Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Asuhan keperawatan angina pectoris
Disusun Oleh : Ainun Zuhri Meilinda ( ) Puguh arfianto ( ) Suka hariono ( )
2
DEFINISI Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779). ETIOLOGI Aterosklerosis Spasme arteri koroner Latihan fisik yang terlalu berat Stres Pajanan terhadap udaradingin
3
Manifestasi Klinis KLASIFIKASI Angina Nonstabil Angina Stabil Kronis
Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisir, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstemitas atas. KLASIFIKASI Angina Nonstabil Angina Stabil Kronis Angina Nokturnal Angina Refrakter atau Intraktabel Angina Prinzmetal (Varian : Istirahat)
4
Patofisiologi Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi proses aterosklerosis dan spasme. Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut. selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
5
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EKG 2. Foto dada 3. Kolestrol :meningkat
6
PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris : Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan kuantitas hidup. Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan demikian meningkatkan kualitas hidup.
7
KOMPLIKASI DIAGNOSA keperawatan Stres psikologis Miokard infark
Stres psikologis Miokard infark Aritmia Gagal jantung DIAGNOSA keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik (iskemia miokard transien /memanjang) Intoleransi aktifitas berbubungan dengan serangan iskkemia otot jantung ,berkurangnya curah jantung Ansieta berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status kesehatan
9
Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia
Penyekat Beta Nitrat dan Nitrit Kalsium Antagonis Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut : Terapi antiplatelet :Terapi Antitrombolitik :Terapi penurunan kolesterol
10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
11
Pemeriksaan Fisik
12
Pemeriksaan fisik
14
No NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya. 1.Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada. 2. Identifikasi terjadinya faktor pencetus, bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dan lokasi nyeri. 1.Nyeri dan penurunan curah jantung dpat merangsang sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar nor epineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung. 2. Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit
15
No. DX tujuan interfensi rasional
16
No.DX tujuan interfensi rasional
17
No.DX Tujuan intervensi rasional
18
No.DX tujuan intervensi rasional 5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi volume cairan dengan kh: Input & output seimbang Vital sign dalam batas N Tidak ada tanda pnesyok Akral hangat Pantau vital sign setiap 3 jam Pantau balance cairan Instrument pada keluarga untuk meningkatkan asupan cairan 1,5-2,L / 24 jam Observasi turgor kulit, membrane mukosa. Kolaborasi pemberian cairan IV Membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intralaskuler. Penurunan haluaran urin dan balance cairan diduga dehidrasi Memenuhi kebutuhan cairan tubuh penoral Menunjukkan kehilangan cairan berlebih Mencegah terjadinya syok hipovolemik
19
TERIMAKASIH... Semoga bermafaat ^^
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.