Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGKAJIAN FETAL DEWI ARI SASANTI.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGKAJIAN FETAL DEWI ARI SASANTI."— Transcript presentasi:

1 PENGKAJIAN FETAL DEWI ARI SASANTI

2 Gerakan janin / FMC (Fetal Movement Counting)
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).

3 Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”, atau hipoksia.
Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.

4 Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening. minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa. Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil merasakan sensai seperti tersentak- sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras.

5 c. minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi. d. Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.

6 Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
- kapan gerakan muncul - usia kandungan - Kadar glukosa - stimulus suara - status perilaku janin - penggunaan obat-obatan&kebiasaan merokok - hipoksia - polihidramnion - oligohidramnion

7 DJJ Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.

8 Dengan menggunakan doppler
1. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan 2. Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan sensor. 3. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin. 4. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volume. 5. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor.

9 Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :
a. Dari adanya detak jantung janin: 1. tanda pasti kehamilan 2. anak hidup b. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar: 1. presentasi anak 2. positio anak(kedudukan punggung) 3. sikap anak (habitus) 4. adanya anak kembar

10 Frekuensi Denyut Jantung
1. Bradikardi Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin. 2. Takikardia Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin. 3. Variabilitas Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.

11 Frekuensi Denyut Periodik
1. Akselerasi Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi denyut jantung janin yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin sehat. 2. Deselerasi Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal. Disebabkan oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk yang tidak menyenangkan.

12 Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
NO WAKTU JUMLAH PERHITUNGAN KETERANGAN 1 5 detik, 5 detik, 5 detik 11, 12, 11 4 ( ) = 136/menit. Teratur dan janin baik. 2 10, 14, 9 4 ( ) = 132/m Tak teratur dan janin asphyxia 3 8, 7, 8 4 ( ) = 92/m Tak teratur dan janin asphyxia.

13 Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin
Desir tali pusat Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas ketika diperksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak terdengar.

14 Desir uterus Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh- pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.

15 3. Suara akibat gerakan janin Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar. 4. Gerakan usus Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu.

16 Non Stress Test (NST) Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.

17 a.Tehnik pemeriksaan NST :
1.Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi. 2.Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).

18 3.Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
a. Menanyakan kepada pasien. b. Melakukan palpasi abdomen. c. Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).

19 5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
6. setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.

20 b. Interpretasi NST 1.Reaktif: a.Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm. b.Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara120 – 160 dpm. c.Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.

21 2.Non-reaktif: a.Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin. b.Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm). c.Variabilitas djj kurang dari 2 dpm. 3.Meragukan: a. Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm. b. Frekuensi dasar djj abnormal. c.Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.

22 Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

23 Amniosentesis A. PENGERTIAN
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus. Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis.

24 B. Pelaksanaan Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak dan ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu), dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik melalui pemeriksaan sitogenetik.

25 C. Komplikasi Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada janin, meliputi hal-hal berikut : Maternal : hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan isoimunisasi Rh maternal, infeksi, persalinan, abrupsio plasenta, kerusakan karena kurang hati-hati pada usus atau kandung kemih, embolisme cairan amnion. Janin : kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung akibat tertusuk jarum, aborsi atau persalinan prematur, kobocoran cairan amnion.

26 D. Peran Bidan Bidan perlu mengenal dan mengetahui cara pemantauan janin melalui pemeriksaan amniosintesis. Bidan perlu memberi penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan kepada klien, seperti informasi mengenai tujuan dan prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan amniosintesis, sehingga klien merasa tenang dengan adanya dukungan bidan. Selain itu bidan tidak hanya bekerja secara mandiri, namun bekerja dalam tim, sehingga bidan akan menemui pemeriksaan amniosintesis ini di lapangan.


Download ppt "PENGKAJIAN FETAL DEWI ARI SASANTI."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google