (memanfaatkan sumber daya yang belum diekspoitasi) Jika sumber daya menjadi langka, hal ini akan tercermin dalam dua indikator ekonomi, yakni meningkatnya baik harga output maupun biaya ekstraksi per satuan output. Meningkatnya harga output akibat meningkatnya biaya per satuan output akan menurunkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam.
7
PERSPEKTIF SDA PERSPEPEKTIF “MALTHUSIAN”
ROBERT MALTHUS DALAM BUKUNYA PRINCIPLE OF POPULATION DIMANA SDA YANG TERBATAS TIDAK AKAN MAMPU MENDUKUNG PERTUMBUHAN PENDUDUK SECARA EKPONENSIAL
8
MALTHUSIAN PRODUKSI DARI SDA MENGALAMI “DIMINISHING RETURN DIMANA OUTPUT PER KAPITA AKAN MENGALAMI KECENDERUNGAN MENURUN SEPANJANG WAKTU STANDART HIDUP JUGA AKAN MENURUN YANG PADA GILIRANNYA AKAN MEMPENGARUHI REPRODUKSI MANUSIA, SHG MENYEBABKAN KONDISI EKONOMI DLM KEADAAN KESEIMBANGAN ATAU “STEADY STATE”
9
PERSPEKTIF “RECADIAN”
SDA DIANGAP SBG “ENGINE OF GROWTH” SHG MENJADI “ MAN MADE CAPITAL” MENGHASILKAN PRODUKSI YG LEBIH TINGGI KETERBATASAN SDA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN EKONOMI DAPAT DISUBSTITUSI DENGAN CARA INTENSIFIKASI DAN ATAU EKTENSIFIKASI JIKA SDA JADI LANGKA, AKAN TERCERMIN DLM HARGA OUTPUT DAN BIAYA FAKTOR PRODUKSI
10
PERANAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN
11
Peranan Ekonomi Lingkungan dalam Analisis Fungsi Lingkungan
Ekonomika lingkungan merupakan studi tentang dampak yang tidak diinginkan dan studi tentang pilihan penggunaan sumber daya alam. Peranan utama lingkungan adalah sebagai sumber bahan mentah, asimilator dan sumber kesenangan
12
Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berlangsung terus menerus namun tidak menyebabkan kesejahteraan generasi penerus menjadi menurun. Pengertian tekanan ekologi adalah menurunnya kualitas sumber daya alam terhadap prospek ekonomi. Kondisi ini dapat diatasi hanya dengan merubah kebijakan ekonomi. Syarat-syarat tercapainya pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari terpeliharanya lingkungan alami, masih besarnya peranan sumber daya alam sebagai sumber bahan mentah dan besarnya peranan lingkungan untuk menampung limbah dan mempunyai kemampuan untuk mengolah limbah secara alami. Perlu adanya hak penguasaan yang jelas bagi swasta yang melindungi lingkungan. Perlu adanya penyusunan neraca sumber daya alam untuk mengetahui cadangan sumber daya alam dan terjadinya degradasi lingkungan. Perlu penetapan ekolabeling bagi produk yang dihasilkan oleh produsen untuk menjaga kualitas lingkungan.
13
KLASIFIKASI DAN PENGUKURAN SUMBER DAYA ALAM
14
Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Skala Waktu Pertumbuhan
1. Tidak dapat diperbaharui Habis dikonsumsi (minyak, gas, batubara, dst. Dapat didaur ulang (besi, tembaga, alumunium, dst.) 2. Dapat diperbaharui Memiliki titik kritis (ikan, hutan, tanah, dst) Tidak memiliki titik kritis (udara, pasang surut, angin, dst.)
15
Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Kegunaan Akhir
1. Sumber Daya Material Material Metalik (emas, besi, alumunium, dst.) Material Non-Metalik (tanah, pasir, air, dst.) Sumber Daya Energi (energi surya, angin, minyak, dst.)
16
Pengukuran Ketersediaan Sumber Daya Alam
17
PENGUKURAN KETERSEDIAAN SDA
SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) SD HIPOTETICAL SD SPEKULATIF CADANGAN KONDISIONAL (CONDITIONAL RESERVE) CADANGAN TERBUKTI (PROVEN RESOURCE) FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) POTENSI MAKSIMUM SUMBER DAYA KAPASITAS LESTARI KAPASITAS PENYERAPAN KAPASITAS DAYA DUKUNG
18
SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) 1
Sumber daya hipotetikal Adalah konsep pengukuran deposit yang belum diketahui namun diharapkan ditemukan pada masa mendatang berdasarkan survei yang dilakukan saat ini. Pengukuran sumber daya ini biasanya dilakukan dengan mengekstrapolasi laju pertumbuhan produksi dan cadangan terbukti (proven reserve) pada periode sebelumnya.
19
SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) 2
Sumber daya spekulatif Konsep pengukuran ini digunakan untuk mengukur deposit yang mungkin ditemukan pada daerah yang sedikit atau belum dieksplorasi, dimana kondisi geologi memungkinkan ditemukan deposit.
20
SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) 3
Cadangan kondisional (conditional reserves) Adalah deposit yang sudah diketahui atau ditemukan namun dengan kondisi harga output dan teknologi yang ada saat ini belum bisa dimanfaatkan secara ekonomis.
21
SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) 4
Cadangan terbukti (proven resource) Adalah sumber daya alam yang sudah diketahui dan secara ekonomis dapat dimanfaatkan dengan teknologi, harga, dan permintaan yang ada saat ini.
22
FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) 1
Potensi Maksimum Sumber Daya KIonsep ini didasarkan pada pemahaman untuk mengetahui potensi atau kapasitas sumberdaya guna menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran ini biasanya didasarkan pada perkiraan-perkiraan ilmiah atau teoretis. Misalnya diperkirakan bahwa bumi mempunyai kapasitas untuk memproduksi sekitar 40 ton pangan per orang per tahun (Rees, 1990). Pengukuran potensial maksimum lebih didasarkan pada kemampuan biofisik alam tanpa mempertimbangkan kendala sosial ekonomi yang ada.
23
FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) 2
Kapasitas Lestari (Sustainable capasity / Sustainable yield) Adalah konsep pengukuran berkelanjutan dimana ketersediaan sumberdaya diukur berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan kebutuhan bagi generasi kini dan juga generasi mendatang. Berkaitan dengan sumber daya ikan misalmnya, karena konsep ini sering dikenal sebagai sustainable yield, dimana secara teoritis, alokasi produksi dapat dilakukan sepanjang waktu jika tingkat ekspoitasi dikendalikan. Demikian juga pada sumber daya air, produksi lestari secara teoritis bisa dicapai jika laju pengambilan tidak melebihi rata-rata penurunan debit air tahunan.
24
FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) 3
Kapasitas Penyerapan Adalah kemampuan sumber daya alam dapat pulih (misalnya air, udara) untuk menyerap limbah akibat aktivitas manusia. Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti cuaca dan intervensi manusia.
25
FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) 4
Kapasitas Daya Dukung Pengukuran kapasitas yang didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme. Misalnya, ikan di kolam tumbuh secara positif jika daya dukung lingkungan masih lebih besar. Namun, pertumbuhan yang terus menerus akan menimbulkan kompetisi terhadap ruang dan makanan sampai daya dukung lingkungan tidak mampu lagi mendukung pertumbuhan.
26
PEMETAAN SEKTOR / KOMODITAS ESDM
MINYAK DAN GAS MINYAK MENTAH MINYAK OLAHAN (BBM) LIQUID PETROLEUM GAS (LPG) LIQUID NATURAL GAS (LNG) MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI MINERAL BATUBARA PANAS BUMI
27
MINYAK MENTAH Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001) Tabel 1 : Pasokan Energi dan Transformasi Energi Tahun No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer ,00 ,13 ,00 ,00 a. Produksi ,00 ,20 ,00 ,00 b. Impor ,00 ,18 ,00 83.982,00 c. Ekspor ,00 ,26 ,00 ,00 d. Perubahan Stok 0,00 1.594,00 6.553,00 2 Transformasi Energi ,00 ,00 ,00 ,00 a. Kilang Minyak 3 Penggunaan Sendiri & Rugi-Rugi -7.153,00 -6.663,00 -460,00 -6.140,00 a. Transmisi dan Distribusi 4 Pasokan Energi Final 25.978,00 8.522,00 5 Perbedaan Statistik -3.179,00 Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam ribu satuan barel minyak
28
MINYAK MENTAH Tabel 2 : Permintaan dan Penawaran Minyak Mentah Tahun Produksi minyak bumi cenderung mengalami penurunan dari tahun 2000 s.d 2009 Konsumsi minyak relatif menurun dari tahun s.d 2009 Ekspor minyak bumi cenderung mengalami penurunan Impor minyak bumi sangat fluktuatif dan cenderung mengalami peningkatan Satuan dalam barrel Tahun Produksi Konsumsi Ekspor Impor 2009 337,260,837.00 297,602,721.00 117,212,847.00 118,638,275.50 2008 356,436,786.00 273,505,549.00 128,058,149.00 92,175,358.25 2007 348,314,945.00 321,302,814.00 127,134,792.00 111,067,245.00 2006 359,289,337.00 349,845,435.00 114,147,764.31 113,545,934.13 2005 385,708,779.00 357,493,997.00 156,766,006.00 120,159,324.81 2004 400,486,234.00 375,494,636.00 180,234,938.00 148,489,589.13 2003 415,814,157.00 373,190,759.00 211,195,794.52 129,761,738.00 2002 455,738,915.00 358,806,832.00 216,901,729.00 121,269,175.75 2001 489,849,297.00 375,668,315.00 239,947,960.00 118,361,896.69 2000 517,415,696.00 383,955,955.00 225,840,000.00 79,206,903.00 Sumber : Situs Kementerian ESDM, 2010
29
MINYAK OLAHAN (BBM) Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi (UU 22/2001). Tabel 3 : Pasokan Energi dan Konsumsi Energi Tahun No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer ,00 ,00 ,00 ,00 2 Transformasi Energi ,00 ,00 ,00 ,00 a. Kilang Minyak ,00 ,00 ,00 ,00 b. Pembangkit Listrik ,00 ,00 ,00 ,00 - PLN ,00 ,00 ,00 ,00 - Non PLN -4.594,00 -711,00 -1.404,00 -1.660,00 4 Pasokan Energi Final ,00 ,00 ,00 ,00 5 Perbedaan Statistik ,00 0,00 6 Konsumsi Energi Final ,00 ,00 ,00 a. Industri 77.824,00 57.765,00 52.418,00 48.856,00 b. Transportasi ,00 ,00 ,00 ,00 c. Rumah Tangga 58.138,00 50.873,00 50.299,00 40.096,00 d. Komersial 5.539,00 7.824,00 7.646,00 7.312,00 e. Sektor Lain-Lain 28.205,00 26.127,00 24.912,00 24.843,00 7 Penggunaan Non-Energi Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam Ribu SBM
30
GAS BUMI Tabel 4 : Perkembangan Penawaran dan Permintaan Gas Bumi
Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001 ttg Minyak dan Gas Bumi) Tabel 4 : Perkembangan Penawaran dan Permintaan Gas Bumi Satuan dalam MSCF Tahun Produksi Konsumsi 2009 3,024,841,099.00 2,832,586,863.00 2008 2,891,929,375.00 2,790,988,091.24 2007 2,805,999,464.00 2,708,982,556.00 2006 2,947,048,632.00 2,825,760,987.00 2005 2,984,150,215.00 2,766,062,673.00 2004 3,029,904,958.00 2,888,863,199.00 2003 3,136,000,115.00 2,973,792,996.00 2002 2,993,121,530.00 2,823,492,031.00 2001 2,803,231,545.00 2,636,278,069.00 2000 2,895,578,543.00 2,722,779,865.00 Sumber : Situs Kementerian ESDM, 2010 Produksi dan konsumsi gas bumi dari tahun 2000 s.d tahun 2009 reltif seimbang dan cenderung stabil
31
LIQUID PETROLEUM GAS (LPG)
Liquified Petroleum Gas (LPG), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam (wikipedia) Tabel 5 : Perkembangan Pasokan LPG Tahun No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer -8.467,00 -1.494,00 -1.090,00 1.307,00 a. Produksi 0,00 b. Impor 189,00 588,00 3.564,00 c. Ekspor -8.656,00 -2.470,00 d. Perubahan Stok 388,00 792,00 -2.257,00 2 Transformasi Energi 16.118,00 10.907,00 12.015,00 14.411,00 a. Kilang Minyak 7.099,00 3.258,00 7.354,00 6.650,00 b. Kilang LPG 9.019,00 7.649,00 4.661,00 7.761,00 3 Pasokan Energi Final 7.651,00 9.414,00 10.925,00 15.719,00 4 Perbedaan Statistik -509,00 5 Konsumsi Energi Final 8.995,00 9.413,00 10.924,00 a. Industri 2.542,00 1.453,00 1.242,00 1.919,00 b. Transportasi 1,00 c. Rumah Tangga 4.462,00 6.719,00 8.345,00 13.799,00 d. Komersial 1.991,00 1.241,00 1.337,00 Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam Ribu SBM
32
LIQUID NATURAL GAS (LNG)
Liquid Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° celcius (wikipedia) Tabel 6 : Perkembangan Pasokan LNG Tahun No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer ,00 ,00 ,00 ,00 a. Produksi 0,00 b. Impor c. Ekspor d. Perubahan Stok 2 Transformasi Energi ,00 ,00 ,00 ,00 a. Kilang LNG 3 Pasokan Energi Final 954,00 -2.585,00 4 Perbedaan Statistik -3.322,00 Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam Ribu SBM
33
Tabel 7 : Perkembangan Produksi dan Penjualan Mineral Tahun 2006 - 2008
No Komoditi 2006 2007 2008 Produksi Ekspor Domestik 1 Konsentrat Tembaga (ton) - 2.814,952 ‑ 2 Tembaga (ton) 797.60S 42.884 3 Emas (kg) 85.411 85.942 16.693 83.240 36.774 64.376 62.669 9.160 4 Perak (kg) 45.125 80.248 5 Ni+Co in matte (ton) 72.780 72.879 77.923 77.838 73.356 74.030 6 Intan (crt) 46.856 72.495 22.981 15.632 27.688 32.748 7 Logam Timah (ton) 65.357 61.422 91.284 90.556 1.862 72.017 67.948 1.044 8 Bijih Nikel (ton) 56.775 9 Niin Feronikel (mt) 14.474 13.389 18,532 17.548 17.566 17.025 10 Bauksit (mt) 25.762 11 Bijih Besi (mt) 5.327 7.324 12 Granit (m3) Sumber : Laporan Tahunan Kementerian ESDM, 2009
34
MINERAL Tabel 8 : Rasio Cadangan Mineral Tahun 2009 MINERAL UNIT
SUMBER DAYA CADANGAN RASIO CAD/SD PRODUKSI CAD/PROD (iHN) TEMBAGA Ton 63% 65S.100 63 EMAS Kg 60% 64.400 49 PERAK 32% 50 NIKEL 47% 10.72S.400 59 TIMAH 74% 72.100 6 BESI 20% 2 BAUKSIT 12% GRANIT M3 23% 7 Sumber : Laporan Tahunan Kementerian ESDM, 2009
35
BATUBARA Tabel 9 : Perkembangan Neraca Batubara Tahun 2005 - 2008
Batubara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan (wikipedia) Tabel 9 : Perkembangan Neraca Batubara Tahun No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer ,00 ,00 ,00 ,00 a. Produksi ,00 ,00 ,00 ,00 b. Impor 412,00 473,00 284,00 449,00 c. Ekspor ,00 ,00 ,00 ,00 d. Perubahan Stok 0,00 -1.687,00 18.804,00 32.685,00 2 Transformasi Energi ,00 ,00 -345,20 ,00 a. Pabrik Pengolahan Batubara -203,00 -210,00 -181,00 b. Pembangkit Listrik ,00 -135,20 ,00 - PLN ,00 ,00 -90,20 ,00 - Non PLN ,00 ,00 -45,01 ,00 3 Pasokan Energi Final 85.792,00 90.454,00 ,00 ,00 4 Perbedaan Statistik 13.135,00 5 Konsumsi Energi Final 72.658,00 89.194,00 a. Industri 72.551,00 89.043,00 b. Rumah Tangga 107,00 151,00 6 Penggunaan Non-Energi 1.260,00 Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam Ribu SBM Tabel 10 : Rasio Cadangan batubara Tahun 2009 SUMBER DAYA CADANGAN RASIO CAD/SD (%) PRODUKSI RASIO CAD/PROD 104,76 Miliar Ton 20,99 Miliar Ton 20% 0,23 Miliar Ton 91 Tahun Sumber : Laporan Tahunan Kementerian ESDM, 2009
36
BATUBARA Produksi batubara dari tahun s.d tahun 2009 cenderung mengalami peningkatan Dari produksi batubara yang ada, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan ekspor dan kegiatan ekspor cenderung meningkat dari tahun s.d tahun 2009 Sementara penjualan dalam negeri relatif stabil Tabel 11 : Perkembangan Produksi dan Penjualan Batubara Satuan dalam Ton Tahun Produksi Penjualan Domestik Ekspor 2009 208,006,261.24 49,555,567.96 161,344,843.25 2008 188,663,068.44 49,026,072.21 140,518,549.69 2007 178,790,755.68 46,190,247.21 140,048,706.98 2006 179,535,722.73 39,267,789.80 129,123,676.61 2005 151,840,294.71 42,477,277.07 105,818,439.51 2004 129,156,475.79 32,882,669.00 93,292,374.71 2003 112,667,588.24 28,696,489.91 84,017,493.63 Sumber : Situs Kementerian ESDM, 2010
37
TINJAUAN EKSISTING
38
MINYAK BUMI Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan minyak bumi yang tinggi, menyebabkan banyak investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia yang dapat meningkatkan pendapatan dalam negeri Dengan menjamurnya perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia menyebabkan produksi minyak dapat lebih ditingkatkan karena tingkat teknologi yang semakin berkembang yang merupakan hasil kerjasama dengan investor asing Kemampuan luar negeri untuk mengolah minyak bumi menjadi minyak olahan belum bisa di adopsi oleh Indonesia karena keterbatasan dana dengan demikian Indonesia hanya mampu memproduksi minyak bumi dan mengimpor minyak hasil olahan import Indonesia terhadap minyak bumi dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 cukup fluktuatif dan cenderung meningkat dari tahun 2008 sampai 2009 harga minyak olahan hasil produksi luar negeri relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga minyak bumi yang berasal dari Indonesia, dengan demikian Indonesia cenderung mengalami defisit. biaya produksi minyak dan gas (cost recovery) meningkat tajam. Kenaikan biaya produksi tersebut akibat kenaikan harga minyak dunia. kenaikan harga minyak membuat harga sewa peralatan pengeboran menjadi lebih mahal.
39
LIQUID PETROLEUM GAS LPG merupakan produk yang sangat dibutuhkan konsumen dalam negeri dan luar negeri sehingga Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor LPG yang diproduksi oleh kilang Bontang LPG Indonesia memiliki keunggulan kompetitif, sehingga Indonesia harus mengatur kebijakan agar tetap bisa mengekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Konsumen produksi elpiji (liquefied petroleum gas/ LPG) asal Indonesia di luar negeri selama ini justru menikmati subsidi yang relatif besar dibandingkan dengan konsumen di dalam negeri yang membeli elpiji dengan harga yang jauh lebih mahal. karena harga ekspor untuk elpiji Indonesia sebesar 297,8 dollar AS per ton, sementara harga elpiji yang diimpor untuk dijual ke konsumen adalah 402 dollar AS per ton. Total impor LPG pada 2010 direncanakan mencapai 2,4 juta metrik ton, hal tersebut mengakibatkan Indonesia mengalami defisit upaya penambahan pasokan domestik sepertinya belum bisa dilakukan secara maksimal mengingat lapangan gas bumi potensial di Indonesia (selain Tanjung Jabung) yaitu Natuna masih juga terikat kontrak jual beli jangka panjang ekspor dengan Jepang dan Korea.
40
LIQUID NATURAL GAS Taiwan berminat membeli 68 kargo gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang belum terjual pada 2011 Dalam membeli gas, perusahaan itu selalu membeli dari pasar ekspor dan tidak pernah melakukan kontrak jangka panjang dengan satu perusahaan. saat ini ada beberapa kontrak ekspor LNG yang segera berakhir dari Kilang LNG Bontang dan Badak, Arun Adapun kontrak ekspor yang segera berakhir antara lain, kontrak ekspor LNG Bontang sebanyak 0,17MTPA ke pembeli Jepang (Medium City Gas Coorporations) yang akan berakhir Kontrak ekspor LNG Bontang ke pembeli Korea, Kogas sebanyak 1,1 MTPA berakhir 2015 mendatang. kontrak ekspor LNG Badak, Arun kepada dua pembeli. Badak 5 dengan pembeli asal Jepang, volume kontrak 1 MTPA dan berakhir Kontrak ekspor LNG dari Badak 6 sebanyak 1,89 MTPA dengan pembeli asal Taiwan dan berakhir 2017 mendatang. Selain Indonesia, Australia sedang mempersiapkan fasilitas untuk membentuk CBM ke LNG
41
MINERAL Di tengah ancaman melambatnya perekonomian AS, pasar China menjadi salah satu alternatif tujuan ekspor Indonesia yang harus diperhitungkan Pasar China dianggap sebagai salah satu pasar potensial yang dapat dieksploitasi lebih dalam. Pasar China merupakan pasar ”gemuk” bagi ekspor Indonesia Aktivitas perdagangan dengan China juga membuat Indonesia menikmati surplus perdagangan yang besar prospek pertumbuhan ekspor Indonesia dikhawatirkan melambat akibat prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi AS dan Jepang. Jepang dan AS merupakan pangsa terbesar ekspor Indonesia, masing-masing 20,7 persen dan 10,2 persen. Potensi tambang mineral Indonesia sangat tinggi namun daya tarik Indonesia di mata investor menempati ranking ke 62 dari 68 negara
42
BATUBARA PLTU batubara adalah sumber utama dari listrik dunia saat ini. Sekitar 60% listrik dunia bergantung pada batubara, hal ini dikarenakan PLTU batubara bisa menyediakan listrik dengan harga yang murah. kebijakan Pemerintah China yang membatasi ekspor batubaranya dan memprioritaskan memenuhi kebutuhan domestik, peluang Indonesia melakukan penetrasi pasar ekspor sangat terbuka. Jepang sendiri, saat ini mengaku khawatir atas suplai batubara negerinya, sehingga menjajaki kemungkinan impor dari Indonesia permintaan dari Jepang, Korea Selatan, India ataupun Eropa juga meningkat sehingga prospek pemasaran batubara Indonesia ke mancanegara sangat menjanjikan. saat ini harga batu bara jenis kokas mencapai US$100 per ton, sementara harga batubara jenis termal US$60 per ton. Namun, pasar batu bara kokas masih terbatas, karena hanya menjadi konsumsi pabrik peleburan baja Tingginya harga batubara dunia saat ini telah menyebabkan produsen batubara lebih memilih mengekspornya daripada memenuhi kebutuhan nasional. Akibatnya stok batubara dalam negeri berkurang. Kondisi tersebut semakin memburuk karena adanya faktor alam yang menghambat pengiriman batubara ke pembangkit listrik PLN.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.