Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ARGENTOMETRI HARIYANTI.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ARGENTOMETRI HARIYANTI."— Transcript presentasi:

1 ARGENTOMETRI HARIYANTI

2 Precipitation Titrations
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.

3 Precipitation Titrations
Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah: Sebagai indikator, dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+.

4 Precipitation Titrations
Titrations between analytes and reagents resulting in the formation of a precipitate. The most useful of these precipitating reagents is silver nitrate. Titrimetric methods based upon the use of silver nitrate are sometimes called Argentometric titrations.

5 Precipitation Titrations
Pada titrasi argentometri, zat yang diperiksa dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.

6 Precipitation Titrations
Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3 yaitu : 1. Indikator 2. Amperometri 3. Indikator kimia Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang dicelupkan kedalam larutan analit. Titik akhir amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang dititrasi.

7 Precipitation Titrations
Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog dengan indikator titrasi netralisasi, yaitu : 1. Perubahan warna harus terjadi dengan jelas pada reagen /analit. 2. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit.

8 Titrasi pengendapan • Jumlah metode tidak sebanyak titrasi asam-basa ataupun titrasi reduksi-oksidasi (redoks) • Kesulitan mencari indikator yang sesuai • Komposisi endapan seringkali tidak diketahui pasti, terutama jika ada efek kopresipitasi Kelarutan = konsentrasi larutan jenuh zat padat (kristal) di dalam suatu pelarut pada suhu tertentu. Tetapan Hasilkali Kelarutan : Ksp = [Ba2+] [SO42-] (dalam keadaan setimbang)

9 Precipitation Titrations
Used for the determination of many anions including: halides divalent anions mercaptans certain fatty acids

10 Precipitation Titrations
Precipitation titrations are based on the SOLUBILITY PRODUCT of the salt, KSP. The smaller KSP, the less soluble the silver salt and the easier it is to determine the endpoint

11 Precipitation Titrations
Endpoint determination is by coloured indicators (usually back titrations) or turbidity methods (metode kekeruhan). The most accurate is the VOLHARD METHOD.

12 Precipitation Titrations
Berdasarkan pada indikator yang digunakan, argentometri dapat dibedakan atas : MOHR METHOD FAJANS METHOD VOLHARD METHOD LEIBIG METHOD

13 Metode Morh/langsung Pada prinsipnya adalah pembentukan endapan berwarna dari kalium kromat yang ditambahkan sebagai indicator . Pada titik akhir titrasi ion kromat akan terikat oleh ion perak membentuk senyawa yang sukar larut berwarna merah . Titrasi ini harus dilangsungkan dalam suasana netral atau sedikit alkali lemah ,dengan PH 6,5-9,karena pada suasana asam akan terjadi reaksi pembentukan senyawa dikromat .

14 Metode Morh/langsung Reaksi yang terjadi adalah :

15 Metode K. Fajans Metode kekeruhan:
Pada metode ini digunakan indikator absorbsi. senyawa yang biasa digunakan adalah fluoresein dan eosin . Metode kekeruhan: Pada metode ini digunakan larutan baku natrium klorida dimana larutan tersebut dititrasi dengan larutan perak dengan adanya asam nitrat bebas atau sebaliknya dengan persyaratan tertentu penambahan indikator tak diperlukan karena adanya kekeruhan yang di sebabkan penimbunan beberapa tetes suatu larutan pada larutan yang lain yang menandakan titik akhir belum tercapai. Titrasi dilanjutkan hingga tidak ada kekeruhan lagi.

16 Metode volhard/tidak langsung
Pada prinsipnya adalah penentuan titik akhir dengan ditandai oleh pembentukan senyawa berwarna yang larut . Metode ini dilakukan titrasi secara tidak langsung dimana dilakukan penambahan AgNO3 berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan baku KCNS 0,1 N atau ammonium tiosianat 0,1 N. Indikator yang digunakan adalah besi (III) nitrat atau besi (III)ammonium sulfat Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br -, dan I- dengan penambahan larutan standar AgNO3.

17 Precipitation Titrations
Ag+ + SCN AgSCN Fe3+ + SCN FeSCN2+ Blood Red

18 Metode Leibig Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk enclapan putih, tetapi pada penggojogan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut. Cara Leibig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan apabila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan perlahan-lahan.

19 Metode Leibig Cara Leibig ini tidak dapat dilakukan pada keadaan larutan amoni-akalis karena ion perak akan membentuk kompleks Ag(NH3) 2- yang larut. Hal ini dapat di atasi clengan menambahkan sedikit larutan kalium iodida. Dalam Farmakope Indonesia, titrasi argentometri digunakan untuk penentuan kadar: amonium klorida, fenoterol hidrobromida, kalium klorida, klorbutanol, melfalan, metenamin mandelat dan sediaan tabletnya, natrium klorida, natrium nitroprusida, sistein hidroklorida, dan tiamfenikol.

20 Pembentukan Endapan Berwarna
Seperti sistem asam, basa dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk titrasi asam-basa. Pembentukan suatu endapan lain dapat digunakan untuk menyatakan lengkapnya suatu titrasi pengendapan. Dalam hal ini terjadi pula pada titrasi Mohr, dari klorida dengan ion perak dalam mana digunakan ion kromat sebagai indikator. Pemunculan yang permanen dan dini dari endapan perak kromat yang kemerahan itu diambil sebagai titik akhir (TE).

21 Pembentukan Endapan Berwarna
Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan perak dengan pH antara 6,0 – 10,0. Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi karena HCrO4- hanya terionisasi sedikit sekali. Lagi pula dengan hidrogen kromat berada dalam kesetimbangan dengan dikromat terjadi reaksi : Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan menyebabkan perlunya menambah ion perak dengan sangat berlebih untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang besar. Pada umumnya garam dikromat cukup dapat larut.

22 Pembentukan Endapan Berwarna
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan dan pembentukan ion kompleks. Proses argentometri menggunakan AgNO3 sebagai larutan standar. Proses ini biasanya digunakan untuk menentukan garam-garam dari halogen dan sianida. Karena kedua jenis garam ini dapat membentuk endapan atau senyawa kompleks dengan ion Ag+ sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

23 Pembentukan Endapan Berwarna
Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut dapat digunakan sebagai larutan standar primer. Dalam titrasi argentometri terhadap ion CN- tercapai untuk garam kompleks K [Ag(CN)2 ] karena proper tersebut dikemukakan pertama kali oleh Lieberg, cara ini tidak dapat dilakukan dalam suasana amoniatial karena garam kompleks dalam larutan akan larut menjadi ion komplek diamilum.

24 Indikator Argentometri
KALIUM KROMAT LARUTAN 5% DALAM AIR SUASANA NETRAL SUHU 25oC KADAR TIDAK LEBIH DARI 0,058 M FERI AMONIUM SULFAT LARUTAN JENUH SEKITAR 40% DALAM AIR + BEBERAPA TETES ASAM NITRAT 6 N SETIAP TITRASI DIPERLUKAN 1 ml indikator Digunakan pada metoda Volhard INDIKATOR ABSORPSI Zat warna teradsorpsi di permukaan endapan Terbentuk lapisan berwarna tertentu KALIUM IODIDA Larutan 1 g kalium iodida dalam 10 ml air Warna larutan saat TAT kuning kenari

25 Metoda-metoda Argentometri
Mohr Penetapan kadar klorida atau bromida Suasana netral Indikator kromat Volhard Penetapan kadar perak Larutan baku tiosianat (Kalium atau Amonium) Indikator besi Suasana asam

26 Metoda-metoda Argentometri
K. Fajans Titrasi dengan indikator adsorpsi Suasana netral Kadar harus tinggi  agar ada endapan yang jelas Leibig Indikator kekeruhan Perak membentuk ion kompleks dengan sianida yang larut Saat sampel habis kelebihan perak akan membentuk endapan dengan ion kompleks

27 Timbang dengan seksama 200 mg zat, larutkan dengan 30 ml air
Timbang dengan seksama 200 mg zat, larutkan dengan 30 ml air. Tambahkan berturut-turut 15 ml HNO3 dan 50,0 ml larutan AgNO3 0,1 N, kocok kuat-kuat selama 1 menit. Titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat 0,1 N dengan menggunakan indikator feri amonium sulfat sebanyak 1 ml hingga terjadi warna merah coklat yang tidak hilang setelah dikocok 5 menit. Tiap ml AgNO3 0,1 N setara dgn 5,349 mg NH4Cl

28 Diket : [AgNO3] = 0,09542 N [NH4SCN] = 0,1054 N
Vol NH4SCN = 22,4 ml; 23,2 ml; 21,8 ml Vol AgNO3 = 50,0 ml Berat sampel (NH4Cl )= 202,1mg; 201,8 mg; mg BM NH4Cl = 53,49

29 Perhitungan Kadar NH4Cl =
[(VxN AgNO3) – (VxN NH4CNS)] x BE x 1/Berat sampel x100%

30 Diket : [AgNO3] = 0,09954 N [NH4SCN] = 0,1034 N
Vol NH4SCN = 30,4 ml; 30,2 ml; 29,8 ml Vol AgNO3 = 50,0 ml Berat sampel (NH4Cl )= 200 mg BM NH4Cl = 53,49


Download ppt "ARGENTOMETRI HARIYANTI."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google