Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PAULA APRILIA GANDI PERMATASARI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PAULA APRILIA GANDI PERMATASARI"— Transcript presentasi:

1 PAULA APRILIA GANDI PERMATASARI
TEORI KULTIVASI ARYINDRA BAYU DWITYA PAULA APRILIA GANDI PERMATASARI HAYDI LOFANSYA MUHAMMAD YUSUF

2 PENGERTIAN KULTIVASI Teori kultivasi dalam media lebih menekankan bagaimana dampak yang dicapai dari seseorang ketika mengkonsumsi media. Hal ini didukung dari pernyataan (Morrisan, 2013: 519) bahwa teori kultivasi adalah teori yang memperkirakan dan menjelaskan dalam pembentukan persepsi, pengertian dan kepercayaan mengenai dunia sebagai hasil dari mengonsumsi media dalam jangka panjang. Jadi, dalam teori kultivasi ini kebanyakan dari apa yang kita ketahui atau kita pikir, sebenarnya tidak kita alami sendiri, melainkan dengan adanya cerita-cerita yang kita dapat dari media.

3 ASUMSI DASAR TEORI Secara esensial dan fundamental televisi berbeda dengan media yang lain. Televisi membentuk cara kita berfikir dan berhubungan. Televisi hanya memberi sedikit dampak.

4 SEKILAS SEJARAH TEORI Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Profesor George Gebner ketika ia menjadi Dekan Annenberg School of Communication di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS). Ia menulis “Living with Televison: The Violenceprofile, Journal of Communication” tulisan pertamanya ini untuk mengenalkan teori ini karena pada awal ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” di pertengahan tahun 60-an untuk mempelajari bagaimana pengaruh menonton televisi, ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan dipersepsikan oleh penonton televisi (Nurudin, 2014: 167). Oleh karena itu, maksud dari teori kultivasi adalah televisi merupakan media untuk belajar mengenai masyarakat dan kultur di lingkunganya. Persepsi ini terbangun dari benak tentang masyarakat dan budaya sangat di tentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak penonton dengan televisi, ia belajar mengenai dunia yang telah ia lihat dari televisi itu sendiri, dan belajar tentang dunia, orang orang nya, nilai-nilainya, serta adat kebiasaanya.

5 KULTIVASI DALAM MEDIA MASSA
Penelitian kultivasi menekankan bahwa media massa sebagai agen sosalisasi dan menyelidiki apakah penonton televisi itu lebih mempercayai apa yang disajikan televisi daripada apa yang mereka lihat sesungguhnya. Gerbner dan kawan-kawannya melihat bahwa film drama yang disajikan di televisi mempunyai sedikit pengaruh tetapi sangat penting di dalam mengubah sikap, kepercayaan, pandangan penonton yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Gerbner berpendapat bahwa media massa menanamkan dan memperkuat ide-ide dan nilai-nilai yang telah terbentuk sebelumnya di dalam masyarakat atau budaya yang telah terbentuk. Media mempertahankan dan menyebarluaskan nilai-nilai tersebut diantara anggota-anggota kebudayaan tersebut, dan mengikatnya menjadi sebuah kesatuan. Gerbner menyebutnya sebagai efek "mainstreaming" atau efek yang tendensius. Gerbner dan kawan-kawan memperkenalkan faktor-faktor mainstreaming dan resonance

6 MAINSTREAMING Mainstreaming diartikan sebagai kemampuan memantapkan dan menyeragamkan berbagai pandangan di masyarakat tentang dunia di sekitar mereka Dalam proses ini televisi pertama kali akan mengaburkan (bluring), kemudian membaurkan (blending) dan melenturkan (bending) perbedaan realitas yang beragam menjadi pandangan mainstream tersebut.

7 RESONANCE Sedangkan resonance mengimplikasikan pengaruh pesan media dalam persepsi realitas dikuatkan ketika apa yang dilihat orang di televisi adalah apa yang mereka lihat dalam kehidupan nyata.

8 KATAGORI AUDIENS TEORI
(heavy viewers), yakni pecandu berat televisi yang seakan-akan dia lebih terpengaruh atau lebih percaya kepada realitas yang dibentuk oleh media dibandingkan dengan kepercayaannya terhadap realitas yang dia alami sendiri secara langsung. (light viewers) cenderung menggunakan jenis media dan sumber informasi yang lebih bervariasi baik komunikasi bermedia maupun sumber personal. Kelompok penonton yang termasuk kategori ringan, umumnya memiliki akses media yang lebih luas, sehingga sumber informasi mereka menjadi lebih variatif.

9 PENGAPLIKASIAN TEORI DALAM JURNAL

10 Jurnal 1 Penelitian pertama dilakukan oleh Kartika Bayu Primasanti pada tahun Kartika meneliti tentang “Pengaruh Frekuensi, Durasi, Dan Intensitas Menggunakan Facebook Terhadap Pendidikan Karakter Anak di Sekolah Pelangi Kristus” . Tujuan dari penelitian Kartika adalah menggambarkan relasi media tersebut terhadap pendidikan karakter anak yang saat ini juga menjadi fokus pendidikan di Indonesia. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari, mengolah, serta memaparkan data sehingga menggambarkan hubungan penggunaan media dengan pendidikan karakter ini. Penelitian ini akan dilakukan dengan secara survey kepada siswa-siswi community homeschooling, Pelangi Kristus, sebuah sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter dalam kurikulumnya. Dalam penelitiannya Kartika menggunakan Teori Kultivasi, dan dalam jurnal nya terdapat tiga dimensi untuk menjadi ukuran terpaan sebuah media pada seorang individu, yakni: frekuensi, durasi, intensitas. Peneliti dalam jurnal ini menggunakan dua konsep yakni, media baru dan internet. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh baik secara simultan maupun parsial antara frekuensi, durasi, dan intensitas penggunaan Facebook terhadap pendidikan karakter di sekolah Pelangi Kristus. Baik pengaruh positif maupun negatif tidak tampak dipicu oleh situs jejaring social ini. Meskipun ketersediaan akses pada Facebook baik koneksi internet maupun varian gadget sangat baik, responden belum dapat mengambil manfaat dari Facebook kecuali untuk bermain game. Perlu integrasi kurikulum pendidikan karakter dengan media literasi untuk mengoptimalkan penggunaan Facebook secara positif oleh siswa-siswi di Sekolah Pelangi Kristus ini.

11 Jurnal 2 Jurnal ke dua di buat oleh Hamim pada tahun Hamim meneliti tentang “ PENGARUH TERPAAN BERITA KEJAHATAN DI TELEVISI TERHADAP SIKAP WASPADA DAN CEMAS PADA IBU RUMAH TANGGA” tujuan jurnal ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh terpaan berita kejahatan di televisi terhadap pembentukan realitas sosial pada khalayak. Di dalam penelitianya peneliti menggunakan dua konsep. Konsep pertama tentang variabel bebas terpaan yang di tayangkan di televisi. Di dalam konsep tersebut terdapat dimensi intensitas menonton, aktualisasi berita, daya tarik berita, hubungan individu. Penelit juga menggunakan konsep dependen yang merupakan pembentukan realitas sosial. Dalam konsep tersebut terdapan dimensi kecemasan dan sikap waspada dari khalayak. Peneliti menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data secara Kluster Ganda Bertahap (Mulri Cluster Sampling) dan alokasi proporsional pada setiap strata wilayah penelitian, maka diperoleh sampel minimal sebesar 232 orang dewasa. Teknik analisis data melalui dua tahap, pertama penentuan model regresi linier ganda (Multiple linier regression) melalui perhitungan koefisien regresi ganda dan kedua dengan mempertemukan antara teori dan fakta yang ada dilapangan. Hasil penelitian ini ternyata besarnya pengaruh secara simultan tersebut tidak diikuti besarnya kontribusi SCTV pada intensitas menonton dan aktivasi berita kejahatan dalam mempengaruhi realitas sosial individu. Terbukti SCTV hanya memberikan kontribusi sebesar 11,19% untuk intensitas menonton dan 23,55% untuk aktualisasi betita kejahatan. Sedangkan AN-teve memberikan kontribusi pengaruh sebesar 45,67% pada intensitas menonton televisi dan 26,19% pada aktualitas berupa kejahatan pada pembentukan realitas sosial pada diri individu. Kesimpulan penelitian ini, tentang pengaruh terpaan berita kejahatan ditelevisi terhadap pembentukan realitas pada khalayak dapat diambil kesimpulan bahwa berita kejahatan yang di tayangkan SCTV dan AN-teve berpengaruh terhadap pembentukan realitas sosial pada masyarakat surabaya, yaitu dengan munculnya rasa cemas dan sikap waspada pada lingkungan.

12 Jurnal 3 Jurnal yang di buat oleh Ratna Dewi pada tahun 2016, jurnal ini bertujuan untuk meneliti “Hubungan Antara Tayangan 86 di NET. Dengan Tingkat Pengetahuan Peraturan Lalu Lintas (Studi Kasus Pada Masyarakat Bubuhan Samarinda). Dan mengetahui Hubungan Antara Tayangan 86 di NET. dengan Tingkat Pengetahuan Peraturan Lalu Lintas (Studi Kasus Pada Masyarakat Bubuhan Samarinda). Dalam penelitian ini Ratna Dewi menggunakan metode kuantitatif Survei Eksplanatif adapun metode survei ekspanatif digunakan bersifat Assosiaatif yaitu bermaksud menjelaskan hubungan (kolerasi) antar variable. Penelitian ini menggunakan dua konsep yaitu konsep independent dan konsep dependent. Konsep independentya adalah tayangan 86 di NET. Dimensi yang di gunakan yaitu dimensi pemirsa, dimensi waktu, dimensi durasi dan dimensi metode penyajian. Konsep dependenya adalah pengetahuan lalu lintas dengan enam dimensi yang diperhatikan, yaitu dimensi tahu, dimensi memahami, dimensi aplikasi, dimensi analisi, dimensi sintesi dan dimensi evaluasi. Hasil penelitian nya tayangan 86 NET TV menarik perhatian pemirsa sebesar 81,4% sedangkan 68% diperoleh bahwa jam tayang 86 pukul 22:30-22:30 WITA kurang sesuai dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Tidak hanya itu hasil penelitian juga diperoleh bahwa tayangan 86 di NET TV mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan Peraturan Lalu Lintas. Dimana diperoleh nilai korelasinya (rs) sebesar 0,373, hal ini menunjukkan bahwa interpretasi koefisien korelasinya adalah moderat atau sedang. Hasil dari pembuktian kebenaran hipotesis yaitu nilai Zhitung = 3,44 > dari Ztabel = 1,96, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tayangan 86 di NET. dengan tingkat pengetahuan Peraturan Lalu Lintas.

13 THANKS FOR ATTEINTION


Download ppt "PAULA APRILIA GANDI PERMATASARI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google