Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PRAKTEK USAHA PERIKANAN
SEMINAR PROPOSAL PRAKTEK USAHA PERIKANAN Analisis Kelayakan Finansial Pada Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Secara Intensif di PT Permata Citra Nusa Probolinggo, Jawa Timur
2
Universitas Muhammadiyah Malang
Disampaikan Oleh Kelompok 1 Ghufron Affandy Abdul Latif Ahmad Wardi Nimas Marta A. Mazza Dibimbing oleh: Dr. Ir. David Hermawan, MP Riza Rahman Hakim, S.Pi, M.Sc Jurusan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang 2014
3
PENDAHULUAN
4
Latar Belakang Prospek cerah, segmentasi pasar terbuka luas Intensifikasi budidaya udang vannamei Dilakukan di PT Permata Citra Nusa Produk perikanan budidaya air payau yamg berkembang baik untuk budidaya adalah udang Memiliki nilai ekonomis tinggi Dapat dikembangkan melalui beberapa kegiatan usaha pembesaran Sektor perikanan budidaya ujung tombak produksi perikanan di Indonesia Produktivitas perikanan tangkap tidak dapat selalu diandalkan Pengengembangan perikanan budidaya memiliki potensi yang besar
5
Tujuan Praktek Usaha Perikanan (PUP)
Untuk mengetahui produktivitas udang vannamei dengan sistem budidaya secara intensif di PT Permata Citra Nusa Probolinggo, Jawa Timur Untuk mengetahui analisa usaha budidaya udang vannamei dengan sistem budidaya secara intensif di PT Permata Citra Nusa Probolinggo, Jawa Timur Mengetahui produktivitas udang vannamei dengan sistem budidaya secara intensif di PT Permata Citra Nusa Probolinggo, Jawa Timur Mengetahui analisa usaha budidaya udang vannamei dengan sistem budidaya secara intensif di PT Permata Citra Nusa Probolinggo, Jawa Timur MGS/MMT/HEDS
6
Sasaran PUP Meningkatkan kemampuan mahasiswa pada umumnya dalam melakukan kegiatan budidaya udang vannamei secara intensif Mampu menjadi contoh bagi masyarakat khususnya pembudidaya ikan atau udang dalam melakukan analisis kelayakan usaha dengan menghitung nilai NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period, BEP dan analisis keuntungan sehingga dapat mengetahui keberhasilan usahanya serta dapat meningkatkan produksi dan pendapatan yang berkelanjutan.
7
Luaran Yang Diharapkan
untuk mendapatkan hasil analisa usaha pada kegiatan budidaya udang vannamei secara intensif yang meliputi nilai NPV, Net B/C Ratio, IRR dan Payback Period, BEP dan analisis keuntungan serta melalui program Praktek Usaha Perikanan (PUP) ini diharapkan mampu membantu mahasiswa untuk berwirausaha dengan menghasilkan karya-karya yang lebih kreatif dan inovatif yang mampu diterapkan dalam masyarakat khususnya pembudidaya ikan maupun udang.
8
Struktur Organisasi
9
Kajian teori
10
Sistem Budidaya Udang Vannamei secara Intensif
Produksi udang di tambak dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi intensif. Sistem ini dilakukan dengan teknik yang canggih dan memerlukan masukan (input) biaya yang besar. Ciri – ciri dari sistem budidaya ini adalah memiliki petakan yang kecil berukuran 0,2 – 0,5 ha/petak dengan padat tebar yang cukup tinggi yaitu berkisar – ekor/ha (Suyanto, 2002).
11
Persyaratan Lokasi Aspek teknis Teknis Non Teknis
Terletak di daerah pantai Jenis tanah liat berpasir Memiliki sumber air tawar yang cukup Memiliki green belt berupa mangrove diantara lokasi tambak & pantai Dekat dengan produswn benih Dekat dengan sumber tenaga kerja Dekat sentra perekonomian Lokasi bisa dijangkau oleh saluran penerangan dan komunikasi (Haliman dan Adijaya, 2005)
12
Konstruksi Tambak Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tambak dilihat dari segi konstruksi, antara lain : petakan, kedalaman air, saluran air masuk dan saluran pembuangan (Haliman dan Adijaya, 2005). Bentuk petakan yang ideal adalah bujur sangkar. Ukuran panjang dan lebar disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Kedalaman air tambak yang baik untuk budidaya udang vannamei berkisar antara cm
13
Budidaya Udang Vannamei
Persiapan tambak Seleksi & Penebaran Benur Manajemen Pakan MKA Pemanenan
14
Persiapan Tambak Pengeringn bertujuan untuk mengoksidasi tanah dasar sehingga terjadi percepatan penguraian bahan organik dan menguapkan gas beracun dalam tanah Pengapuran Tujuan pengapuran yang diberikan pada dasar tambak adalah untuk meningkatkan nilai pH tanah dasar tambak. Jenis kapur yang digunakan adalah Ca(OH)2. Penggunaan kapur harus disesuaikan dengan kebutuhan, dosis yang tepat digunakan adalah 10-20g/m2. Kelebihan kalsium dari kapur akan dapat mengikat phospat (P2O5) sehingga akan mengurangi kesuburan plankton (Adiwidjaya, 2008; Supito, 2008; Sumantri, 2008). Pemupukan Tujuan utama pemupukan di kolam atau tambak adalah untuk menumbuhkan pakan alami yang berupa plankton, klekap, dan lumut Setelah dilakukan pemupukan diusahakan jangan mengganti air kolam dalam waktu 3-4 minggu, sebab kemungkinan dalam waktu tersebut, pupuk belum memproduksi pakan alami, karena pupuk bisa hanyut atau hilang saat penggantian air (Mahasri, 2009; Shofi, 2008; Amin, 2009).
15
Seleksi & Penebarab Benur
Seleksi benur Penebarab Benur Ketika Benih udang vannamei sampai dilokasi tambak dilakukan adaptasi suhu (aklimatisasi) dengan cara mengapungkan kantong pengangkutan benih pada air tambak Tebar benur dilakukan setelah air siap, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih cm Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru. uji visual seperti keseragaman ukuran, warna, gerakan lincah dan bersih patogen Ukuran benih yang baik diatas PL 12 Uji ketahanan benur dengan menggunakan larutan formalin dengan dosis 100 cc/lt yaitu dengan meletakkan sejumlah benur dalam wadah panci kemudian diaduk selam 1-3 menit Benur yang baik dan sehat akan tahan terhadap adukan dengan berenang melawan arus putaran air Uji PCR untuk mengetahui infeksi virus (Sumantri dkk, 2008)
16
Manajemen Pakan Pemeliharaan secara intensif pada prinsipnya hanya mengandalkan pakan buatan Manajemen pakan pada prinsipnya adalah memberikan pakan secara tepat sesuai kebutuhan udang untuk hidup dan tumbuh optimal Pemilihan jenis pakan harus disesuaikan dengan tingkatan umur dan berat udang Pemberian pakan baik jumlah maupun ukuran pakan harus dilakukan secara cermat dan tepat agar tidak mengalami kekurangan pakan (underfeeding) atau kelebihan pakan (over feeding)
17
Manajemen Kualitas Air
Kegiatan budidaya udang vannamei dengan metode intensif mengakibatkan udang yang dibudidayakan menjadi mudah stres karena padat tebar yang tinggi, penanganan, dan turunnya mutu kualitas air (Hendrajat et al., 2007). Parameter kualitas air media harus berada pada kondisi yang optimal. Parameter yang berpengaruh dalam budidaya tersebut adalah pH, oksigen terlarut,nitrat, amonia, bahan organik, suhu, salinitas, dan nitrit
18
Pemanenan . Pada pemeliharaan intensif udang dapat mencapai ukuran 350 mm pada udang windu dan 250 mm pada udang putih Cara pemanenan itu sendiri biasanya tergantung pada sistem tambaknya. Dalam tambak intensif pemanenan dilakukan setiap 4 bulan setelah penebaran benur, dengan jalan mengeringkan tambak melalui saluran buangan yang dipasangi pintu panen model monik (Darmono, 1993).
19
Aspek Finansial Modal Menurut Riyanto (1982) modal adalah semua bentuk yang dapat digunakan dalam proses produksi dan dihasilkan terlebih dahulu Modal dibagi menjadi dua kelompok, yaitu modal investasi atau tetap dan modal kerja
20
Biaya Menurut Winardi (1985) biaya adalah nilai uang dari alt-alat produksi yang dikorbankan dalam proses produksi Ada dua macam biaya, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap Biaya tetap adalah biaya yang sebagian atau seluruhnya tidak berubah dengan adanya perubahan volume produksi biaya tidak tetap, adalah biaya yang sebagian atau seluruhnya ikut berubah dengan adanya perubahan pada volume produksi
21
Menurut Kadariah (1988), rumus yang digunakan untuk membandingkan biaya dan manfaat (kriteria kelayakan investasi) yang dipakai dalam penilaian kelayakan suatu proyek adalah Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value) Rasio Manfaat Biaya Bersih (Net Benefit and Cost Rasio) Tingkat Pengembalian Investasi (Internal Rate of Return) Masa Pengembalian Investasi (Payback Period).
22
Analisis Laba Rugi Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu Laporan laba rugi akan memudahkan untuk menentukan besarnya aliran kas tahunan yang diperolah suatu perusahaan dan juga digunakan untuk menghitung jumlah penjualan minimum baik dari kuantitas atau pun nilai uang dari suatu aktifitas bisnis, nilai produksi atau penjualan tersebut merupakan titik impas (break even point).
23
Penerimaan / Pendapatan
Penerimaan / pendapatan sebuah rumah tangga usaha adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah produksi yang dihasilkan, pendapatan tersebut dibentuk dan diperoleh melalui pertukaran pada saat hasil produksi dipasarkan (Winardi, 1985). penerimaan pada usaha budidaya di tambak adalah hasil penjualan dari semua produksi yang dihasilkan tambak tersebut, dan dinyatakan dalam bentuk uang.
24
Analisis Sensivitas Menurut Nurmalina et al. (2009), analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat
25
rencana OPERASIONALISASI
26
Waktu dan Tempat Kegiatan Praktek Usaha Perikanan (PUP) ini dilaksanakan pada tanggal 15 November - 15 Desember 2014 Kegiatan Ptaktek Usaha Perikanan (PUP) ini bertempat di PT Permata Citra Nusa Probolinggo, Jawa Timur
27
Metode Pelaksanaan METODE SURVEY Observasi Studi Literatur Wawancara
Partisipasi Aktif Wawancara
28
Sumber Data Data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan responden menggunakan kuisioner dan pengamatan (observasi) langsung di lapangan. Data sekunder data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung dan telah dikumpulkan serta dilaporkan oleh orang di luar dari kegiatan itu sendiri (Nasution, 1990).
29
Rumus Perhitungan Analisa Usaha
Bt = Penerimaan total Ct = Biaya total i = interest rate Dengan kriteria: • Bila NPV ≥ 0, maka usaha tersebut layak dilaksanakan. • Bila NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan.
30
Internal Rate Of Return
Dimana: i1 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 Dengan kriteria: Bila IRR > tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut layak dilaksanakan. Bila IRR < tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan.
31
Payback Period (PP) Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga diperhitungkan untuk mengetahui berapa lama proyek/usaha yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Menurut Ibrahim (2009) secara singkat, formula untuk menghitung PP yaitu:
32
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah didiscount positif (+) dengan net benefit yang telah didiscount negatif (-). Menurut Ibrahim (2009) secara singkat, formula untuk menghitung B/C yaitu: Dimana: NB = Net benefit Dengan kriteria: • Bila Net B/C > 1, maka usaha tersebut layak dilaksanakan. • Bila Net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan
33
Break Event Point (BEP)
Sutiyoso (2004), menjelaskan bahwa Break Event Point (BEP) merupakan titik impas karena pada titik tersebut usaha tidak memeperoleh keuntungan dan tidak pula rugi. Ada dua cara perhitungan BEP, yaitu BEP harga dan BEP produksi
34
Analisis Keuntungan Analisis keuntungan usaha digunakan untuk mengetahui komponen-komponen input dan output yang terlibat dalam usaha dan besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan (Sugiarto, 2000; Umar, 2001). Secara matematis analisis keuntungan usaha dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan π = Keuntungan TR = Total revenue TC = Total Cost
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.