Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sistem Pemilu Mayoritas/Pluralitas Mixed/ Campuran Proporsianal

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sistem Pemilu Mayoritas/Pluralitas Mixed/ Campuran Proporsianal"— Transcript presentasi:

1 Sistem Pemilu Mayoritas/Pluralitas Mixed/ Campuran Proporsianal
First Past The Post  Block Vote Alternate Vote Two Round System Party Block Vote Proporsianal Proporsional Daftar / List Single Transferable Vote Mixed/ Campuran Paralel Mixed Member Proportional l Other/Lainnya Single Non Transferable Vote (SNTV) Limited Vote (LV) Borda Count (BC)

2 Sistem Lainnya/Other System
Menerjemahkan perhitungan suara menjadi kursi dengan cara yang berkisar pada sistem Proporsional dan Mayoritas/Pluralitas. Terdiri dari 3 kategori: Single Non Transferable Vote (SNTV) Limited Vote (LV) Borda Count (BC)

3 Single Non Transferable Vote (SNTV)
pemilih memiliki satu suara bagi tiap calon, lebih dari satu kursi yang harus diisi di tiap distrik pemilihan Calon-calon dengan total suara tertinggi mengisi posisi

4 SNTV digunakan di Pemilihan badan legislatif di Afghanistan, Yordania, Kepulauan Pitcairn dan Vanuatu DPD di Indonesia dan Thailand

5 Kelebihan SNTV : memfasilitasi perwakilan partai minoritas dan calon independen Semakin besar jumlah kursi, semakin sistem ini menjadi proporsional memungkinkan kandidat non partai yang populer untuk terpilih Memugkinkan partai untuk berkoalisi dengan partai lain yg berpotensi memenangkan suara

6 Kelemahan SNTV partai kecil yang suaranya tersebar mungkin saja tidak akan memenangkan kursi partai besar menerima sejumlah kursi “tambahan” dan menjadi mayoritas di legislatif Partai menjadi tidak memiliki kekuatan untuk menentukan sikap serta, visi misi yang dibawa. Partai harus memiliki strategi yang komplek ( rumit ) untuk menentukan peta kekuatan suara. Pada SNTV pemilih memberikan suara hanya untuk satu suara yang akan jadi

7 Contoh Distrik dengan 4 wakil, kandidat dengan 20% suara dijamin memenangkan kursi. Sebuah partai dengan 50% suara dapat berharap memenangkan 2 kursi di distrik dengan 4 wakil. Jika tiap kandidat mengumpulkan 25% suara, mereka masuk sebagai wakil distrik. Jika, bagaimanapun, satu kandidat mengumpulkan 40% suara dan kandidat lain 10%, kandidat kedua tersebut kemungkinan tidak terpilih. Jika partai mencantumkan 3 kandidat, bahaya “vote-splitting” akan terjadi dan partai Cuma memperoleh 2 kursi saja

8 Limited Vote Sistem Penggabungan SNTV dgn Block Vote,
Seperti Sist Mayoritas/Pluralitas yang digunakan untuk distrik-distrik dengan lebih dari satu wakil. Pemilih punya lebih dari satu suara. Perhitungan identik dengan SNTV, dimana kandidat dengan total suara tertinggi memenangkan kursi. digunakan untuk memilih Senat Spanyol sejak 1977

9 Kelebihan sistem Limited Vote
mudah bagi para pemilih dan relatif mudah dihitung LV lebih mirip Block Vote dimana kaum minoritas diberi kesempatan sedikit lebih banyak utk memperoleh kursi di parlemen Tidak ada suara sisa, karena semua suara terwakili melalui kursi. Sebagai contoh: dalam 1 distrik ( dapil ) terdapat 4 kursi, suara pemilih 2500, nilai kursi 500 pemilih, sehingga ada sisa 500 suara, dan 500 suara tersebut dapat diditribusikan kepada kursi-kursi lainnya. Sehingga pemilih bisa memilih lebih dari 1 kali, dan tidak ada suara yang terbuang.

10 Kekurangan sistem Limited Vote
cenderung menghasilkan hasil yang kurang proporsional ketimbang SNTV berakibat pada kompetisi internal partai, klientelisme dalam politik (sama dengan SNTV)

11 Borda Count (BC) sistem pemilihan preferensi dimana pemilih merangking kandidat seperti pada Altenative Vote Ia dapat digunakan pada distrik dengan satu atau lebih wakil Hanya satu yang dipilih, tidak ada eliminasi

12 Sistem Rangking dapat digunakan pada distrik dengan satu atau lebih wakil Rangking pertama diberi nilai 1, ranking kedua diberi nilai ½ , rangkin ketiga diberi nilai 1/3 dan seterusnya. Kandidat dengan total nilai tertinggi dideklarasikan sebagai pemenang

13 Sistem Konversi Kursi SNTV
Misal Jumlah Kursi 4 Asumsi Pemilih ada 2000 orang Setiap pemilih hanya boleh memilih 1 calon Calon yang memperoleh suara terbanyaklah yang menang, bukan akumulasi seluh suara partai

14 Jumlah 2000 100,00% 4 Partai Suara sah Persentase Perolehan Kursi
Contoh 1 Partai Suara sah Persentase Perolehan Kursi Partai A 270 13,50% Calon 1 100 5,00% Calon 2 120 6,00% Calon 3 20 1,00% calon 4 30 1,50% Partai B 855 42,75% 400 20,00% 1 405 20,25% 50 2,50% Partai C 875 43,75% 402 20,10% 410 20,50% Calon 4 13 0,65% Jumlah 2000 100,00% 4

15 Jumlah 2000 100,00% 4 Contoh 2 Partai Suara sah Persentase
Perolehan Kursi Partai A 1020 51,00% Calon 1 800 40,00% 1 Calon 2 200 10,00% Calon 3 10 0,50% calon 4 Partai B 525 26,25% 300 15,00% 220 11,00% 5 0,25% Partai C 455 22,75% 210 10,50% 240 12,00% Calon 4 0,00% Jumlah 2000 100,00% 4

16 Sistem Konversi Kursi Limited Vote
sistem voting di mana pemilih dapat mempergunakan hak pilih lebih dari satu calon (suara) Nilai Setiap pemilih dianggap satu terhadap total jumlah calon yang mereka pilih Jumlah suara lebih sedikit daripada ada kursi yang tersedia

17 Contoh I: Kota Village memilih 3 wakil DPRD,
sehingga surat suara muncul Surat Suara Nasrul (A) Partai A Yuyun (A) Kiki (B) Partai B X Zainal (B) Dedi (B) 1 nilainya pemilih max memilih dua orang, dipilih kiki partai B, dan Zainal partai B. Nilainya tetap 1. Mereka tidak bisa memberikan suara untuk kursi ketiga yang tersedia Konversi Kursi seperti perhitungan SNTV, nilainya lebih besar sebagai pemenang

18 Contoh II Dengan asumsi pemilih, masing-masing memilih dua orang Calon, sggh mnjd suara Misal 54% dari pemilih mendukung Partai Biru sementara 46% mendukung Partai Merah Jika Menggunakan, Block Vote atau FPTP maka , Partai Biru akan memenangkan semua kursi, dengan Limited Vote Partai Merah biasanya akan dapat satu atau dua kursi

19 Nasrul (A) Partai A 46,000 votes terpilih 46% Yuyun (A) Kiki (B) Partai B 38,000 votes 54% Zainal (B) 36,000 votes Dedi (B) 34,000 votes Jumlah 200,000 votes 100%

20 Sistem Konversi Kursi Borda Count
Dimana pemilih menyusun peringkat para kandidat Contoh Misal jumlah kursi diperebutkan 1 kursi Asumsi 80 Pemilih Ada 4 Calon, sehingga ada 4 peringkat dan 4 nilai bobot

21 Hasil Pemilihan: Terdapat 20 pemilih menempatkan Calon A dirangking I, 30 Pemilih dirangking II, 21 pemilih pada rangking III dan 9 pemilih pada rangking IV, Dst B, C dan D Calon Peringkat Pemilih Rangking Bobot Penempatan Kursi 1 2 3 4 A 20 30 21 9 80 221 24,56% B 10 32 23 15 197 21,89% C 28 35 12 5 246 27,33% Terpilih D 31 24 236 26,22% BOBOT NILAI Jumlah rangking 900 100,00%

22 Perangkingan A = (20 X 4) + (30 X 3) + (21X2) + (9X1) = 221 B = (10 X 4) + (32 X 3) + (23X2) + (15X1) = 197 C = (28 X 4) + (35 X 3) + (12X2) + (5X1) = 246 D = (31 X 4) + (24 X 3) + (15X2) + (10X1) = 236 Jumlah total rangking = 900 Pembobotan A = 221/ 900 = 24, 56 % dst B, C, dan D Bobot tertinggi merupakan yang terpilih. (calon C dengan 27, 33%)

23

24 SEKIAN DAN TERIMA KASIH...
ADA YANG INGIN DI DIDISKUSIKAN ?????


Download ppt "Sistem Pemilu Mayoritas/Pluralitas Mixed/ Campuran Proporsianal"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google