Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

METODE PENALARAN ILMIAH FILSAFAT ILMU PPDS I FK UNUD Dr dr Tjok Mahadewa M.Kes, SpBS(K)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "METODE PENALARAN ILMIAH FILSAFAT ILMU PPDS I FK UNUD Dr dr Tjok Mahadewa M.Kes, SpBS(K)"— Transcript presentasi:

1 METODE PENALARAN ILMIAH FILSAFAT ILMU PPDS I FK UNUD Dr dr Tjok Mahadewa M.Kes, SpBS(K)

2 SILABUS Filsafat Ilmu KompetensiMateriPembelajaranIndikator Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Silogisme Silogisme Pemikiran Proposisi Simpulan Argumen Menelaah definisi dan jenis tentang Silogisme Menelaah definisi dan jenis tentang Pemikiran Menelaah definisi dan jenis tentang Proposisi Menelaah definisi dan jenis tentang Simpulan Menelaah definisi dan jenis tentang Argumen Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan definisi dan jenis tentang Silogisme Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan definisi dan jenis tentang Pemikiran,Proposisi,Si mpulan,Argumen

3 SILOGISME Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan)

4 Jenis Dua Premis 1. Silogisme Kategoris Premis mayor: menyatakan ungkapan kategori ( bersifat umum). Premis minor : bersifat khusus Konklusi : penarikan Kesimpulan (Simpulan) Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh: Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor) AkasiaAkasia adalah tumbuhan (premis minor). ∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi)Akasia

5 Hukum-hukum Silogisme Katagorik. Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga. Contoh: Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor). Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor). ∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).halal Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga. Contoh: Semua korupsi tidak disenangi (mayor). Sebagian pejabat korupsi (minor). ∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).korupsi Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan. Contoh: Beberapa politikus tidak jujur (premis 1). Bambang adalah politikus (premis 2). Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).politikus

6 Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif. Contoh: Kerbau bukan bunga mawar (premis 1). Kucing bukan bunga mawar (premis 2). Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulanKerbaumawarKucingmawar Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah. Contoh: Kerbau adalah binatang.(premis 1) Kambing bukan kerbau.(premis 2) ∴ Kambing bukan binatang ? Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positifKerbauKambing

7 Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain. Contoh: Bulan itu bersinar di langit.(mayor) Januari adalah bulan.(minor) ∴ Januari bersinar dilangit?Januari Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term middle, bila lebih tidak bisa diturunkan konklusinya. Contoh: Kucing adalah binatang.(premis 1) Domba adalah binatang.(premis 2) Beringin adalah tumbuhan.(premis3) Sawo adalah tumbuhan.(premis4) Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya

8 Silogisme Hipotesis Premis mayor: menggunakan ungkapan hipotesis. Dia juga bisa berbentuk: jika A (anteseden) maka B (konsekuen). Premis minor : menerima anteseden dan menolak konsekuen Konklusi : penarikan Kesimpulan (Simpulan) Contoh Premis mayor: jika turun hujan, air sungai meluap. Premis minor : saat ini turun hujan Konklusi : Pasti air sungai meluap.

9 Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik: Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent. Contoh: Jika hujan saya naik becak.(mayor) Sekarang hujan.(minor) ∴ Saya naik becak (konklusi).becak Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya. Contoh: Jika hujan, bumi akan basah (mayor). Sekarang bumi telah basah (minor). ∴ Hujan telah turun (konklusi)hujan Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent. Contoh: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul. Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa. ∴ Kegelisahan tidak akan timbul.

10 Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya. Contoh: Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah. Pihak penguasa tidak gelisah. ∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah: Bila A terlaksana maka B juga terlaksana. Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

11 ENTIMEN Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen: Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu. Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

12 Silogisme Disjungtif Premis mayor: menggunakan ungkapan disjungtif Premis minor : menerima salah satu pilihan dan menolak konsekuen Konklusi : harus menolak pilihan lain Contoh Premis mayor: susi pergi ke toko atau pergi kuliah Premis minor : susi pergi ke toko Konklusi : susi tidak pergi kuliah

13 Silogisme ini ada dua macam yaitu: Silogisme disyungtif dalam arti sempit Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh: Heri jujur atau berbohong.(premis1) Ternyata Heri berbohong.(premis2) ∴ Ia tidak jujur (konklusi). Silogisme disjungtif dalam arti luas Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh: Hasan di rumah atau di pasar.(premis1) Ternyata tidak di rumah.(premis2) ∴ Hasan di pasar (konklusi).rumahpasar Hukum-hukum Silogisme Disjungtif Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid. Contoh: Hasan berbaju putih atau tidak putih. Ternyata Hasan berbaju putih. ∴ Hasan bukan tidak berbaju putih.

14 Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar). Contoh: Budi menjadi guru atau pelaut. Budi adalah guru. ∴ Maka Budi bukan pelaut. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah). Contoh: Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogyakarta. Ternyata tidak lari ke Yogyakarta ∴ Dia lari ke Solo? Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.SoloYogyakarta

15 Silogisme Alternatif Premis mayor: menggunakan ungkapan alternatif Premis minor : menolak salah satu pilihan Konklusi : menerima pilihan Contoh: Premis mayor: susi pergi ke toko atau pergi kuliah Premis minor : susi tidak pergi ke toko Konklusi : susi pergi kuliah

16 PEMIKIRAN Proses mental untuk membentuk atau menyelesaikan masalah dan kemudiannya membuat keputusan operasi yang disengajakan ke atas pengalaman dan pengetahuan bagi mencapai sesuatu tujuan perilaku menyelesaikan masalah operasi mental terhadap input inderia, membuat penyesuaian dan asimilasi, bertujuan membentuk atau memahami sesuatu konsep PEMIKIRAN Ruggiero, 1984 De Bono,1976 Dewey,1933 Beyer, 1991

17 Jenis-Jenis Pemikiran Jenis-jenis pemikiran yang kita akan meneliti adalah : 1. Pemikiran Kritis dan Kreatif 2. Pemikiran Divergen dan Konvergen 3. Pemikiran Reflektif

18 PEMIKIRAN KRITIS Kita guna pemikiran kritis untuk: menilai ketepatan pemerhatian menilai kebolehpercayaan pernyataan membuat inferens membuat ramalan membuat deduksi membuat generalisasi Ciri-ciri pemikiran kritis: 1. Proaktif 2. Menilai 3. Meneliti kemungkinan berdasarkan idea/fakta yang telah diketahui

19 PEMIKIRAN KREATIF Kita guna kemahiran berfikir secara kreatif untuk: menjadi idea baru kepelbagaian idea pertambahan idea memperincikan idea mencipta analogi mencipta metafora Ciri-ciri Kreativiti 1. keaslian 2. kelancaran 3. perincian

20 Pemikiran Konvergen Pemikiran konvergen merujuk kepada upaya menumpukan pemikiran ke satu arah untuk mencari satu jawapan yang betul berdasarkan data yg tersedia. Proses ini mengurangkan berbagai jawaban kepada hanya satu jawaban bagi sesuatu masalah yang jelas dan hanya mempunyai jawaban yang tetap.

21 Pemikiran Divergen Pemikiran divergen merupakan upaya untuk melihat sesuatu masalah dari berbagai sudut, mempertimbangkan pelbagai kemungkinan dan membolehkan seseorang menerima lebih daripada satu jawaban yang dianggap betul. Dalam pemikiran divergen, pengetahuan atau pengalaman dan idea-idea baru digunakan serentak untuk menyelesaikan masalah dengan memberikan pelbagai jawaban yang mungkin. Maka, jenis pemikiran seperti ini menuju ke arah daya cipta, keaslian, inovatif dan kreatif. De Bono (1970) menyifatkan jenis pemikiran sedemikian sebagai pemikiran lateral, meliputi proses-proses berfikir di luar kotak dan mencari sudut-sudut baru. Pemikiran lateral melatih kita ke arah pemikiran kreatif apabila idea baru dijalankan.

22 Konvergen Divergen Pemikiran yang berfokus/ menumpu Kebolehan menghasilkan pelbagai jenis idea atau generatif Perlukan jawapan tepat atau betul sahaja. (Sering diuji dalam kebanyakan ujian kecerdasan dan pencapaian). Pentingkan idea asli, menarik dan unik Gunakan kemahiran analitikal, logikal, sekuen, sistematik, dan sebagainya. Gunakan imaginasi, intuisi, dan kreativiti.

23 Pemikiran reflektif Schon (1983) menjelaskan pemikiran reflektif sebagai proses pikir membentuk kerangka pemikiran, membentuk semula kerangka tersebut, kemudiannya merancang tindakan yang baharu untuk meningkatkan tindakan penyelesaian masalah. Schon (1983) membedakan proses pemikiran menjadi dua: Refleksi semasa tindakan (reflection-in-action) di mana seseorang berfikir secara sadar semasa menghadapi permasalahan Refleksi ke atas tindakan (reflection-on-action) di mana seseorang merenung kembali tindakannya, membuat analisa tentang peristiwa lalu dan merancang tindakan susulan.

24 Proposisi Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Rangkaian pengertian itulah yang disebut dengan proposisi.

25 Proposisi Proposisi dibedakan menjadi 4 jenis yaitu : 1. Proposisi berdasarkan bentuk - Proposisi bentuk tunggal Adalah proposisi yang terdiri atas satu subyek dan satu predikat contohnya : adik menangis S P - proposisi bentuk majemuk Adalah suatu proposisi yang terbentuk atas satu subjek dan lebih dari satu predikat. Contohnya : yuli belajar menyanyi dan belajar bermain gitar S P P

26 Proposisi 2. proposisi berdasarkan sifat - proposisi kategorial Adalah antara hubungan subjek dan predikat tidak memerlukan syarat khusus. Contohnya : Semua orang memiliki nama - Proposisi kondisional untuk proposisi kondisional dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu : Kondisional hipotesis merupakan suatu proposisis yang terjadi akibat adanya hubungan sebab akibat. Contohnya : Jika matahari terbenam langit akan menjadi gelap Kondisional disjungtive merupakan proposisis yang mengandung pilihan atau alternative untuk dipilih. Contohnya : Pak Sukarno dapat disebut presiden pertama atau pejuang.

27 Proposisi 3. Proposisi berdasarkan kualitas - Proposisi kualitas positif/afirmatif Dimana pada proposisi ini terdapat persesuaian antara subjek dan predikat Contohnya : Semua dokter adalah orang pandai - Proposisi kualitas negative proposisi dimana tidak terdapat kesesuaian antara subjek dan predikat. Contohnya : Tidak satupun laki-laki yang melahirkan

28 Proposisi 4. Proposisi berdasarkan kuantitas - Proposisi kuantitas universal Merupakan proposisi yang biasanya diawali dengan kata yang menunjukkan sesuatu itu umum, misalnya semua, seluruhnya. Contohnya : Semua hewan karnivora memakan daging - Proposisi kuantitas spesifik Merupakan proposisi yang diawali dengan kata yang menyatakan sebagian atau sedikit. Contohnya : Sebagian warga Jakarta bertempat tinggal di Depok

29 Penarikan Kesimpulan PenarikaN kesimpulan dilakukan dari beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya yang disebut premis. Kemudian dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada diperoleh pernyataan yang baru yang disebut kesimpulan/konklusi yang diturunkan dari premis yang ada. Terdapat 3 metode dalam penarikan kesimpulan, yaitu : 8.1 Modus ponens premis 1 : p →q premis 2 : p ( modus ponens) __________________ Kesimpulan: q Arti Modus Ponens adalah “jika diketahui p → q dan p, maka bisa ditarik kesimpulan q“. sebagai contoh : premis 1 : Jika bapak datang maka adik akan senang premis 2 : bapak datang __________________ Kesimpulan: Adik senang

30 Penarikan Kesimpulan 8.2 Modus Tollens premis 1 : p →q premis 2 : ~q ( modus tollens) __________________ Kesimpulan: ~p Modus Tollens berarti “jika diketahu p → q dan ~q, maka bisa ditarik kesimpulan ~p“. sebagai contoh : premis 1 : Jika hari hujan, maka adik memakai payung premis 2 : Adik tidak memakai payung ___________________ Kesimpulan : Hari tidak hujan

31 Penarikan Kesimpulan 8.3 Silogisme premis 1 : p→q premis 2 : q → r ( silogisme) _________________ Kesimpulan: p →r Silogisme berarti “jika diketahu p → q dan q→r, maka bisa ditarik kesimpulan p→r“. sebagai contoh : Premis 1 : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis 2 : Jika harga bahan pokok naik maka semua orang tidak senang. __________________________________________________ Kesimpulan: Jika harga BBM naik, maka semua orang tidak senang.

32 Argumentasi Penarikan kesimpulan seperti itu sering disebut dengan argumentasi. Suatu argumentasi dikatakan sah Jika premis-premisnya benar maka konklusinya juga benar. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.analogi Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

33 Pustaka De Bono, E. (1976). Teaching thinking. London: Pelican Books. Dewey, J. (1938). Experience and education. New York: Macmillan Khuan, W. B. & Omar Abdull Kareem. (2005). Pemikiran dan kreativiti. Selangor: Aras Mega Sdn. Bhd. Ruggiero, V. R. (1984). Beyond feelings: A guide to critical thinking (2nd ed.). Mountain View, CA: Mayfield. Schön, D. A. (1983). The reflective practitioner: How professionals think in action. London: Temple Smith.

34 TERIMAKASIH


Download ppt "METODE PENALARAN ILMIAH FILSAFAT ILMU PPDS I FK UNUD Dr dr Tjok Mahadewa M.Kes, SpBS(K)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google