Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehTeguh Budiman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Kuliah Mandiri Pemetaan Geologi di Desa Tambaksari dan Desa Kedungbanteng Kecamatan Sumbermanijng Wetan dan sekitarnya pada Kabupaten Malang,Provinsi Jawa Timur. Dosen Pembimbing : Bpk. Handoko Teguh W. ST,M.Sc Nama : M Romi Syahrial NPM : Jurusan : Teknik Geologi
2
Pendahuluan Pemetaan Geologi dengan luas daerah penelitian 5 x 3,5 km² ini meliputi 2 desa yaitu Tambaksari dan Kedungbanteng. Kuliah Mandiri ini merupakan penerapan ilmu lapangan yang berguna bagi mahasiswa dan mahasiswi geologi khususnya. Dimana pada saat di lapangan melakukan pemetaan dengan metode surface mapping dan analisa laboratorium setelah pemetaan. > Rumusan Masalah Bagaimana tatanan geologi lokal pada daerah penelitian > Batasan Masalah Tatanan Geologi lokal pada daerah penelitian dengan daerah seluas 5 x 3,5 km²
3
Lokasi Daerah Penelitian Luas Wilayah : 5 x 3,5 km²
4
Metodologi Penelitian
metodologi penelitian yang dilakukan yaitu : pengambilan data lapangan dengan melakukan penelitian langsung di lapangan (surface mapping), mengambil foto singkapan batuan,foto vegetasi,penggunaan lahan,dan pengambilan contoh batuan (sampel)
5
FISIOGRAFI REGIONAL Menurut Van Bemmelen (1949), fisiografi Jawa Timur menjadi 7 Zona Fisiografi yang terdiri dari: 1. Dataran aluvial Utara Jawa 2. Perbukitan Rembang dan Madura 3. Depresi Randublatung 4. Perbukitan Kendeng 5. Dataran Tengah Jawa Timur 6. Gunungapi Tengah 7. Pegunungan Selatan
7
Geomorfologi Daerah Penelitian
Berdasarkan klasifikasi tingkat kelerengan (Van Zuidam,1985),daerah penelitian saya terbagi atas 2 satuan relief yaitu : 1. Subsatuan Cekungan Sungai (F1) Satuan : Cekungan sungai (River Bed). Sifat – sifat umumnya hampir datar, topografi tidak teratur dengan bermacam tertutup air dan mempunyai bagian erosi dan pengendapan yang berada di desa tambakasri. 2. Subsatuan Topografi Menggelombang (S3) Satuan : Topografi menggelombang – perbukitan dengan sistem drainase utama terkait pola kekar,sesar atau sekistositi. Sifat – sifat umumnya Lereng sedang – curam. Tersyayat/terajam sedang – kuat (rapat) yang berada di sekitar desa tambakasri dan desa kedungbanteng.
8
Foto Kenampakan Sub Satuan Cekungan (F1) dan Sub Satuan Topografi Menggelombang (S3) di daerah sekitar desa tambakasri dan desa kedungbanteng S3 F1
10
Pola Pengaliran Daerah Penelitian
Pada lokasi pemetaan saya terdapat dua tipe pola pengaliran,yaitu : Pola Aliran Sub Dendritik yang memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang), berlokasi di desa kedungbanteng. Pola Aliran Paralel merupakan pola aliran sejajar. Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk luruslurus mengikuti arah lereng dengan cabang,berlokasi di desa tambakasri.
11
Peta Geologi Regional Daerah Penelitian
12
Formasi Daerah Penelitian
>Formasi Mandalika (Tomm) Formasi ini berumur Oligosen Akhir hingga Miosen awal , terdiri dari lava andesit, basal, trakit, dasit dan breksi andesit. Formasi ini ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Wuni. >Anggota Tuff Formasi Mandalika (Tomt) Formasi ini terdiri dari tuf andesit, tuf liparit (riolit), tuf dasit dan breksi tuf yang berbatuapung. Batuannya berwarna aneka ragam dari abu- abu tua hingga putih kehijauan, tergantung tingkat ubahan hidrothermalnya. Lapuk dan batuan yang kurang terubah berwarna coklat kemerahan, dan yang terubah kuat berwarna abu - abu muda. >Endapan Rawa dan Sungai (Qas) Endapan rawa dan sungai ini termasuk endapan permukaan yang berumur kwarter, merupakan endapan yang paling muda di daerah pemetaan, yang berisi kerikil, pasir, lempung dan sisa tumbuhan.
13
Stratigrafi Daerah Penelitian
Stratigrafi daerah penelitian tersusun atas dua satuan batuan tidak resmi. Urutan stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri atas : 1. Satuan Breksi Vulkanik 2. Satuan Tuff 3. Batuan Intrusi 4. Satuan Endapan alluvial Sumber : Lembar Turen,Suyanto dkk 1992
15
STRUKTUR GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
Struktur yang terbentuk pada daerah penelitian adalah kekar gerus, kemudian dianalisa menggunakan diagram kipas.
16
SEJARAH GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
Pada saat itu daerah pemetaan berlingkungan daratan dan terjadi kegiatan magmatik yang menghasilkan endapan gunungapi bersusunan andesit – basal, breksi vulkanik, tuff yang diendapkan sebagai satuan breksi vulkanik di zaman tersier pada kala Oligosen Akhir – Miosen Awal. Kemudian pada kala Miosen awal – Miosen tengah diendapkannya batuan sedimen dan tuff sebagai satuan tuff yang diendapkan selaras dengan satuan breksi vulkanik. Arah jurus dari lapisan batuannya secara umum adalah Barat – Timur yang merupakan bagian dari struktur regional Pegunungan Selatan Pada akhir kegiatan magmatik disertai oleh terobosan (intrusi) lava andesit,yang diperkirakan terjadi pada akhir Oligosen Akhir . Akhirnya pada zaman kuarter pada kala holosen atau saat kini yang sedang berlangsung pengendapan aluvium yang menjadi satuan endapan aluvial.
17
POTENSI DAERAH PENELITIAN
Berdasarkan pengamatan di lapangan, potensi geologi yang terdapat pada Desa Tambakasri dan Desa Kedung banteng terdapat dua potensi, yaitu : Potensi geologi positif dan potensi geologi negatif. Potensi geologi positif merupakan segala aspek geologi pada permukaan bumi sebagai hasil dari proses geologi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Potensi geologi positif tersebut seperti adanya lahan yang cukup luas, mineral, batuan, dan air. Potensi geologi negatif merupakan segala aspek geologi yang terjadi dan menyebabkan kerugian bagi manusia yang berupa banjir, dan tanah longsor.
18
Kesimpulan Berdasarkan hasil pemetaan di desa tambakasri dan kedungbanteng,data-data geologi yang ada serta pembahasan pada slide slide sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.Geomorfologi daerah pemetaan,yaitu : a. (F1) Satuan : Cekungan sungai (River Bed). Sifat – sifat umumnya hampir datar, topografi tidak teratur dengan bermacam tertutup air dan mempunyai bagian erosi dan pengendapan. b. (S3) Satuan : Topografi menggelombang – perbukitan dengan sistem drainase utama terkait pola kekar,sesar atau sekistositi. Sifat – sifat umumnya Lereng sedang – curam. Tersyayat/terajam sedang – kuat (rapat) 2.Pola Aliran didaerah penelitian adalah : a. Pola pengaliran Paralel b. Pola pengaliran Dendritik 3.Stratigrafi daerah penelitian dari yang tua menuju yang muda adalah: a. Satuan Breksi Vulkanik berumur Oligosen Akhir – Miosen Awal dengan lingkungan pengendapan darat. Satuan ini diterobos oleh andesit. b. Satuan Tuff berumur Miosen Awal dengan lingkungan pengendapan darat. Satuan ini memiliki hubungan stratigrafi selaras dengan satuan breksi vulkanik dan diterobos oleh andesit. c. Satuan Endapan Alluvial berumur holosen dengan lingkungan pengendapan darat berupa material lepas berukuran pasir – bongkah. Satuan ini mempunyai hubungan stratigrafi tidak selaras dengan satuan tuff. 4.Struktur Geologi daerah penelitian : a. Kekar gerus dengan arah gaya dominan menuju ke arah Timur Laut
19
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.