Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI CARDIOLOGY

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI CARDIOLOGY"— Transcript presentasi:

1 PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI CARDIOLOGY
OLEH : FAIK AGIWAHYUANTO

2 Macam Patologi dan Patofisiologi Cardiology :
Angina Pektoris Stabil Gagal Jantung Angina Pektoris Tidak Stabil/NSTEMI (Non ST-Elevation Myocardial Infarction)tif Endokarditis Infektif Penyakit Katup Jantung Peripartum Cardiomyopathy STEMI (ST Elevation Myocardial Infarction) Perikarditis Penyakit Jantung Kongenital Penyakit Jantung Coroner HT Pulmonal Bradiartima Penyakit Arteri Perifer Takiaritmia Kelainan Sistem Vena dan Limfatik Cardiac Arrest Esktrasistol Ventrikular

3 1. Angina Pektoris Stabil
Angina pektoris stabil adalah nyeri dada atau chest discomfort yang teriadi karena keadaan seperti olahraga atau stres emosional yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Karakteristik nyeri dada khas angina yang mengarah ke infark miokard/iskemia miokard akut adalah: Lokasi di dada/substernal/sedikit di kiri, dengan penjalaran ke leher rahang, bahu kiri, sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar punggung/pundak kiri Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri tumpul seperti rasa tertindih, terdesak, diremas-remas, dada mau pecah, sering kali disertai keringat dingin, Sesak napas. Nyeri pertama kali timbul biasanya agak nyata, dari beberapa menit sampai < 20 menit. Klasifikasi angina pektoris stabil sangat beragam, antara lain :

4

5 Pendekatan Diagnosis Anamnesa: Pemeriksaan Fisik:
Biasa muncul pada pria (>50th), wanita (>60th), keluhan Dada tidak nyaman (seperti berat, ditusuk, diremas, dll selama 2-5 menit, menjalar sampai punggung, leer, rahang, epigastrum, lengan, interscapula). Biasanya episodenya muncul krn latihan, emosi  membaik ketika istirahat, sering terbangun malam hari krn nyeri dada & dispnea. Pemeriksaan Fisik: Auskultasi dada posisi lateral dekubitus  ditemukan bunyi jantung III atau IV, bruit arteri, murmur sistolik (pada iskemi akut) Pemeriksaan Penunjang: EKG  tidak spesifik (hipertrovi ventrikel); rontgen dada (cardiomegali), lab darah, MSCT (Penciraan jantung), Arteriografi koroner Komplikasi: Aritmia jantung, regurgitasi mitral, gagal jantung kongestif, perikarditis, emboli paru, stroke

6 Dx Banding Nyeri Dada Kardiovaskuler : Infark Miokard, Unstable Angina, Perikarditis, Mioperikarditis, Diseksi Aorta Pulmo : Pneumonia, Pleuritis, Pneumotoraks, Efusi Pleura, HT Pulmonal Gastro : Refluk esofagus, spasme esofagus, pankreatitis, penyakit bilier Muskoloskeletal & lainnya : Costochondritis, Herpes zoster, Ansietas

7 2. Angina Pektoris Tidak Stabil (NSTEMI = Non ST Elevation Myocardial Infarction)
Unstable Angina (UA) : Angina pektoris setara dgn Iskemi Discomfort. Karakteristik UA bila memenuhi 1 dari 3 kriteria: Muncul saat istirahat (atau latihan ringan)  berlangsung > 10 menit Gejala berat dan baru pertama kali timbul Muncul dengan pol a crescendo (leblhberat, panjang, dan sering daripada sebelumnya. Diagnosis Non ST Elevation Myocqrdial Infarction (NSTEMIJ ditegakkan jika pasien dengan UA memiliki nekrosis miokard, yang terlihat pada peningkatan cardiomarkers

8

9 Pendekatan Diagnosis Anamnesa: Pemeriksaan Fisik:
Nyeri dada : lokasi regio substernal atau kadangkala epigastrium, yang menjalar ke leher, bahu kiri, dan atau tangan kiri Sesak napas, epigastric discomfort Pemeriksaan Fisik: Jika iskemi miokard luas, dapat ditemukan diaphoresis, pucat, kulit dingin, sinus takikardi, bunyi jantung ketiga atau keempat, ronki basal paru, terkadang ditemukan hipotensi. Pemeriksaan Penunjang: EKG : depresi segmen ST, peningkatan transien segmen ST dan atau inyersi gelombang T  tampak pada 30-50% pasien. Cardiac Biomarkers: CK-MB dan Troponin meningkat Stress testing CT angiogrqphy Diagnosa Banding ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI)

10 3. ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI)
STEMI (ACC/AHA-STEMI Guidelines 2004)  elevasi segmen ST >1mm pada 2 lead berturut-turut (baik prekordial atav limb leads). Progresifitas infark miokard dibagi jadi : Acute (beberapa jam pertama s/d 7 hari) Healing (7 – 28 hari) Sembuh (29 hari) Lokasi Infark Miokard :

11 Pendekatan Diagnosis Anamnesa: Pemeriksaan Fisik: Laboratorium:
Nyerivisera seperti terbakar atau tertusuk, letaknya biasanya di dada tengah atau epigastrium, biasanya terjadi pada saat istirahat, terkadang menjalar ke lengan, dapat juga ke perut, punggung, rahang bawah, dan lehel nyeri dibarengi dengan lemah, nausea, keringat, muntah, ansietas. Pemeriksaan Fisik: Pucat, eketremitas teraba dingin, dapat ditemukan takikardi dan atau hipertensi [pada anterior infark), bradikardi dan atau hipotensi (posterior infarc). Terdapat bunyi jantung UI dan IV penurunan intensitas bunyi jantung, paradoxical splitting pada bunnyi jantung II, dapat juga ditem\ka\ transient midsystolic atau lqte systolic apical systolic murmur karena disfungsi katup mitral Laboratorium: EKG : Elevasi segmen ST dengan gelombang Q Serum Cardiac Biomakres Pencitraan Jantung : Ekokardiografi, Cardiac MRI Diagnosis Banding : Unstable Angine dan NSTEMI

12 4. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK) : penyempitan atau blokade arteri yang mensuplai oksigen dan nutrisi ke jantung. Penyempitan itu dapat disebabkan ateroskeloris yaitu akumulasi zat lemakpada bagian dalam arteri yang menyebabkan keterbatasan aliran darah ke jantung. Faktor Resiko PJK: Yang tidak dapat dimodifikasi: usia, riwayat keluarga, riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya, jenis kelamin laki-laki Yang dapat dimodifikasi: merokok, obesitas, dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus. Komplikasi : Stroke, Infark Miokard, Aritmia. Prognosis : Tergantung beratnya penyakit

13 Pendekatan Diagnosis Anamnesa: Pemeriksaan Fisik:
Nyeri dada, napas pendek, Ietih, lemah, berkurangnya kapasitas aktivitas, palpitasi, kaki bengkak, berat badan turun, gejala yang berkaitan dengan faktor risiko seperti DM dan hipertensi. Pemeriksaan Fisik: Dapat ditemukan hipo/hipertensi, 54/S3 gallop, murmur, edema tungkai, dan pemeriksaan fisik lain yang berkaitan dengan faktor risiko. Pemeriksaan Penunjang : Darah, EKG, Stress testing, Echocardiografi, Arteriografi Diagnosis Banding : Penyakit jantung HT, Angina pektoris stabis & tidak stabil, Infark miokard, Kardiomiopati, Miokarditis Komplikasi: Stroke, Infark Miokard, Aritmia Prognosis : Tergantung beratnya penyakit

14 5. Bradiaritmia Bradiaritmia/bradikardia adalah laju denyut jantung kurang dari 60 kali/menit. Sinus bradikardia yang penting secara klinis umumnya didefinisikan sebagai laju denyut jantung kurang dari 45 kali/menit yang menetap saat terjaga.

15 Pendekatan Diagnosis Anamnesa: Pemeriksaan Fisik:
Gejala bradikardia: pusing, lelah, exertional dyspnea, perburukan gagal jantung, lightheadedness (presinkopl, atau pingsan/sinkop) Sindrom nervus vagusr episode vasovagal, muntah, bedah abdomen, prosedur invasif saluran cerna atas dan bawah Penyakit komoabid (PJK, iskemik, IMA) Riwayat konsumsi obat digitalis, antiaritmia Riwayat penyakit infeksi (contoh : meningitis) Pasca bedah jantung dgn trauma pada sinus node Riwayat operasi mata, arteriografi koroner Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah, nadi (bradikardia, takikardia) Temuan fisik lain (penyakit struktural jantung)

16 Px Penunjang : Dx Banding : Komplikasi : EKG 12 Sadapan Ekokardiografi
Exercise Testing Dx Banding : Sinus bradikardia fungsional, perikarditis, miokarditis, penyakit jantung reumatik Komplikasi : Pacemaker syndrome, takikardia terkait pacu jantung

17 6. TAKIARITMIA Sinus takikardia didefinisikan sebagai peningkatan Iaju denyut sinus >100x/menit Penyebabnya antara lain pireksia, hipovolemia, atau anemia, yang dapat berasal dari infeksi. Obat-obatan yang dapat menginduksi sinus takikardia termasuk stimulan (kafein, alkohol, nikotin); komponen yang diresepkan [salbutamol, aminofilin, atropine, katekolamin terapi antikanker (doxorubicin/adriamycin, daunorubicin); dan beberapa obat rekreasional/ilisit (amfetamin, kokain, kanabis, "ecstasy')[mis, hipertiroidisme].

18 Pendekatan Diagnosis Anamnesa: Pemeriksaan fisik:
Palpitasi (Denyut jantung)  gangguan yg mengakibatkan pingsan Rasa tidak nyaman di dada (seperti IMA) Fibrilasi ventrikel  kematian mendadak Hipertiroidisme dan riwayat alkhohol, narkotik, peresepan antikanker Pemeriksaan fisik: Manufer fisik saat takikardia Stimulasi sinus karotis Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium EKG

19 Dx Banding : Komplikasi : Hipertiroidisme Tirotoksikosis,
Feokrornositorra, Sindrom Brugada, Sindrom Wolff Parkinson"White Komplikasi : Tromboemboli, gagal jantung, kematian mendadak

20 7. CARDIAC ARREST Cardiac arrest didefinisikan sebagai berhentinya fungsi mekanis jantung secara mendadak, yang mungkin dapat reversibel dengan intervensi cepat namun dapat menyebabkan kematian apabila tidak ada intervensi. Tatalaksana pasien Cardiac Arrest : CPR Defibrilator (DC Shock) Terapi Obat = Epineprin, Vasopressin, Amiodaron Intubasi (Advance Airway)

21 Pendekatan Diagnosis Anamnesa: Pemeriksaan fisik:
Didapatkan secara aloanamnesis. Dapat diawali dengan riwayat peningkatan angina, dispneu, palpitasi, mudah Ielah, dan keluhan tidak spesifik lainnya akan tetapi gejala prodromal umumnya prediktif untuk penyakit jantung, namun tidak spesifik untuk memprediksi sudden cardiac dedth (SCD). Pemeriksaan fisik: Nadi tidak teraba Pemeriksaan Penunjang: EKG Dx Banding: Hipovolemia, hipoksia, asidosis, hipokalemia/hiperkalemia, hipotermia, tension pneumothorax,lamponade jantung, toksin, trombosis paru, trombosis koroner

22 Komplikasi : Prognosis : Unit terkait :
Ensefalopati pasca resusitasi, kematian Prognosis : Prognosis cardiac arrest di dalam RS terkait penyakit non-cardiac buruk Perawatan pasca resusitasi didominasi penyakit komorbid Pasien dgn kanker stadium akhir, gagal ginjal, penyakit sistem saraf, infeksi tidak terkontrol Memiliki survival rate <10% Unit terkait : ICU, ICCU, HCU

23 8. GAGAL JANTUNG Merupakan sindrom klinis yang terjadi karena abnormalitas struktur dan/atau fungsi iantung yang diturunkan atau didapat sehingga mengganggu kemampuan pompa jantung.

24

25 Pendekatan Diagnosis Anamnesa: Pemeriksaan fisik:
Fatigue, dyspneq, shortness of breqth. Keluhan dapat berupa keluhan saluran pencernaan seperti anoreksia, nausea, dan rasa penuh lika berat dapatterjadi konfusi, disorientasi, gangguan pola tidur dan mood Pemeriksaan fisik: Sesak nafas ketika telentang (supinasi) TD normal  meningkat pada tahap awal Murmur sistolik, diastolik, gallop Pada abdomen ada hepatomegali, asites, ikterus, edema ekstremitas Pemeriksaan Penunjang: Lab Darah (DPL, elektrolit urea, kreatinin, gula darah, albumin, enzim, hepar AGD (Analisa Gas Darah) / BGA (Blood Gass Artery) EKG, Rontgen (Torax), Echocardiography, dan Exercise Testing Dx Banding : Gagal jantung dan Acute Respiratory Distress Syndrome

26 8. PENYAKIT KATUP JANTUNG
Penyakit katup jantung adalah gangguan dari katup jantung, yaitu jaringan yang mengatur aliran darah melalui biiik jantung. Macam penyakitnya : Stenosis Mitral dan Regurgitasi Aorta Stenosis dan Regurgitasi

27 Stenosis Mitral Stenosis Mitral adalah penyempitan atau konstriksi dari katup mitral, yaitu katup yang memisahkan atrium kiri dengan ventrikel kiri. Anamnesa: Sesak napas yang diperberat aktivitas , paroxysmal nocturnal dyspnea, orthopnea, fatique. Pemeriksaan fisik: Opening snap, loud S1 (closing snap), diastolic rumbling murmur dgn HT pulmonal. Pemeriksaan Penunjang: EKG, Rontgen thorax, Echocardiografi, Kateter Jantung Dx Banding: Atrial Septal Defect, Left Atrial Myxoma  Dyspnea dan murmur diastolik

28 REGURGITASI MITRAL Regurgitasi mitral (RM) adalah aliran balik darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri karena insufisiensi dari katup mitral. Anamnesa: Dyspnea karena lalihan, orthopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea. Pemeriksaan fisik: Holosistolik murmur menjalar ke aksila, S3, pergeseran apex jantung Pemeriksaan Penunjang: EKG, Rontgen thorax, Echocardiografi, Kateter Jantung Dx Banding: Stenosis aorta  murmur pd stenosis aorta

29 STENOSIS AORTA Stenosis aorta yaitu penyempitan pada katup aorta (katup antara ventrikel kiri dgn aorta). Anamnesa: Angina pektoris, sinkop, gejala gagal jantung kongestif : dyspnea saat aktivitas, orthopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea. Pemeriksaan fisik: Murmur ejeksi sistolik; medium pitched, baik terdengar pada area aorta menjalar sampai arteri karotis, carotid upstroke ; volume rendah, keterlambatan mencapai amplitudo puncak. Pemeriksaan Penunjang: EKG, Rontgen thorax, Echocardiografi, Kateter Jantung Dx Banding: Sindrome koroner akut, mitral regurgitasi, stenosis Mitral, prolaps katup mitral, IMA

30 REGURGITASI AORTA Regurgitasi aofta adalah aliran balikdarah dari aorta ke dalam ventrikel kiri karena insufi siensi katup semilunaris aorta. Anamnesa: Dyspnea, orthopneq, proxismal nocturnal dyspnea, angin4 sinkop. Pemeriksaan fisik: Kronik Diastolic rlowing murmur pada batas kiri sternum, sirkulasi hiperdinamik, perUbahan point maximal impulse. Pemeriksaan Penunjang: EKG, Rontgen thorax, Echocardiografi, Kateter Jantung Dx Banding: Mitral stenosis, regurgitasi pulmonal, stenosis trikuspid

31 Terima Kasih


Download ppt "PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI CARDIOLOGY"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google