Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB V. SIFAT BIOLOGI TANAH

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB V. SIFAT BIOLOGI TANAH"— Transcript presentasi:

1 BAB V. SIFAT BIOLOGI TANAH
Oleh: Dr. Ir. KASIFAH, M.P. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

2 BAB V. SIFAT BIOLOGI TANAH
Jazad Hidup Tanah ada dua kelompok besar jazad hidup (organisme) tanah, yaitu yang menguntungkan dan merugikan Kelompok yang menguntungkan meliputi seluruh organisme yang melakukan pelapukan organik, perubahan ke anorganik, dan penambatan nitrogen. Sedangkan kelompok yang merugikan, adalah yang melakukan persaingan hara dengan tanaman pokok dan/atau menyebabkan tanaman kena hama dan penyakit. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

3 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Peranan utama organisme tanah adalah untuk mengubah bahan organik, baik segar maupun setengah segar atau sedang melapuk, sehingga menjadi bentuk senyawa lain yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. Secara umum, aktifitas organisme tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: Iklim (curah hujan, suhu, dan lain-lain) Tanah (kemasaman, kelembaban, suhu, hara, dan lain-lain) Vegetasi (hutan, padang rumput, belukar, dan lain-lain). Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

4 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
2. Bahan Organik Tanah Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia, maupun biologi tanah. Bahan organik, adalah bahan pemantap agregat tanah Sekitar setengah dari KTK berasal dari bahan organik. Bahan organik merupakan hara tanaman, Bahan organik sebagai sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

5 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Sumber primer bahan organik, adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Sumber sekunder bahan organik tanah adalah binatang. Fauna atau binatang Berbeda sumber bahan organik tanah, akan berbeda pula pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya, jaringan binatang lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

6 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60 – 90%, dan rata-rata 75%, Bagian padatan sekitar 25%. Hasil dekomposisi bahan organik adalah: a. Karbon : CO2, CO32-, HCO3-, CH4, C b. Nitrogen : NH4+, NO2-, NO3- c. Belereang : S, H2S, SO3-, SO42-, CS2 d. Fosfor : H2PO4-, HPO42-, PO43- e. Lainnya : K+, Ca2+, Mg2+, H2O, O2, H2, H+, OH-, dan lain-lain. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

7 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Pengaruh bahan organik pada ciri fisika tanah, antara lain: Kemampuan menahan air meningkat; Warna tanah menjadi coklat hingga hitam; Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya; dan Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

8 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Pengaruh bahan organik pada kimia tanah, di antaranya adalah: Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation; Kation yang mudah dipertukarkan meningkat; Unsur N, P, dan S, diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali; dan Pelarutan jumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

9 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Pengaruh bahan organik pada biologi tanah, adalah: Jumlah dan aktifitas metabolik organisme tanah meningkat; dan Kegiatan jazad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik juga meningkat. Faktor yang mempengaruhi kecepatan perombakan bahan organik, antara lain: aerasi, kelembaban, suhu, ketersediaan unsur hara untuk pertumbuhan jazad mikro, susunan residu, dan nisbah C/N. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

10 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
3. Humus Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten pelapukan, berwarna coklat, amorfus, bersifat koloidal, dan berasal dari jaringan tumbuhan atau binatang yang telah dimodifikasikan atau disintesiskan oleh berbagai jazad mikro. Komposisi humus, adalah sebagai berikut: Lignin berikatan dengan N; Minyak, lemak, dan resin; Uronida dan karbon uronida; Polisakarida berikatan (amino-polisakarida); dan Protein dan liat. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

11 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
secara umum sifat dan ciri humus, antara lain: Bersifat koloidal seperti liat, tetapi amorfus; Luas permukaan dan daya jerap jauh melebihi liat; Kapasitas tukar kation (KTK) me/100 g, liat hanya me/100 g; Daya jerap air 80-90% dari bobotnya, liat hanya 15-20%; Daya kohesi dan plastisitasnya rendah, sehingga mengurangi sifat lekat dari liat dan membantu granulasi agregat tanah; Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar

12 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
6. Misel humus tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein liat yang didampingi oleh C, H, O, N, S, P, dan unsur lainnya; 7. Muatan negatif berasal dari gugus –COOH dan OH yang tersembul di pinggiran di mana ion H dapat digantikan oleh kation lain; 8. Mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia, seperti: Ca, Mg, dan K; 9. Merupakan sumber energi jazad mikro; dan 10. Memberikan warna gelap pada tanah. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar


Download ppt "BAB V. SIFAT BIOLOGI TANAH"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google