Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERSIAPAN PERTENUNAN OLEH : INDIRA MAHARANI P

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERSIAPAN PERTENUNAN OLEH : INDIRA MAHARANI P"— Transcript presentasi:

1 PERSIAPAN PERTENUNAN OLEH : INDIRA MAHARANI P 14050404061
RIZKI AINUN J ANGGI AMALIA LILIS WARDANI ROHMA MAULIDYA NIENA TAURISKA S

2 BENANG PENGERTIAN Benang adalah istilah generik untuk berkas serat kontinyu dalam bentuk yang sesuai atau cocok untuk proses pertenunan, perajutan, atau silangan (interlacing) lainnya guna membentuk kain atau untuk tujuan tertentu lainnya. proses membuat benang dilakukan dengan cara memberi puntiran atau antihan (twist) kepada rangkaian berkas serat yang relatif sejajar sehingga terbentuk struktur yang koheren dan panjang. proses membuat benang  dikenal sebagai proses pemintalan (spinning). Macam Benang : 1.Benang dari serat alam, seperti kapas,wool, sutera, rami, dll. 2.Benang semi-synthetic, seperti rayonviskosa, rayon acetat, dll. 3.Benang Synthetic, seperti nylon,poliester, acrilyc, polyprophhelene, dll.

3 LANJUTAN.... UKURAN BENANG
Ukuran benang tidak dinyatakan oleh besarnya diameter, tetapi ukuran benang dinyatakan dengan nomor dalam dua cara, yakni cara langsung dan cara tidak langsung. Cara langsung Semakin berat benang per satuan panjang maka  ukurannya semakin besar. jadi ukurannya  berbanding lurus dengan  beratnya. tEX dan dENIER adalah ukuran benang dengan cara langsung Cara tidak langsung Semakin panjang benangnya per satuan berat maka ukurannya semakin kecil. jadi, ukurannya berbanding terbalik dengan panjangnya. nE1 dan nM  adalah ukuran benang dengan cara tidak langsung. ukuran serat juga bisa dinyatakan dengan cara yang sama seperti ukuran benang.

4 LANJUTAN... Penomoran Benang Tidak Langsung(Makin besar diameter benang/makin kasar,makin kecil nomornya) Macamnya : Ne 1 dan Nm Ne1 20, artinya benang tersebut tiap poundpanjangnya 20 hanks. Nm 10 artinya benang tersebut 1 grampanjangnya 20 meter  Penomoran Benang Langsung (Makin kecil diameter benang/makin halus,makin kecil nomornya)Macamnya : Tex dan Td (D)100 Tex artinya benang tersebut tiap1000 meter, beratnya 100 gram. 150 D artinya benang tersebut tiap 9000meter, beratnya 150 gram. Ne1 = Panjang Benang (hanks)/Berat Benang (pound) Nm =Panjang Benang (meter) /Berat Benang (gram) Tex = 1000 xBerat (gram)/Panjang (meter) Td = 9000 xBerat (gram) /Panjang (meter)

5 TEKNOLOGI PERTENUNAN Definisi :
Pertenunan adalah metode pembuatan kain melalui proses silangan antara benang lusi dan benang pakan. Prinsip Pertenunan : 1.Pembukaan mulut lusi, yaitu proses menaikan atau menurunkan sebagian benang lusi. 2.Pemasukan benang pakan, yaitu proses memasukkan benang pakan ke dalam mulut lusi. 3.Pengetekan benang pakan, yaitu proses merapatkan benang pakan.

6 PERTENUNAN 1.Persiapan Pertenunan (Weaving Preparation) 2.Proses Pertenunan (Weaving Process)

7 1. PERSIAPAN PERTENUNAN Proses menenun adalah proses membentuk suatu anyaman dari dua macam benang . anyaman terbentuk dengan menyilangkan benang-benang dengan posisi saling tegak lurus. Benang-benang yang searah dengan panjang kain disebut sebagai benang lusi (atau benang lungsi, lungsin), sedangkan benang yang melintang ke arah lebar kain disebut sebagai benang pakan. Agar bisa berfungsi dengan baik selama proses pertenunan, masing-masing benang harus mengalami proses persiapan terlebih dahulu, yakni persiapan pertenunan. Tujuan : 1. Memperbaiki sejauh mungkin kualitasbenang, sehingga dalam proses pertenunan tidak mengalami kesulitan. 2. Membuat gulungan benang yang sesuai dengan persyaratan proses selanjutnya,baik dalam bentuk maupun volumenya.

8

9 PERSIAPAN PERTENUNAN Pada umumnya proses persiapan pertenunan meliputi : 1. Proses Pengelosan(Winding) 2. Proses Perangkapan(Doubling) 3. Proses Penggintiran(Twisting) 4. Proses Penghanian(Warping) 5. Proses Pencucukan(Drawing-in) 6. Proses Pemaletan(Pirn Rewinding)

10 Proses Pengelosan(Winding)
Tori dasar Pengelosan adalah proses menggulung benang-benang yang berasal dari suatu bentuk gulungan ke bentuk gulungan yang lain tanpa memberikan pengaruh apapun selain untuk memperbaiki mutu dari benang tersebut. Perubahan bentuk gulungan ini dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu bagi proses-proses selanjutnya. Ada beberapa jenis penggulungan. Antara lain: 1. System penggulungan aktif Penggulungan benangnya pada bobbin langsung diatas spindle bobbin. Keistimewaan dari mesin kelos ini yaitu kecepatan spindle dengan kecepatan gerak pengantar sedemikian rupa, sehingga jumlah spiral gulungan benang yang diperoleh diatas bobbin persatuan waktu selalu konstan, walau terjadi pada diameter bobbin yang berbeda. Dengan demikian sudut gulungan yang diperoleh akan berubah pada setiap lapisan gulungan, untuk mengatur konfirmasi kecepatan spindle dengan kecepatan pengantar benang ada dua cara, yaitu: a. Kecepatan spindle tetap pada diameter besar, sedangkan kecepatan pengantar benang berubah-ubah. b. Kecepatan spindle berubah-ubah, sedangkan kecepatan pengantar benang tetap.

11 LANJUTAN... 2. System penggulungan pasif
Menggunakan poros friksi sebagai penggulung benangnya. Mesin kelos pasif diantaranya: Mesin kelos eksentrik Mesin kelos bersayap Mesin kelos silinder beralur eksentrik Mesin kelos silinder beralur spiral Mesin kelos khusus untuk bobbin spiral Cara kerja mesinnya adalah benang (penggulungnya) pada bobbin terjadi karena gerakan poros friksi (drum). Fungsi dari cakra sebagai penahan agar gulungan ditiap-tiap pinggir tidak meleset, terutama untuk benang-benang yang licin dan yang mengalami perpindahan tempat.

12 LANJUTAN... Tujuan : 1.Memperbaiki mutu benang yang akandiproses, yang meliputi : kekuatan,kerataan, kebersihan dan sambungan-sambungan yang kurang baik. 2. Memperbaiki gulungan benang. 3. Meningkatkan efesiensi produksi. Mesin Kelos Buatan Balai Besar Tekstil

13 Proses Perangkapan(Doubling)
Setelah proses winding selesai, benang memasuki proses doubling. Doubling berfungsi untuk merangkap benang, disini benang single diubah menjadi benang double dan gulungannya dipindah ke bobbin silinder dengan ukuran yang telah ditentukan. Mesin doubling juga dilengkapi dengan yarn clearer yang berfungsi agar tidak terjadi penyimpangan dari jumlah benang yang harus di doubling dan secara otomatis pula berhenti jika benang yang sudah di rangkap kurang dari dua atau lebih.

14 Proses Penggintiran(Twisting)
Berdasarkan jalannya proses benang, mesin gintir dapat digolongkan : Penggintiran Naik (Up Twister) Penggintiran Turun (Down Twister) Penggintiran Basah (Wet Twister) Penggintiran Hias (Fancy Twister) A. Penggintiran Naik (Up Twistting) Penggintiran benang adalah proses merangkap beberapa helai benang, kemudian diberi puntiran (twist) yang tertentu untuk setiap panjang tertentu. Hasil dari proses ini disebut benang gintir (plied yarn). Ada dua cara proses perangkapan benang.. Tujuan dari proses penggintiran benang adalah sebagai berikut : 1.  Membuat benang yang diameternya lebih besar. 2.  Membuat benang yang kekuatannya lebih tinggi. 3.  Memperbaiki kualitas/kerataan benang. 4.  Membuat benang yang mempunyai sifat-sifat tertentu. 5.  Membuat benang hias.

15 Mesin Gintir Naik (Up-Twister)

16 LANJUTAN... Dalam satuan panjang dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Twist Persentimeter (TPC) Satuan ini biasa digunakan untuk jenis benang kapas. 2. Twisr Perinchi (TPI) Satuan ini banyak digunakan dalam dunia tekstil karena menganut sistim internasional, juga digunakan untuk benang kapas (Ne1) Twist Permeter (TPM) Satuan ini biasa digunakan untuk benang dengan nomo Td, untuk benang filamen.Adapun arah penggintiran benang ada 2, arah S dan arah Z.

17 Penggintiran Turun (Down Twister)
            Penggintiran turun termasuk pada proses penggintiran langsung, karena bahan baku berasal dari benang single (yang telah dikelos) dan dilakukan proses perangkapan serta penggintiran pada mesin ini secara langsung. Termasuk juga pada proses penggulungan aktif karena produk yang dihasilkan (benang gintir) langsung digulung pada spindel yang aktif berputar. Disebut penggintiran turun adalah karena alur proses berasal dari bahan baku (benang single) yang berada di atas rak (atas mesin) diubah menjadi benang gintir yang berada di bawah mesin. Untuk merubah arah twist yaitu dengan merubah arah belt yang melilit pada tin roll (arah dari pita spindle). Produksi mesin gintir sama dengan panjang benang yang dapat disuapkan oleh delivery roll, dengan kata lain panjang benang ini sama dengan kecepatan keliling (k.k.) dari pada delivery roll. Seperti yang telah diketahui benang yang sudah melalui delivery roll diberi twist karena putaran traveller, karena itu sesudah benang digulung pada bobin akan mengalami pemendekan karena adanya twist. Keadaan ini disebut twist contaction, sehingga hasil produksi nyata tidak sama (lebih kecil) daripada k.k. delivery roll-nya. Besar twist contraction tergantung dari nomer benang dan banyaknya twist yang diberikan.

18 Proses Penghanian(Warping)
Proses warping atau penghanian adalah proses menggulung benang lusi kedalam beam atau beam tenun, yaitu beam yang akan dipasang pada mesin tenun dengan bentuk gulungan sejajar. Benang yang akan digulung dapat berasal adri bentuk kerucut (cones), bobbin cakra atau bobbin silinder cheese yang ditempatkan pada rak bobbin (creel). Jurnlah dan nomor benang lusi disesuaikan dengan konstruksi kain yang akan dibuat sehingga antara beam tenun satu dengan lainnya kadang tidak sama jurnlah lusinya. Beam tenun yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Benang yang digulung sama panjang Letak benang yang digulung sejajar Benang pada permukaan beam rata Benang yang digulung pada beam tenun penuh  Panjang benang yang digulung lebih panjang dari k&in yang akan ditenun, karena faktor mengkeret lusi harus diperhitungkan. Mesin warping yang digunakan untuk pertenunan kain handuk ini adalah mesin hani kerucut (sectional warping machine) karena benang langsung digulung pada beam tenun dan tidak mengalami proses penganjian.

19 LANJUTAN... Cara penghanian dilakukan sebagai berikut :
Gulungan-gulungan benang berbentuk cones atau cheese dipasang pada creel benang. Ujung-ujung ditarik bersama, kemudian tiap helai benang yang dimasukkan kedalam lubang sisir. Benang-benang tersebut kemudian digulung pada tambur. Setelah penggulugan ditambur mencapai jumlah benang yang dikehendaki, kemudian gulungan benang tersebut dipindahkan pada beam tenun.

20 SKEMA MESIN

21 Proses Pencucukan(Drawing-in)
Benang dalam boom tenun sebelum ditenun diperlukan proses pencucukan. Pencucukan dipengaruhi oleh anyamankain yang akan dibuat. Yang termasuk proses pencucukan,antara lain : - Memasukkan benang lusi pada gun-gun. - Memasukkan benang lusi pada sisir tenun. - Memasukkan benang lusi pada dropper (alat penjaga lusi putus). Pencucukan pada Mata Gun dengan tangan

22 Proses Pemaletan(Pirn Rewinding)
Pemaletan adalah proses mengubah bentuk gulungan dari bobin kerucut atau silinder ke dalam bentuk bobin palet untuk dipakai pada proses pertenunan. Palet tersebut dimasukan ke dalam teropong yang selanjutnya benang dari proses tersebut akan berfungsi sebagai benang pakan.     Penggulungan benang pada palet harus padat, sehingga lapisan-lapisan benang pada palet tidak akan tergelincir/terlepas, pada waktu proses menenun yang kecepatannya tinggi, tetapi lapisan – lapisan benang tersebut hanya terurai lapis demi lapis saja, sesuai dengan kecepatan jalannya teropong. Gulungan benang pada proses pemaletan pada umumnya merupakan gulungan sejajar dan silang, yang bentuk gulungannya berupa kerucut pada kedua pangkalnya atau hanya pada pangkal bagian akhirnya saja, yang mana keadaannya tergantung dari bentuk bobin dan mesin paletnya. Tipe palet yang digunakan tergantung dari tipe mesin paletnya atau tipe teropongnya, dan juga tergantung mesin tenunnya. Pada proses pemaletan terjadi juga proses penyempurnaan kualitas benang agar pada waktu ditenun, benang pakan tidak mudah putus, dengan demikian difek kain karena benang pakan putus dapat dicegah.

23 LANJUTAN.... Gerakan pokok pada waktu proses pemaletan, yaitu :
Penyuapan benang, Perputaran spindle, dan  Penggulungan benang.  Berdasarkan konstruksi atau cara kerjanya, mesin palet dibagi menjadi : Mesin palet berbentuk corong, Mesin palet dengan rol kerucut, Mesin palet dengan bak minyak, dan Mesin palet otomatis. Berdasarkan sistem penggantian benang pakannya, mesin palet dapat dibagi menjadi : Mesin palet Cop Change ( bobin palet yang diganti ) Mesin palet Shuttle Change ( teropong yang diganti ) Mekanik ( dengan peraba ), dan Elektrik ( dengan sinar )

24 LANJUTAN... Adapun syarat gulungan palet yang baik adalah : 1.   Volume gulungan harus optimal 2. Gulungan harus padat agar tidak mudah tergelincir pada waktu proses pertenunan 3.   Gulungan harus mudah dibuka pada proses pertenunan 4.   Benang tidak boleh rusak pada saat proses pemaletan 5.   Gulungan harus sejajar. Tujuan : Menggulung kembali benang-benangdari bentuk untaian, bentuk bobinkerucut atau silinder lainnya, menjadibentuk bobin pakan atau palet (pirn).

25 Posisi Penggulungan


Download ppt "PERSIAPAN PERTENUNAN OLEH : INDIRA MAHARANI P"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google