Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB IV : DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB IV : DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH"— Transcript presentasi:

1 BAB IV : DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
DR. IR. H. DARWIS PANGURISENG, M.Sc. Pertemuan Ke-5

2 BEBERAPA DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Krisis Sumber Air Tawar dari reservoir air tanah Amblasan Tanah Penurunan Kesuburan Tanah Peningkatan Suhu atau Pemanasan Global (Global Warming) Perubahan Iklim (Climate Change) Dll.

3 DESKRIPSI DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Krisis Sumber Air Tawar dari reservoir air tanah Penurunan muka air tanah dan menghilangnya muka air tanah ; secara langsung akan mengakibatkan krisis air tanah yang dibutuhkan bukan hanya manusia, tetapi juga diperlukan oleh tumbuhan dan hewan. Peningkatan salinitas dan zat beracun di dalam air tanah ; secara langsung akan mengakibatkan air tersebut tidak dapat dimanfaatkan, baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan pertanian.

4 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Menurut Danaryanto dan Hadipurwo (2006) : Pengambilan air tanah di Jakarta selama tahun 2001 hingga tahun 2006 mengakibatkan dampak penurunan muka air tanah pada sistem aquifer kedalaman m sebagai berikut : Bagian Barat meliputi Kamal dan Pejagalan (Jakarta Utara), Kapuk dan Joglo (Jakarta Barat), serta Batu Ceper (Kota Tangerang) terjadi penurunan muka air tanah antara 0.5 m – 6.0 m. Penurunan muka air tanah pada sistem akuifer kedalaman lebih dari 140 m di daerah dataran Jakarta menunjukkan adanya perubahan : Di bagian Barat terdapat tiga kerucut penurunan yaitu di sekitar daerah Porisgaga (Kota Tangerang) dengan kedudukan muka air tanah 30 m di bawah permukaan laut (bml). Di daerah sekitar Cengkareng (Jakarta Barat) dengan muka air tanah mencapai kedalaman 44 m bml, serta di daerah sekitar Pasar lkan, Ancol, Mangga Dua (Jakarta Utara) serta Sawah Besar dan Senen (Jakarta Pusat) dengan muka air tanah mencapai kedalaman 46,66 m bml. Intrusi air laut di kawasan Jakarta Utara dna Tangerang sudah cukup jauh masuk ke zone daratan (3 sampai 12 Km) dari garis pantai, Bahkan melampaui daerah Monas.

5 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
AIR TERCEMAR Menurut Freeze dan Cherry (1979), Beberapa sumber pencemaran yang menyebabkan menurunnya kualitas air tanah yaitu : Sampah dari TPA. Pembuangan limbah ke tanah. Kegiatan pertanian. Tumpahan minyak. Pembuangan limbah radioaktif. Pembuangan limbah cair pada sumur dalam, dll

6 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Suatu studi di Bandung, menemukan bahwa air tanah dangkal di daerah pemukiman dan industri umumnya tidak memenuhi syarat sebagai sumber air minum. Beberapa parameter yang tidak sesuai persyaratan untuk sumber air minum : Kekeruhan melebihi 5 FTU, warna lebih dari 15 PtCo, pH kurang dari 6,5, Fe3+ lebih dari 0,3 mg/I, Mn2+ lebih dari 0,1 mg/I, NH4+ lebih dari 1,5 mg/I, Cl lebih dari 250 mgll, dan NO3- lebih dari 50 mg/l, serta mengandung bakteri coli yang berasal dari buangan tinja. Pada sistem akuifer tertekan atas di Jakarta (kedalaman m) ; di daerah dataran bagian Barat terjadi penurunan kualitas air tanah dengan peningkatan DHL air tanah di wilayah Kota Tangerang ( S/cm), Jakarta Utara (554 S/cm S/cm), dan Jakarta Pusat (14-56 s/cm) (Danaryanto dan Hadipurwo, 2006).

7 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Amblasan Tanah Amblesan tanah (land subsidence), timbul akibat pengambilan air tanah yang berlebihan pada lapisan pembawa air (aquifer) yang tertekan (confined aquifers). Air tanah yang tersimpan dalam pori-pori lapisan penutup akuifer akan terperas keluar yang mengakibatkan penyusutan lapisan penutup tersebut, akibatnya terjadi amblesan tanah di permukaan. Sumber hasil penelitian Laboratorium Geologi ITB : Beberapa lokasi di cekungan Bandung mengalami penurunan tanah, pada periode , besamya penurunan tanah berkisar cm, dengan kecepatan penununan berkisar antara 2-18 mm/bulan. Dalam periode tersebut, lokasi-lokasi Cimahi (Leuwigajah), Dayeuhkolot, Rancaekik mengalami penuruan tanah yang relatif lebih besar, yaitu masing-masing sebesar 52 cm, 46 cm dan 42 cm. Amblesan tanah di dataran pantai Jakarta bagian Utara. Kecepatan penurunan tanah yang didasarkan Pengukuran pada patok ketinggian adalah antara 1,3-12,0 cm/tahun.

8 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Penurunan Kesuburan Tanah Kesuburan tanah tergantung pada keseimbangan lima faktor, yaitu : Air (air tanaman, soil water & groundwater), Oksigen (bersama air dalam pori tanah), Unsur hara (bahan organik, bio-process), Kondisi fisik (tekstur, kekerasan, dll), dan Unsur toksik (zat penghambat). Lima faktor ini harus “seimbang” untuk memberikan “kesuburan” pada tanah. Kekurangan/kelebihan salah satunya akan merusak kesuburan tanah. Kehilangan air, mengakibatkan : Suplai air tanaman tidak ada (tanaman layu, lalu mati) Bakteri/mikroba & hewan tanah akan mati (bio-process terhenti, unsur hara tdk berfungsi untuk tanaman).  Hewan tanah (Cacing, Keluwing, Orong-orong, dll). Kelebihan air, mengakibatkan : Suplai oksigen untuk tanaman tidak ada (tanaman layu, lalu mati) Bakteri & makhluk tanah melakukan bio-process terhadap tanaman.

9 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Sekitar 500 gram air diperlukan untuk menghasilkan 1 gram bahan tumbuhan kering. Sekitar 5 gram (1 %) air, menjadi bagian terpadu pada tumbuhan (air tanaman). Sekitar 495 gram air, akan hilang melalui stomata pada daun selama penyerapan karbondioksida (transpirasi). Keadaan atmosfir seperti kelembaban dan suhu nisbi memainkan peran utama dalam menentukan seberapa cepat air itu hilang dan jumlah air yang diperlukan tanaman. Hakikatnya pertumbuhan tanaman akan terbatas bila terjadi kekurangan air. Keperluan akan pembuangan kelebihan air dari tanah berkaitan dengan keperluan untuk oksigen. Tanah yang subur akan memberikan kecukupan air yang seimbang bagi tanaman. Karena kekurangan maupun kelebihan, keduanya akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

10 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Peningkatan Suhu Permukaan & Pemanasan Global (Global Warming) Pemanasan global atau Global Warming ; adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Hasil kajian IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change, 2001), memastikan bahwa pemanasan global (global warming) terjadi karena atmosfer bumi dipenuhi oleh gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana, yang dihasilkan oleh manusia. Gas karbondioksida terjadi akibat proses pembakaran bahan bakar fosil dengan tujuan untuk menghasilkan energi dan juga akibat kebakaran hutan. Sementara gas metana terjadi akibat aktivitas pembuangan sampah, dan pembuangan peralatan rumah tangga. Sebagian ilmuwan juga berpendapat bahwa eksploitasi air tanah yang berlebihan, dapat meningkatkan suhu permukaan bumi yang memberi kontribusi pula dalam pemanasan global. Lalu pemanasan global memperbesar penguapan air ke atmosfir (Efek Umpan Balik)

11 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Mekanisme Efek Umpan Balik Pemanasan global, juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

12 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Mekanisme Efek Umpan Balik (lanjutan) Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es di permukaan bumi (kutub). Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan (tanah) atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan (tanah) maupun air, memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es (glester), dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan di permukaan bumi, dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu proses yang berkelanjutan.

13 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Informasi IPPC (2001) : Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± °F) selama seratus tahun terakhir. Model iklim diacu oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 sampai 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan penggunaan model-model sensitivitas iklim, dan skenario yang berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih 1000 tahun, walaupun tingkat emisi gas rumah kaca (didarat) telah distabilkan. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah menurunnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

14 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Perubahan Iklim (Climate Change) Perubahan iklim, merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang (biasanya dekade atau lebih). (IPCC/Intergovernmental Panel on Climate Change, 2001). Perubahan iklim, adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu (LAPAN, 2002). Perubahan iklim, adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi, antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001). Perubahan iklim meliputi perubahan curah hujan, yang mana : curah hujan  siklus hidrologi  air tanah ; atau air tanah  siklus hidrologi  curah hujan (iklim) ....?

15 DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH
Perubahan iklim dan pemanasan global, secara bersama merupakan elemen cuaca. Pemanasan global memicu perubahan iklim dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Perubahan Yang Telah Terjadi, antara lain : Meningkatnya temperatur (10 tahun = 1 sampai 2 oC). Periode kemarau yang ekstrim saat ini terjadi lebih cepat (2 –3 tahun; Tahun 1990 : 5 –7 tahun) Curah hujan tinggi, terjadi degradasi lapisan tanah bagian atas (erosi tinggi). Perlu mulai memanfaatkan informasi agroklimat untuk analisis perencanaan pengelolaan tanaman.


Download ppt "BAB IV : DAMPAK KERUSAKAN AIR TANAH"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google