Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dr. Renny H Bagus, SpA Dr. Abdul Rohim, SpA Dr. Retno Hernik MA, SpA TIM PONED – PONEK PAPUA.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dr. Renny H Bagus, SpA Dr. Abdul Rohim, SpA Dr. Retno Hernik MA, SpA TIM PONED – PONEK PAPUA."— Transcript presentasi:

1 Dr. Renny H Bagus, SpA Dr. Abdul Rohim, SpA Dr. Retno Hernik MA, SpA TIM PONED – PONEK PAPUA

2 BAYI BERAT LAHIR RENDAH BATASAN BATASAN Bayi lahir dengan berat < 2500 g Bayi lahir dengan berat < 2500 g tanpa memandang masa gestasi tanpa memandang masa gestasi PRINSIP DASAR PRINSIP DASAR BBLR  kematian neonatal 29 % (SKRT’01) BBLR  kematian neonatal 29 % (SKRT’01) Penyulit  Hipotermia, Hipoglikemia, Penyulit  Hipotermia, Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia, Infeksi dan gangguan minum Hiperbilirubinemia, Infeksi dan gangguan minum

3 Penyebab Persalinan kurang bulan / prematur Persalinan kurang bulan / prematur Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan Faktor predisposisi Faktor ibu Faktor ibu Faktor plasenta Faktor plasenta Faktor janin Faktor janin

4 Faktor Ibu : Umur ibu 35 tahun Umur ibu 35 tahun Jarak kehamilan < 1 tahun Jarak kehamilan < 1 tahun Ibu dengan keadaan: Ibu dengan keadaan: Mempunyai BBLR sebelumnya Mempunyai BBLR sebelumnya Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat Sangat miskin Sangat miskin Kurang gizi Kurang gizi Perokok, pengguna obat terlarang, alkohol Perokok, pengguna obat terlarang, alkohol

5 Ibu hamil dengan: Ibu hamil dengan: Anemia berat. Anemia berat. Pre eklampsia atau hipertensi Pre eklampsia atau hipertensi Infeksi selama kehamilan Infeksi selama kehamilan Kehamilan ganda Kehamilan ganda

6 Faktor Bayi Faktor Bayi Bayi dengan: Cacat bawaan Infeksi selama dalam kandungan

7 Langkah Promotif / Preventif Mencegah persalinan prematur Mencegah persalinan prematur Periksa hamil teratur yang berkualitas Periksa hamil teratur yang berkualitas Meningkatkan status nutrisi ibu Meningkatkan status nutrisi ibu

8 Pemeriksaan fisik Berat lahir < 2500 gram Berat lahir < 2500 gram Kurang Bulan Kurang Bulan Tanda prematuritas (+) Tanda prematuritas (+) Tulang rawan telinga belum terbentuk Tulang rawan telinga belum terbentuk Masih terdapat lanugo Masih terdapat lanugo Refleks refleks masih lemah Refleks refleks masih lemah Alat kelamin luar Alat kelamin luar

9 Pemeriksaan fisik Kecil untuk Masa Kehamilan : Kecil untuk Masa Kehamilan : Tanda prematuritas (-) Tanda prematuritas (-) Kulit keriput Kulit keriput Kuku lebih panjang Kuku lebih panjang

10

11 BAYI BERAT LAHIR RENDAH Bayi Cukup Bulan Bayi Kurang Bulan Bayi Lebih Bulan

12 BBLR prematur murni

13 BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)

14 Kecil untuk Masa Kehamilan

15 Kehamilan 32 minggu: peningkatan kartilago lengkung luar daun telinga Kehamilan 36 minggu-matur: daun telinga kaku, lengkung terbentuk baik TANDA PREMATURITAS Telinga

16 Payudara Kehamilan 28 minggu : Tdk ada jaringan payudara Areola samar 36 weeks gestation : well-defined areola, breast nodule Kehamilan 32 minggu: areola terlihat, jaringan payudara kecil Kehamilan 36 minggu: areola terlihat baik, nodul payudara

17 Prematur Matur Kehamilan 32 minggu: Deposit lemak pada labia mayora meningkat Kehamilan 36 minggu-matur: labia mayora hampir menutupi labia minora Genitalia perempuan perempuan

18 Kehamilan 28 minggu : Testis masih tinggi di scrotum Kehamilan 36 minggu-matur: testis sudah turun, pigmentasi skrotum meningkat Genitalia Laki-laki Laki-laki

19 Kehamilan 32 minggu : Rajah < 1/3 anterior Kehamilan 36 minggu-matur: rajah pada hampir seluruh telapak kaki Telapak kaki

20

21 TEMUAN AnamnesisPemeriksaanP. penunjangdiagnosis Terpapar suhu rendah < 2 hari Lemah, < aktif Malas minum, Kulit teraba dingin Kulit mengeras kemerahan Frek. jantung < 100 X Napas pelan dan dalam Suhu < 36,5 0 CHipotermi Lahir - hari ke 3 ibu DM Kejang, tremor, letargi atau tidak sadar GDS < 45 mg/dL (2.6 mmol/L) Hipoglikemia Lahir - hari ke 3 > 3 minggu. Riwayat Maternal Kulit, konjungtiva berwarna kuning Pucat Ikterus Penilaian Klinik

22 TEMUAN AnamnesisPemeriksaanP.PenunjangDiagnosis Tidak berhasil menyusui Malas / tidak mau Sejak lahir Bayi kelihatan bugarKenaikan berat bayi kurang 20 gram/hari selama 3 hari Masalah pemberian minum Ibu demam KPD Persalinan tindakan Asfiksia Malas minum Hiper/ hipotermi letargi/kurang aktip Gangguan napas Ikterus Sklerema/skleredema Kejang Laboratorium darah : Lekosit trombosit Darah tepi Infeksi / Sepsis Bayi KMK /> bulan + mekonium Riwayat asfiksia + Tali pusat berwarna kuning kehijauan Pemeriksaan radiologi (Jika ada fasilitas) SAM Penilaian Klinik

23 Manajemen Umum Stabilisasi suhu, Jaga jalan napas Stabilisasi suhu, Jaga jalan napas Nilai segera kondisi bayi Nilai segera kondisi bayi Kelola kondisi spesifik / komplikasinya Kelola kondisi spesifik / komplikasinya

24 Bayi 1750 – 2500 grm Bayi Sehat Menerima ASI  cukup Menerima ASI  cukup Timbang bayi setiap hari, Timbang bayi setiap hari, BB 1750 - 2500 g  penurunan < 10%. Bila beratnya naik 20 g/hari  3 hari Bila beratnya naik 20 g/hari  3 hari timbang bayi 2 kali seminggu. timbang bayi 2 kali seminggu. Jika tidak  Masalah kenaikan BB tidak adekuat Jika tidak  Masalah kenaikan BB tidak adekuat

25 Bayi Sakit + Gangguan napas, minum, kejang  + Gangguan napas, minum, kejang  rujuk. rujuk. Bila perlu cairan IV  24 jam I Bila perlu cairan IV  24 jam I Berikan cairan IV dan ASI menurut umur Berikan cairan IV dan ASI menurut umur Bayi <1750 gram  rujuk

26 Hari ke Berat 12345+ > 1500 g6080100120150 < 1500 g80100120140150 Pemberian U m u r (hari) 1234567 Kecepatan cairan IV (mL/jam atau tetes mikro/menit) Jumlah ASI setiap 3 jam (mL/kali) 5046314222030035038 Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit 1750 - 2500 g Jumlah cairan rumatan yang dibutuhkan bayi (mL/kg)

27 Pemantauan ↑ berat badan & pemberian minum ↑ berat badan & pemberian minum - Berat lahir tercapai 14 hari Peningkatan BB 20-35 g/hari Peningkatan BB 20-35 g/hari - Bila ASI penuh, > 7 hari - Bila ASI penuh, > 7 hari - Tingkatkan ASI 20 cc/KgBB/hr  - Tingkatkan ASI 20 cc/KgBB/hr  180 – 200 cc/KgBB/hr 180 – 200 cc/KgBB/hr - Kenaikan BB tdk adekuat  masalah - Kenaikan BB tdk adekuat  masalah Tanda kecukupan asi Tanda kecukupan asi Pemulangan penderita Pemulangan penderita

28 1. HIPOTERMI Batasan Batasan Suhu tubuh kurang dari 36.5ºC. Prinsip dasar Prinsip dasar BBLR >> Hipotermi BBLR >> Hipotermi Sebab  paparan suhu rendah Sebab  paparan suhu rendah Tanda bahaya. Tanda bahaya. Mekanisme : Mekanisme :

29 Otak Bayi Prematur !!!

30 Moderate hypothermia hyperthermia

31 Metode kehilangan panas : 1. Evaporasi : Kehilangan panas ke udara di dalam ruangan melalui kulit atau selaput mukosa (kulit ruangan melalui kulit atau selaput mukosa (kulit basah karena cairan amnion) basah karena cairan amnion) 2. Konduksi : Terjadi jika BBL diletakkan pada permukaan yang dingin dan padat (alas bayi) permukaan yang dingin dan padat (alas bayi) 3. Radiasi : panas berpindah dari BBL ke benda padat lainnya tanpa melalui kontak langsung (lemari besi) lainnya tanpa melalui kontak langsung (lemari besi) 4. Konveksi : Kehilangan panas dari kulit BBL ke udara yang bergerak (dekat jendela,AC) udara yang bergerak (dekat jendela,AC)

32 RADIATION CONVECTION

33 Langkah Promotif/Preventif Ruang hangat, bebas aliran angin. Ruang hangat, bebas aliran angin. Jangan letakkan pada /dekat benda dingin Jangan letakkan pada /dekat benda dingin Jaga bayi tetap hangat Jaga bayi tetap hangat Tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, Tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, Berikan tambahan kehangatan bila perlu Berikan tambahan kehangatan bila perlu Ukur suhu tubuh sesuai jadwal Ukur suhu tubuh sesuai jadwal

34 CARAPETUNJUK PENGGUNAAN Kontak kulit - Untuk semua bayi - Apabila cara lain tidak mungkin dilakukan Metode Kanguru - BB < 2500 g, - Tidak sakit berat. Pemancar panas - Untuk bayi sakit / BB ≥ 1500 g - Untuk pemeriksaan bayi, tindakan, atau hipotermi Lampu penghangat - Bila tidak tersedia pemancar panas, Inkubator - BB < 1500 g - bayi sakit berat Boks penghangat - Bila tidak tersedia inkubator, Penghangat Ruanganan - Untuk merawat bayi dengan berat < 2500 g - Tidak untuk bayi sakit berat Cara menghangatkan bayi

35 Perawatan Metode Kanguru  tiga komponen: 1. Kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada dan perut ibu dalam baju kanguru. 2. ASI eksklusif 3. Memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi

36 Keuntungan Perawatan Metode Kanguru bagi Ibu : Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya secara emosional Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya secara emosional Ibu menjadi merasa mampu merawat bayinya Ibu menjadi merasa mampu merawat bayinya Produksi ASI cukup / banyak sehingga tidak perlu tambahan susu formula Produksi ASI cukup / banyak sehingga tidak perlu tambahan susu formula Ibu percaya diri, sindroma ASI kurang (-) Ibu percaya diri, sindroma ASI kurang (-) Menghemat pengeluaran biaya Rumah Tangga Menghemat pengeluaran biaya Rumah Tangga

37 Keuntungan Perawatan Metode Kanguru bagi Bayi : Pernapasan bayi menjadi teratur dan stabil Pernapasan bayi menjadi teratur dan stabil Suhu bayi meningkat dan stabil pada suhu normal (36,5 -37,5 0 C) Suhu bayi meningkat dan stabil pada suhu normal (36,5 -37,5 0 C) Mengurangi kejadian infeksi (terutama infeksi saluran napas dan cerna) Mengurangi kejadian infeksi (terutama infeksi saluran napas dan cerna) BBLR menetek dengan baik dan berat badan meningkat dengan cepat BBLR menetek dengan baik dan berat badan meningkat dengan cepat Istirahat / tidur bayi lebih banyak Istirahat / tidur bayi lebih banyak Bayi merasa aman dan nyaman Bayi merasa aman dan nyaman

38 Posisi Posisi Perawatan Bayi BBLR Posisi Kepala menoleh Ke satu sisi Posisi “Kaki kodok” Bayi diantara payudara ibu

39 Ayah juga dapat berperan dalam perawatan metode kangguru (Kangaroo Mother Care, WHO, 2003)

40

41

42

43

44 Kotak penghangat.

45

46 Radiant warmer

47 BBSuhu ruangan 1500 – 2000 g28 – 30 o C > 2000 g26 – 28 o C Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian Catatan: jangan digunakan untuk bayi < 1500 g

48 Diagnostik Anamnesis Riwayat Riwayat - bayi tidak dikeringkan - tidak dijaga kehangatannya. - tidak dijaga kehangatannya. - terpapar lingkungan yg dingin - melakukan tindakan tanpa tambahan kehangat. tanpa tambahan kehangat.

49 Temuan AnamnesisPemeriksaanKlasifikasi - suhu lingkungan rendah - < 2 hari - 32ºC – 36.4ºC - Gangguan napas - Denyut jantung<100 X/mnt - Malas minum, Letargi Hipotermia sedang - suhu lingkungan rendah - < 2 hari - Suhu tubuh < 32ºC - Tanda lain hipotermia sedang - Kulit teraba keras - Napas pelan dan dalam Hipotermia berat - Paparan suhu berlebihan (-) - Suhu tubuh berfluktuasi antara 36ºC - 39ºC meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil - Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil Suhu tubuh tidak stabil ( Dugaan sepsis) Klasifikasi Hipotermi

50 Manajemen Hipotermi berat Hangatkan bayi Hangatkan bayi Hindari paparan panas yang berlebihan Hindari paparan panas yang berlebihan Pasang jalur IV Pasang jalur IV Periksa kadar glukose darah, sampel darah Periksa kadar glukose darah, sampel darah Nilai tanda bahaya Nilai tanda bahaya Kelola jika ada penyulit lain  g. napas, hipoglikemi, infeksi Kelola jika ada penyulit lain  g. napas, hipoglikemi, infeksi Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam. Periksa juga suhu alat. Periksa juga suhu alat.

51 Hipotermi Sedang Hangatkan bayi Hangatkan bayi Berikan ASI. Berikan ASI. Periksa kadar glukose darah. Periksa kadar glukose darah. Nilai tanda bahaya, Nilai tanda bahaya, Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam Jika suhu tidak naik /<0,5 0 C  sepsis? Jika suhu tidak naik /<0,5 0 C  sepsis? Jika suhu tlh normal  12 jam Jika suhu tlh normal  12 jam Jika tidak ada masalah lain  rwt. jalan Jika tidak ada masalah lain  rwt. jalan

52 2. HIPOGLIKEMI Batasan Kadar glukose darah < 45 mg/dL (2,6 mmol/L) Prinsip Dasar Glukosa merupakan sumber kalori Glukosa merupakan sumber kalori Setiap stress  cadangan glukosa Setiap stress  cadangan glukosa BBLR  cadangan glukosa BBLR  cadangan glukosa BBLR  Hipoglikemi  kejang  hipoksia otak BBLR  Hipoglikemi  kejang  hipoksia otak

53 Diagnosis Anamnesis Riwayat bayi asfiksia, hipotermi, hipertermi, g. pernapasan, prematur, KMK, BMK, PJB Riwayat bayi asfiksia, hipotermi, hipertermi, g. pernapasan, prematur, KMK, BMK, PJB Riwayat bayi dengan ibu DM Riwayat bayi dengan ibu DM

54 Pemeriksaan klinis Asimtomatis, Asimtomatis, Tremor, lemah, apatis,letargik, keringat dingin, sianosis Tremor, lemah, apatis,letargik, keringat dingin, sianosis Apne atau nafas lambat, tidak teratur, masalah minum Apne atau nafas lambat, tidak teratur, masalah minum Tangis melengking atau lemah merintih. Tangis melengking atau lemah merintih. Kejang, hipotoni, nistagmus Kejang, hipotoni, nistagmus

55 Manajemen Bolus glukose 10% 2 mL/kg IV (5 menit). Bolus glukose 10% 2 mL/kg IV (5 menit). Jika jalur IV tidak dapat  NGT Jika jalur IV tidak dapat  NGT Infus glukose 10% sesuai kebutuhan rumatan kemudian dirujuk Infus glukose 10% sesuai kebutuhan rumatan kemudian dirujuk Berikan ASI. Berikan ASI. Penanganan penyulit Penanganan penyulit

56 3.IKTERUS/ HIPERBILIRUBINEMIA 3.IKTERUS/ HIPERBILIRUBINEMIA Batasan : Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa Hiperbilirubinemia : bilirubin > 5 mg% ( 85 µmol/L). Hiperbilirubinemia : bilirubin > 5 mg% ( 85 µmol/L).

57 Prinsip Dasar Ikterus > minggu pertama kehidupan, bayi krg bulan. Ikterus > minggu pertama kehidupan, bayi krg bulan. Normal/ fisiologis dan patologis. Normal/ fisiologis dan patologis. Gejala awal penyakit. Gejala awal penyakit. Sebab: pembentukan >, pengeluaran, pengeluaran < Bilirubin  sel syaraf  otak terganggu  cacat/ kematian Bilirubin  sel syaraf  otak terganggu  cacat/ kematian

58 Langkah Promotif/Preventif Menghindari penggunaan obat pada ibu hamil Menghindari penggunaan obat pada ibu hamil Penanganan penyebab BBLR. Penanganan penyebab BBLR. Penanganan infeksi maternal, KPD. Penanganan infeksi maternal, KPD. Penanganan asfiksia, trauma persalinan. Penanganan asfiksia, trauma persalinan. Pemenuhan kebutuhan nutrisi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi.

59 Diagnostik Anamnesis Riwayat ikterus,anemi. Riwayat ikterus,anemi. Riwayat penggunaan obat, infeksi maternal, ketuban pecah dini Riwayat penggunaan obat, infeksi maternal, ketuban pecah dini Riwayat trauma persalinan, asfiksia. Riwayat trauma persalinan, asfiksia.

60 Pemeriksaan Pemeriksaan pencahayaan yang memadai. Pemeriksaan pencahayaan yang memadai. Tekan hidung / dahi; lengan / tungkai; tangan& kaki. Ikterus : wajah  kaudal tubuh, dan ekstremitas. Ikterus : wajah  kaudal tubuh, dan ekstremitas. Pemeriksaan penunjang: bilirubin serum. Pemeriksaan penunjang: bilirubin serum. Tentukan tk keparahan metode Kremer. Tentukan tk keparahan metode Kremer.

61

62 Derajat Ikterus Daerah IkterusPerkiraan kadar bilirubin IDaerah Kepala dan leher 5,0 mg % IISampai badan atas 9,0 mg% IIISampai badan bawah hingga tungkai 11,4 mg% IVSampai daerah lengan, kaki bawah, lutut. 12, 4 mg % VSampai daerah telapak tangan dan kaki 16,0 mg% Pembagian ikterus menurut metode Kremer

63 Temuan AnamnesisPemeriksaanP. PenunjangDiagnosis Saat lahir - hari ke 2 Riwayat ikterus Riwayat penyakit keluarga Sangat Ikterus Sangat pucat Hb < 13 g/dl, Ht < 39% Ikterus hemolitilk Saat lahir - hari ke 2/> Infeksi maternal Sangat Ikterus Tanda infeksi (malas minum, <aktif, lemah, suhu abnormal) Lekositosis, lekopeni, trombositopenia Ikterus diduga infeksi/ sepsis Timbul pada hari 1 Riwayat ibu pengguna obat Ikterus Ikterus akibat obat Diagnosis banding ikterus

64 Temuan AnamnesisPemeriksaanP.PenunjangDiagnosis Ikterus hebat hari ke 2 Ensefalopati hari ke 3 - 7 Ikterus hebat yang tidak atau terlambat diobati Sangat ikterus Kejang Postur abnormal, letargi Ensefalopati bilirubin Ikterus menetap setelah usia 2 minggu Ikterus berlangsung > 2 mg bayi ckp bl 3 minggu bayi < bl Urin gelap, feses pucat. Ikterus berkepanjangan hari ke 2 /> lebih. BBLR Bayi tampak sehatIkterus pada bayi prematur Hari ketigabayi cukup bulan, berat lahir lebih 2500 gram, tampak sehat Ikterus fisiologis

65 Pemeriksaan penunjang Puskesmas : pemeriksaan atau penajaman klinis Puskesmas : pemeriksaan atau penajaman klinis sangat diutamakan sangat diutamakan Bila tersedia : gol darah, kadar biliribun Bila tersedia : gol darah, kadar biliribun

66 Manajemen Ikterus fisiologis  rawat jalan Ikterus fisiologis  rawat jalan ASI dini dan ekslusif & > sering ASI dini dan ekslusif & > sering Bayi dapat cukup sinar mata hari pagi. Bayi dapat cukup sinar mata hari pagi. Kelola faktor risiko Kelola faktor risiko Rujuk jika: Rujuk jika: Ikterus timbul dalam 24 jam I. Ikterus kremer III/>

67 Faktor risiko : BBLR, inkompatibilitas, asfiksia /asidosis, hipoksia, trauma serebral, atau infeksi BBLR, inkompatibilitas, asfiksia /asidosis, hipoksia, trauma serebral, atau infeksi Pemulangan dan pemantauan lanjutan : Nasehati ibunya mengenai pemberian minum dan membawa kembali jika menjadi semakin kuning

68 4. MASALAH PEMBERIAN MINUM. Prinsip Dasar Prinsip Dasar Masalah minum : BBL, BBLR,sakit berat. Masalah minum : BBL, BBLR,sakit berat. Mengurangi risiko sakit & tumbang bayi. Mengurangi risiko sakit & tumbang bayi. Masalah paling sering Masalah paling sering Semula minum baik menjadi malas minum Semula minum baik menjadi malas minum Malas minum sejak lahir Malas minum sejak lahir Berat bayi tidak naik Berat bayi tidak naik Ibu cemas Ibu cemas

69 Langkah Promotif / Preventif Perawatan antenatal. Perawatan antenatal. Mencegah kelahiran BBLR Mencegah kelahiran BBLR Penanganan infeksi maternal Penanganan infeksi maternal Perawatan pasca natal Perawatan pasca natal

70 Diagnostik Anamnesis Anamnesis Riwayat cara pemberian minum bayi Riwayat cara pemberian minum bayi Riwat terjadinya masalah pembeian minum Riwat terjadinya masalah pembeian minum Riwayat penimbangan bayi Riwayat penimbangan bayi Riwayat infeksi maternal, KPD Riwayat infeksi maternal, KPD

71 Temuan AnamnesisPemeriksaanDiagnosis Malas / tdk mau minum, Sebelumnya baik 6 jam/ > Infeksi maternal, Ketuban pecah dini Bayi tampak sakit Tanda infeksi : Kesulitan bernapas, suhu tubuh tidak stabil, iritabel, kejang, tidak sadar, muntah, Curiga Infeksi Malas / tdk mau minum, sebelumnya baik Sejak lahir Bayi berat lahir < 2500 gram atau kehamilan < 37 minggu bayi kecil Ibu tdk dpt/ tidak berhasil menyusui Ibu cemas & kawatir Hari 1 / lebih · Bayi kelihatan sehat Cara pemberian minum salah Kecemasan pada ibu Diagnosis Banding Masalah minum

72 Temuan AnamnesisPemeriksaanDiagnosis Regurgitasi, Tersedak & batuk setelah minum Hari ke 1 atau lebih Celah palatum - mulut keluar minum lewat hidung Celah langit-langit Regurgitasi sejak pertama minum · Hari 1 · Air ketuban bercampur mekonium Pipa lambung dapat masuk Bayi kelihatan sehat Iritasi lambung Regurgitasi, batuk, tersedak pertama kali minum Sejak lahir Pipa lambung tidak dapat masuk. Keluar air liur atau cairan dari mulut Kelainan Bedah Diagnosis Banding Masalah minum

73 Manajemen Umum Bila bayi malas minum sejak pertama Bila bayi malas minum sejak pertama  infeksi  persiapan rujuk. Kemungkinan kelainan bedah Kemungkinan kelainan bedah pasang jalur infus, tunda minum. Persiapan rujukl Persiapan rujukl Bila pipa lambung berhasil masuk, Bila pipa lambung berhasil masuk,  pastikan pipa masuk kelambung, kemungkinan diagnosis  dirujuk

74 Manajemen Khusus Ibu tidak dapat / tidak berhasil menyusui Ibu tidak dapat / tidak berhasil menyusui Kecemasan pada ibu Memberikan pengertian & pemberian ASI yang tepat. Memberikan pengertian & pemberian ASI yang tepat. Perhatikan & catat berat bayi setiap hari Perhatikan & catat berat bayi setiap hari BB meningkat minimal 60 gr /3 hari  ASI cukup. BB meningkat minimal 60 gr /3 hari  ASI cukup. BB meningkat < 60 gr/3hari  tidak adekuat. BB meningkat < 60 gr/3hari  tidak adekuat.

75 Periksa penyebab berat tidak naik sebelumnya Periksa penyebab berat tidak naik sebelumnya Apakah sesuai rencana. Apakah sesuai rencana. Apakah suhu lingkungan bayi optimal. Apakah suhu lingkungan bayi optimal. Cari tanda infeksi  pengobatan. Cari tanda infeksi  pengobatan. Bila tidak ditemukan penyebab pasti  Tingkatkan ASI Bila tidak ditemukan penyebab pasti  Tingkatkan ASI Bila kenaikan berat masih < 20 gram/ hari Bila kenaikan berat masih < 20 gram/ hari Tambahan susu peras. Tambahan susu peras. Bila tidak dapat  beri 10 ml pengganti ASI. Bila tidak dapat  beri 10 ml pengganti ASI. Jika BB meningkat 20 gr/ hr (3 hr)  turunkan PASI  stop. Jika BB meningkat 20 gr/ hr (3 hr)  turunkan PASI  stop.

76 Motivasi ibu DUKUNGAN PSIKOLOGI BAGI IBU untuk MENYUSUI DUKUNGAN PSIKOLOGI BAGI IBU untuk MENYUSUI

77 Pedoman Menyusui yang Baik dan Benar * Berikan ASI J Setelah 30 menit setelah melahirkan J Kolostrum J Sesering mungkin & semau bayi J Secara eksklusif J Dari kedua payudara * Ibu sekamar dengan bayi * Perhatikan posisi menyusui

78 Bagaimana Posisi Menyusui yang Benar ? 1. Bayi tenang 2. Mulut bayi terbuka lebar & menutupi daerah gelap sekitar putting susu

79 3. Perut bayi menghadap ke perut ibu 4. Dagu bayi menempel ke payudara 5. Telinga & lengan bayi berada dlm satu garis lurus

80 Posisi Perlekatan yang benar Mulut bayi terbuka lebarBibir melipat keluar Bagian bawah areola tidak terlihat Dagu menyentuh payudara CALM

81 Memeras ASI, memberi minum dengan gelas (Konseling menyusui, WHO 2004)

82 Q BBLR atau bayi prematur Q BAYI KEMBAR Q BAYI SUMBING Q BAYI SAKIT Q BAYI IKTERUS TETAP MENYUSUI PADA BAYI-BAYI BERMASALAH TETAP MENYUSUI PADA BAYI-BAYI BERMASALAH

83 Memberi Minum BBLR/ Prematur ASI terbaik, termudah. ASI terbaik, termudah. Bayi kecil mungkin tdk dpt minum baik Bayi kecil mungkin tdk dpt minum baik Prinsip umum menyusui ASI: Prinsip umum menyusui ASI: minimal 8 kali 24 jam minimal 8 kali 24 jam Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu payudara berikan payudara lainnya Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu payudara berikan payudara lainnya

84 Selalu memberi minum ASI sebelum peras ASI. Selalu memberi minum ASI sebelum peras ASI. Biarkan bayi menyusu untuk waktu lebih lama.. Biarkan bayi menyusu untuk waktu lebih lama.. Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6 bulan pertama. Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6 bulan pertama. Tidak menghisap dg baik / BB tak naik adekuat  ASI peras Tidak menghisap dg baik / BB tak naik adekuat  ASI peras

85 J Bila bayi tidak bisa menghisap ASI, ASI peras bisa diberikan melalui sonde, sendok atau pipet/alat tetes (metode saat ini dengan “CUP”/ cangkir kecil) J Komposisi ASI dari ibu yang melahirkan BBLR kurang bulan berbeda dengan ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan

86 Memberi Minum Bayi Kembar Yakinkan ASI nya cukup untuk kedua bayinya. Yakinkan ASI nya cukup untuk kedua bayinya. Memerlukan waktu utk menyusui mantap Memerlukan waktu utk menyusui mantap Yakin bahwa bayi yang lebih lemah dpt cukup ASI Yakin bahwa bayi yang lebih lemah dpt cukup ASI Beri ASI peras jika perlu Beri ASI peras jika perlu Secara bergantian menggilir payudara. Secara bergantian menggilir payudara.

87 BAYI KEMBAR POSISI SEPERTI MEMEGANG BOLA

88 Football or clutch position

89 Cradle-V position

90 BAYI DENGAN BIBIR SUMBING k TETAP DIBERI ASI : untuk pertumbuhan yang optimal siap menjalani operasi bibir sumbing k KEUNTUNGAN MENYUSUI : MELATIH KEKUATAN OTOT RAHANG DAN LIDAH

91 POSISI YG DIANJURKAN PADA BAYI DENGAN BIBIR SUMBING POSISI YG DIANJURKAN PADA BAYI DENGAN BIBIR SUMBING kPOSISI IBU DUDUK DENGAN BAYI TEGAK / VERTIKAL kPEGANG PUTTING DAN AEROLA SELAGI MENYUSUI, UNTUK MEMBANTU BAYI MENDAPAT ASI CUKUP kIBU JARI IBU SEBAGAI PENYUMBAT CELAH BIBIR BAYI kSUMBING PADA BIBIR DAN LANGIT-LANGIT : CSENDOK / PIPET CDOT KHUSUS

92 BAYI IKTERUS kIKTERUS AKAN LEBIH BURUK PADA BAYI YG TIDAK MENDAPAT ASI kASI MEMBANTU AGAR IKTERUS TIDAK MENJADI PARAH jBAYI HARUS MULAI MENYUSU LEBIH AWAL, SEGERA SETELAH DILAHIRKAN (kolostrum) jHARUS SERING DIBERI ASI TANPA BATASAN jBAYI YANG DIBERI SUSU PERAS HARUS MENDAPAT 20% ASI LEBIH BANYAK

93 Perawatan payudara Pastikan puting susu dan areola mamae selalu dalam keadaan bersih Pastikan puting susu dan areola mamae selalu dalam keadaan bersih Gunakan kain bersih untuk menyeka puting susu dan gunakan sedikit ASI sebagai pelembab Gunakan kain bersih untuk menyeka puting susu dan gunakan sedikit ASI sebagai pelembab Lecet dan retak bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yang benar untuk menghindarkan lecet/retak dan kurangnya asupan untuk bayi Lecet dan retak bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yang benar untuk menghindarkan lecet/retak dan kurangnya asupan untuk bayi Ajarkan cara untuk mengenali dan mencari pertolongan bila terjadi bendungan ASI atau mastitis Ajarkan cara untuk mengenali dan mencari pertolongan bila terjadi bendungan ASI atau mastitis

94 1. PUTING SUSU DATAR/ TERBENAM - Usahakan puting susu keluar dengan tangan atau dengan pompa - Jika tidak bisa tetap disusui dengan menekan aerola membentuk dot - alternatif akhir : peraslah susu dan berikan dalam “cup” 2. PUTING SUSU TIDAK LENTUR - Dapat diatasi seperti pada putting susu terbenam MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI

95 3. PUTING SUSU LECET - Jika masih memungkinkan tetaplah menyusui - Jika nyeri parah, istirahatkan (24 jam) dan peras - dengan tangan (jangan menggunakan pompa) - cegah terjadinya putting lecet : - olesi puting susu dengan ASI - tidak membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol atau obat-obatan yang merangsang puting susu

96 4. PAYUDARA BENGKAK Q Cegah dengan selalu memberikan ASI “on demand” Q Bayi TETAP disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak Q Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong Q Gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman Q Kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak/ nyeri

97 5. SALURAN SUSU TERSUMBAT cegah dengan : Perawatan payudara pasca persalinan secara teratur. Memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat. Mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui payudara masih terasa penuh.

98 Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin. KOMPRES HANGAT sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap putting susu KOMPRES DINGIN setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.

99 6. MASTITIS DAN ABSES PAYUDARA Dokter memberikan pengobatan ANTIBIOTIKA dan SIMPTOMATIK terhadap nyeri. KOMPRES AIR HANGAT. ibu CUKUP ISTIRAHAT DAN BANYAK MINUM. sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian yang sakit. Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin.

100 Teknik Pengeluaran dan Penyimpanan ASI Indikasi Kurang pengalaman ibu Pembengkakan payudara Neonatus sakit dan berisiko yang memerlukan asupan alternatif Tempat kerja tidak layak untuk menyusui dan ASI harus disimpan Meningkatkan produksi ASI. Mencegah dan melegakan pembengkakan payudara.

101 Milk Storage Methods and Their Maximum Storage Times Panduan Penyimpanan ASI Metode Penyimpanan Waktu Penyimpanan Maksimal Suhu Kamar1 jam Lemari pendingin (-4°C/24°F)48 jam Lemari pembeku (Lemari es 1 pintu) Tidak dianjurkan Lemari pembeku (Lemari es 2 pintu) 3 bulan untuk Neonatus tidak sehat 6 bulan untuk neonatus sehat

102


Download ppt "Dr. Renny H Bagus, SpA Dr. Abdul Rohim, SpA Dr. Retno Hernik MA, SpA TIM PONED – PONEK PAPUA."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google