Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHendra Setiabudi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PENCAPAIAN KINERJA P3BS SD SEPTEMBER 2017
TIM KINERJA P3B SUMATERA
3
REKAP PER PERSPEKTIF 00
5
Kinerja P3BS yang Tidak Tercapai Maksimal
s.d September 2017 Penyelesaian Pekerjaan GI Realisasi 13 GI dari target 24 GI. Hal ini disebabkan oleh Uprating peralatan bay Pht 150 kV di GI Pangkalan Brandan, GI Binjai, GI Kuala Tanjung, GI Kisaran, GI Sei Rotan, GI Perbaungan, GI Porsea, GI Pematang Siantar dan GI Tebing Tinggi terkendala kondisi sistem. TROD Realisasi 101,4 Jam dari target 72,9 Jam. Trip IBT#2 150/70kV 60MVA di GI Pekalongan pada bulan Februari 2017 karena isolasi breakdown kabel yang ke arah MK dengan durasi total mencapai 23,28 jam. Kondisi hujan deras pada saat kejadian gangguan menyebabkan penormalan gangguan terkendala dimana pemeriksaan tidak dapat dilakukan secara menyeluruh. 3. FUELMIX Realisasi s.d. September 2017 sebesar 7,35 % dari target 4,16 %, hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya: Pemakaian bahan bakar minyak HFO oleh MVPP Belawan s.d. sekarang. Rencana gasifikasi mulai bulan Desember 2017. Pemakaian bahan bakar minyak MFO oleh MPP Paya pasir s.d. sekarang juga menyumbang naiknya presentasi fuel mix. Proses gasifikasi diperkirakan selesai s.d. bulan Nopember 2017
6
Kinerja P3BS yang Tidak Tercapai Maksimal
s.d September 2017 Ketidaksiapan pembangkit batu bara pada Sub sistem SBU diantaranya: PLTU Pangkalan susu #1 (200 MW) gangguan kebocoran hidrogen, 30 Agustus 2017 s.d. 10 September 2017. Gangguan PLTU Labuhan Angin1 (70 MW) tanggal 31 Agustus 2017 s.d. sekarang Gangguan PLTU Labuhan Angin 2 (70 MW) tanggal 10 s.d. 17 September 2017 Gangguan PLTU Nagan raya 1 (90 MW) tanggal 3 s.d. 18 September 2017 Ketidaksiapan pembangkit tersebut memaksa pembangkit berbahan bakar minyak harus beroperasi diantaranya: PLTD Sewa BBS, sewa AKE, termasuk juga pembangkit PLN PLTD titi kuning, PLTD Lueng Bata, Pulau pisang dan Cot Trueng untuk mengurangi defisit pasokan daya sistem SBU. Ketidaksiapan pembangkit di sub sistem SBST diantaranya: Gangguan belt conveyor PLTU Tenayan 2(90 MW) tanggal 1 September s.d. 7 Oktober 2017. Gangguan PLTU Tarahan 3 (90 MW) mulai tanggal 21 Juli 2017, kendala Slagging furnace status PO dari tanggal 1 Agustus – 15 September 2017, extend hingga 25 Oktober 2017. Gangguan PLTU Tarahan 4 (90 MW) mulai tanggal 31 Agustus s.d. 11 September 2017, Gangguan PLTU Ombilin 1 kendala kondensor vacum tanggal 8 Agustus s.d. 30 September 2017. Gangguan PLTU Ombilin 2 dari tanggal 13 Juli – 31 Agustus 2017, kendala pada generator estimasi selesai tanggal 24 Desember 2017. Pemeliharaan PLTU Teluk sirih 1 mundur dari 2 September menjadi 15 September 2017. Ketidaksiapan pembangkit tersebut memaksa pembangkit berbahan bakar minyak harus beroperasi diantaranya: PLTD Pauh limo, PLTD Sungai Juaro dan PLTD Lampung (PLTG & PLTD Tarahan, PLTD Teluk betung dan Tegineneng)
7
Kinerja P3BS yang Tidak Tercapai Maksimal
s.d September 2017 Keterlambatan operasi SUTET 275 kV Lahat – Padang sidempuan membuat transfer dari SBT ke SBU tidak optimal sehingga tidak bisa mengurangi operasional pembangkit bahan bakar minyak di subsistem SBU 4. SUSUT TRANSMISI: Realisasi s.d. September 2017 adalah sebesar 3,26% dari target 2,96%. Target susut transmisi belum tercapai disebabkan beberapa hal, diantaranya: Transfer daya antar sub sistem masih terlalu tinggi yang diakibatkan oleh gangguan beberapa pembangkit besar diantaranya: PLTU Nagan Raya dan PLTMG Arun menyebabkan transfer Sumut – Aceh cenderung naik rata – rata sebesar 135 MW. PLTU Tenayan dan Ombilin menyebabkan transfer SBS – SBT cenderung naik rata – rata sebesar 265 MW. PLTU Sebalang dan Tarahan menyebabkan transfer SBS – Lampung cenderung naik rata – rata sebesar 352 MW. Regional balance antar sub sistem belum tercapai. Mundurnya operasional SUTET 275 kV Lahat – Padang sidempuan.
8
Kinerja P3BS yang Tidak Tercapai Maksimal
s.d September 2017 PENCAPAIAN INVESTASI: a. Nilai penyerapan Anggaran Investasi sampai dengan bulan September adalah sebesar Rp ,- b. Terhadap penetapan Anggaran Kas Investasi (AKI) 2017, realisasi penyerapan adalah sebesar 45% 6. IMPLEMENTASI K2: Belum Optimalnya Maturity Level K3L : - Penyerapan Anggaran sesuai RKAP belum Optimal - Belum Tercapainya Target Pelaksanaan MCU (Medical Check-Up) - Penilaian K3 untuk Vendor belum Optimal - Belum tercapainya Proses Perijinan sesuai target
9
PROGRAM KERJA MANAJEMEN UKURAN KEBERHASILAN TARGET
Action Plan NO KPI PROGRAM KERJA MANAJEMEN RESIKO MITIGASI RISIKO RENCANA AKSI ANGGARAN UKURAN KEBERHASILAN TARGET INDIKATOR TARGET 1 TROD 0,31 Mempercepat pemulihan gangguan transmisi dengan menerapkan sistem informasi kondisi yang akurat dan cepat Durasi gangguan karena alat akibat wiring Menurunkan Durasi gangguan karena alat akibat wiring A. Peremajaan buku wiring B. Pengarsipan wiring dan Schematic Diagram C. Workshop Troubleshooting - Data wiring dan schematic terbaru terdokumentasi dengan baik dan mudah diakses pada saat diperlukan
10
PROGRAM KERJA MANAJEMEN UKURAN KEBERHASILAN TARGET
Action Plan NO KPI PROGRAM KERJA MANAJEMEN RESIKO MITIGASI RISIKO RENCANA AKSI ANGGARAN UKURAN KEBERHASILAN TARGET INDIKATOR TARGET 2 Fuel Mix (PLN + Sewa + IPP) 3,55 Pengoptimalan Pengoperasian Pembangkitan non BBM Terhadap Kesiapan Pembangkit 1. CF Pembangkit tidak sesuai PPA dan standar perusahaan 2. peningkatan susut transmisi karena transfer yang besar 3. terkena take or pay gas dan Claim IPP 1. Melakukan revisi Afa IPP 2. Perbaikan tegangan dan jointing untuk menekan susut transmisi 3. pengoptimalan operasi Pembangkit gas sesuai dengan kontrak 1. melakukan rescheduling pemeliharaan PLTA berdasarkan inflow waduk 2. Menekan Deviasi fuel mix realisasi, maksimum 1% lebih tinggi dari ROH 3. Menekan Deviasi perencanaan beban sistem maksimum 3 % 4. pengoptimalan pengoperasian pembangkitan non BBM terhadap kesiapan pembangkit (EAF vs CF) 5. Penjadwalan pembangkit sesuai optimasi hidro thermal dan variasi musim 6. Peningkatan transfer dari SBT ke SBU 7. Peningkatan kapasitas penghantar 8. Usulan hujan buatan ke KITSBU dan KIT SBS 9. Percepatan operasi SUTET 275 KV 10. Percepatan proses uji commissioning Pembangkit non BBM 1. produksi energi BBM tidak melebihi target yang ditentukan 2. penjadwalan pembangkit sesuai kondisi sistem dan optimasi hidro thermal
11
PROGRAM KERJA MANAJEMEN UKURAN KEBERHASILAN TARGET
Action Plan NO KPI PROGRAM KERJA MANAJEMEN RESIKO MITIGASI RISIKO RENCANA AKSI ANGGARAN UKURAN KEBERHASILAN TARGET INDIKATOR TARGET 3 Susut Transmisi 2,91 Pengaturan Pembebanan Pembangkit dan Transfer Antar Sub Sistem 1. meningkatnya BPP karena pengoperasian pembangkit mahal untuk mengurangi transfer daya antar subsistem 2. terjadi drop tegangan 3. terjadi peningkatan fuelmix dan konsumsi bbm 1. mengoperasikan pembangkitan untuk mengurangi susut dengan memperhatikan fuelmix 2. perbaikan drop tegangan dengan pemasangan kapsitor 3. optimasi penjadwalan pembangkit dengan memperhatikan transfer daya antar subsistem Pemetaan susut antar titik transfer sub sistem Koreksi kesalahan berita acara 12.rb 0% Pengaturan pembebanan pembangkit dan transfer antar sub sistem Pengaturan tegangan Real Time saat mencapai 137 kV dan 155 kV Perbaikan jointing pada penghantar berbeban tinggi Meningkatkan peran UPT dengan Indikator susut transmisi dalam kinerja utama UPT Evaluasi susut transmisi oleh UPT : evaluasi dan tindak lanjut energy input output di masing-masing GI evaluasi dan tindak lanjut metering / kWh transaksi evaluasi dan tindak lanjut kelas meter 1. susut transmisi tidak melebihi 2,91%
12
PROGRAM KERJA MANAJEMEN UKURAN KEBERHASILAN TARGET
Action Plan NO KPI PROGRAM KERJA MANAJEMEN RESIKO MITIGASI RISIKO RENCANA AKSI ANGGARAN UKURAN KEBERHASILAN TARGET INDIKATOR TARGET 4 Pencapaian Investasi 49 a. Menyusun rencana Disburse berdasarkan kontrak pekerjaan b. Menyusun AKB Investasi untuk kepastian ketersediaan likuiditas pembayaran c. SKI Murni segera terkontrak d. Monitoring progres fisik pekerjaan e. Maksimalisasi Durasi Pembayaran Pekerjaan Investasi a. Keterlambatan proses kontrak pekerjaan, proses mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksaan pengadaan barang & jasa yang akan mengakibatkan keterlambatan progres fisik dan penyerapan disburse b. Terlambatnya penyelesaian pekerjaan karena beberapa kendala antara lain, masalah sisoal/pembebasan lahan, kendala izin padam, kendala kesiapan material/adanya proses pabrikasi yang membutuhkan jangka waktu c. Realisasi disburse tidak sesuai dengan rencana AKB yang telah disusun d. Tertundanya pembayaran karena kurangnya kelengkapan syarat bayar a. Mempercepat proses pengadaan b. Koordinasi dengan pihak terkait, baik internal ataupun ekternal untuk penyelesaian kendala dalam proses pelaksanaan pekerjaan c. Melakukan monitoring terhadap SKKI Lanjutan dan SKKI Murni terkontrak yang penyerapan disbursenya tidak sesuai dengan AKB yang telah disusun d. Komunikasi dan koordinasi dengan pihak pelaksana untuk melengkapi berkas tagihan sesuai dengan Syarat dan Tata Cara Pembayaran yang terdapat pada Pasal kontrak pekerjaan a. Segera melakukan penetapan SKKI b. Monitoring progres fisik pekerjaan c. Adanya monitoring disburse d. Pelaksanaankomunikasi intensif dengan pihak pelaksana terkait pekerjaan yang penyelesaiannya tidak sesuai dengan jadwal kontrak a. Anggaran Kas Investasi tahun 2017 sebesar Rp ,- b. Target Disburse tahun 2017 sebesar 95% atau Rp ,- - Realisasi Disburse Investasi sesuai dengan target penyelesaian yang ditetapkan dalam kontrak - Selesainya (close) semua SKKI Lanjutan kecuali untuk pekerjaan yang memang memiliki jangka waktu kontrak harus meluncur ke tahun Terkontraknya semua SKKI Murni yang telah ditetapkan dalam penetapan LKAI oleh PLN Kantor Pusat - Terdisbursenya SKKI Murni pada tahun berjalan
13
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.